RE: [media-dakwah] Tanya Keutamaan

2006-05-08 Thread Iin.Sain.Abdullah



'alaikumussalam wr. wb.

Akhi,
Berkenaan dg pertanyaan antum sesungguhnya dua amalan itu sangatlah
berhubungan.
Sholat sunnat qobliyah merupakan sholat rawatib, artinya dilakukan
antara adzan dan qomat.
Jadi mendengarkan/menjawab adzan dilakukan sebelum sholat rawatib.
Dua-duanya lebih utama bila dikerjakan, bukan hanya pada sholat dhuhur
tap pada sholat yg lainnya juga.
Demikian akhi, kiranya bisa menambahakan wawasan antum dan mohon maaf
bila kurang berkenan atau sudah mendapatkan jawabannya.

Wassalam
Kang Iin, Mataram

-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of (no name)
Sent: Tuesday, March 14, 2006 2:32 PM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: [media-dakwah] Tanya Keutamaan

Assalammualaikum Wr,Wb

Rekan-rekan milis MD yang dirahmati Allah SWT, Saya ingin bertanya
manakah yang lbh utama; mendengarkan dan menjawab adzan atau sholat
sunnah qabliyah ?? (dalam hal ini waktu dzuhur) Mohon bantuannya.

Jazzakallah khair,

wassalam






 Yahoo! Groups Sponsor ~-->
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and
healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links



 







===

The content of this message may contain the private
views and opinions of the sender and does not
constitute a formal view and/or opinion of the
company unless specifically stated.

The contents of this email and any attachments
may contain confidential and/or proprietary
information, and is intended only for the
person/entity to whom it was originally addressed.
Any dissemination, distribution or copying of this
communication is strictly prohibited.

If you have received this email in error please
notify the sender immediately by return e-mail
and delete this message and any attachments from
your system.

Please refer to http://www.newmont.com/en/disclaimer
for other language versions of this disclaimer.













Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Rek
  
  
Beyond belief
  
  
Islam online
  
  


Nation of islam
  
  
Media
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "media-dakwah" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












Re: [media-dakwah] Tanya : Keutamaan Bulan Rajab benarkah?

2005-08-07 Thread A Nizami
Wa'alaikum salam wr wb,
Berikut artikel seputar puasa bulan Rajab.
Wassalam

Tentang Puasa Rajab

Dimuat: 26/8/2003
Publikasi: 26/8/2003


Tanya Jawab : Tentang Puasa Rajab
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Bapak Ustad, saya mendapatkan informasi kalau puasa
Rajab tanggal 1 akan menghapus dosa selama 3 tahun,
tanggal 2 akan menghapus dosa 2 tahun, tanggal 3 akan
menghapus dosa 1 tahun, tanggal 4 akan menghapus dosa
selama 1 bulan, dan amal di bulan rajab akan diberi
pahala 70 kali lipat.


Saya tidak tahu dasar hukumnya puasa Rajab dan
kebenaran informasi tsb. Saya sudah mencoba mencari di
buku Fiqh Islam karangan H. Sulaiman Rasjid dan buku
Riadhus Shalihin karangan Ust. Al Hafidh. Mungkin
karena keterbatasan pengetahuan saya sehingga tidak
mengetahuinya.


Atas bantuannya saya ucapkan banyak terimakasih.


Budi Fachrudin – Depok


Jawab:

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimulyakan
(Ada 4 bulan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan
Rajab). Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam
bulan-bulan mulya lainnya, hukumnya sunnah.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah
bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram." (Riwayat
Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya
adalah Riwayatnya al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan
disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada
Nabi saw, 'Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul
melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan
dalam bulan Sya'ban.' Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban
adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan
oleh kebanyakan orang.'"


Menurut al-Syaukani (Naylul Authar, dalam bahasan
puasa sunat) ungkapan Nabi "Bulan Sya'ban adalah bulan
antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan
orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan
Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.


Adapun hadis yang Anda sebut itu, kami juga tak
menemukannya. Ada beberapa hadis lain yang menerangkan
keutamaan bulan Rajab. Seperti berikut ini: 

· "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka
laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari
maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila
puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga,
dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya
dengan kebaikan."

· Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid:
Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana
ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah
untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari
dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari
Allah akan mengabulkan semua permintaannya."

· "Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan
Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya
lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada
bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai
tersebut".

· Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan,
Nabi saw berkata: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban
bulanku, dan Ramadan bulannya umatku." 

Hadis-hadis tersebut dha'if (kurang kuat) sebagaimana
ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil
Fataawi.


Ibnu Hajar, dalam kitabnya "Tabyinun Ujb", menegaskan
bahwa tidak ada hadis (baik sahih, hasan, maupun
dha'if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan
Rajab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat
Umar yang melarang menghususkan bulan Rajab dengan
puasa.


Ditulis oleh al-Syaukani, dlm Nailul Authar, bahwa
Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur
al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang
kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara
khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan
puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang
mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena
tidak ada dalil yang kuat.


Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila
semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan
bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang
kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis yang umum
(spt yang disebut pertamakali di atas) itu cukup
menjadi hujah atau landasan. Di samping itu, karena
juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di
bulan Rajab.


Muhammad Niam & Arif Hidayat
http://www.pesantrenvirtual.com/print.php?id=921

Perbanyak Puasa Sunah Di Bln Rajab
Ass.wrwb. Ustadz kalo keterangan hadits yang
menyatakan rasul memperbanyak 
puasa sunnah di bulan rajab dan syaban apa juga palsu?

Buzul
Jaksel
2003-09-03 14:26:30

Jawaban: 
Assalamu `Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Al-hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu
`Ala Sayyidil Mursalin, 
Wa ba`d 
Dalam masalah puasa di Bulan Rajab dan Sya`ban, kita
hanya mendapatkan 
hadits-hadits shahih atau hasan yang menceritakan
bahwa secara umum Rasulullah 
SAW memang banyak melakukan puasa di kedua bulan
tersebut. Karna bulan Rajab 
termasuk bulan haram, dan puasa di bulan-bulan haram
itu maqbul (diterima) dan 
mustahab (disukai) dalam keadaan apapun. 
Namun tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa
Rasulullah SAW melakukan puasa 
sebulan penuh di bulan Rajab atau ublan Sya`ban. 
Sedangkan hadits-h

RE: [media-dakwah] Tanya : Keutamaan Bulan Rajab benarkah?

2005-08-08 Thread Anto Hartanto
Semoga bermanfaat

 

(HRT)

 



 



KEDUDUKAN HADITS TENTANG KEUTAMAAN PUASA RAJAB


PENDAHULUAN

Beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan tidak
menyekutukan-Nya, berpegang teguh dengan sunnah Nabi-Nya, disiplin
menggunakan pemahaman generasi terbaik umat ini (salafush shalih) dalam
beribadah dan menegakkan syari'atNya merupakan konsekuensi dua kalimat
syahadat yang pernah diikrarkan. Oleh karena itu, jika seseorang mengaku
hamba Allah atau pencinta Rasulullah sementara dalam kenyataan
peribadatannya, akhlak  dan jalan hidup yang ditempuhnya tidak mengambil
Muhammad Rasulullah sebagai tolak ukur berdasar ilmu dan pemahaman yang
dapat dipertanggung jawabkan maka pengakuan orang tersebut harus
ditinjau
lagi.

Perhatikan keterangan berikut:

1. Katakanlah: "Jika kamu benar-benar mencintai Allah Subhanahu wa
ta'ala,
maka ikutilah aku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ), niscaya
Allah
mengasihi kamu dan mengampuni dosa-dosamu." Dan Allah Maha Pengampun
lagi
Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah Dan Rasul-Nya. Jika kamu
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"
(Al-Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 31-32)

2. Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap
rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
(Al-Qur'an
Surat Al-Ahzaab ayat ke 21) 

Rajab adalah bulan ketujuh dalam urutan tahun Hijriah. Banyak kaum
muslimin
beranggapan bahwa dalam bulan ini terdapat berbagai keistimewaan
tertentu.
Diantara anggapan itu adalah tentang keutamaan puasa  dibulan Rajab.
Untuk
menentukan benar atau tidaknya anggapan tersebut marilah kita periksa
satu-persatu berbagai alasan yang menjadi pegangan mereka.

Sebelum kita memasuki pembahasan, ada baiknya penulis jelaskan beberapa
hal
sebagai berikut :

1. As-sunnah adalah apa yang disandarkan kepada Muhammad Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah berupa ucapan (Qaul), perbuatan
(fi'il), persetujuannya (taqrir) dan sebagainya dengan jalan
periwayatan.

2. Sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
dianggap benar jika landasan yang digunakan tidak terdapat cacat atau
celaan
menurut kaidah-kaidah ilmu Hadits yang mu'tamad (yang kuat). Seperti
tidak
adanya para perawi pendusta, lemah, dan berbagai cacat lainnya dimana
hal
itu bisa dibuktikan dengan kaidah ilmu hadits tersebut. Dengan kata lain
berbagai alasan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad tetapi bisa
dibuktikan
bahwa sandaran tersebut mengandung cacat dan cela maka hal tersebut
adalah
bukan sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sedangkan orang
yang berbuat hal tersebut termasuk para pendusta atas nama beliau
(na'uudzu
billaah min dzaalik ! )  


PUASA RAJAB, SUNNAH ATAU .?

Berbagai alasan yang sering dijadikan sandaran mengenai keutamaan puasa
Rajab adalah sebagai berikut:

Alasan Pertama,  

Artinya:

Dari Abu Sa'id al-Khudrie ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam
Pernah bersabda Rajab itu bulan Allah dan Sya'ban itu bulanku sedangkan
Ramadhan itu bulan umatku. Maka barang siapa puasa Rajab dengan iman Dan
ikhlash ia berhak mendapat keridhaan Allah yang amat besar dan Ia akan
tempatkan dia di surga Firdaus yang paling tinggi. Dan siapa yang puasa
Rajab dua hari maka ia akan dapat pahala dua kali dan tiap-tiap pahala
beratnya seberat gunung didunia. Dan siapa yang puasa Rajab tiga hari
maka
Allah akan menjadikan antara dia dan neraka satu parit sepanjang
perjalanannya satu tahun. Dan siapa yang puasa Rajab empat hari maka ia
akan
diselamatkan daripada kecelakaan, penyakit gila, kusta, supak, fitnah
Masiihud Dajjal, dan siksa kubur. Dan siapa yang puasa Rajab enam hari
maka
ia akan keluar dari kuburnya sedang mukanya lebih bercahaya dari bulan
purnama. Dan siapa yang puasa Rajab tujuh hari maka sesungguhnya bagi
neraka
jahannam itu ada tujuh pintu yang tertutup untuknya dengan puasa
tiap-tiap
hari satu pintu dari beberapa pintunya. Dan siapa yang puasa Rajab
delapan
hari maka sesungguhnya surga itu memiliki delapan pintu yang dibuka
Allah
untuknya dengan puasa pada tiap-tiap hari satu pintu dari beberapa
pintunya.
Dan siapa yang puasa Rajab sembilan hari maka ia akan keluar dari
kuburnya
sambil menyeru La ilaaha illallah  dan tidak akan dipalingkan mukanya
dari
surga. Dan siapa yang puasa Rajab sepuluh hari Allah mengadakan baginya
pada
tiap-tiap satu mil dari jembatan shirathal mustaqim permadani yang
dibuat
istirahat olehnya. Dan siapa yang puasa Rajab sebelas hari maka tidak
ada
orang yang lebih utama dari padanya dihari kiamat selain orang-orang
yang
puasa seperti dirinya atau melebihinya. Dan siapa yang puasa Rajab dua
belas
hari maka Allah akan pakaikan padanya dihari kiamat dua pakaian yang
tiap-tiap pakaian lebih banyak dari dunia dan seisinya. Dan siapa yang
puasa
Rajab tiga belas hari maka ia mendapatkan hidangan dibawah Arsy lalu ia
makan sedangka

RE: [media-dakwah] Tanya : Keutamaan Bulan Rajab benarkah?

2005-08-08 Thread aris solikhah
Syukron , berarti harus diluruskan niat nih. Duh, beberapa teman sudah 
melakukannnya. Tapi kalau puasanya diniatkan karena tak apa-apa kan ya. Seperti 
layaknya  puasa senin kamis biasa. Atau puasa yang lain bukan karena mengejar 
beberapa imbalan yang ada dalam hadis2 tersebut.


Anto Hartanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Semoga bermanfaat



(HRT)









KEDUDUKAN HADITS TENTANG KEUTAMAAN PUASA RAJAB


PENDAHULUAN

Beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan tidak
menyekutukan-Nya, berpegang teguh dengan sunnah Nabi-Nya, disiplin
menggunakan pemahaman generasi terbaik umat ini (salafush shalih) dalam
beribadah dan menegakkan syari'atNya merupakan konsekuensi dua kalimat
syahadat yang pernah diikrarkan. Oleh karena itu, jika seseorang mengaku
hamba Allah atau pencinta Rasulullah sementara dalam kenyataan
peribadatannya, akhlak  dan jalan hidup yang ditempuhnya tidak mengambil
Muhammad Rasulullah sebagai tolak ukur berdasar ilmu dan pemahaman yang
dapat dipertanggung jawabkan maka pengakuan orang tersebut harus
ditinjau
lagi.

Perhatikan keterangan berikut:

1. Katakanlah: "Jika kamu benar-benar mencintai Allah Subhanahu wa
ta'ala,
maka ikutilah aku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ), niscaya
Allah
mengasihi kamu dan mengampuni dosa-dosamu." Dan Allah Maha Pengampun
lagi
Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah Dan Rasul-Nya. Jika kamu
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"
(Al-Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 31-32)

2. Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap
rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
(Al-Qur'an
Surat Al-Ahzaab ayat ke 21) 

Rajab adalah bulan ketujuh dalam urutan tahun Hijriah. Banyak kaum
muslimin
beranggapan bahwa dalam bulan ini terdapat berbagai keistimewaan
tertentu.
Diantara anggapan itu adalah tentang keutamaan puasa  dibulan Rajab.
Untuk
menentukan benar atau tidaknya anggapan tersebut marilah kita periksa
satu-persatu berbagai alasan yang menjadi pegangan mereka.

Sebelum kita memasuki pembahasan, ada baiknya penulis jelaskan beberapa
hal
sebagai berikut :

1. As-sunnah adalah apa yang disandarkan kepada Muhammad Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah berupa ucapan (Qaul), perbuatan
(fi'il), persetujuannya (taqrir) dan sebagainya dengan jalan
periwayatan.

2. Sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
dianggap benar jika landasan yang digunakan tidak terdapat cacat atau
celaan
menurut kaidah-kaidah ilmu Hadits yang mu'tamad (yang kuat). Seperti
tidak
adanya para perawi pendusta, lemah, dan berbagai cacat lainnya dimana
hal
itu bisa dibuktikan dengan kaidah ilmu hadits tersebut. Dengan kata lain
berbagai alasan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad tetapi bisa
dibuktikan
bahwa sandaran tersebut mengandung cacat dan cela maka hal tersebut
adalah
bukan sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sedangkan orang
yang berbuat hal tersebut termasuk para pendusta atas nama beliau
(na'uudzu
billaah min dzaalik ! )  


PUASA RAJAB, SUNNAH ATAU .?

Berbagai alasan yang sering dijadikan sandaran mengenai keutamaan puasa
Rajab adalah sebagai berikut:

Alasan Pertama,  

Artinya:

Dari Abu Sa'id al-Khudrie ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam
Pernah bersabda Rajab itu bulan Allah dan Sya'ban itu bulanku sedangkan
Ramadhan itu bulan umatku. Maka barang siapa puasa Rajab dengan iman Dan
ikhlash ia berhak mendapat keridhaan Allah yang amat besar dan Ia akan
tempatkan dia di surga Firdaus yang paling tinggi. Dan siapa yang puasa
Rajab dua hari maka ia akan dapat pahala dua kali dan tiap-tiap pahala
beratnya seberat gunung didunia. Dan siapa yang puasa Rajab tiga hari
maka
Allah akan menjadikan antara dia dan neraka satu parit sepanjang
perjalanannya satu tahun. Dan siapa yang puasa Rajab empat hari maka ia
akan
diselamatkan daripada kecelakaan, penyakit gila, kusta, supak, fitnah
Masiihud Dajjal, dan siksa kubur. Dan siapa yang puasa Rajab enam hari
maka
ia akan keluar dari kuburnya sedang mukanya lebih bercahaya dari bulan
purnama. Dan siapa yang puasa Rajab tujuh hari maka sesungguhnya bagi
neraka
jahannam itu ada tujuh pintu yang tertutup untuknya dengan puasa
tiap-tiap
hari satu pintu dari beberapa pintunya. Dan siapa yang puasa Rajab
delapan
hari maka sesungguhnya surga itu memiliki delapan pintu yang dibuka
Allah
untuknya dengan puasa pada tiap-tiap hari satu pintu dari beberapa
pintunya.
Dan siapa yang puasa Rajab sembilan hari maka ia akan keluar dari
kuburnya
sambil menyeru La ilaaha illallah  dan tidak akan dipalingkan mukanya
dari
surga. Dan siapa yang puasa Rajab sepuluh hari Allah mengadakan baginya
pada
tiap-tiap satu mil dari jembatan shirathal mustaqim permadani yang
dibuat
istirahat olehnya. Dan siapa yang puasa Rajab sebelas hari maka tidak
ada
orang yang lebih utama dari padanya dihari kiamat selain orang

Re: [media-dakwah] Tanya : Keutamaan Bulan Rajab benarkah?

2005-08-08 Thread Septri
Ini saya kutipkan dari buku "Nurus Sunnah wa Zhulumatul Bid'ah fi Dhauil
Kitabi was Sunnah" karya Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qohthoni diterbitkan
oleh "Muassasah Al-Jarisi" Riyadh cet.I/1420H, diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan judul "Mengupas Sunnah, Membedah Bid'ah" oleh Abu Umar
Basyir muroja'ah oleh Aman Abdurrohman, Lc diterbitkan oleh "Darul Haq"
Jakarta cet.I/ Sya'ban 1423H/ Oktober 2002M. Bab 7.2. Bid'ah Peringatan
Malam Jum'at Pertama Bulan Rojab":

... Imam Abu Bakar Ath Thurtusyi menyebutkan bahwa beliau pernah dikabarkan
oleh Abu Muhammad Al Maqdisi. Beliau berkata,"Adapun sholat Rojab, belum
pernah dilakukan di tempat kami di Baitul Maqdis kecuali setelah tahun 480H.
Sebelumnya, kami belum pernah mendengar atau melihatnya." (Al Hawadits wal
Bida' oleh Abu Bakar Ath Thurtusyi)

Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan,"Sehubungan dengan keutamaan bulan Rojab
atau puasa Rojab, hari tertentu di bulan itu untuk berpuasa, atau sholat
malam tertentu di bulan itu, tidak ada diriwayatkan hadits shohih yang dapat
dijadikan sebagai hujjah." Kemudian beliau menjelaskan bahwa hadits-hadits
yang diriwayatkan tentang keutamaan bulan Rojab, keutamaan puasa atau
hari-hari tertentu di bulan itu untuk berpuasa, ada dua jenis: Lemah dan
Palsu. (Tabyinul Ajab Bima Waroda fi Syahri Rojab)

Imam Ibnu Sholah menyatakan ...,"Haditsnya palsu, dan itu adalah perbuatan
bid'ah yang muncul tahun empat ratusan hijriyah." (Al Ba'its 'Ala Inkaril
Bida'i wal Hawadits oleh Imam Abu Syammah Asy Syafi'i)

Imam Al Izzu bin Abdussalam pada tahun 637H, memberikan fatwa bahwa sholat
Ar Roghoib adalah bid'ah yang mungkar, bahwa haditsnya adalah dusta atas
nama Rosululloh saw. (Al Ba'its 'Ala Inkaril Bida'i wal Hawadits oleh Imam
Abu Syammah Asy Syafi'i)

Sholat ini, secara syariat, menyelisihi hadits dari Abu Huroiroh ra yang
meriwayatkan bahwa Rosululloh saw bersabda, yang artinya,"Janganlah kalian
mengkhususkan malam jumat dengan sholat tertentu, dan janganlah kalian
mengkhususkan hari jumat itu dengan puasa tertentu, kecuali kalau puasa itu
masuk dalam hitungan puasa yang rutin dilakukan salah seorang di antaramu."
(Muttafah 'alaih). Berdasarkan hadits ini, tidaklah dibolehkan mengkhususkan
malam jumat
dengan sholat tambahan yang tidak dilakukan pada malam yang lain. Itu
meliputi jumat pertama bulan Rojab atau jumat-jumat lainnya.

Sedangkan untuk Isro' Mi'roj: * Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab
1424/Isra Mi'raj  (Kamis, 01 September 2005) akan mendapat pahala seperti
5 tahun berpuasa, cukuplah perkataan para ulama berikut ini:

Imam An Nawawi,"Malam saat terjadinya Isro' Mi'roj ini, tidak ada kabar yang
shohih yang menentukan atau mengartikannya, apakah di bulan Rojab atau bulan
yang lain. Ada yang berpendapat itu terjadi setelah 15 bulan diutusnya Nabi
saw sebagai Rosul. Ada Juga yang berpendapat pada malam ke 27 dari Robi'ul
Akhir, 1 tahun sebelum hijrah. Ada juga yang berpendapat 5 tahun setelah
beliau saw diangkat sebagai Rosul." (Syaroh Shohih Muslim oleh Al Imam An
Nawawi). Bahkan ada yang berpendapat bahwa itu terjadi pada malam ke 27
bulan Robi'ul Awwal (Hawadits wal Bida' oleh Abu Syammah).

Imam Ibnul Qoyyim menyebutkan bahwa malam Isro' itu tidak diketahui pada
malam apa terjadinya. ... Tidak pernah dikenal dari seorang muslimpun, yakni
dari kalangan ulama dan kaum mukminin lainnya bahwa yang menjadikan malam
Isro' itu memiliki keutamaan dibanding malam lainnya. Karena Nabi, para
sahabat, tabi'in dan kaum ulama yang mengikuti jejak mereka, tidak pernah
mengkhususkan satu bentuk ibadahpun pada malam tsb... (Zadul Ma'ad fi Hadyi
Khoiril Ibad oleh Ibnul Qoyyim).

Al Allamah Syaikh bin Baz menyebutkan,"Malam terjadinya Isro' Mi'roj itu
tidak ada riwayat-riwayat yang shohih yang menetapkannya di bulan Rojab atau
bulan yang lain. ... Alloh yang memiliki hikmah yang dalam dengan cara
membuat orang lupa akan hari itu. (At Tahdzir minal Bida')

Wallohu a'lam bishshowab

- Original Message - 
From: "aris solikhah" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, August 08, 2005 11:35 AM
Subject: [media-dakwah] Tanya : Keutamaan Bulan Rajab benarkah?


> Asslamau'alikum
> Dua hari lalu saya mendapat sms mengenai keutamaan bulan rajab, bunyinya
barangsiapa yang berpuasa 5 hari dalam bulan rajab, insya 4JJI perminaannya
akan dikabulkan, barangsiapa yang berpuasa tiga hari dalam bulan rajab maka
4JJI akan memberi pahala seperti 900 tahun. Kalau tak salah dimilis ini juga
ada yang nanya juga. Maaf saya terburu-buru meng-delete, karena penuh jadi
tak tahu itu jawabannya. Menurut teman-teman benar nggak sih hadis itu?
Shahih kah? Subhanallah sekali kalau sekiranya itu benar dan saya bisa
melaksanakannya. terima kasih
>
> Salam,
> Aris
>
>
> "Bangkitnya manusia karena pemikirannya"
> "Kemajuan mustahil tanpa perubahan. Dan mereka yang tak bisa merubah
pemikirannya, maka tak akan bisa merubah apa pun"
> (George Bernard Shaw 1850-1950)
>
>
> -
> Yahoo! Mail for Mobile
>  Take Yahoo! Mail with 

Re: [media-dakwah] Tanya : Keutamaan Bulan Rajab benarkah?

2005-08-08 Thread Nasir Ahmad Mattawaf
Puasa Rajab dan Sya'banPublikasi: 08/08/2005 09:39 WIB
 
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bagaimana hukumnya puasa Rajab/Sya'ban? Saya bingung, mana yang benar, 
ada yang bilang bid'ah ada yang bilang sunnah? Yang pasti tidak ada yang bilang 
wajib. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Mario

Jawaban:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du

Bulan Rajab termasuk bulan-bulan yang dihormati, atau dalam Al-Qur’an disebut 
sebagai Asyhurul Hurum, 
yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Dalam bulan-bulan tersebut, 
kaum muslimin dilarang mengadakan peperangan. 
Allah SWT berfirman:

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam 
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat 
bulan haram . Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu 
dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya 
sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah 
beserta orang-orang yang bertakwa” .(QS At-Taubah: 36) 

Sebahagian kaum muslimin berpendapat bahwa bulan Rajab memiliki berbagai 
keutamaan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah 
tertentu agar mereka dapat meraih fadhilah atau keutamaan tersebut. Akan 
tetapi, banyak di antara hadits-hadits yang mendasarinya yang mendapatkan 
kritik, sehingga hal ini melahirkan perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu. 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan 

Dari Anas bin Malik ra. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW apabila memasuki bulan 
Rajab beliau senantiasa berdo’a, “Allahumma Baarik Lanaa Fii Rajab Wa Sya’baan 
Wa Ballighnaa Ramadhan” (Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada kami barakah di bulan 
Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan) (HR Ahmad dan 
Bazzar)

Inilah hadits paling masyhur yang berbicara tentang keutamaan bulan Rajab. 
Namun hadis ini menurut Ibnu Hajar tidak kuat.
Demikian juga dengan hadits berikut ini: 

“Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban adalah bulanku (Rasulullah SAW) dan Ramadhan 
adalah bulan ummatku” 

Hadits ini oleh para muhaddits disebutkan sebagai hadits palsu dan munkar. 
Sedangkan hadis-hadis yang lainnya yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan 
bulan Rajab, tak ada satu pun hadis yang dapat dijadikan hujjah. Dalam kitab 
Iqthidho Shirotil Mustaqim, Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada satu keterangan 
pun dari Nabi SAW berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab, bahkan keumuman hadis 
yang berkaitan dengan hal tersebut merupakan hadis-hadis palsu.” (Iqthidho 
Shirotil Mustaqim, 2/624)

Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Tidak ada satu keterangan pun yang menjelaskan 
keutamaan bulan Rajab, tidak juga berkaitan dengan shaumnya, atau pun berkaitan 
dengan sholat malam yang dikhususkan pada bulan tersebut. Yang merupakan hadis 
shohih yang dapat dijadikan hujjah.” (Risalah Tabiyinul ‘Ajab hal. 3)

Imam An-Nawawi, salah seorang tokoh ulama besar di mazhab Asy-Syafi'i 
mengatakan bahwa tidak ada nash yang tsabit yang melarang puasa pada bulan 
Rajab. Dan juga tidak ada nash yang menyunnahkannya. Dan asal hukum puasa di 
luar Ramadhan adalah sunnah (mandub), boleh dilakukan kapan saja di luar 
hari-hari yang dilarang.

Hukum Puasa Sya'ban 

Kita memang harus menyiapkan bekal ibadah untuk menyambut bulan Ramadhan. Dalam 
hal mempersiapkan hati atau ruhiyah, Rasulullah saw. mencontohkan kepada 
umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang 
diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:

”Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan 
Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya 
kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR Muslim). 

Salah satu di antara hikmahnya adalah bahwa bulan Sya’ban adalah bulan dimana 
amal shalih diangkat ke langit. Rasulullah SAW bersabda:

Dari Usamah bin Zaid berkata: Saya bertanya, “Wahai Rasulullah saw, saya tidak 
melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul 
saw bersabda, ”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan 
Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya 
suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa.” (Ahmad, Abu Dawud, 
An-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah) 

Dalam masalah puasa di bulan Sya`ban, kita hanya mendapatkan hadits-hadits 
shahih atau hasan yang menceritakan bahwa secara umum Rasulullah SAW memang 
banyak melakukan puasa di bulan tersebut dan juga bulan sebelumnya yaitu Rajab. 
Namun tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan puasa 
sebulan penuh di bulan Rajab atau bulan Sya`ban. 

Wallahu a'lam bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ahmad Sarwat, Lc.

 

  - Original Message - 
  From:   Anto Hartanto 
  To: media-dakwah@yahoogroups.com   
  Sent: Monday, August 08, 2005 3:10   PM
  Subject: RE: [media-dakwah] Tanya :