RE: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal
Assalamualaikum Wr. Wb. Saya setuju pendapat Saudari Roosdiana, kalau menyangkut akidah kita harus tegas menyatakan tidak dalam bertindak, lemahnya kita terutama bangsa Indonesia telalu banyak toleransi,basa basi sehingga bayak yang haram menjadi makruh, yang makruh menjadi halal. Memang kalau semua dicari-cari alasannya atau berdalil (budaya, kultur, kebiasaan) seolah-olah semuanya benar sehingga mengenyampingkan Al-Quran dan Hadist. Wassalamualaikum Wr. Wb. Tk/Arasyid -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Roosdiana Sent: Monday, 04 September 2006 11:48 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal Assalamualaikum, Saudaraku Aisah, Milis ini adalah milis media dakwah. Dalam milis ini saya harapkan anggotanya adalah kaum muslim yang ingin belajar Islam dengan benar. Saya juga seorang muslimah. Dalam kehidupan sehari-hari, saya selalu berusaha bergaul dengan orang-orang non muslim dengan baik. Saya tidak pernah mengganggu peribadatan mereka dan menghormati kepercayaan yang mereka anut. Dengan demikian saya berharap rekan-rekan non muslim juga menghormati kepercayaan yang saya anut. Begitulah yang saya yakini menjadi ajaran agama kita: saling hormat menghormati antar umat beragama. Nah, jika rekan-rekan non muslim ingin memberi ucapan selamat hari raya kepada saya, tentu saya terima dengan penuh hormat dan terima kasih. Tetapi bukan berarti saya juga harus mengucapkan selamat natal kepada kaum nasrani jika hal itu bertentangan dengan keimanan saya, bukan? Toleransi tidak berarti kita harus mengikuti ritual agama orang lain. Saya melihat banyak rekan non muslim ikut berjilbab dalam pertemuan agama mereka, ikut beribadat yang mirip shalat kita, ikut membuat kaligrafi seperti kaligrafi kita, ikut menambah-nambahi kitab suci kita. Saya tidak menghormati perilaku tersebut, karena itu saya juga tidak akan meniru-niru ritual mereka. Wassalam, Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Aisah Pane Sent: Monday, September 04, 2006 1:00 PM To: Roosdiana; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal Ass. Wr. wb, Kalau begini caranya agama kita adalah yg paling tidak toleran, apa betul Allah menghendaki kita ter-pecah2... ? Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal
Assalamualaikum, Saudaraku Aisah, Milis ini adalah milis media dakwah. Dalam milis ini saya harapkan anggotanya adalah kaum muslim yang ingin belajar Islam dengan benar. Saya juga seorang muslimah. Dalam kehidupan sehari-hari, saya selalu berusaha bergaul dengan orang-orang non muslim dengan baik. Saya tidak pernah mengganggu peribadatan mereka dan menghormati kepercayaan yang mereka anut. Dengan demikian saya berharap rekan-rekan non muslim juga menghormati kepercayaan yang saya anut. Begitulah yang saya yakini menjadi ajaran agama kita: saling hormat menghormati antar umat beragama. Nah, jika rekan-rekan non muslim ingin memberi ucapan selamat hari raya kepada saya, tentu saya terima dengan penuh hormat dan terima kasih. Tetapi bukan berarti saya juga harus mengucapkan selamat natal kepada kaum nasrani jika hal itu bertentangan dengan keimanan saya, bukan? Toleransi tidak berarti kita harus mengikuti ritual agama orang lain. Saya melihat banyak rekan non muslim ikut berjilbab dalam pertemuan agama mereka, ikut beribadat yang mirip shalat kita, ikut membuat kaligrafi seperti kaligrafi kita, ikut menambah-nambahi kitab suci kita. Saya tidak menghormati perilaku tersebut, karena itu saya juga tidak akan meniru-niru ritual mereka. Wassalam, Roosdiana -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Aisah Pane Sent: Monday, September 04, 2006 1:00 PM To: Roosdiana; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal Ass. Wr. wb, Kalau begini caranya agama kita adalah yg paling tidak toleran, apa betul Allah menghendaki kita ter-pecah2... ? Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal
Toleransi tidak selamanya harus di wujudkan dengan ucapan selamat. Umat Islam, khususnya di Indonesia ini adalah ummat yang toleran, buktinya, semuanya perayaan Agama yang minoritas. (Nasrani, Budha, Hindu)di tetapkan sebagai hari libur.Lain cerita Kalo ummant Muslim yang minoritas, contohnya di Eropa, apakah di sana Hari Raya Idul Fitri & Adha ditetapkan sebagai hari libur?. Bahkan di Perancis, yang jumlah pemeluk Islamnnya terbanyak kedua setelah Nasrani, pake jilbab aja ngga boleh . Wassalam Hasan -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Aisah Pane Sent: Monday, September 04, 2006 1:00 PM To: Roosdiana; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal Ass. Wr. wb, Kalau begini caranya agama kita adalah yg paling tidak toleran, apa betul Allah menghendaki kita ter-pecah2... ? Mari kita lihat saudara kita yg berpendapat mengenai kaum Nasrani dan gerejanya di Indonesia. Mungkin lebih sejuk, indah dan damai. Moeslim Abdurrahman: Islam Diajar untuk Membela Rumah Ibadah Orang Lain JAKARTA - Kontroversi SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No.1/1969 berikut rencana revisi mengundang kontroversi baru. Menurut Moeslim Abdurrahman, salah seorang pimpinan organisasi Islam Muhammadiyah, dalam kaitan SKB dan penutupan gereja belakangan ini, negara justru telah melanggar tatanan kerukunan umat. Baginya, SKB Dua Menteri itu harus dicabut, bukan malah direvisi. Berikut petikan wawancara wartawan SH, Web Warouw dengan Moeslim Abdurrahman: Komentar Anda dengan revisi SKB itu? SKB itu seharusnya dicabut bukannya direvisi. Kita tidak membutuhkan SKB karena sudah ada hukum yang lebih umum yang mengatur. Kekerasan dan penutupan rumah ibadah secara paksa bisa dimasukkan dalam pelanggaran KUHP. Penyalahgunaan izin gedung dan tempat tinggal juga sudah ada hukum yang mengatur. SKB atau yang kini akan diubah menjadi Peraturan Bersama Dua Menteri itu justru membuat kacau sistim hukum dan tatanan masyarakat. Orang mendirikan rumah ibadah karena butuh beribadah pada Tuhan, koq malahan dipersulit dan tidak diberikan izin. Sebagian masyarakat mengeluhkan umat Kristen yang minoritas di tempat tinggalnya tapi mau mendirikan gereja? Ibadah itu ‘kan kebutuhan masing-masing orang walaupun dia minoritas. Apakah karena minoritas maka dia harus beribadah diam-diam dan tidak boleh berkumpul atau mendirikan gereja. Tidak ada alasan melarangnya mendirikan rumah ibadah karena minoritas. Sama saja jika hanya ada tiga kelurga Muslim di daerah Kristen di Kupang atau Minahasa dan ingin mendirikan masjid untuk beribadah, apakah kita senang kalau dipersulit. Seharusnya kita yang mayoritas membantu membangun dan melindungi rumah ibadah. Bukan saling menghalangi. Rasulluloh saja satu waktu di zamannya pernah diberikan tempat untuk salat di sebuah gereja. Semua orang Islam tahu hal ini, jangan ditutup-tutupilah!. Mengapa kebencian yang muncul? Prinsipnya, orang yang bertuhan, terutama Islam hukumnya wajib untuk memberi tempat ibadah orang dari agama lain. Bahkan Islam mengajarkan kita untuk membela rumah ibadah orang lain jika mengalami kekerasan. Orang Islam yang mati karena membela rumah ibadah orang lain Itu mati sahid. Saat ini kita ini seperti rebutan penumpang bis. Seharusnya kita saling membuktikan ajaran agama yang memuliakan Tuhan dan manusia ciptaannya yang menyembah Tuhan. Semua agama seharusnya mendewasakan umatnya, bukan membangun identitasnya sendiri. Salah satu latar belakang orang membutuhkan SKB adalah ketakutan pada Kristenisasi? Upaya Kristenisasi dan Islamisasi memang terjadi di mana-mana, bukan hanya di Indonesia. Kita harus jujur akan hal ini. Sepanjang bukan dengan pemaksaan ini tidak mengapa. Kristen dan Islam sama sama berwatak misi atau dakwah, jangan dipungkiri. Kalau orang pindah agama karena pilihannya sendiri kenapa kita kuatir. Justru kita harus introspeksi kenapa orang keluar dari agama kita. Sebaliknya dakwah atau misi dengan cara kasar dan menjebak sudah bukan zamannya lagi. Di negara demokratis semua orang boleh mengemukakan pikiran dan keyakinannya secara terbuka. Kalau semua orang mematuhi hukum maka tidak akan ada paksaan dan penipuan. Tampaknya pemerintah kurang paham dalam soal ini? Memang! Seharusnya negara jangan digunakan untuk memaksa orang untuk menjalankan agama. Masakan lewat negera diwajibkan perempuan berjilbab. Orang berjilbab seharusnya karena kecintaannya pada ajaran agama dan Tuhannya. Kalau agama masing-masing menyentuh hati orang maka ajaran setiap agama akan dituruti. Sehingga orang takut pada Tuhan bukan pada negara. Saat ini negara justru dipakai untuk mengatur kerukunan antar umat. Kerukunan adalah sikap tidak bisa diatur oleh undang-undang. Itu adalah tanggung jawab agama. Kalau merugikan orang lain itu jelas melanggar aturan negara. Kalau orang pindah agama, itu sudah urusan Tuhan, b
Balasan: FW: Balasan: RE: [media-dakwah] mengucapkan selamat natal
Ass. Wr. wb, Kalau begini caranya agama kita adalah yg paling tidak toleran, apa betul Allah menghendaki kita ter-pecah2... ? Mari kita lihat saudara kita yg berpendapat mengenai kaum Nasrani dan gerejanya di Indonesia. Mungkin lebih sejuk, indah dan damai. Moeslim Abdurrahman: Islam Diajar untuk Membela Rumah Ibadah Orang Lain JAKARTA - Kontroversi SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No.1/1969 berikut rencana revisi mengundang kontroversi baru. Menurut Moeslim Abdurrahman, salah seorang pimpinan organisasi Islam Muhammadiyah, dalam kaitan SKB dan penutupan gereja belakangan ini, negara justru telah melanggar tatanan kerukunan umat. Baginya, SKB Dua Menteri itu harus dicabut, bukan malah direvisi. Berikut petikan wawancara wartawan SH, Web Warouw dengan Moeslim Abdurrahman: Komentar Anda dengan revisi SKB itu? SKB itu seharusnya dicabut bukannya direvisi. Kita tidak membutuhkan SKB karena sudah ada hukum yang lebih umum yang mengatur. Kekerasan dan penutupan rumah ibadah secara paksa bisa dimasukkan dalam pelanggaran KUHP. Penyalahgunaan izin gedung dan tempat tinggal juga sudah ada hukum yang mengatur. SKB atau yang kini akan diubah menjadi Peraturan Bersama Dua Menteri itu justru membuat kacau sistim hukum dan tatanan masyarakat. Orang mendirikan rumah ibadah karena butuh beribadah pada Tuhan, koq malahan dipersulit dan tidak diberikan izin. Sebagian masyarakat mengeluhkan umat Kristen yang minoritas di tempat tinggalnya tapi mau mendirikan gereja? Ibadah itu ‘kan kebutuhan masing-masing orang walaupun dia minoritas. Apakah karena minoritas maka dia harus beribadah diam-diam dan tidak boleh berkumpul atau mendirikan gereja. Tidak ada alasan melarangnya mendirikan rumah ibadah karena minoritas. Sama saja jika hanya ada tiga kelurga Muslim di daerah Kristen di Kupang atau Minahasa dan ingin mendirikan masjid untuk beribadah, apakah kita senang kalau dipersulit. Seharusnya kita yang mayoritas membantu membangun dan melindungi rumah ibadah. Bukan saling menghalangi. Rasulluloh saja satu waktu di zamannya pernah diberikan tempat untuk salat di sebuah gereja. Semua orang Islam tahu hal ini, jangan ditutup-tutupilah!. Mengapa kebencian yang muncul? Prinsipnya, orang yang bertuhan, terutama Islam hukumnya wajib untuk memberi tempat ibadah orang dari agama lain. Bahkan Islam mengajarkan kita untuk membela rumah ibadah orang lain jika mengalami kekerasan. Orang Islam yang mati karena membela rumah ibadah orang lain Itu mati sahid. Saat ini kita ini seperti rebutan penumpang bis. Seharusnya kita saling membuktikan ajaran agama yang memuliakan Tuhan dan manusia ciptaannya yang menyembah Tuhan. Semua agama seharusnya mendewasakan umatnya, bukan membangun identitasnya sendiri. Salah satu latar belakang orang membutuhkan SKB adalah ketakutan pada Kristenisasi? Upaya Kristenisasi dan Islamisasi memang terjadi di mana-mana, bukan hanya di Indonesia. Kita harus jujur akan hal ini. Sepanjang bukan dengan pemaksaan ini tidak mengapa. Kristen dan Islam sama sama berwatak misi atau dakwah, jangan dipungkiri. Kalau orang pindah agama karena pilihannya sendiri kenapa kita kuatir. Justru kita harus introspeksi kenapa orang keluar dari agama kita. Sebaliknya dakwah atau misi dengan cara kasar dan menjebak sudah bukan zamannya lagi. Di negara demokratis semua orang boleh mengemukakan pikiran dan keyakinannya secara terbuka. Kalau semua orang mematuhi hukum maka tidak akan ada paksaan dan penipuan. Tampaknya pemerintah kurang paham dalam soal ini? Memang! Seharusnya negara jangan digunakan untuk memaksa orang untuk menjalankan agama. Masakan lewat negera diwajibkan perempuan berjilbab. Orang berjilbab seharusnya karena kecintaannya pada ajaran agama dan Tuhannya. Kalau agama masing-masing menyentuh hati orang maka ajaran setiap agama akan dituruti. Sehingga orang takut pada Tuhan bukan pada negara. Saat ini negara justru dipakai untuk mengatur kerukunan antar umat. Kerukunan adalah sikap tidak bisa diatur oleh undang-undang. Itu adalah tanggung jawab agama. Kalau merugikan orang lain itu jelas melanggar aturan negara. Kalau orang pindah agama, itu sudah urusan Tuhan, bukan urusan manusia. Negara seharusnya bukan mengatur umat beragama tapi memfasilitasi semua agama dan keyakinan agar semua orang beragama dapat beribadah dengan khusuk dan aman. - Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/