Mas Bud, saya terharu dengar cerita Anda. Benar kata Ulfa, Taufik bukan orang
hebat, tapi orang baik. Anda kita semua bisa seperti dia, alangkah entengnya
hidup ini.
Kematian yang tragis buat kita, tapi tidak buat Yang Maha Tahu. Saya yakin
kenapa Mas taufik dipanggil begitu cepat Ya karena dia orang baik. Allah
begitu sayang kepada dia...
Selamat jalan sahabat. Doa kami menyertaimu
- Original Message -
From: widya ismadi
To: Zahirul Alwan ; mama Beno ; Ayoe Capoenk ; Rino Dwi ; Gedhank Farida ;
Harvi Focus ; Dani Gen-K ; Didi Imuth ; Oeni Kecil ; PSTC Milis ; Mediacare
Milis ; Jurnalisme Milis ; Patra2000 Milis ; KOIN Milis ; Layarkata Milis ;
Kritik-Iklan Milis ; Femina Milis ; Babad Nibat ; Swesthi
Sent: Wednesday, July 25, 2007 3:48 PM
Subject: [mediacare] FW: Tentang alm Taufik Savalas
Aku menangis..
Utami Mustikasari
Legal Assistant
PT. TESCO INDONESIA
Ratu Plaza Office Tower 15th Floor
Jl. Jendral Sudirman No.9
Jakarta 10270 Indonesia
Phone: +62 21 725 5454
Fax: +62 21 725 5352
Mobile: +62 812 893 4868
E-Mail: [EMAIL PROTECTED]
--
From: tami mustikasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 25, 2007 3:21 PM
To: Mustikasari, Utami
Subject: Fwd: Tentang alm Taufik Savalas
-- Forwarded message --
From: L. Agoes Poenomo [EMAIL PROTECTED]
Date: Jul 25, 2007 2:00 PM
Subject: Tentang alm Taufik Savalas
To: [EMAIL PROTECTED]
- Original Message -
From: Budiman Hakim
Taufik Savalas meninggal. Saya meneteskan airmata. Aneh banget! Saya bukan
tipe orang yang gampang menumpahkan airmata.
Dan yang lebih aneh lagi, saya juga merasa ga deket-deket amat sama dia.
Cuma saya emang suka banget sama dia. Buat saya Taufik itu orang baik.
Pertama ketemu dengannya tahun 97. Entah darimana, PH nawarin dia sebagai
talent untuk TVC yang sedang kita garap.
Produknya minyak goreng Tropikal Begitu ngeliat tampangnya, saya langsung
suka aja sama dia
Jadi deh dia kita pake sebagai talent. Bayarannya? Cuma Rp 4 juta waktu itu
hahahahaha...tahun2 belakangan ini tarif lu berapa pik? Pasti gede banget ya?
Selesai shooting kita ga pernah ketemu lagi. Saya cuma ngeliat dia di
banyak TV. Dia udah jadi selebriti, banyak order, muncul di mana-mana Tapi
nasib ternyata mempertemukan kita kembali.
Di Pasirputih Kafe Kemang saya ngeliat dia. Cuma sekarang posisi kita udah
berbeda. Dia ada di atas panggung sedangkan saya jadi penontonnya. Waktu itu
kalo ga salah eventnya ulang tahun Pasirputih ke berapa gitu...ga inget lagi.
Jadinya penontonnya membludak. Mau pipis ke toilet aja susah karena harus
menembus kerumunan orang yang begitu rapat.
Pas acara hampir selesai, saya ngeliat Taufik lagi dikerumunin banyak
orang, saya seneng ngeliat kesuksesannya. Percaya ga? Kalo kita ngeliat orang
berjuang dari bawah terus bisa sampai ke puncak kita pasti seneng, kagum dan
ikut berbahagia karenanya.
Saya sebenernya pengen nyamperin dia tapi ga jadi. Dia pasti udah lupa sama
saya. Lalu saya beranjak dari kursi bar menuju toilet yang ada di sebelah
kanan.
Sebuah teriakan menghentikan langkah saya; Bud! Jangan pulang dulu.
Tungguin gue!
Saya menengok ke arah Taufik. Dari sela-sela kerumunan, dia lagi
melambai-lambai ke arah saya.
Karena kurang yakin, saya nengok ke arah belakang, jangan-jangan dia lagi
melambai ke orang lain. Tapi di belakang saya ga ada orang. Saya nengok lagi ke
Taufik dia udah sibuk lagi dengan orang yang mengerumuninya. Daripada bingung
sendiri, saya melanjutkan langkah ke arah toilet. Tiba-tiba Taufik berteriak
lagi:
Budiman! Tunggu, mau kemane lu buru-buru? Sambil berkata begitu, dia
meninggalkan semua orang di sekitarnya. Lalu menyalami saya dengan senyum
lebarnya yang khas itu.
Hebat lu Pik sekarang. Bangga banget gue sama lu. Kata saya. Dia ga
menanggapi ucapan saya. Dia cuma bilang;
Gue dari atas panggung tadi udah ngeliat elo tapi baru sempet nyamperin lu
sekarang. Pakabar Bud, gimana kantor?
Karena kita memang bukan teman, arah pembicaraan cuma basa basi doang
isinya. Abis bingung mau ngomong apa lagi? Ga punya bahan. Lalu kami ilang
kontak lagi.
Ketemu sama Taufik selalu dalam keadaan begitu. Saya jadi penonton dan dia
jadi orang panggungnya. Tapi yang membuat saya terharu dia selalu menyapa saya.
Kadang dari atas panggung, dia sempet2in tereak pake mike;
Selamat dateng buat Budiman Hakim, jangan ngebir kebanyakan ntar mabok
lu! Hehehehe Taufik emang orang baik.
Ketemu lagi sama Taufik di pembukaan Kafe baru di jalan Melawai. Kafe itu
pengelolanya Adee Reena anak Hotline. Karena diundang ya terpaksalah ke sana.
Dan itu pertama kali ketemu Taufik pas dia datang sebagai tamu. Bukan di
panggung (eh sok tau ya gue? Siapa tau dia abis main di lantai lain.