Re: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB
emang nggak ada yang bisa menjamin kalau beliau nanti memimpin pasti akan bagus. tetapi setidaknya apa yg beliau ungkapkan adalah sesuatu yang bagus. mudah mudahan aja kalau terpilih nanti beliau bisa sebagus ucapannya. daripada kita memilih seseorang yang dari sebelumnya aja udah terindikasikan jelek, oon atau terlalu sekuler emang udah ada pilihan lain yang ideal untuk sekarang ini? On 9/8/06, Gugun G. <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >Yah, namanya juga kampanye kalau ngomong yang jelek2 pasti gak ada yang > milih > walau itu tidak realistis dan gombal > > Tapi apa yang disampaikan Pak Amin adalah hal yang masuk akal dan sangat > realistis > Tinggal satu saja kita butuh pemimpin yang berani berkorban buat rakyatnya > bukan Pemimpin yang berani mengorbankan rakyatnya hanya untuk diri dan > kelompoknya > dan kalau benar Pak Amin diridhoi untuk menjabat sebagai pemimpin bangsa, > semoga beliau dapat menjalankan > amanah yang sangt berat tsb dan membawa Hijrah bangsa kita ke alam > kesejahtraan > Amin... > > Salam > Gugun > > -Original Message- > From: media-dakwah@yahoogroups.com > [mailto:media-dakwah@yahoogroups.com ]On > Behalf Of Pongky Noor Hidayat > Sent: Friday, September 08, 2006 9:39 AM > To: Suliati ,Suliati; > MEDIA-DAKWAH@YAHOOGROUPS.COM > Subject: RE: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB > > BenarBuktinya waktu pak SBY dan JK waktu kampanye dulu juga > sama..ngomongnya yang bagus-bagus, berbunga2 nyatanya..? Anda bisa > rasakan sekarang. > > -Original Message- > From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto: > media-dakwah@yahoogroups.com ] > On Behalf Of Suliati ,Suliati > Sent: Thursday, September 07, 2006 3:55 PM > To: MEDIA-DAKWAH@YAHOOGROUPS.COM > Subject: FW: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB > > Assalamu'alaikum... > > Isi pidato yang bagus tidak mencerminkan perbuatn yang bagus pula. Dan > tidak menjamin kalo Pa Amin jadi presiden, trus Indonesia jadi makmur. > > Salam > hasan > > -Original Message- > From: media-dakwah@yahoogroups.com > [mailto:media-dakwah@yahoogroups.com ]On > Behalf Of faisal Tofwandi > Sent: Thursday, September 07, 2006 3:32 PM > To: media dakwah > Cc: Saura Sinta; fawaz Skype; minggarani; Vita Puspita; Day4t Rachmat; > Dede dari samarinda; mulyadi ijp; Syifa Lia; Mas Adi Mas Adi; Nur > 220203; fikriaty ; Aulia Alfahmy; andriani; Bambang; Vikrie cute > Subject: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB > > Assalamualaikum !! > > Kiriman dari Temen .. Smoga Bermanfaat ... > > Bukan bermaksud mendukung Pak Amin Rais ... > Tapi kalo Di Baca dari Isi Ceramahnya ... Pak Amien Rais punya > pengalaman / Pengetahuan Luas ... > > Mohon Ma'af kalo Ada yang sudah Baca . atau yang udah denger > Langsung dari ITB > > Isi Ceramah Pak Amien di depan Mahasiswa Islam ITB. ( August 2006 ) > (a) Dalam pergaulan intenasional, saat ini Indonesia itu dalam kedudukan > seperti pepatah melayu : masuk tidak menggenapkan, keluar tidak > mengganjilkan. > Artinya nggak dianggap lagi. Ukurannya sederhana, Indonesia jarang > muncul di koran International Herald Tribune. Jauh dibandingkan > Malaysia, Thailand, Singapura, apalagi Cina. Kalaupun muncul, biasanya > masalah bencana tsunami, gempa, longsor, penyebaran flu burung, hingga > korupsi. Pokoknya yang jelek-jelek lah. Dalam berbagai kesempatan > perjalanan ke luar negeri, beliau juga merasakan betapa sebagai anak > bangsa sering kesal dan terkadang jadi agak minder karena kenyataan itu. > > (b) Salah satu penyebab keadaan di atas adalah karena tingkat penguasaan > ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih tertinggal dibanding negara > lain. Sebagai contoh, penguasaan teknologi nuklir kita masih tertinggal > satu generasi dibanding Pakistan. Padahal justru hal inilah yang paling > menentukan daya saing bangsa saat ini. Pak Amien memberikan contoh kota > Shanghai. Kepada pak Amien, walikota Shanghai mengatakan bahwa 70 persen > pendidikan tinggi adalah politeknik. Dan secara umum, RRC memang > memprioritaskan penguasaan teknologi ini. Hasilnya? > Akhir tahun lalu, cadangan devisa RRC sudah melampaui > 1 milyar dolar. Bandingkan dengan cadangan devisa RI yang berkisar 30 > juta dolar! Dengan landasan berpikir seperti itu, maka pak Amien > menkankan pentingnya peran para mahasiswa ITB ini di kemudian hari. > > (c) Ada logika sederhana disampaikan pak Amien. > Pemerintah kita selalu beralasan ketiadaan dana sebagai sebab tidak > berhasil maju seperti negara lain. > Mau meningkatkan anggaran pendidikan, tidak ada uang. > Mau meningkatkan kekuatan militer, tidak ada uang. > Singkatnya, ketiadaan uang adalah alasan bagi seluruh kegagalan bangsa
RE: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB
Yah, namanya juga kampanye kalau ngomong yang jelek2 pasti gak ada yang milih walau itu tidak realistis dan gombal Tapi apa yang disampaikan Pak Amin adalah hal yang masuk akal dan sangat realistis Tinggal satu saja kita butuh pemimpin yang berani berkorban buat rakyatnya bukan Pemimpin yang berani mengorbankan rakyatnya hanya untuk diri dan kelompoknya dan kalau benar Pak Amin diridhoi untuk menjabat sebagai pemimpin bangsa, semoga beliau dapat menjalankan amanah yang sangt berat tsb dan membawa Hijrah bangsa kita ke alam kesejahtraan Amin... Salam Gugun -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Pongky Noor Hidayat Sent: Friday, September 08, 2006 9:39 AM To: Suliati ,Suliati; MEDIA-DAKWAH@YAHOOGROUPS.COM Subject: RE: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB BenarBuktinya waktu pak SBY dan JK waktu kampanye dulu juga sama..ngomongnya yang bagus-bagus, berbunga2 nyatanya..? Anda bisa rasakan sekarang. -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Suliati ,Suliati Sent: Thursday, September 07, 2006 3:55 PM To: MEDIA-DAKWAH@YAHOOGROUPS.COM Subject: FW: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB Assalamu'alaikum... Isi pidato yang bagus tidak mencerminkan perbuatn yang bagus pula. Dan tidak menjamin kalo Pa Amin jadi presiden, trus Indonesia jadi makmur. Salam hasan -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of faisal Tofwandi Sent: Thursday, September 07, 2006 3:32 PM To: media dakwah Cc: Saura Sinta; fawaz Skype; minggarani; Vita Puspita; Day4t Rachmat; Dede dari samarinda; mulyadi ijp; Syifa Lia; Mas Adi Mas Adi; Nur 220203; fikriaty ; Aulia Alfahmy; andriani; Bambang; Vikrie cute Subject: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB Assalamualaikum !! Kiriman dari Temen .. Smoga Bermanfaat ... Bukan bermaksud mendukung Pak Amin Rais ... Tapi kalo Di Baca dari Isi Ceramahnya ... Pak Amien Rais punya pengalaman / Pengetahuan Luas ... Mohon Ma'af kalo Ada yang sudah Baca . atau yang udah denger Langsung dari ITB Isi Ceramah Pak Amien di depan Mahasiswa Islam ITB. ( August 2006 ) (a) Dalam pergaulan intenasional, saat ini Indonesia itu dalam kedudukan seperti pepatah melayu : masuk tidak menggenapkan, keluar tidak mengganjilkan. Artinya nggak dianggap lagi. Ukurannya sederhana, Indonesia jarang muncul di koran International Herald Tribune. Jauh dibandingkan Malaysia, Thailand, Singapura, apalagi Cina. Kalaupun muncul, biasanya masalah bencana tsunami, gempa, longsor, penyebaran flu burung, hingga korupsi. Pokoknya yang jelek-jelek lah. Dalam berbagai kesempatan perjalanan ke luar negeri, beliau juga merasakan betapa sebagai anak bangsa sering kesal dan terkadang jadi agak minder karena kenyataan itu. (b) Salah satu penyebab keadaan di atas adalah karena tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih tertinggal dibanding negara lain. Sebagai contoh, penguasaan teknologi nuklir kita masih tertinggal satu generasi dibanding Pakistan. Padahal justru hal inilah yang paling menentukan daya saing bangsa saat ini. Pak Amien memberikan contoh kota Shanghai. Kepada pak Amien, walikota Shanghai mengatakan bahwa 70 persen pendidikan tinggi adalah politeknik. Dan secara umum, RRC memang memprioritaskan penguasaan teknologi ini. Hasilnya? Akhir tahun lalu, cadangan devisa RRC sudah melampaui 1 milyar dolar. Bandingkan dengan cadangan devisa RI yang berkisar 30 juta dolar! Dengan landasan berpikir seperti itu, maka pak Amien menkankan pentingnya peran para mahasiswa ITB ini di kemudian hari. (c) Ada logika sederhana disampaikan pak Amien. Pemerintah kita selalu beralasan ketiadaan dana sebagai sebab tidak berhasil maju seperti negara lain. Mau meningkatkan anggaran pendidikan, tidak ada uang. Mau meningkatkan kekuatan militer, tidak ada uang. Singkatnya, ketiadaan uang adalah alasan bagi seluruh kegagalan bangsa untuk bisa bersaing. Lha lalu di mana kekayaan negara yang berlimpah dari karunia Allah itu? Paling banyak dikeruk oleh perusahaan-perusahaan asing. Akibatnya kita tidak punya uang, lalu terpaksa utang. Sudah begitu, lebih sial lagi, utang itu dikorupsi pula oleh elit-elit pemimpin. (e) Selain rendahnya penguasaan teknologi, sola mentalitas juga sangat besar pengaruhnya.Sebagai bangsa saat ini kita sudah kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri, jadi bangsa sontoloyo menurut SUkarno. Lalu beliau menceritakan sebuah anekdot tentang SI AMAT MENCARI CINCINNYA YANG HILANG. Alkisah ada seorang bernama Amat. Suatu hari ia kehilangan cincinnya. Begitu pentingnya cincin itu, maka ia segera mencarinya. Ia keluar rumahnya, mencari di halaman dan kebun. DIbolak-balik di sana sini tidak juga ketemu. Hal ini menarik perhatian tetangganya : ada apa gerangan si Amat kebingungan mutar-muter di kebun. Si tetanggal bertanya T : Ada apa sih pak AMat kok kelihatan
RE: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB
BenarBuktinya waktu pak SBY dan JK waktu kampanye dulu juga sama..ngomongnya yang bagus-bagus, berbunga2 nyatanya..? Anda bisa rasakan sekarang. -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Suliati ,Suliati Sent: Thursday, September 07, 2006 3:55 PM To: MEDIA-DAKWAH@YAHOOGROUPS.COM Subject: FW: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB Assalamu'alaikum... Isi pidato yang bagus tidak mencerminkan perbuatn yang bagus pula. Dan tidak menjamin kalo Pa Amin jadi presiden, trus Indonesia jadi makmur. Salam hasan -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of faisal Tofwandi Sent: Thursday, September 07, 2006 3:32 PM To: media dakwah Cc: Saura Sinta; fawaz Skype; minggarani; Vita Puspita; Day4t Rachmat; Dede dari samarinda; mulyadi ijp; Syifa Lia; Mas Adi Mas Adi; Nur 220203; fikriaty ; Aulia Alfahmy; andriani; Bambang; Vikrie cute Subject: [media-dakwah] FW : Pidato Pak Amien Rais Di ITB Assalamualaikum !! Kiriman dari Temen .. Smoga Bermanfaat ... Bukan bermaksud mendukung Pak Amin Rais ... Tapi kalo Di Baca dari Isi Ceramahnya ... Pak Amien Rais punya pengalaman / Pengetahuan Luas ... Mohon Ma'af kalo Ada yang sudah Baca . atau yang udah denger Langsung dari ITB Isi Ceramah Pak Amien di depan Mahasiswa Islam ITB. ( August 2006 ) (a) Dalam pergaulan intenasional, saat ini Indonesia itu dalam kedudukan seperti pepatah melayu : masuk tidak menggenapkan, keluar tidak mengganjilkan. Artinya nggak dianggap lagi. Ukurannya sederhana, Indonesia jarang muncul di koran International Herald Tribune. Jauh dibandingkan Malaysia, Thailand, Singapura, apalagi Cina. Kalaupun muncul, biasanya masalah bencana tsunami, gempa, longsor, penyebaran flu burung, hingga korupsi. Pokoknya yang jelek-jelek lah. Dalam berbagai kesempatan perjalanan ke luar negeri, beliau juga merasakan betapa sebagai anak bangsa sering kesal dan terkadang jadi agak minder karena kenyataan itu. (b) Salah satu penyebab keadaan di atas adalah karena tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih tertinggal dibanding negara lain. Sebagai contoh, penguasaan teknologi nuklir kita masih tertinggal satu generasi dibanding Pakistan. Padahal justru hal inilah yang paling menentukan daya saing bangsa saat ini. Pak Amien memberikan contoh kota Shanghai. Kepada pak Amien, walikota Shanghai mengatakan bahwa 70 persen pendidikan tinggi adalah politeknik. Dan secara umum, RRC memang memprioritaskan penguasaan teknologi ini. Hasilnya? Akhir tahun lalu, cadangan devisa RRC sudah melampaui 1 milyar dolar. Bandingkan dengan cadangan devisa RI yang berkisar 30 juta dolar! Dengan landasan berpikir seperti itu, maka pak Amien menkankan pentingnya peran para mahasiswa ITB ini di kemudian hari. (c) Ada logika sederhana disampaikan pak Amien. Pemerintah kita selalu beralasan ketiadaan dana sebagai sebab tidak berhasil maju seperti negara lain. Mau meningkatkan anggaran pendidikan, tidak ada uang. Mau meningkatkan kekuatan militer, tidak ada uang. Singkatnya, ketiadaan uang adalah alasan bagi seluruh kegagalan bangsa untuk bisa bersaing. Lha lalu di mana kekayaan negara yang berlimpah dari karunia Allah itu? Paling banyak dikeruk oleh perusahaan-perusahaan asing. Akibatnya kita tidak punya uang, lalu terpaksa utang. Sudah begitu, lebih sial lagi, utang itu dikorupsi pula oleh elit-elit pemimpin. (e) Selain rendahnya penguasaan teknologi, sola mentalitas juga sangat besar pengaruhnya.Sebagai bangsa saat ini kita sudah kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri, jadi bangsa sontoloyo menurut SUkarno. Lalu beliau menceritakan sebuah anekdot tentang SI AMAT MENCARI CINCINNYA YANG HILANG. Alkisah ada seorang bernama Amat. Suatu hari ia kehilangan cincinnya. Begitu pentingnya cincin itu, maka ia segera mencarinya. Ia keluar rumahnya, mencari di halaman dan kebun. DIbolak-balik di sana sini tidak juga ketemu. Hal ini menarik perhatian tetangganya : ada apa gerangan si Amat kebingungan mutar-muter di kebun. Si tetanggal bertanya T : Ada apa sih pak AMat kok kelihatan bingung A : Saya mencari cincin saya yang hilang T : Lho emangnya hilangnya di mana? A : Seingat saya, cincin saya itu hilang di dalam rumah saya. T : Lalu mengapa pak AMat mencarinya di luar rumah? A : Soalnya di dalam rumah saya gelap, jadi saya cari di luar yang lebih terang. Apa moral cerita ini? Wong jelas tahu cincinnya hilang di dalam rumah, tapi kok dicarinya di luar rumah. Hanya karena di dalam rumah gelaap! Bego kan? Kita sebagai bangsa seperti pak AMat itu. Sesungguhnya para cerdik pandai yang menjunjung tinggi nurani sudah tahu problema negara ini dan bagaimana mengatasinya. Namun penyelesaian itu tidak diambil oleh para elit politik karena mereka malas. Mereka enggan berpikir kreatif dan semata-mata memasrahkan urusan kepada para penasihat asing! (f) Seperti biasa, soal pertambangan juga menjadi tema besar