Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-28 Terurut Topik Miftah Surur

Ini persoalannya bukan aneh atau tidak aneh, karena di tempat lain mungkin
saja banyak masjid yang main larang seperti itu. tapi apa tidak kepikir
kalau ada ibu-ibu tanpa suami trus membawa anak kecil. lalu pas ingin
shalat, anaknya tidak boleh masuk, apakah anaknya akan dijagain oleh satpam?
bisa-bisa si ibu sendiri yang tidak khusyu' shalatnya karena kepikiran
anaknya terus.



On 1/25/07, Healthy Life <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


   Saya sendiri sih belum pernah ke masjid yang di depok itu.
Cuman,... dalam perjalanan safari - memang pernah melihat beberapa masjid
yang tidak memperbolehkan anak2 masuk ke masjid sampai akil baligh. Salah
satunya,... saya pernah ke Masjid Al Falah di Darmo Kali Surabaya. Di masjid
itu, jelas2 ada larangannya untuk tidak boleh membawa anak kecil masuk ke
dalam masjid. jadi,.. jika ada orang yang sholat sambil membawa anak
kecil/anak2... si anak disuruh menunggu di suatu tempat khusus dan ada yang
menjaganya (salah satu orangtuanya) sehingga mereka pun bergantian
sholatnya.

Untuk larangan seperti ini,... saya pikir nggak aneh kok.
Sama seperti larangan tidur di masjid, karena dikhawatirkan air liur orang
yang tidur akan berbau - dan mengganggu orang yang solat.
Hal inipun saya temui ketika di Masjid Nabawi Madinah,... khususnya di
Raudhah. Ada askar khusus yang ditugaskan untuk menertibkan jamaah2 yang
tidur dll.

Saya setuju, jika ada orang tua yang ingin melatih anaknya untuk sholat di
masjid, khususnya solat berjamaah.
Namun,... si orangtuanya sendiri - juga sebaiknya mengamalkan solat 5
waktu - dimana azan diazankan dan dilakukan secara berjamaah.

Sama juga halnya seperti ada yang pakai qunut atau tidak pakai qunut
ketika sholat subuh.
Artinya apa... kata nabi perbedaan itu adalah rahmat.
Tinggal kita sendiri yang secara bijak mengolah ini,... apakah mau
dijadikan fitnah atau rahmat.

Terlampir: ETIKA DI MASJID

*Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari*
Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan
*ETIKA DI MASJID *


Berdoa di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu
anhu beliau menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdoa :

"Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan
jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan
jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah
cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku
cahaya". (Muttafaq'alaih) .


Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Apabila shalat telah
diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi
datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa
(bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal
sempurnakanlah. (Muttafaq'alaih) .


Berdoa disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang masuk
masjid mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam lalu mengucapkan:

"(Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)"

Dan bila keluar mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam kemudian membaca doa:

"(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu)". (HR.
Muslim).

Disunnatkan melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk
masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang
di antara kamu masuk masjid hendaklah shalat dua rakaat sebelum duduk".
(Muttafaq alaih).


Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu melihat
orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah
"Semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu". Dan apabila kamu melihat
orang yang mengumumkan barang hilang, maka doakanlah "Semoga Allah tidak
mengembalikan barangmu yang hilang". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh
Al-Albani).


Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah atau
orang yang badannya berbau tidak sedap. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau
bawang daun, maka jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena
malaikat merasa terganggu dari apa yang dengan-nya manusia terganggu". (HR.
Muslim). Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar
dari badan atau pakaian.

Dilarang keluar dari masjid sesudah adzan. Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada
seorangpun yang keluar sebelum shalat". (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh
Al-Albani).


Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi orang
yang sholat menaroh batas di depannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: "Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang
sedang sholat itu mengetahui dosa perbuatannya, nis

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-27 Terurut Topik em de
masyaallah...
mereka orang yang merasa suci...lupa lupaaa...
emas bukanlah diatas kubah itu...
tapi emas dimata tuhan adalah anak anak kecil itu...
itu emas sejati...hatinya masih suci,masih emas murni...


Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Pak 
Hendra tanya Kenaaapaa ?? Orang tua Muslim mendidik anak2nya bagaimana... 
itu suatu pertanyaan yang termasuk harus dimasukkan dalam kurikulum tausyiah 
beliau para Ustadz. Jangan hanya memasukkan doktrin2 dikotomi Muslim - non 
Muslim yang makin lama makin kelihatan tidak relevan.  
Betulll ??!!!

Wassalam.




On 1/25/07, HENDRA DARMAWAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
  Sulit juga yah Pak...
 
 Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi
 sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan
 berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa
 menyalahinya, namanya juga anak-anak...
 
 Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga
 anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau
 anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu
 sih..
 
 Yah susah juga deh Pak mikirnya...
 
 Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum,
 disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan
 dan ketenangannya...
 
 Jadi gimana ? tanya kenapa?
 
 Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir
 bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur
 dan pembuat gaduh masjid kali...Pak..

 
 --- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
 > Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga
 > kepicikan-kepicikan pemahaman
 > yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa
 > memisahkan permasalahan
 > dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya
 > sewajarnyalah kalau umat
 > terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong
 > punya masjid "kubah emas'
 > saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi
 > kebersihan ? buat apa mesjid
 > bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya
 > apa2 kecuali bagikan
 > kuburan iman yang mati.
 > Padahal masjid dibangun untuk apa ???
 > 
 > 
 > Wassalam.
 > 
 > 
 > 
 > On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro
 > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 > >
 > >   Pak Hilmi,
 > > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi
 > bangunan yang dinamakan
 > > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja.
 > Lalu buat apa bikin masjid
 > > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya.
 > Saya ngeri orang memang suka
 > > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun
 > bagus-bagus tapi bangunan itu
 > > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan
 > mengenal secara baik fungsi
 > > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang
 > membangun masjid sering
 > > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan,
 > simbol ketaatan, simbol
 > > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan
 > dirinya benar-benar orang
 > > yang religius.
 > >
 > > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang
 > dari berapa banyak dia
 > > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat.
 > >
 > > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan
 > saja keinginan
 > > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah
 > persepsi dan salah
 > > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid
 > dalam arti tempat ibadah,
 > > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak
 > bisa berwisata rohani. Saya
 > > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati
 > wisata rohani dengan
 > > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di
 > Indonesia jauh lebih kaya secara
 > > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel
 > di surabaya, dan
 > > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang
 > mempunyai nilai historis bagi
 > > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap
 > alun-alun kota ada masjid
 > > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah
 > mewah. :)
 > >
 > > salam,
 > >
 > > Eko Bambang S
 > >
 > >
 > > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil
 > <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
 > > >
 > > >   IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
 > > > Kegundahan seorang Ayah
 > > >
 > > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
 > > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur
 > 9 dan
 > > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar
 > di
 > > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya
 > Masjid
 > > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
 > > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
 > > > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya
 > juga
 > > > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang
 > positif
 > > > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke
 > pintu
 > > > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak
 > saya
 > > > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
 > > > (begitupula nasib sama dialami pengunjung
 > lainnya).
 > > >
 > > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
 > > > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke
 > areal
 > > > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
 > > > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
 > > > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya
 > baru
 > > > kali 

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-25 Terurut Topik Healthy Life
Saya sendiri sih belum pernah ke masjid yang di depok itu.
Cuman,... dalam perjalanan safari - memang pernah melihat beberapa masjid yang 
tidak memperbolehkan anak2 masuk ke masjid sampai akil baligh. Salah 
satunya,... saya pernah ke Masjid Al Falah di Darmo Kali Surabaya. Di masjid 
itu, jelas2 ada larangannya untuk tidak boleh membawa anak kecil masuk ke dalam 
masjid. jadi,.. jika ada orang yang sholat sambil membawa anak kecil/anak2... 
si anak disuruh menunggu di suatu tempat khusus dan ada yang menjaganya (salah 
satu orangtuanya) sehingga mereka pun bergantian sholatnya.

Untuk larangan seperti ini,... saya pikir nggak aneh kok.
Sama seperti larangan tidur di masjid, karena dikhawatirkan air liur orang yang 
tidur akan berbau - dan mengganggu orang yang solat.
Hal inipun saya temui ketika di Masjid Nabawi Madinah,... khususnya di Raudhah. 
Ada askar khusus yang ditugaskan untuk menertibkan jamaah2 yang tidur dll.

Saya setuju, jika ada orang tua yang ingin melatih anaknya untuk sholat di 
masjid, khususnya solat berjamaah.
Namun,... si orangtuanya sendiri - juga sebaiknya mengamalkan solat 5 waktu - 
dimana azan diazankan dan dilakukan secara berjamaah.

Sama juga halnya seperti ada yang pakai qunut atau tidak pakai qunut ketika 
sholat subuh.
Artinya apa... kata nabi perbedaan itu adalah rahmat.
Tinggal kita sendiri yang secara bijak mengolah ini,... apakah mau dijadikan 
fitnah atau rahmat.

Terlampir: ETIKA DI MASJID

Etika Kehidupan Muslim  Sehari-hari
 Al-Qismu  Al-Ilmi-Dar Al-Wathan
 ETIKA DI MASJID  

 
  
 Berdoa
di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu
anhu beliau menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdoa : 
"Ya
Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan
jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan
jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan
jadikanlah cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah,
anugerahilah aku cahaya". (Muttafaq'alaih) .


Berjalan
menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Apabila shalat telah
diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari,
tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan
ketenangan. Maka apa (bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang
tertinggal sempurnakanlah. (Muttafaq'alaih) .


Berdoa
disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang masuk masjid
mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu
alaihi wa Sallam lalu mengucapkan:
"(Ya Allah,  bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)"
  Dan bila keluar  mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada 
Nabi Shallallaahu alaihi wa  Sallam kemudian membaca doa:

 
 "(Ya Allah,  sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu)". (HR. Muslim).
Disunnatkan
melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk masjid.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di
antara kamu masuk masjid hendaklah shalat dua rakaat sebelum duduk".
(Muttafaq alaih).


Dilarang berjual-beli
dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu melihat orang yang menjual
atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah "Semoga Allah
tidak memberi keuntungan bagimu". Dan apabila kamu melihat orang yang
mengumumkan barang hilang, maka doakanlah "Semoga Allah tidak
mengembalikan barangmu yang hilang". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan
oleh Al-Albani).


 Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang
putih, bawang merah atau orang yang badannya berbau tidak sedap.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang
memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka jangan
sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa
terganggu dari apa yang dengan-nya manusia terganggu". (HR. Muslim).
Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari
badan atau pakaian.

 Dilarang keluar dari masjid
sesudah adzan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada seorangpun yang
keluar sebelum shalat". (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani).


Tidak
lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi orang
yang sholat menaroh batas di depannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Sallam bersabda: "Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang
yang sedang sholat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri
dari jarak empat puluh itu lebih baik baginya daripada lewat di
depannya". (Muttafaq alaih).


Tidak
menjadikan masjid sebagai jalan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: "Janganlah kamu menjadikan masjid sebagai jalan,
kecuali (sebagai tempat) untuk berzikir dan shalat". (HR. Ath-Thabrani,
dinilai 

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-24 Terurut Topik Al-Mahmud Abbas

Pak Hendra tanya Kenaaapaa ?? Orang tua Muslim mendidik anak2nya
bagaimana... itu suatu pertanyaan yang termasuk harus dimasukkan dalam
kurikulum tausyiah beliau para Ustadz. Jangan hanya memasukkan doktrin2
dikotomi Muslim - non Muslim yang makin lama makin kelihatan tidak relevan.
Betulll ??!!!

Wassalam.



On 1/25/07, HENDRA DARMAWAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Sulit juga yah Pak...

Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi
sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan
berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa
menyalahinya, namanya juga anak-anak...

Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga
anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau
anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu
sih..

Yah susah juga deh Pak mikirnya...

Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum,
disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan
dan ketenangannya...

Jadi gimana ? tanya kenapa?

Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir
bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur
dan pembuat gaduh masjid kali...Pak..


--- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED] > wrote:

> Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga
> kepicikan-kepicikan pemahaman
> yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa
> memisahkan permasalahan
> dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya
> sewajarnyalah kalau umat
> terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong
> punya masjid "kubah emas'
> saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi
> kebersihan ? buat apa mesjid
> bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya
> apa2 kecuali bagikan
> kuburan iman yang mati.
> Padahal masjid dibangun untuk apa ???
>
>
> Wassalam.
>
>
>
> On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro
> <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> >
> > Pak Hilmi,
> > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi
> bangunan yang dinamakan
> > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja.
> Lalu buat apa bikin masjid
> > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya.
> Saya ngeri orang memang suka
> > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun
> bagus-bagus tapi bangunan itu
> > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan
> mengenal secara baik fungsi
> > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang
> membangun masjid sering
> > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan,
> simbol ketaatan, simbol
> > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan
> dirinya benar-benar orang
> > yang religius.
> >
> > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang
> dari berapa banyak dia
> > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat.
> >
> > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan
> saja keinginan
> > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah
> persepsi dan salah
> > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid
> dalam arti tempat ibadah,
> > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak
> bisa berwisata rohani. Saya
> > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati
> wisata rohani dengan
> > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di
> Indonesia jauh lebih kaya secara
> > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel
> di surabaya, dan
> > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang
> mempunyai nilai historis bagi
> > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap
> alun-alun kota ada masjid
> > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah
> mewah. :)
> >
> > salam,
> >
> > Eko Bambang S
> >
> >
> > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil
> <[EMAIL PROTECTED] > menulis:
> > >
> > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
> > > Kegundahan seorang Ayah
> > >
> > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
> > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur
> 9 dan
> > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar
> di
> > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya
> Masjid
> > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
> > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
> > > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya
> juga
> > > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang
> positif
> > > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke
> pintu
> > > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak
> saya
> > > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
> > > (begitupula nasib sama dialami pengunjung
> lainnya).
> > >
> > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
> > > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke
> areal
> > > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
> > > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
> > > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya
> baru
> > > kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat
> > > larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya
> saja
> > > tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya
> adalah
> > > kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi
> anak
> > > saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5
> > > tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku
> tidak
> > > boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak
> suka
> > > anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa
> menjawab

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-24 Terurut Topik Miftah Surur

Hahaha lama-lama muslim yang suka melarang-larang itu semakin picik aja.
maunya gimana sih? katanya penanaman iman itu harus dimulai sejak kecil agar
pengendapannya lebih maksimal. tapi gimana wong mau masuk masjid aja gak
boleh?
padahal, setau saya Nabi saw tidak pernah melarang anak-anak masuk masjid,
bahkan diperbolehkan kok untuk shalat berjamaah di dalamnya. hanya saja,
karena dikuatirkan anak-anak kecil akan berlari-larian, maka dianjurkan
untuk ditempatkan di baris belakang. tapi, kalau memang mengganggu
kekhusyu'an, emangnya orang shalat itu yang dipikirin apa sih? kalau cuma
sholat yang lamanya 7 menit jadi terganggu?
lagian, kalau cuma kotor kan biasa lah, namanya juga tempat umum. lagian
orang tua yang membawa anaknya ke masjid kan pasti dah tau diri,
emangnya ortu akan membiarkan anaknya bawa-bawa kotoran ayam ke
masjid? bikin masjid dengan kubah emas aja mampu kok, masak untuk bayar
pembersih aja jadi problem nasional.
Gak pernah melihat fenomena masjid di tempat-tempat lain kali. apalagi kalau
masjid di pesantren-pesantren, biasa aja tuh anak-anak bersantai-santai di
masjid, apalagi di tangan mereka juga tergenggam Alquran sembari mulut
komat-kamit melafalkan ayat-ayatnya.
Kalau memang begitu, sekalian aja ditulis di masjid kubah emas itu: Masjid
ini hanya khusus untuk orang bersih, berpakaian bersih, karena kalau orang
yang dekil dikuatirkan akan mengotori masjid.


On 1/25/07, HENDRA DARMAWAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Sulit juga yah Pak...

Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi
sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan
berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa
menyalahinya, namanya juga anak-anak...

Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga
anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau
anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu
sih..

Yah susah juga deh Pak mikirnya...

Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum,
disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan
dan ketenangannya...

Jadi gimana ? tanya kenapa?

Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir
bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur
dan pembuat gaduh masjid kali...Pak..

--- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED] > wrote:

> Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga
> kepicikan-kepicikan pemahaman
> yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa
> memisahkan permasalahan
> dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya
> sewajarnyalah kalau umat
> terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong
> punya masjid "kubah emas'
> saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi
> kebersihan ? buat apa mesjid
> bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya
> apa2 kecuali bagikan
> kuburan iman yang mati.
> Padahal masjid dibangun untuk apa ???
>
>
> Wassalam.
>
>
>
> On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro
> <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> >
> > Pak Hilmi,
> > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi
> bangunan yang dinamakan
> > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja.
> Lalu buat apa bikin masjid
> > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya.
> Saya ngeri orang memang suka
> > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun
> bagus-bagus tapi bangunan itu
> > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan
> mengenal secara baik fungsi
> > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang
> membangun masjid sering
> > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan,
> simbol ketaatan, simbol
> > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan
> dirinya benar-benar orang
> > yang religius.
> >
> > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang
> dari berapa banyak dia
> > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat.
> >
> > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan
> saja keinginan
> > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah
> persepsi dan salah
> > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid
> dalam arti tempat ibadah,
> > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak
> bisa berwisata rohani. Saya
> > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati
> wisata rohani dengan
> > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di
> Indonesia jauh lebih kaya secara
> > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel
> di surabaya, dan
> > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang
> mempunyai nilai historis bagi
> > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap
> alun-alun kota ada masjid
> > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah
> mewah. :)
> >
> > salam,
> >
> > Eko Bambang S
> >
> >
> > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil
> <[EMAIL PROTECTED] > menulis:
> > >
> > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
> > > Kegundahan seorang Ayah
> > >
> > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
> > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur
> 9 dan
> > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar
> di
> > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya
> Masjid
> > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
> > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
> > > daerah Meruyung, 

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-24 Terurut Topik HENDRA DARMAWAN
Sulit juga yah Pak...

Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi
sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan
berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa
menyalahinya, namanya juga anak-anak...

Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga
anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau
anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu
sih..

Yah susah juga deh Pak mikirnya...

Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum,
disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan
dan ketenangannya...

Jadi gimana ? tanya kenapa?

Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir
bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur
dan pembuat gaduh masjid kali...Pak..






--- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga
> kepicikan-kepicikan pemahaman
> yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa
> memisahkan permasalahan
> dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya
> sewajarnyalah kalau umat
> terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong
> punya masjid "kubah emas'
> saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi
> kebersihan ? buat apa mesjid
> bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya
> apa2 kecuali bagikan
> kuburan iman yang mati.
> Padahal masjid dibangun untuk apa ???
> 
> 
> Wassalam.
> 
> 
> 
> On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Pak Hilmi,
> > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi
> bangunan yang dinamakan
> > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja.
> Lalu buat apa bikin masjid
> > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya.
> Saya ngeri orang memang suka
> > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun
> bagus-bagus tapi bangunan itu
> > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan
> mengenal secara baik fungsi
> > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang
> membangun masjid sering
> > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan,
> simbol ketaatan, simbol
> > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan
> dirinya benar-benar orang
> > yang religius.
> >
> > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang
> dari berapa banyak dia
> > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat.
> >
> > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan
> saja keinginan
> > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah
> persepsi dan salah
> > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid
> dalam arti tempat ibadah,
> > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak
> bisa berwisata rohani. Saya
> > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati
> wisata rohani dengan
> > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di
> Indonesia jauh lebih kaya secara
> > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel
> di surabaya, dan
> > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang
> mempunyai nilai historis bagi
> > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap
> alun-alun kota ada masjid
> > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah
> mewah. :)
> >
> > salam,
> >
> > Eko Bambang S
> >
> >
> > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil
> <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> > >
> > >   IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
> > > Kegundahan seorang Ayah
> > >
> > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
> > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur
> 9 dan
> > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar
> di
> > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya
> Masjid
> > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
> > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
> > > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya
> juga
> > > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang
> positif
> > > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke
> pintu
> > > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak
> saya
> > > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
> > > (begitupula nasib sama dialami pengunjung
> lainnya).
> > >
> > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
> > > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke
> areal
> > > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
> > > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
> > > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya
> baru
> > > kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat
> > > larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya
> saja
> > > tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya
> adalah
> > > kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi
> anak
> > > saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5
> > > tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku
> tidak
> > > boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak
> suka
> > > anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa
> menjawab
> > > apapun, jawaban seperti apa yang harus saya
> berikan
> > > pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk
> selalu
> > > membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah
> rumah.
> > > Namun saat ia begitu antusias untuk melihat
> Masjid
> > > yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak
> bisa
> > > masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola
> dekat
> >

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-24 Terurut Topik cyber woni
bung Hilmi..

saya datang ke masjid itu sebulan sebelum digunakan
secara umum dan 1 hari setelah idul adha.
 
sebulan sebelumnya keadaan masjid masih berantakan
disekitar luar, saya hanya diperboleh kan berkeliling
diluar (alhamdulillah dapat kesempatan, karena
kabarnya yang lain hanya boleh melihat dari luar
pagar).
 
sehari setelah SCTV menayangkan live sholat idul adha,
keadaannya luar biasa, saya melihat anak2 kecil
berlarian kesana kemari, ibu ibu sibuk menggosok
gosokan kain seadanya ke karpet masjid (mungkin ada
cairan apa saya tidak tahu yang jatuh ke karpet), dan
bercampurnya laki laki dan perempuan dalam shaf shalat
(yang ini diperingatkan berkali-kali oleh pengurus
masjid melalui microphone) karena memang jamaah
seperinya merasa takjub dgn masjid tsb sehingga jamaah
wanitapun tidak memperhatikan lagi posisis sholat yang
ternyata berada di depan dan bercampur dengan
laki-laki.
 
di alur masjid, disekitar halaman teras (subhanallah
itu teras lega bgt) tidak jauh berbeda dgn di dalam,
suasana sgt "berantakan", ada yang foto foto, ada yg
gelar tikar untuk makan makan, dll.
di halaman masjid yang notabene kebun mangga, beberapa
keluarga mengadakan reuni sepertinay dengan menggelar
tikar juga dan makan-makan dibawahnya. saya pribadi
memaklumi kedaaan tersebut karena saat itu memang
panas dan tempat sangat mendukung untuk kegiatan makan
makan dibawah pohon mangga yang saat itu sedang
berbuah lebat...namun, yang saya sayngakan, metal
mayoritas orang indonesia masih saja dibawa bawa ke
tempat suci dan sangat megah itu, BUANG SAMPAH
SEMBARANGAN. Jelas terlihat dimana-mana memang sampah
berserakan...botol air minum bekas, bungkus makanan
ringan, bungkus permen, dll. Tapi 1 juga pertanyaan
saya (dimanakah tempat sampahnya??, karena disekitar
masjid tidak dijumpai tempat sampah).
 
alhamdulillah, setelah kembali masuk kedalam masjid
saya menjmpai panitia masjid yang sat itu baru selesai
mimimpin shalat dhuhur kloter ke 3. beliau sempat
membeberkan beberapa "dapur" masjid tersebut kepada
kami (saya dan beberapa jamaah memang sengaja bertanya
seputar masjid).
beliau menjelaskan bahawa masjid tersebut BELUM JADI,
masih tahap pembangunan, masjid tersebut baru 60
persen rampung, bahkan mihrabnya saja masih darurat
(saya lihat mihrab itu sudah oke, bagaimana kalau
sudah jadi ya??darurat saja sudah keren), tapi memang
beberapa bagian, seperti tangga, dan detail belum
selesai saya lihat..seperti pegangan tangga belum ada,
jadi bahaya sekali kalau anak kecil naik2 tangga bisa
terjun bebas kebawah.
Plus beliau menjelaskan soal keseluruhan kompleks
tersebut baru jadi 30 persen, baru rumaha, masjid, dan
gedung pertemuan yang berdiir, sedangkan sekolah dari
tingkat TK sampai UNIVERSITAS masih dalam waiting list
pengerjaan menunggu masjid selesai.
nah, berkenaan dengan itu, kelengkapan panitia,
pengurus, keamanan, tukang kebun, dan kelengkapan lain
seperti pengaturan parkir (jujur, kemarin itu saya
rasakan parkir rada semrawut karena petugas parkir
sangat sedikit), petugas kebersihan dan lain-lain
belum tersedia.
 
jadi, sebaiknya kita semua husnudzan saja, sepertinya
sayang sekali masjid ini subhanallah menrut saya, dan
sebaiknya kita juga ikutmenjaga, kalau masih banyak
kekurangan (3 hari setelah itu saya dan keluarga
berkunjung da mendapati mobil dan motor tidak boleh
masuk lingkungan masjid-harus diparkir diluar pagar
seperti saat sebulan sebelum dibuka untuk umum, anak2
jga tidak boleh masuk kedalam masjid, dan tidak boleh
"piknik" di halaman masjid), mungkin ini sekedear
antisipasi sebelum pihak panitia masjid siap untuk
menghadapai segala kemungkinan yang erjadi.
 
semoga tambahan ini bisa memperjelas keadaan, dan
sebagai gambaran.
 
maaf saya bukan panitia, bukan pemilik, dan tidak
mempunyai hubungan apa-apa dengan pemilik masjid 
mungkin hanya hubungan seiman saja sepertinya)
 
terima kasih




---
---
MOENANDIR, Muhammad Rully
Rostocker str. 9
10553 Berlin Germany

+493026323392
+491626175774


 

Get your own web address.  
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL


Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-24 Terurut Topik Al-Mahmud Abbas

Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga kepicikan-kepicikan pemahaman
yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa memisahkan permasalahan
dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya sewajarnyalah kalau umat
terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong punya masjid "kubah emas'
saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi kebersihan ? buat apa mesjid
bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya apa2 kecuali bagikan
kuburan iman yang mati.
Padahal masjid dibangun untuk apa ???


Wassalam.



On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Pak Hilmi,
Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi bangunan yang dinamakan
masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. Lalu buat apa bikin masjid
bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. Saya ngeri orang memang suka
mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun bagus-bagus tapi bangunan itu
tidak bisa membuat masyarakat memahami dan mengenal secara baik fungsi
masjid baik secara religius maupun sosial. Orang membangun masjid sering
menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, simbol ketaatan, simbol
religiusitas, namun tidak pernah menjadikan dirinya benar-benar orang
yang religius.

Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang dari berapa banyak dia
membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat.

Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan saja keinginan
mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah persepsi dan salah
tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid dalam arti tempat ibadah,
tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak bisa berwisata rohani. Saya
kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati wisata rohani dengan
mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di Indonesia jauh lebih kaya secara
kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel di surabaya, dan
masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang mempunyai nilai historis bagi
perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap alun-alun kota ada masjid
Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah mewah. :)

salam,

Eko Bambang S


Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
>   IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
> Kegundahan seorang Ayah
>
> Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
> (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan
> 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di
> Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid
> Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
> bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
> daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga
> ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif
> pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu
> gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya
> masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
> (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya).
>
> Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
> melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal
> masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
> ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
> terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru
> kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat
> larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja
> tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah
> kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak
> saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5
> tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak
> boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka
> anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab
> apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan
> pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu
> membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah.
> Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid
> yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa
> masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat
> pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf-
> tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome
> kepada kami termasuk anak-anak saya.
>
> Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid
> itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi
> aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf
> terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar
> (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau
> membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak
> dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid.
> Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil
> sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat
> ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas"
> ini melewati apa yang digariskan Rasulullah.
>
> Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi
> kontraproduktif dengan proses pengenalan dan
> pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau
> ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak
> dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid
> akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya
> tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda
> Islam akan semakin jauh dari te

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-24 Terurut Topik guritno pamulang
HEHEHE,MAS HILMI,
   
  dengan ada peraturan kucluk yang aneh memuakken ituh,
   
  jadi janganlah NGAMBEK PARA MARTA,
   
  JINGKALAO ANAK ANAK DAPET UNDANGAN KE GOREJAH SAKBELAH
   
  DI DEPOK JUGAK?
   
  lah..MAOK NGAJI DI MESJID KOK ENGGAK BOLEH?
   
  jadi SALAHKAH ANAK ANAK ITUH,JINGKALAO KE GOREJAH MAOK
   
  MEMUJIH TUHAN ALLOHNYAH??
   
  satu tantangan kritis buat para MASJIDAN YANG MEMBUAT ANAK ANAK
   
  MINGGAT KE GOREJAH DEPOK SAKBELAHAN ITUH!!!

Eko Bambang Subiantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Hilmi, 
  Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi bangunan yang dinamakan 
masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. Lalu buat apa bikin masjid 
bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. Saya ngeri orang memang suka 
mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun bagus-bagus tapi bangunan itu 
tidak bisa membuat masyarakat memahami dan mengenal secara baik fungsi masjid 
baik secara religius maupun sosial. Orang membangun masjid sering menjadi 
simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, simbol ketaatan, simbol 
religiusitas, namun tidak pernah menjadikan dirinya benar-benar orang yang 
religius. 
   
  Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang dari berapa banyak dia 
membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. 
   
  Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan saja keinginan mengunjungi 
masjid depok kemarin itu sebagai salah persepsi dan salah tujuan, bahwa 
bangunan itu ternyata bukan masjid dalam arti tempat ibadah, tetapi masjid 
sebagai bangunan mewah, jadi tidak bisa berwisata rohani. Saya kira bapak dan 
keluarga akan lebih bisa menikmati wisata rohani dengan mengunjungi 
masjid-masjid yang saya kira di Indonesia jauh lebih kaya secara kultural 
seperti masjid demak, masjid sunan ampel di surabaya, dan masjid-masjid kuno di 
seluruh Indonesia yang mempunyai nilai historis bagi perkembangan Islam di 
Indonesia. Biasanya disetiap alun-alun kota ada masjid Jami, saya kira nilai 
bangunannya tidak kalah mewah. :) 
   
  salam,
   
  Eko Bambang S
   
   
  Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil <[EMAIL PROTECTED]> menulis: 
IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Kegundahan seorang Ayah

Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
(istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan
5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di 
Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid
Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga 
ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif
pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu
gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya
masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
(begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). 

Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal
masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru 
kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat
larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja
tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah
kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak
saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 
tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak
boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka
anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab
apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan 
pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu
membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah.
Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid
yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa 
masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat
pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf-
tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome
kepada kami termasuk anak-anak saya.

Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid
itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi
aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf
terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar 
(polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau
membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak
dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid.
Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil 
sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat
ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas"
ini melewati apa yang digariskan Rasulullah.

Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi 
kontraproduktif dengan proses pengenalan dan
pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau
ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak
dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid
akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya 
tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda
Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya
dan mungkin mereka akan "phobia" dengan Masjid.

Jika memang pemilik Masjid

Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-23 Terurut Topik Eko Bambang Subiantoro

Pak Hilmi,
Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi bangunan yang dinamakan
masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. Lalu buat apa bikin masjid
bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. Saya ngeri orang memang suka
mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun bagus-bagus tapi bangunan itu
tidak bisa membuat masyarakat memahami dan mengenal secara baik fungsi
masjid baik secara religius maupun sosial. Orang membangun masjid sering
menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, simbol ketaatan, simbol
religiusitas, namun tidak pernah menjadikan dirinya benar-benar orang
yang religius.

Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang dari berapa banyak dia
membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat.

Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan saja keinginan mengunjungi
masjid depok kemarin itu sebagai salah persepsi dan salah tujuan, bahwa
bangunan itu ternyata bukan masjid dalam arti tempat ibadah, tetapi masjid
sebagai bangunan mewah, jadi tidak bisa berwisata rohani. Saya kira bapak
dan keluarga akan lebih bisa menikmati wisata rohani dengan mengunjungi
masjid-masjid yang saya kira di Indonesia jauh lebih kaya secara kultural
seperti masjid demak, masjid sunan ampel di surabaya, dan masjid-masjid kuno
di seluruh Indonesia yang mempunyai nilai historis bagi perkembangan Islam
di Indonesia. Biasanya disetiap alun-alun kota ada masjid Jami, saya kira
nilai bangunannya tidak kalah mewah. :)

salam,

Eko Bambang S


Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil <[EMAIL PROTECTED]> menulis:


  IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Kegundahan seorang Ayah

Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
(istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan
5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di
Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid
Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga
ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif
pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu
gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya
masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
(begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya).

Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal
masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru
kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat
larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja
tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah
kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak
saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5
tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak
boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka
anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab
apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan
pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu
membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah.
Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid
yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa
masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat
pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf-
tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome
kepada kami termasuk anak-anak saya.

Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid
itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi
aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf
terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar
(polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau
membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak
dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid.
Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil
sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat
ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas"
ini melewati apa yang digariskan Rasulullah.

Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi
kontraproduktif dengan proses pengenalan dan
pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau
ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak
dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid
akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya
tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda
Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya
dan mungkin mereka akan "phobia" dengan Masjid.

Jika memang pemilik Masjid Kubah "Emas" ingin
membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan
disebut Masjid, sebut saja "ini adalah tempat sholat
pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang
ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami".
Sebab jika disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi
publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid
manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap
orang tua harus menjaga anaknya agar tertib.

Terakhir saya berharap "pemilik" Masjid "Kubah Emas"
(juga ke masjid
manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah
harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan

[mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK

2007-01-23 Terurut Topik Iyo Tengil
IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Kegundahan seorang Ayah



Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
(istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan
5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di
Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid
Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu
bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak
daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga
ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif
pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu
gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya
masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
(begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya).


 Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan
melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal
masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan,
ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung
terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru
kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat
larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja
tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah
kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak
saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5
tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak
boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka
anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab
apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan
pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu
membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah.
Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid
yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa
masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat
pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf-
tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome
kepada kami termasuk anak-anak saya.

Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid
itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi
aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf
terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar
(polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau
membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak
dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid.
Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil
sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat
ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas"
ini melewati apa yang digariskan Rasulullah.

Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi
kontraproduktif dengan proses pengenalan dan
pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau
ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak
dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid
akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya
tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda
Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya
dan mungkin mereka akan "phobia" dengan Masjid.

Jika memang pemilik Masjid Kubah "Emas" ingin
membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan
disebut Masjid, sebut saja "ini adalah tempat sholat
pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang
ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami".
Sebab jika disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi
publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid
manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap
orang tua harus menjaga anaknya agar tertib.

Terakhir saya berharap "pemilik" Masjid "Kubah Emas"
(juga ke masjid
manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah
harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan
cinta Masjid sejak dini, kalau tidak mereka akan lebih
dekat pada "tempat" lain yang belum tentu membawa
kebajikan bagi mereka.. Saya berharap pula, Masjid
yang begitu megah, mewah dan konon menelan biaya
ratusan milyar rupiah lebih ramai dengan kegiatan
lainnya selain tempat sholat, seperti pengajian dan
pengkajian dan seminar Islam, mentoring/pengajian bagi
anak-anak yang pasti akan tertarik karena halamannya
luas dan indah. Betapa mubazirnya Masjid ini jika
hanya dipakai "hanya" untuk sholat dan itu pun
dibatasi. Kita bisa berkaca pada Masjid Nabawi pada
awalnya dijaman Rasulullah masih hidup, dibangun
secara sederhana, dengan atap dari pelepah kurma,
dinding dari lumpur yang dikeraskan. Namun Masjid itu
begitu kaya dengan aktivitas, menjadi tempat
Rasulullah membina ummatnya, bermusyawarah tentang
masalah ummat Islam, mengatur strategi, menimba ilmu
dan disitulah peradaban Islam mulai dibangun.

Saya pribadi masih punya PR untuk menjelaskan kepada
anak laki-laki saya agar ia tidak salah "belajar",
jangan sampai ia punya persepsi bahwa Masjid bukan
tempat anak-anak untuk dekat sama Tuhannya..,
naudzubillah minzalik.

Hilmy Wahdi.
Psikolog Alumnus UI
Mahasiswa Program Doktor UNJ
Dosen tidak tetap di FE UI ekstension
Ayah dari dua anak yang sedang belajar untuk dekat
dengan Tuhannya.



 

Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
http://autos.yahoo.com/new_cars.html