[mediacare] Pesantren menolak sumbangan?

2007-06-19 Terurut Topik wahyudi yudi
Dewasa ini dunia pesantren (santri dan kyai serta semua elemen di dalamnya), 
menyedot perhatian dunia publik. Bayangkan saja dalam pelaksanaan Pemilihan 
Umum (Pemilu) 2004 yang baru pertama kali dilaksanakan secara langsung di 
Indonesia ternyata banyak pihak yang berusaha menggandeng pesantren dalam 
meraih dukungan. Hal ini kalau kita cermati, sebenarnya dunia pesantren 
merupakan tiket berharga yang dapat dijadikan sebagai penyumbang terbesar dalam 
kehidupan.

Tidak itu saja, banyak pihak luar, LSM, atau lembaga luar negeri yang juga 
menawarkan jasa untuk bekerjasama dengan pesantren dalam hal pemenuhan 
fasilitas komputer, internet, pembangunan gedung-gedung, hingga kerjasama 
pendirian sekolah atau kursus. Dalam hal ini pesantren harus berfikir ulang, 
apakah berbagai tawaran di atas misalnya, harus diterima mentah-mentah ataukah 
ditolak begitu saja dengan berdalih bahwa pesantren tidak berkecimpung di dunia 
perpolitikan, tidak mendalami ilmu selain ilmu-ilmu keislaman,
ataukah lainnya?
   


[mediacare] SBY datang ke YOGYA gempa 5,2 SR untuk mengingatkan peduli korban gempa 27 Mei 2006

2007-04-27 Terurut Topik wahyudi yudi
Gempa bumi masih membuat trauma korban gempa 27 Mei 2006 di Yogya dan Klaten. 
Gempa yang terjadi pada hari Kamis pukul 09.52 wib yang berkekuatan 5,2 SR yang 
terjadi sebelas bulan setelah gempa besar pada tahun lalu. Penanganan korban 
gempa sampai sekarang masih belum memuaskan korban gempa di yogya dan Klaten 
permasalahan dilapangan sangat kompleks hingga dalam bantuan rumah untuk 
rekontruksi dan rehabilitasi rumah korban sampai sekarang belum selesai juga. 
Masih bertahap dan bertahap, korban gempa hanya bisa sabar dan mengingatkan 
kepada pemerintah dan jejaring LSM/NGO yang peduli dalam penanganan korban 
gempa di Yogya dan Klaten untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Korban gempa 
juga manusia biasa, bisa stress dan depresi.
   
  salam
   
  yudi

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Manusia Tanpa Nama

2007-04-11 Terurut Topik wahyudi yudi
Manusia Tanpa Nama
   
  YUDI
   
  Kita hidup di negeri mimpi
  Seperti kata-kata penguasa
  begitu manis, sangat manis
  Hingga mau muntah.
   
  Kita manusia tanpa nama
  Hidup di tempat gelap dan kotor
  Pinggir jalan yang berdebu
  Gubuk-gubuk liar
  stasiun, terminal dan pasar.
  Sisa-sisa makanan dari restoran mewah
  kita makan
  Hanya untuk bertahan hidup.
   
  Kita manusia tanpa nama
  Hidup tanpa ada 
  Keamanan
  Kenyamanan
  Ketenangan
  dan 
  Masa depan.
  Alat-alat penguasa
  Selalu jijik melihat kita
  Diusir dari jalanan
  Diusir dari gubuk-gubuk liar
  dan tempat-tempat
  Untuk mencari sesuap nasi.
   
  Manusia tanpa nama
  Lalu kita harus tinggal di mana
  Ini negeri bukan milik rakyat miskin.
   
   
  selamat datang di http://groups.yahoo.com/group/SASTRA_SANTRI/join

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] ITPDN sekolah otot tanpa otak

2007-04-07 Terurut Topik wahyudi yudi
Sekolah yang didirikan oleh Rudin jaman orba, dengan gaya/disiplin militer dan 
mahasiswanya masuk dari SMA/MA dan sederajat tidak pernah diajarkan disiplin 
seperti militer kecuali pramuka. Setelah masuk IPDN menjadi balas dendam 
seniornya seperti preman digebuk, ditendang, ditelanjangi dan dibunuh. Setelah 
terjadi ada korban hanya pelaku yang dihukum. Mahasiswa IPDN hanya melakukan 
sistem/aturan yang dibuat oleh lembaga IPDN bukan oleh mahasiswanya itu 
sendiri. Lalu ada apa dengan IPDN tetap dipertahankan? Anak-anak cerdas harus 
dididik dengan nurani, budi pekerti bukan kekerasan.
   
  salam
   
  yudi
   
  http://groups.yahoo.com/group/awasi_dpr_dprd/join
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] DPR Batal Dapat Laptop

2007-03-27 Terurut Topik wahyudi yudi
  DPR Batal Dapat Laptop  var ygrp_p = new yg_cookie(); 
function set_gmp(p){ if (p == ) ygrp_p.remove(GMP); else 
ygrp_p.set(GMP,p); } function clear_gmp() { ygrp_p.remove(GMP); }   
var ygrp_ck = new yg_cookie(); var envPref = ygrp_ck.get('GMI'); function 
pref(){ if (envPref){ // if pref is open msgInfo(); // toggle the display, 
default is close } // otherwise, don't do anything default is close 
getDocumentCharset(); } function getDocumentCharset() { var charset = (typeof 
document.charset == undefined || document.charset == null) ? 
document.characterSet : document.charset; var msxml = 
['Microsoft.XMLHTTP','MSXML2.XMLHTTP.5.0','MSXML2.XMLHTTP.4.0','MSXML2.XMLHTTP.3.0','MSXML2.XMLHTTP'];
 var http;try{http=new XMLHttpRequest();}catch(e){for(var i=0;i 
  Perdebatan yang panjang tentang laptop untuk DPR hingga menjadi batal,
karena banyak opini dan wacana yang tidak urgent mengenai laptop untuk
anggota DPR. Pertanyaan saya kembali mengenai SDM anggota DPR. Berapa
yang profesor? Berapa yang tamatan S1, S2, S3? Berapa yang tamatan
Diploma? Berapa yang tamatan SMA/Paket C? Berapa orang yang bisa bahasa
Inggris? Sudah berapa tahun mengenal komputer dan menggunakan komputer?
Sudah berapakah anggota DPR yang punya komputer dan laptop? Masak harus
dibelikan semua, uang itu, uang rakyat dengan membayar pajak untuk
menjalankan roda negara/pemerintahan yang tujuan dasar adalah untuk
mensejahterakan rakyat Indonesia bukan untuk 'bancaan' yang katanya
Arbi Sanit Kinerjanya anggota DPR masih jelek kok minta laptop lagi.
Saya saja korban gempa di Klaten masih pusing, bagaimana rumah saya
bisa saya perbaiki seperti semula. Anggota DPR ya peduli sama orang
kecil?! Namanya saja wakil rakyat ya harus merakyat.

salam
Yudi



   
  selamat datang di http://groups.yahoo.com/group/awasi_dpr_dprd/join

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Acara film telivisi sangat membosankan

2007-03-17 Terurut Topik wahyudi yudi
Hampir semua acara telivisi menayangkan film-film yang sudah 
diputar/diulang-ulang lagi. Pemirsa televisi dianggap sebagai pembantu rumah 
tangga hanya diam saja. Stasion televisi dengan menayangkan ulang film-film 
yang dianggap laris dan tidak menayangkan film-film baru, sangat menguntungkan 
stasion televisi dengan kontrak batas waktu siar digunakan untuk menayangkan 
berulang-ulang dan dapat pemasukan dari iklan-iklan. Penonton tidak dihargai 
dan dihormati sebagai pemirsa telivisi dan peminat/pecinta film. Daripada acara 
film-film yang diulang-ulang hanya membosankan penonton lebih baik diisi 
iklan-iklan saja. Dan pencinta film sementara ini dialihkan untuk membaca buku 
saja. Atau stasion televisi sudah tidak kuat lagi untuk membeli film baru.
salam
yudi
   
  selamat datang di http://groups.yahoo.com/group/KERETA_API_KITA/join

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Masalah Perkeretaapian: Wapres Diminta Tak Cuma Tebar Pesona

2007-03-17 Terurut Topik wahyudi yudi
  Masalah Perkeretaapian: Wapres Diminta Tak Cuma Tebar Pesona 
Masyarakat Pencinta Kereta Api (Maska) meminta agar Wakil Presiden Jusuf Kalla 
tidak hanya melakukan tebar pesona dengan cara memimpin langsung rapat 
koordinasi di atas kereta api, khusus untuk menyelesaikan permasalahan 
perkeretaapian nasional. Akan tetapi, Wapres harus melakukan langkah nyata 
dengan berbuat dan mengambil keputusan konkrit untuk menyuntik dana segar 
kepada manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI). 
Dana segar yang dibutuhkan bagi perbaikan dan peningkatan serta pengembangan 
seluruh sarana dan prasara kereta api nasional, yaitu sebesar Rp 11 triliun. 
Demikian disampaikan Ketua Umum Masyarakat Pencinta Kereta Api (Maska) Moech 
Hendrowijono saat dihubungi Kompas melalui telepon seluler, Rabu (28/2) di 
Jakarta. 
Hendro sebelumnya dimintai pendapat apakah efektif jika Wapres langsung 
memimpin rakor di atas kereta api untuk menyelesaikan masalah kereta api. 
Kalau Pak Wapres tidak berani mengambil keputusan untuk memenuhi kekurangan 
dana yang sangat besar dalam mengatasi masalah perkeretaapian nasinal, maka apa 
yang dilakukan Pak Wapres hanya tebar pesona saja. Keputusan rapat yang 
dihasilkan, saya kira hanya menambah daftar panjang catatan-catatan persoalan 
KAI yang selama ini sudah ada. Jadi, pemerintahan Presiden Yudhoyono dan Wapres 
Kalla harus menutup kekurangan itu. Karena persoalan utama KAI adalah 
kekurangan dana, tandasnya. 
Menurut Hendro, Wapres Kalla dan pemerintah-nya hanya akan seperti mantan 
Presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, 
yang menanyakan masalah, akan tetapi tidak menyelesaikan masalah. Sejak zaman 
Pak Harto dulu, setiap kali naik kereta api, Pak Harto selalu bertanya, ’apa 
yang menjadi masalah di KAI?’ Selalu dijawab hal yang sama oleh direksi KAI 
dulu, sampai sekarang ini. Contohnya, Dirut KAI yang sekarang ini, menghadapi 
masalah yang sama. Kita lihat apakah masalah itu bisa diatasi oleh pemerintah 
sekarang ini atau tidak? tambah Hendro.
Hendro menyatakan, Kalau tidak ada komitmen itu, apa yang dilakukan Pak Wapres 
hanya pengulangan saja seperti yang dulu. Jalan-jalan dan hura-hura, sambil 
tebar pesona.
  selamat datang ke http://groups.yahoo.com/group/KERETA_API_KITA/join
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Ibu Pertiwi Menangis

2007-03-14 Terurut Topik wahyudi yudi
Negeri indah adalah Indonesia, sekarang negeri penuh kekayaan; seperti kaya 
korupsi, kemiskinan, pengangguran, musibah dan bencana alam. Negeri yang 
sumberdaya alamnya banyak tapi diambil oleh orang asing. Kita hanya menjadi 
buruh, kuli dan budak di negeri sendiri. Negeri ini milik siapa pemodal asing 
atau milik rakyat Indonesia. Ibu pertiwi menangis melihat anak bangsa saling 
bertengkar, saling memaki dan saling menyalahkan orang lain. Di berita tadi  
malam anggota dpr bertengkar sambil memukul-mukulkan gelas di meja, penonton 
bola saling lempar batu saling menyerang, sesama menteri kabinet saling 
menyerang dan menyanggah soal korupsi, presiden tebar pesona karena tidak bisa 
mengatasi persoalan-persoalan yang ada di negeri ini, partai politik pasang 
kuda-kuda untuk pemilu 2009. Rakyat miskin Indonesia yang lagi pusing masalah 
mengurusi perut tentang beras, harga-harga sembakau mahal dan penghasilan yang 
di bawah UMR kota. Pemimpin pada lupa, lupa akan asal-usulnya yang
 lahir dari negeri ini yaitu INDONESIA. Atau negeri ini sedang sakit atau 
pemimpinnya yang sakit?
   
  silah kunjungi http://groups.yahoo.com/group/SANTRI_KIRI/join
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Nh. DiniMenulis Nafkah Saya

2007-03-13 Terurut Topik wahyudi yudi
  SENIMAN   Menulis Nafkah Saya
MODAL keterampilan saja tidak cukup untuk menjadi penulis profesional di 
negeri ini. Ada prasyarat lain yang harus dipunyai. Itulah ketabahan dan 
semangat tinggi.
  Satu dari sedikit orang yang memenuhi prasyarat itu adalah Nh Dini. Sebagai 
penulis, perempuan kelahiran Semarang, 29 Februari 1936, itu sudah melalui 
proses panjang dan teruji.
  Dia menuturkan mulai menulis saat duduk di bangku kelas III sekolah dasar. 
Dini kecil biasa menumpahkan pikiran dan rasa hatinya ke dalam buku pelajaran. 
Kegemarannya membaca buku dan mendengar cerita dari sang ibu melempangkan jalan 
sebagai penulis.
  Bakat Dini kian terasah di sekolah menengah. Dia membuat sajak dan cerpen 
untuk majalah dinding sekolah. Usia 15 tahun, Dini membacakan sajak dan 
prosanya di RRI Semarang. Setelah itu dia kerap mengirimkan sajak-sajak ke RRI 
Jakarta dalam acara Tunas Mekar.
  Bungsu lima bersaudara pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah itu memilih 
jurusan sastra di bangku SMA. Dia pun mengirimkan cerpen-cerpennya ke media 
massa dan aktif dalam kelompok sandiwara radio Kuncup Berseri. Sesekali dia 
menulis naskah sendiri.
  Di luar itu banyak aktivitas dia lakukan. Selain menjadi redaksi budaya 
majalah remaja Gelora Muda, dia membentuk kelompok sandiwara di sekolah: Pura 
Bhakti. Langkahnya kian mantap ketika memenangi lomba penulisan naskah 
sandiwara radio se-Jawa Tengah.
  Meski telah bekerja sebagai pramugari Garuda Indonesia Airways dan disunting 
Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang, peraih penghargaan SEA Write Award 
di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini tetap menulis. Tahun 1956, 
kumpulan cerpennya diterbitkan.
  Bagai mengalir, karya-karya berikutnya lahir, baik kumpulan cerpen, novel, 
maupun cerita kenangan. Beberapa di antaranya adalah Pada Sebuah Kapal (1972), 
La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua 
Hati (1986), Hati yang Damai (1998). Banyak karya dia tulis di luar negeri, 
saat mengiringi tugas sang suami.
  Kini, saat berusia senja, Dini masih menulis, menumpahkan gagasan dan 
kegelisahan yang tak habis-habis. Baru-baru ini, perempuan bernama lengkap 
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin ini meluncurkan La Grande Borne. Itulah 
cerita kenangan tentang perselingkuhan.
  Sampai kapan Dini menulis? Menulis adalah sumber nafkah saya. Ia adalah 
profesi yang menghidupi. Saya akan terus menulis, sampai maut menghentikannya. 
(Rukardi-53)  sumber suara merdeka
  silah kunjugi: http://groups.yahoo.com/group/SASTRA_SANTRI/join



 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Taman Bacaan Masyarakat

2007-03-07 Terurut Topik wahyudi yudi
  Taman Bacaan Masyarakat  Catatan yang tertinggal namun patut untuk disimak.

Perjuangan Membangun Budaya Membaca dan Menulis

Oleh : Virgina Veryastuti

Negeri ini semakin terpuruk setiap harinya, ketika semua yang diinginkan dapat 
diraih dengan mudah alias serba instant, masyarakat tak lagi menyukai sebuah 
proses yang membutuhkan waktu lebih lama. Mulai dari pemrosesan makanan hingga 
budaya belajar dapat dilakukan secara instant. Membuat generasi muda tak lagi 
mau belajar apalagi membaca, sebuah ancaman serius bagi masa depan sebuah 
bangsa.

Jakarta (21/2) Dalam sebuah acara diskusi pengantar literasi yang bertajuk : 
Pengalaman Komunitas Basis Membangun Budaya Membaca dan Menulis Berbasis 
Perpustakaan bertempat di Perpustakaan Diknas, Siti Nuraini ketua harian Family 
Education Series (FEDus) mengungkapkan bahwa Wajah anak bangsa saat ini begitu 
mengkhawatirkan, menurut data diknas tahun 2004-2005, sekitar setengah dari 85 
juta jumlah anak Indonesia tidak bersekolah. Dan peringkat pendidikan menurut 
Human Deviasi Index termasuk dalam nomor urut 112 dari 157 negara dan anak-anak 
tidak memiliki pemahaman apa yang mereka baca .

Hampir seluruh anak-anak saat ini memiliki sifat senang membentak, 
mampu melawan, menyukai hal-hal instant, tidak peduli terhadap orang
lain dan yang mencemaskan adalah mereka tidak menyukai sebuah proses.
Hal ini disebabkan karena banyak orang tua yang juga suka membentak di rumah, 
dan sebagian besar dari orang tua tersebut mempunyai anak usia 7 tahun. Usia 
dimana anak-anak mulai belajar untuk mengikuti kebiasaan yang mereka pelajari 
dilingkungannya.

Oleh karena hal tersebut diatas dibutuhkan orangtua yang smart, orangtua yang 
mampu bertindak sebagai guru yang cerdas, teman yang mengetahui perkembangan 
lingkungan, pemimpin di rumah dan orang tua yang konsisten dan disiplin. Hal 
ini diperlukan agar anak dapat memiliki bekal yang baik bagi masa depannya. 
jelas ibu Nur lebih lanjut. 

Fakta-fakta tersebut menjadi salah satu pendorong timbulnya perpustakaan- 
perpustakaan atau taman-taman baca masyarakat berbasis komunitas. Sebuah upaya 
menyelamatkan bangsa dengan meningkatkan budaya membaca dan menulis untuk 
anak-anak yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli akan masa depan bangsa 
ini.

Gunawan Julianto, sebagai salah seorang penggerak Rumah Pelangi dari Dusun 
Kadirejo, Muntilan, Jogjakarta, melakukan beragam aktifitas untuk anak-anak di 
daerahnya. Kegiatan mulai dari membaca, menulis, observasi, membuat peta 
lingkungan hingga kreativitas yang sangat diminati oleh anak-anak disana.

Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Soimah dari Taman Baca Mutiara Ilmu. Dua 
tahun lalu, ia membangun taman baca di tempat tinggalnya didaerah Bekasi dengan 
biaya sendiri. Tempat tinggal yang luasnya terbatas bukan halangan baginya 
untuk memberikan sarana bagi anak untuk membaca dan berkreatifitas, dengan 
tenda sederhana di depan rumah dan beberapa kursi plastik menjadikan kegiatan 
membaca lebih asyik dan menyenangkan.

Muak dengan keadaan saat ini, pembudayaan doktrinisasi orang tua yang membatasi 
anak untuk melakukan hal-hal yang diinginkan, menjadi salah satu alasan untuk 
membuat taman baca dalam bentuk sanggar di lingkungan perkampungan 'grass root' 
dilakukan oleh Robi Maulana dan teman-temannya dari Sanggar Belajar Miskin Kota.

Kondisi masyarakat yang susah untuk mencari makan bagi keluarganya sendiri, 
menjadi salah satu penyebab utama mengapa budaya baca/belajar di tingkatan 
Grass Root sulit dilakukan. Para orangtua lebih mementingkan anak dapat 
membantu mereka mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari 
daripada belajar dan membaca. Bersama teman-temannya, Robi dengan sabar 
mengajak dan mendekati para orangtua untuk terus meminimalisir anak-anak yang 
turun kembali ke jalan mengajak mereka untuk membaca dan belajar di sanggar, 
sehingga cita-cita mereka agar jangan ada anak kecil di jalanan menjadi 
kenyataan. 

Saat ini, Sanggar Belajar Miskin Kota tak hanya sebagai tempat untuk belajar 
namun juga berkembang sebagai tempat pengaduan dari para orang tua yang anaknya 
belajar di sanggar tersebut. Kesulitan-kesulitan mengenai ketidakmampuan 
orangtua untuk membiayai pendidikan anaknya membuat Robi dan teman-temannya 
membuat tim advokasi pendidikan yang bertugas untuk menangani masalah-masalah 
seperti ini. Sudah puluhan anak-anak miskin kota yang terbantukan dengan adanya 
tim advokasi ini. 

Tidak hanya belajar membaca dan menulis, mereka juga berkesenian. Pembuatan 
street performance untuk masyarakat yang dilakukan di daerah perkampungan 
menjadi salah satu ajang menarik tersendiri bagi masyarakat. Menurut Robi, 
berkesenian tidak hanya untuk masyarakat tertentu, masyarakat miskin pun berhak 
untuk berkesenian.

Bapak Ganda Purnama, seorang bapak yang mengawali taman bacanya dari sebuah 
keprihatinannya di tahun 2001 ketika beliau sering menemui anak-anak 
penggembala kambing di dekat perumahannya sedang berebut majalah hingga 
berkelahi.