[media-dakwah] surat untuk A.A. GYM.. soal Iklan Subsidi BBM

2005-10-10 Thread Hari Ribowo
Assalamu'alaikum w.w.

Teman2, ini ada surat yang bagus sekali untuk A'a Gym.
Bolehlah dibaca dan direnungkan sambil menunggu
maghrib atau bahkan shubuh sekalipun. 
Wassalam,
hari ribowo


Subject: Surat Terbuka: Untuk Aa Gym

Yth KH Abdullah Gymnastiar.
Bismillâhirrahmânirrahîm

Assalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh,

Bagaimana kabarnya Aa? Semoga Aa dan keluarga dalam
keadaan sehat wal afiat, dan tidak ikut mengantri
minyak tanah ataupun premium apalagi pertamax, seperti
rakyat kebanyakan.

Aa yang dimuliakan Allah,

Saya termasuk orang yang sering menikmati ceramah Aa.
Di televisi, radio ataupun rekamannya. Tulisan-tulisan
Aa juga sering saya baca. Ceramah Aa itu ringan, enak
disimak dan menyejukkan. Sampai-sampai banyak kaum
non-muslim yang juga ikut mengagumi Aa. Bahkan
teman-teman di Jaringan Islam Liberal juga menjadikan
dakwah Aa sebagai teladan. Kata mereka, dakwah Aa
sejuk tidak 'brangasan' seperti FPI ataupun MUI yang
mengeluarkan fatwa yang membakar jenggot mereka. Aa
memang bisa merangkul banyak kalangan.

Tapi beberapa hari ini saya bingung dengan sikap Aa.
Itu terjadi setelah saya menyimak sebuah iklan layanan
masyarakat (?) tentang BBM -mungkin tepatnya layanan
pemerintah- yang memakai Aa sebagai narasumber. Di
tengah gejolak menolak kenaikan harga BBM, Aa meminta
rakyat tetap bersabar dan mau berkorban. Mungkin Aa
mau bercerita behind the scene, apakah naskah yang Aa
baca itu pesanan pemerintah, atau Aa sendiri memang
menyampaikannya dari lubuk hati Aa yang paling dalam?

Terus terang iklan itu buat saya jadi tidak
menyejukkan. Iklan itu terlalu menyederhanakan
masalah; apa iya kenaikan BBM cukup dihadapi dengan
bersabar? Saya percaya Aa juga ikut menyimak dari
koran dan televisi ihwal kesusahan rakyat akibat
kenaikkan BBM. Sebelum BBM naik saja, rakyat sudah
menderita. Ibu-ibu mengantri berjam-jam hanya untuk
bisa membeli 5 liter minyak tanah. Tetangga saya,
seorang pedagang pecel dan gorengan, harus berkeliling
ke beberapa RW, menggapai dari pengecer ke pengecer
untuk mendapatkan satu jerigen saja untuk keperluan
dagang. Ketika ada harganya pun sudah 2 ribu rupiah
perliter. Ia terpaksa membeli, kalau tidak berarti tak
ada dagangan dan tak ada pemasukan.

Aa yang budiman,

Saya juga percaya Aa tahu bahwa kalau harga BBM naik
itu berarti mendongkrak harga barang-barang yang lain.
Tarif angkutan sudah pasti naik.
Tidak tanggung-tanggung, ORGANDA minta menaikkan
tarifnya 40 persen.
Ongkos angkot yang jarak dekat, semula Rp 1200,-
menjadi Rp 1700,-. Beras, misalnya, sudah melejit jauh
sebelum pengumuman kenaikan BBM. Belum lagi listrik.
Mungkin Aa baca kalau tahun depan PLN sudah akan
menaikkan tarif listrik secara berkala. Itu semua
berarti pengeluaran tambahan, sementara pendapatan
rakyat belum tentu bertambah. Artinya, jumlah orang
miskin akan terus bertambah. Seperti kata Pak Alwi
Shihab, Menko Kesra RI, jumlah orang miskin bertambah
10-15%.

Sementara itu dana kompensasi BBM yang dikucurkan
pemerintah Aa tahu sendiri kan, gimana jadinya?
Sudahlah tak memadai juga tidak menjangkau semua orang
fakir miskin. Saya bingung, bagaimana satu keluarga
bisa hidup dengan tambahan uang sebesar 100 ribu
rupiah perbulan? Sekedar cerita, ada tetangga saya
yang benar-benar mengandalkan hidup dari dana
kompensasi itu karena suaminya sudah tak bekerja lagi.
Kalau dihitung-hitung, berarti keluarga itu harus
hidup dengan uang sebesar 3 ribu rupiah perhari.
Itu sama dengan satu kali jatah makan saya di warteg
yang sederhana.
Menunya nasi sepiring, 2 potong tahu, sayur, dan 2
potong gorengan. Kalau di Dapur Teteh entah bisa
dibelikan apa uang sebesar itu.

Aa juga tahu kan anak-anak harus sekolah. Karena
muslim tak boleh bodoh dan malas. Tapi bagaimana bisa
menyekolahkan anaknya kalau uang tak ada?
Dana BOS dari pemerintah hanya cukup dipakai membayar
SPP. Lalu bagaimana dengan seragam sekolah, alat-alat
tulis, tas, dan buku-buku pelajaran. Itu susah untuk
terbeli. Aa juga pasti tahu kan kalau para guru rajin
betul menjual aneka buku pelajaran kepada para murid.
Alasannya untuk menambah kesejahteraan mereka.

Belum lagi kalau sakit, A, berat. Memang ada jaminan
kesehatan bagi keluarga miskin. Tapi bagaimana kalau
yang sakit parah, harus opname, obat-obatnya mahal.
Apakah ada jaminan dari pemerintah? Bagaimana juga
kalau yang sakit adalah tulang punggung keluarganya,
sang ayah? Siapa
yang harus mencari nafkah dan siapa yang harus
menemani sang ayah di rumah sakit?

Saya bersyukur Allah masih berkenan memberi saya
kecukupan rizki, sama seperti kepada Aa (malah mungkin
rizki Aa lebih baik dari saya).
Ketika BBM dan segala lainnya naik, saya berusaha
bersabar dan hidup (makin) berhemat.
Tapi buat tetangga-tetangga saya yang miskin, mereka
bingung A, apa yang mau dihemat?

Maka apa cukup menghadapi kenaikan BBM dengan
bersabar, A? Bukankah rakyat harus tahu kenapa kita
yang katanya kaya minyak kok harus menjual BBM dengan
harga mahal? Kenapa juga kaya minyak kok harus
mengimpor minyak?
Dulu sewaktu Pertamina

Re: [media-dakwah] surat untuk A.A. GYM.. soal Iklan Subsidi BBM

2005-10-10 Thread Christin

Surat nya bagus banget.
kira-2 A'a Gym udah baca blom ya?
klo udah, tanggapannya apa?
kasih tau dong.
thx




   
  Hari Ribowo   
   
  <[EMAIL PROTECTED]To:   media da'wah 
   
  o.com>   cc:  
   
  Sent by: Subject:  [media-dakwah] surat 
untuk A.A. GYM.. soal Iklan Subsidi BBM  
  [EMAIL PROTECTED] 
   
  ogroups.com   
   

   

   
  10/10/05 15:19
   

   

   




Assalamu'alaikum w.w.

Teman2, ini ada surat yang bagus sekali untuk A'a Gym.
Bolehlah dibaca dan direnungkan sambil menunggu
maghrib atau bahkan shubuh sekalipun.
Wassalam,
hari ribowo


Subject: Surat Terbuka: Untuk Aa Gym

Yth KH Abdullah Gymnastiar.
Bismillâhirrahmânirrahîm

Assalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh,

Bagaimana kabarnya Aa? Semoga Aa dan keluarga dalam
keadaan sehat wal afiat, dan tidak ikut mengantri
minyak tanah ataupun premium apalagi pertamax, seperti
rakyat kebanyakan.

Aa yang dimuliakan Allah,

Saya termasuk orang yang sering menikmati ceramah Aa.
Di televisi, radio ataupun rekamannya. Tulisan-tulisan
Aa juga sering saya baca. Ceramah Aa itu ringan, enak
disimak dan menyejukkan. Sampai-sampai banyak kaum
non-muslim yang juga ikut mengagumi Aa. Bahkan
teman-teman di Jaringan Islam Liberal juga menjadikan
dakwah Aa sebagai teladan. Kata mereka, dakwah Aa
sejuk tidak 'brangasan' seperti FPI ataupun MUI yang
mengeluarkan fatwa yang membakar jenggot mereka. Aa
memang bisa merangkul banyak kalangan.

Tapi beberapa hari ini saya bingung dengan sikap Aa.
Itu terjadi setelah saya menyimak sebuah iklan layanan
masyarakat (?) tentang BBM -mungkin tepatnya layanan
pemerintah- yang memakai Aa sebagai narasumber. Di
tengah gejolak menolak kenaikan harga BBM, Aa meminta
rakyat tetap bersabar dan mau berkorban. Mungkin Aa
mau bercerita behind the scene, apakah naskah yang Aa
baca itu pesanan pemerintah, atau Aa sendiri memang
menyampaikannya dari lubuk hati Aa yang paling dalam?

Terus terang iklan itu buat saya jadi tidak
menyejukkan. Iklan itu terlalu menyederhanakan
masalah; apa iya kenaikan BBM cukup dihadapi dengan
bersabar? Saya percaya Aa juga ikut menyimak dari
koran dan televisi ihwal kesusahan rakyat akibat
kenaikkan BBM. Sebelum BBM naik saja, rakyat sudah
menderita. Ibu-ibu mengantri berjam-jam hanya untuk
bisa membeli 5 liter minyak tanah. Tetangga saya,
seorang pedagang pecel dan gorengan, harus berkeliling
ke beberapa RW, menggapai dari pengecer ke pengecer
untuk mendapatkan satu jerigen saja untuk keperluan
dagang. Ketika ada harganya pun sudah 2 ribu rupiah
perliter. Ia terpaksa membeli, kalau tidak berarti tak
ada dagangan dan tak ada pemasukan.

Aa yang budiman,

Saya juga percaya Aa tahu bahwa kalau harga BBM naik
itu berarti mendongkrak harga barang-barang yang lain.
Tarif angkutan sudah pasti naik.
Tidak tanggung-tanggung, ORGANDA minta menaikkan
tarifnya 40 persen.
Ongkos angkot yang jarak dekat, semula Rp 1200,-
menjadi Rp 1700,-. Beras, misalnya, sudah melejit jauh
sebelum pengumuman kenaikan BBM. Belum lagi listrik.
Mungkin Aa baca kalau tahun depan PLN sudah akan
menaikkan tarif listrik secara berkala. Itu semua
berarti pengeluaran tambahan, sementara pendapatan
rakyat belum tentu bertambah. Artinya, jumlah orang
miskin akan terus bertambah. Seperti kata Pak Alwi
Shihab, Menko Kesra RI, jumlah orang miskin bertambah
10-15%.

Sementara itu dana kompensasi BBM yang dikucurkan
pemerintah Aa tahu sendiri kan, gimana jadinya?
Sudahlah tak memadai juga tidak menjangkau semua orang
fakir miskin. Saya bingung, bagaimana satu keluarga
bisa hidup dengan tambahan uang sebesar 100 ribu
rupiah perbulan? Sekedar cerita, ada tetangga

Re: [media-dakwah] surat untuk A.A. GYM.. soal Iklan Subsidi BBM

2005-10-10 Thread MDS.Ryan HS
 
Semoga pernyataan ini mengakhiri semua polemik...
Mohon Semuanya menggunakan akal sehat dalam mencermati hal ini
 
 
Dicopy paste dari [KNR] Fw: [daarut-tauhiid] Tanggapan Aa Gym Tentang Protes 
Iklan BBM
 
-
PERNYATAAN RESMI KH. ABDULLAH GYMNASTIAR
MENGENAI IKLAN KENAIKAN HARGA BBM
Melalui telepon dari Mekkah, 7 Oktober 2005 Pukul 05.30 
WIB



1. Aa sangat berterima kasih kepada semua pihak yang 
memberikan saran, informasi, kritik ataupun termasuk yang 
memberikan somasi, karena yakin semua ini dilandasi niat 
baik untuk kemaslahatan bersama.

2. Aa sebagai seorang rakyat yang sangat rindu melihat 
bangsa ini akur, bersatu menghadapi masalah, – perlu 
digarisbawahi – bahwa tidak ada niat dan kesepakatan untuk 
menjadi corong pihak manapun berkaitan dengan kenaikan 
BBM, baik untuk yang pro maupun yang kontra, posisi Aa 
tidak dalam keadaan dukung-mendukung pro dan kontra, 
melainkan posisinya mengajak seluruh lapisan masyarakat 
dalam menghadapi krisis ini bersatu-padu mencari solusi 
terbaik walaupun ada perbedaan. Kita hadapi persoalan ini 
dengan penuh kesabaran dan ketawakalan serta keikhlasan 
menjalani ujian, – karena tidak hanya negeri kita saja –, 
sehingga kita mendapat pertolongan Allah. Jadi kalau 
dikatakan Aa bagian corong dari Pemerintah untuk 
mensosialisasikan kenaikan BBM, sama sekali tidak benar, 
tidak ada niatan atau kesepakatan untuk melakukan hal itu. 
Dari awal iklan layanan masyarakat itu semata-mata dibuat 
untuk membantu masyarakat agar tetap terkendali dan 
bersatu.

3. Aa sangat prihatin sesudah mendengar informasi serta 
adanya persepsi yang tidak sesuai dengan harapan, yaitu 
dianggap menjadi perpanjangan tangan dalam 
mensosialisasikan kenaikan BBM. Hal ini membuat – sejak 
ada pertama informasi ini – langsung kepada pihak 
Production House (PH) untuk mengevaluasi keberadaan iklan 
tersebut dan berulang kali meminta agar tayangan itu 
dihentikan dan diganti sehingga tidak menimbulkan salah 
persepsi.

4. Alhamdulillah, mudah-mudahan secepatnya tayangan yang 
bisa menimbulakan persepsi yang berbeda itu dihentikan 
karena akan kontra-produktif dan silahkan andai kata 
pemerintah mau membuat tayangan lain yang sesuai dan tidak 
menimbulkan pro-kontra.

5. Aa sangat berterimakasih kepada seluruh lapisan 
masyarakat yang bersikap arif dan bijak, sehingga 
persoalan ini menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita 
semua. Betapa niat baik saja tidak cukup, harus disertai 
juga dengan upaya-upaya yang tepat sehingga niat bisa 
sesuai sasaran.



Bandung, 7 Oktober 2005



Humas Daarut Tauhiid Bandung




Hari Ribowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamu'alaikum w.w.

Teman2, ini ada surat yang bagus sekali untuk A'a Gym.
Bolehlah dibaca dan direnungkan sambil menunggu
maghrib atau bahkan shubuh sekalipun. 
Wassalam,
hari ribowo


Subject: Surat Terbuka: Untuk Aa Gym

Yth KH Abdullah Gymnastiar.
Bismillâhirrahmânirrahîm

Assalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh,

Bagaimana kabarnya Aa? Semoga Aa dan keluarga dalam
keadaan sehat wal afiat, dan tidak ikut mengantri
minyak tanah ataupun premium apalagi pertamax, seperti
rakyat kebanyakan.

Aa yang dimuliakan Allah,

Saya termasuk orang yang sering menikmati ceramah Aa.
Di televisi, radio ataupun rekamannya. Tulisan-tulisan
Aa juga sering saya baca. Ceramah Aa itu ringan, enak
disimak dan menyejukkan. Sampai-sampai banyak kaum
non-muslim yang juga ikut mengagumi Aa. Bahkan
teman-teman di Jaringan Islam Liberal juga menjadikan
dakwah Aa sebagai teladan. Kata mereka, dakwah Aa
sejuk tidak 'brangasan' seperti FPI ataupun MUI yang
mengeluarkan fatwa yang membakar jenggot mereka. Aa
memang bisa merangkul banyak kalangan.

Tapi beberapa hari ini saya bingung dengan sikap Aa.
Itu terjadi setelah saya menyimak sebuah iklan layanan
masyarakat (?) tentang BBM -mungkin tepatnya layanan
pemerintah- yang memakai Aa sebagai narasumber. Di
tengah gejolak menolak kenaikan harga BBM, Aa meminta
rakyat tetap bersabar dan mau berkorban. Mungkin Aa
mau bercerita behind the scene, apakah naskah yang Aa
baca itu pesanan pemerintah, atau Aa sendiri memang
menyampaikannya dari lubuk hati Aa yang paling dalam?

Terus terang iklan itu buat saya jadi tidak
menyejukkan. Iklan itu terlalu menyederhanakan
masalah; apa iya kenaikan BBM cukup dihadapi dengan
bersabar? Saya percaya Aa juga ikut menyimak dari
koran dan televisi ihwal kesusahan rakyat akibat
kenaikkan BBM. Sebelum BBM naik saja, rakyat sudah
menderita. Ibu-ibu mengantri berjam-jam hanya untuk
bisa membeli 5 liter minyak tanah. Tetangga saya,
seorang pedagang pecel dan gorengan, harus berkeliling
ke beberapa RW, menggapai dari pengecer ke pengecer
untuk mendapatkan satu jerigen saja untuk keperluan
dagang. Ketika ada harganya pun sudah 2 ribu rupiah
perliter. Ia terpaksa membeli, kalau tidak berarti tak
ada dagangan dan t