(mungkin belum ada yang membaca)
PENGANTAR 

 

Firman Allah :

"Karena sesungguhnya TUGASMU HANYA 

MENYAMPAIKAN saja, sedang Kamilah yang 

menghisab amalan mereka." (ar-Rad:40)



Dari Said bin Jubair r.a. katanya:

"Telah berkata Ibnu Abbas kepadaku: "Apakah engkau

sudah kawin?" Saya menjawab "belum". 

Ibnu Abbas berkata: "kawinlah, karena sesungguhnya 

sebaik-baik umat ini adalah yang paling banyak istrinya."

(HR. Bukhari)

 

Barang Siapa yang mentaati  Rasul (sunnah rasul), maka 

sesungguhnya ia telah mentaati Allah. (QS.An-Nisa:80)

 

Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu,

maka barang siapa yang ingin hendaklah dia beriman, dan

barang siapa yang ingin BIARLAH dia kafir....

(QS. Al-Kahfi): 29)

 

Hadits:

....siapa yang membenci SUNNAHKU, dia BUKAN 

golonganku.(al-Hadits)

-----------------------------------------------------------------------------------------



Firman Allah:

 

Apabila kamu khawatir tidak dapat berlaku adil terhadap anak-anak yatim, 

maka nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai sebanyak dua, tiga, 

atau empat. Jika kamu khawatir tidak dapat berbuat adil, maka nikahilah 

seorang saja atau budak yang kamu miliki. Hal itu lebih dekat untuk tidak 

berbuat aniaya.

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istrimu

walaupun kamu sangat menginginkannya. Maka janganlah kamu terlalu

cenderung kepada salah satu sehingga kamu membiarkan yang lain terkatung

-katung. Jika kamu berlaku baik dan memelihara diri, maka sesungguhnya

Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

(QS. An-Nisa: 3 &129)

 




TAFSIR AYAT!

 

Imam Bukhari meriwayatkan dari Urwah bin Zubair bahwa Urwah bertanya

Kepada Aisyah ihwal firman: 

 

"jka kamu khawatir tidak dapat berbuat adil terhadap anak yatim."

 

Maka Aisyah berkata: "Wahai puta saudaraku, wanita yatim ini berada dalam

perlindungan wali. Wanita yatim (tersebut) menggabungkan hartanya dengan

harta walinya. Lalu si wali terpesona oleh kecantikan dan hartanya,

kemudian dia (si-wali) hendak menikahinya tanpa mau berlaku (adil)

dalam masalah mahar; (yaitu) tidak (mau) memberi mahar, seperti lazim(nya)

diberikan kepada wanita lain (yang dinikahi). (maka) Para wali dilarang

menikahi wanita yatim kecuali berlaku adil terhadapnya dan memberi mereka 

mahar yang lazim pada saat usia dewasa.

 

Firman Allah:

"maka nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai sebanyak dua, tiga, 

atau empat."

 

(ayat ini dijadikan dasar oleh ulama, bahwa TAADUD (berpoligami)

adalah memang merupakan dasar (perintah) bagi lelaki memiliki istri)

 

Firman Allah:

"jika kamu khawatir tidak dapat berbuat adil, maka nikahilah 

seorang saja."

 

(oleh ulama ayat ini dijelaskan bahwa bila kamu pengecut, maka nikahilah

seorang saja)

 

Firman Allah:

"dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-

istrimu walaupun kamu sangat menginginkannya."

 

Penjelasan ayat dengan hadits:

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Ayat:

"dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil.", diturunkan

berhubungan dengan Aisyah (istri Nabi s.a.w.). Maksud (ayat tersebut)

bahwa Nabi s.a.w. adalah (hatinya) lebih mencintainya (Aisyah) dari

pada terhadap istri-istri yang lain (meski secara lahir mereka mendapat

giliran yang sama), sebagaimana hal itu dikatakan dalam sebuah hadits

yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan para penyusun sunan dari

Aisyah r.a., dia berkata: "Adalah Rasulullah s.a.w. memberi giliran bagi

istri-istrinya secara adil, kemudian Beliau s.a.w. bersabda: "Ya Allah

inilah pembagian terhadap apa yang kumiliki, maka jangan Engkau

mencelaku terhadap apa yang Engkau miliki dan tidak kumiliki",

maksudnya hati."

 

Firman Allah:

"jika kamu berlaku baik dan memelihara diri, maka sesungguhnya

Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Yakni, jika kamu memperbaiki persoalan-persoalanmu, membagikan apa

yang kamu miliki dengan adil, dan bertakwa kepada Allah dalam berbagai 

kondisi, maka Allah akan MENGAMPUNI (dari khilaf) kecenderunganmu 

kepada istri yang satu tanpa kepada istri lainnya.

 

Sumber: TAFSIR Ibnu KATSIR

 

 

 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke