Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Ini persoalannya bukan aneh atau tidak aneh, karena di tempat lain mungkin saja banyak masjid yang main larang seperti itu. tapi apa tidak kepikir kalau ada ibu-ibu tanpa suami trus membawa anak kecil. lalu pas ingin shalat, anaknya tidak boleh masuk, apakah anaknya akan dijagain oleh satpam? bisa-bisa si ibu sendiri yang tidak khusyu' shalatnya karena kepikiran anaknya terus. On 1/25/07, Healthy Life <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya sendiri sih belum pernah ke masjid yang di depok itu. Cuman,... dalam perjalanan safari - memang pernah melihat beberapa masjid yang tidak memperbolehkan anak2 masuk ke masjid sampai akil baligh. Salah satunya,... saya pernah ke Masjid Al Falah di Darmo Kali Surabaya. Di masjid itu, jelas2 ada larangannya untuk tidak boleh membawa anak kecil masuk ke dalam masjid. jadi,.. jika ada orang yang sholat sambil membawa anak kecil/anak2... si anak disuruh menunggu di suatu tempat khusus dan ada yang menjaganya (salah satu orangtuanya) sehingga mereka pun bergantian sholatnya. Untuk larangan seperti ini,... saya pikir nggak aneh kok. Sama seperti larangan tidur di masjid, karena dikhawatirkan air liur orang yang tidur akan berbau - dan mengganggu orang yang solat. Hal inipun saya temui ketika di Masjid Nabawi Madinah,... khususnya di Raudhah. Ada askar khusus yang ditugaskan untuk menertibkan jamaah2 yang tidur dll. Saya setuju, jika ada orang tua yang ingin melatih anaknya untuk sholat di masjid, khususnya solat berjamaah. Namun,... si orangtuanya sendiri - juga sebaiknya mengamalkan solat 5 waktu - dimana azan diazankan dan dilakukan secara berjamaah. Sama juga halnya seperti ada yang pakai qunut atau tidak pakai qunut ketika sholat subuh. Artinya apa... kata nabi perbedaan itu adalah rahmat. Tinggal kita sendiri yang secara bijak mengolah ini,... apakah mau dijadikan fitnah atau rahmat. Terlampir: ETIKA DI MASJID *Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari* Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan *ETIKA DI MASJID * Berdoa di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu beliau menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdoa : "Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya". (Muttafaq'alaih) . Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa (bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah. (Muttafaq'alaih) . Berdoa disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang masuk masjid mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam lalu mengucapkan: "(Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)" Dan bila keluar mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam kemudian membaca doa: "(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu)". (HR. Muslim). Disunnatkan melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu masuk masjid hendaklah shalat dua rakaat sebelum duduk". (Muttafaq alaih). Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu melihat orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah "Semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu". Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang hilang, maka doakanlah "Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah atau orang yang badannya berbau tidak sedap. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa terganggu dari apa yang dengan-nya manusia terganggu". (HR. Muslim). Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian. Dilarang keluar dari masjid sesudah adzan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada seorangpun yang keluar sebelum shalat". (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi orang yang sholat menaroh batas di depannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang sholat itu mengetahui dosa perbuatannya, nis
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
masyaallah... mereka orang yang merasa suci...lupa lupaaa... emas bukanlah diatas kubah itu... tapi emas dimata tuhan adalah anak anak kecil itu... itu emas sejati...hatinya masih suci,masih emas murni... Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Hendra tanya Kenaaapaa ?? Orang tua Muslim mendidik anak2nya bagaimana... itu suatu pertanyaan yang termasuk harus dimasukkan dalam kurikulum tausyiah beliau para Ustadz. Jangan hanya memasukkan doktrin2 dikotomi Muslim - non Muslim yang makin lama makin kelihatan tidak relevan. Betulll ??!!! Wassalam. On 1/25/07, HENDRA DARMAWAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sulit juga yah Pak... Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa menyalahinya, namanya juga anak-anak... Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu sih.. Yah susah juga deh Pak mikirnya... Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum, disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan dan ketenangannya... Jadi gimana ? tanya kenapa? Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur dan pembuat gaduh masjid kali...Pak.. --- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga > kepicikan-kepicikan pemahaman > yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa > memisahkan permasalahan > dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya > sewajarnyalah kalau umat > terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong > punya masjid "kubah emas' > saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi > kebersihan ? buat apa mesjid > bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya > apa2 kecuali bagikan > kuburan iman yang mati. > Padahal masjid dibangun untuk apa ??? > > > Wassalam. > > > > On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Pak Hilmi, > > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi > bangunan yang dinamakan > > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. > Lalu buat apa bikin masjid > > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. > Saya ngeri orang memang suka > > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun > bagus-bagus tapi bangunan itu > > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan > mengenal secara baik fungsi > > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang > membangun masjid sering > > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, > simbol ketaatan, simbol > > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan > dirinya benar-benar orang > > yang religius. > > > > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang > dari berapa banyak dia > > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. > > > > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan > saja keinginan > > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah > persepsi dan salah > > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid > dalam arti tempat ibadah, > > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak > bisa berwisata rohani. Saya > > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati > wisata rohani dengan > > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di > Indonesia jauh lebih kaya secara > > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel > di surabaya, dan > > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang > mempunyai nilai historis bagi > > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap > alun-alun kota ada masjid > > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah > mewah. :) > > > > salam, > > > > Eko Bambang S > > > > > > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil > <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > > > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK > > > Kegundahan seorang Ayah > > > > > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga > > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur > 9 dan > > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar > di > > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya > Masjid > > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu > > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak > > > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya > juga > > > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang > positif > > > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke > pintu > > > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak > saya > > > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun > > > (begitupula nasib sama dialami pengunjung > lainnya). > > > > > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan > > > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke > areal > > > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, > > > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung > > > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya > baru > > > kali
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Saya sendiri sih belum pernah ke masjid yang di depok itu. Cuman,... dalam perjalanan safari - memang pernah melihat beberapa masjid yang tidak memperbolehkan anak2 masuk ke masjid sampai akil baligh. Salah satunya,... saya pernah ke Masjid Al Falah di Darmo Kali Surabaya. Di masjid itu, jelas2 ada larangannya untuk tidak boleh membawa anak kecil masuk ke dalam masjid. jadi,.. jika ada orang yang sholat sambil membawa anak kecil/anak2... si anak disuruh menunggu di suatu tempat khusus dan ada yang menjaganya (salah satu orangtuanya) sehingga mereka pun bergantian sholatnya. Untuk larangan seperti ini,... saya pikir nggak aneh kok. Sama seperti larangan tidur di masjid, karena dikhawatirkan air liur orang yang tidur akan berbau - dan mengganggu orang yang solat. Hal inipun saya temui ketika di Masjid Nabawi Madinah,... khususnya di Raudhah. Ada askar khusus yang ditugaskan untuk menertibkan jamaah2 yang tidur dll. Saya setuju, jika ada orang tua yang ingin melatih anaknya untuk sholat di masjid, khususnya solat berjamaah. Namun,... si orangtuanya sendiri - juga sebaiknya mengamalkan solat 5 waktu - dimana azan diazankan dan dilakukan secara berjamaah. Sama juga halnya seperti ada yang pakai qunut atau tidak pakai qunut ketika sholat subuh. Artinya apa... kata nabi perbedaan itu adalah rahmat. Tinggal kita sendiri yang secara bijak mengolah ini,... apakah mau dijadikan fitnah atau rahmat. Terlampir: ETIKA DI MASJID Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan ETIKA DI MASJID Berdoa di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu beliau menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdoa : "Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya". (Muttafaq'alaih) . Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa (bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah. (Muttafaq'alaih) . Berdoa disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang masuk masjid mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam lalu mengucapkan: "(Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)" Dan bila keluar mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam kemudian membaca doa: "(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu)". (HR. Muslim). Disunnatkan melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu masuk masjid hendaklah shalat dua rakaat sebelum duduk". (Muttafaq alaih). Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu melihat orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah "Semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu". Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang hilang, maka doakanlah "Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah atau orang yang badannya berbau tidak sedap. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa terganggu dari apa yang dengan-nya manusia terganggu". (HR. Muslim). Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian. Dilarang keluar dari masjid sesudah adzan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada seorangpun yang keluar sebelum shalat". (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi orang yang sholat menaroh batas di depannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang sholat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri dari jarak empat puluh itu lebih baik baginya daripada lewat di depannya". (Muttafaq alaih). Tidak menjadikan masjid sebagai jalan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kamu menjadikan masjid sebagai jalan, kecuali (sebagai tempat) untuk berzikir dan shalat". (HR. Ath-Thabrani, dinilai
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Pak Hendra tanya Kenaaapaa ?? Orang tua Muslim mendidik anak2nya bagaimana... itu suatu pertanyaan yang termasuk harus dimasukkan dalam kurikulum tausyiah beliau para Ustadz. Jangan hanya memasukkan doktrin2 dikotomi Muslim - non Muslim yang makin lama makin kelihatan tidak relevan. Betulll ??!!! Wassalam. On 1/25/07, HENDRA DARMAWAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sulit juga yah Pak... Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa menyalahinya, namanya juga anak-anak... Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu sih.. Yah susah juga deh Pak mikirnya... Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum, disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan dan ketenangannya... Jadi gimana ? tanya kenapa? Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur dan pembuat gaduh masjid kali...Pak.. --- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga > kepicikan-kepicikan pemahaman > yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa > memisahkan permasalahan > dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya > sewajarnyalah kalau umat > terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong > punya masjid "kubah emas' > saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi > kebersihan ? buat apa mesjid > bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya > apa2 kecuali bagikan > kuburan iman yang mati. > Padahal masjid dibangun untuk apa ??? > > > Wassalam. > > > > On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro > <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > Pak Hilmi, > > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi > bangunan yang dinamakan > > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. > Lalu buat apa bikin masjid > > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. > Saya ngeri orang memang suka > > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun > bagus-bagus tapi bangunan itu > > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan > mengenal secara baik fungsi > > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang > membangun masjid sering > > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, > simbol ketaatan, simbol > > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan > dirinya benar-benar orang > > yang religius. > > > > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang > dari berapa banyak dia > > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. > > > > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan > saja keinginan > > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah > persepsi dan salah > > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid > dalam arti tempat ibadah, > > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak > bisa berwisata rohani. Saya > > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati > wisata rohani dengan > > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di > Indonesia jauh lebih kaya secara > > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel > di surabaya, dan > > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang > mempunyai nilai historis bagi > > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap > alun-alun kota ada masjid > > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah > mewah. :) > > > > salam, > > > > Eko Bambang S > > > > > > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil > <[EMAIL PROTECTED] > menulis: > > > > > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK > > > Kegundahan seorang Ayah > > > > > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga > > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur > 9 dan > > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar > di > > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya > Masjid > > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu > > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak > > > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya > juga > > > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang > positif > > > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke > pintu > > > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak > saya > > > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun > > > (begitupula nasib sama dialami pengunjung > lainnya). > > > > > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan > > > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke > areal > > > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, > > > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung > > > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya > baru > > > kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat > > > larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya > saja > > > tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya > adalah > > > kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi > anak > > > saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 > > > tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku > tidak > > > boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak > suka > > > anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa > menjawab
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Hahaha lama-lama muslim yang suka melarang-larang itu semakin picik aja. maunya gimana sih? katanya penanaman iman itu harus dimulai sejak kecil agar pengendapannya lebih maksimal. tapi gimana wong mau masuk masjid aja gak boleh? padahal, setau saya Nabi saw tidak pernah melarang anak-anak masuk masjid, bahkan diperbolehkan kok untuk shalat berjamaah di dalamnya. hanya saja, karena dikuatirkan anak-anak kecil akan berlari-larian, maka dianjurkan untuk ditempatkan di baris belakang. tapi, kalau memang mengganggu kekhusyu'an, emangnya orang shalat itu yang dipikirin apa sih? kalau cuma sholat yang lamanya 7 menit jadi terganggu? lagian, kalau cuma kotor kan biasa lah, namanya juga tempat umum. lagian orang tua yang membawa anaknya ke masjid kan pasti dah tau diri, emangnya ortu akan membiarkan anaknya bawa-bawa kotoran ayam ke masjid? bikin masjid dengan kubah emas aja mampu kok, masak untuk bayar pembersih aja jadi problem nasional. Gak pernah melihat fenomena masjid di tempat-tempat lain kali. apalagi kalau masjid di pesantren-pesantren, biasa aja tuh anak-anak bersantai-santai di masjid, apalagi di tangan mereka juga tergenggam Alquran sembari mulut komat-kamit melafalkan ayat-ayatnya. Kalau memang begitu, sekalian aja ditulis di masjid kubah emas itu: Masjid ini hanya khusus untuk orang bersih, berpakaian bersih, karena kalau orang yang dekil dikuatirkan akan mengotori masjid. On 1/25/07, HENDRA DARMAWAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sulit juga yah Pak... Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa menyalahinya, namanya juga anak-anak... Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu sih.. Yah susah juga deh Pak mikirnya... Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum, disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan dan ketenangannya... Jadi gimana ? tanya kenapa? Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur dan pembuat gaduh masjid kali...Pak.. --- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga > kepicikan-kepicikan pemahaman > yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa > memisahkan permasalahan > dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya > sewajarnyalah kalau umat > terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong > punya masjid "kubah emas' > saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi > kebersihan ? buat apa mesjid > bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya > apa2 kecuali bagikan > kuburan iman yang mati. > Padahal masjid dibangun untuk apa ??? > > > Wassalam. > > > > On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro > <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > Pak Hilmi, > > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi > bangunan yang dinamakan > > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. > Lalu buat apa bikin masjid > > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. > Saya ngeri orang memang suka > > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun > bagus-bagus tapi bangunan itu > > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan > mengenal secara baik fungsi > > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang > membangun masjid sering > > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, > simbol ketaatan, simbol > > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan > dirinya benar-benar orang > > yang religius. > > > > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang > dari berapa banyak dia > > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. > > > > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan > saja keinginan > > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah > persepsi dan salah > > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid > dalam arti tempat ibadah, > > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak > bisa berwisata rohani. Saya > > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati > wisata rohani dengan > > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di > Indonesia jauh lebih kaya secara > > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel > di surabaya, dan > > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang > mempunyai nilai historis bagi > > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap > alun-alun kota ada masjid > > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah > mewah. :) > > > > salam, > > > > Eko Bambang S > > > > > > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil > <[EMAIL PROTECTED] > menulis: > > > > > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK > > > Kegundahan seorang Ayah > > > > > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga > > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur > 9 dan > > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar > di > > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya > Masjid > > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu > > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak > > > daerah Meruyung,
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Sulit juga yah Pak... Mungkin anak-anak dianggap meng-ganggu umat yang lagi sholat, atau kadang anak2 suka berlarian dan berteriak-teriak, dsb...susah juga kita gak bisa menyalahinya, namanya juga anak-anak... Kadang orang tuanya pun gak sanggup untuk menjaga anak-anaknya tertib di dalam mesjid, apalagi kalau anak-anaknya susah di atur. Tapi gak semua begitu sih.. Yah susah juga deh Pak mikirnya... Disatu pihak, mesjid untuk sholat umat secara umum, disatu pihak lain, masjid tsb harus dijaga kebersihan dan ketenangannya... Jadi gimana ? tanya kenapa? Mungkin si pemilik masjid atau si satpam itu berpikir bahwa anak-anak Indonesia 'kebanyakan' susah diatur dan pembuat gaduh masjid kali...Pak.. --- Al-Mahmud Abbas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga > kepicikan-kepicikan pemahaman > yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa > memisahkan permasalahan > dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya > sewajarnyalah kalau umat > terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong > punya masjid "kubah emas' > saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi > kebersihan ? buat apa mesjid > bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya > apa2 kecuali bagikan > kuburan iman yang mati. > Padahal masjid dibangun untuk apa ??? > > > Wassalam. > > > > On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Pak Hilmi, > > Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi > bangunan yang dinamakan > > masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. > Lalu buat apa bikin masjid > > bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. > Saya ngeri orang memang suka > > mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun > bagus-bagus tapi bangunan itu > > tidak bisa membuat masyarakat memahami dan > mengenal secara baik fungsi > > masjid baik secara religius maupun sosial. Orang > membangun masjid sering > > menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, > simbol ketaatan, simbol > > religiusitas, namun tidak pernah menjadikan > dirinya benar-benar orang > > yang religius. > > > > Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang > dari berapa banyak dia > > membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. > > > > Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan > saja keinginan > > mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah > persepsi dan salah > > tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid > dalam arti tempat ibadah, > > tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak > bisa berwisata rohani. Saya > > kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati > wisata rohani dengan > > mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di > Indonesia jauh lebih kaya secara > > kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel > di surabaya, dan > > masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang > mempunyai nilai historis bagi > > perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap > alun-alun kota ada masjid > > Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah > mewah. :) > > > > salam, > > > > Eko Bambang S > > > > > > Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil > <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > > > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK > > > Kegundahan seorang Ayah > > > > > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga > > > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur > 9 dan > > > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar > di > > > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya > Masjid > > > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu > > > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak > > > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya > juga > > > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang > positif > > > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke > pintu > > > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak > saya > > > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun > > > (begitupula nasib sama dialami pengunjung > lainnya). > > > > > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan > > > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke > areal > > > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, > > > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung > > > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya > baru > > > kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat > > > larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya > saja > > > tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya > adalah > > > kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi > anak > > > saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 > > > tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku > tidak > > > boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak > suka > > > anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa > menjawab > > > apapun, jawaban seperti apa yang harus saya > berikan > > > pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk > selalu > > > membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah > rumah. > > > Namun saat ia begitu antusias untuk melihat > Masjid > > > yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak > bisa > > > masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola > dekat > >
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
bung Hilmi.. saya datang ke masjid itu sebulan sebelum digunakan secara umum dan 1 hari setelah idul adha. sebulan sebelumnya keadaan masjid masih berantakan disekitar luar, saya hanya diperboleh kan berkeliling diluar (alhamdulillah dapat kesempatan, karena kabarnya yang lain hanya boleh melihat dari luar pagar). sehari setelah SCTV menayangkan live sholat idul adha, keadaannya luar biasa, saya melihat anak2 kecil berlarian kesana kemari, ibu ibu sibuk menggosok gosokan kain seadanya ke karpet masjid (mungkin ada cairan apa saya tidak tahu yang jatuh ke karpet), dan bercampurnya laki laki dan perempuan dalam shaf shalat (yang ini diperingatkan berkali-kali oleh pengurus masjid melalui microphone) karena memang jamaah seperinya merasa takjub dgn masjid tsb sehingga jamaah wanitapun tidak memperhatikan lagi posisis sholat yang ternyata berada di depan dan bercampur dengan laki-laki. di alur masjid, disekitar halaman teras (subhanallah itu teras lega bgt) tidak jauh berbeda dgn di dalam, suasana sgt "berantakan", ada yang foto foto, ada yg gelar tikar untuk makan makan, dll. di halaman masjid yang notabene kebun mangga, beberapa keluarga mengadakan reuni sepertinay dengan menggelar tikar juga dan makan-makan dibawahnya. saya pribadi memaklumi kedaaan tersebut karena saat itu memang panas dan tempat sangat mendukung untuk kegiatan makan makan dibawah pohon mangga yang saat itu sedang berbuah lebat...namun, yang saya sayngakan, metal mayoritas orang indonesia masih saja dibawa bawa ke tempat suci dan sangat megah itu, BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Jelas terlihat dimana-mana memang sampah berserakan...botol air minum bekas, bungkus makanan ringan, bungkus permen, dll. Tapi 1 juga pertanyaan saya (dimanakah tempat sampahnya??, karena disekitar masjid tidak dijumpai tempat sampah). alhamdulillah, setelah kembali masuk kedalam masjid saya menjmpai panitia masjid yang sat itu baru selesai mimimpin shalat dhuhur kloter ke 3. beliau sempat membeberkan beberapa "dapur" masjid tersebut kepada kami (saya dan beberapa jamaah memang sengaja bertanya seputar masjid). beliau menjelaskan bahawa masjid tersebut BELUM JADI, masih tahap pembangunan, masjid tersebut baru 60 persen rampung, bahkan mihrabnya saja masih darurat (saya lihat mihrab itu sudah oke, bagaimana kalau sudah jadi ya??darurat saja sudah keren), tapi memang beberapa bagian, seperti tangga, dan detail belum selesai saya lihat..seperti pegangan tangga belum ada, jadi bahaya sekali kalau anak kecil naik2 tangga bisa terjun bebas kebawah. Plus beliau menjelaskan soal keseluruhan kompleks tersebut baru jadi 30 persen, baru rumaha, masjid, dan gedung pertemuan yang berdiir, sedangkan sekolah dari tingkat TK sampai UNIVERSITAS masih dalam waiting list pengerjaan menunggu masjid selesai. nah, berkenaan dengan itu, kelengkapan panitia, pengurus, keamanan, tukang kebun, dan kelengkapan lain seperti pengaturan parkir (jujur, kemarin itu saya rasakan parkir rada semrawut karena petugas parkir sangat sedikit), petugas kebersihan dan lain-lain belum tersedia. jadi, sebaiknya kita semua husnudzan saja, sepertinya sayang sekali masjid ini subhanallah menrut saya, dan sebaiknya kita juga ikutmenjaga, kalau masih banyak kekurangan (3 hari setelah itu saya dan keluarga berkunjung da mendapati mobil dan motor tidak boleh masuk lingkungan masjid-harus diparkir diluar pagar seperti saat sebulan sebelum dibuka untuk umum, anak2 jga tidak boleh masuk kedalam masjid, dan tidak boleh "piknik" di halaman masjid), mungkin ini sekedear antisipasi sebelum pihak panitia masjid siap untuk menghadapai segala kemungkinan yang erjadi. semoga tambahan ini bisa memperjelas keadaan, dan sebagai gambaran. maaf saya bukan panitia, bukan pemilik, dan tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan pemilik masjid mungkin hanya hubungan seiman saja sepertinya) terima kasih --- --- MOENANDIR, Muhammad Rully Rostocker str. 9 10553 Berlin Germany +493026323392 +491626175774 Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Itulah kalau mau tahu salah satu contoh juga kepicikan-kepicikan pemahaman yang tidak semestinya terjadi. Artinya tidak bisa memisahkan permasalahan dan mendudukkan perkara pada tempatnya. Makanya sewajarnyalah kalau umat terlalu gampang dibelokkan pemahamannya, lha wong punya masjid "kubah emas' saja nggak boleh dimasuki anak kecil. Demi kebersihan ? buat apa mesjid bersih kalau umatnya hatinya kotor ? Tak ada artinya apa2 kecuali bagikan kuburan iman yang mati. Padahal masjid dibangun untuk apa ??? Wassalam. On 1/24/07, Eko Bambang Subiantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Hilmi, Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi bangunan yang dinamakan masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. Lalu buat apa bikin masjid bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. Saya ngeri orang memang suka mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun bagus-bagus tapi bangunan itu tidak bisa membuat masyarakat memahami dan mengenal secara baik fungsi masjid baik secara religius maupun sosial. Orang membangun masjid sering menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, simbol ketaatan, simbol religiusitas, namun tidak pernah menjadikan dirinya benar-benar orang yang religius. Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang dari berapa banyak dia membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan saja keinginan mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah persepsi dan salah tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid dalam arti tempat ibadah, tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak bisa berwisata rohani. Saya kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati wisata rohani dengan mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di Indonesia jauh lebih kaya secara kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel di surabaya, dan masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang mempunyai nilai historis bagi perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap alun-alun kota ada masjid Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah mewah. :) salam, Eko Bambang S Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK > Kegundahan seorang Ayah > > Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga > (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan > 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di > Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid > Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu > bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak > daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga > ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif > pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu > gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya > masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun > (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). > > Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan > melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal > masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, > ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung > terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru > kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat > larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja > tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah > kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak > saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 > tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak > boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka > anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab > apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan > pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu > membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. > Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid > yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa > masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat > pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf- > tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome > kepada kami termasuk anak-anak saya. > > Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid > itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi > aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf > terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar > (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau > membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak > dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. > Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil > sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat > ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas" > ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. > > Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi > kontraproduktif dengan proses pengenalan dan > pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau > ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak > dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid > akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya > tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda > Islam akan semakin jauh dari te
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
HEHEHE,MAS HILMI, dengan ada peraturan kucluk yang aneh memuakken ituh, jadi janganlah NGAMBEK PARA MARTA, JINGKALAO ANAK ANAK DAPET UNDANGAN KE GOREJAH SAKBELAH DI DEPOK JUGAK? lah..MAOK NGAJI DI MESJID KOK ENGGAK BOLEH? jadi SALAHKAH ANAK ANAK ITUH,JINGKALAO KE GOREJAH MAOK MEMUJIH TUHAN ALLOHNYAH?? satu tantangan kritis buat para MASJIDAN YANG MEMBUAT ANAK ANAK MINGGAT KE GOREJAH DEPOK SAKBELAHAN ITUH!!! Eko Bambang Subiantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Hilmi, Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi bangunan yang dinamakan masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. Lalu buat apa bikin masjid bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. Saya ngeri orang memang suka mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun bagus-bagus tapi bangunan itu tidak bisa membuat masyarakat memahami dan mengenal secara baik fungsi masjid baik secara religius maupun sosial. Orang membangun masjid sering menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, simbol ketaatan, simbol religiusitas, namun tidak pernah menjadikan dirinya benar-benar orang yang religius. Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang dari berapa banyak dia membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan saja keinginan mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah persepsi dan salah tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid dalam arti tempat ibadah, tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak bisa berwisata rohani. Saya kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati wisata rohani dengan mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di Indonesia jauh lebih kaya secara kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel di surabaya, dan masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang mempunyai nilai historis bagi perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap alun-alun kota ada masjid Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah mewah. :) salam, Eko Bambang S Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil <[EMAIL PROTECTED]> menulis: IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya. Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas" ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan "phobia" dengan Masjid. Jika memang pemilik Masjid
Re: [mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
Pak Hilmi, Saya khawatir jangan-jangan itu bukan masjid, tapi bangunan yang dinamakan masjid dan sebenarnya itu pameran kekayaan saja. Lalu buat apa bikin masjid bagus-bagus jika harus dibatasi pengunjungnya. Saya ngeri orang memang suka mengedepankan simbol. Banyak masjid dibangun bagus-bagus tapi bangunan itu tidak bisa membuat masyarakat memahami dan mengenal secara baik fungsi masjid baik secara religius maupun sosial. Orang membangun masjid sering menjadi simbol. Simbol keumatan, simbol kesolehan, simbol ketaatan, simbol religiusitas, namun tidak pernah menjadikan dirinya benar-benar orang yang religius. Saya kira Tuhan tidak menilai pahala seseorang dari berapa banyak dia membangun masjid dan seberapa bagus masjid dibuat. Pak Hilmi, untuk mengurangi rasa kecewa asumsikan saja keinginan mengunjungi masjid depok kemarin itu sebagai salah persepsi dan salah tujuan, bahwa bangunan itu ternyata bukan masjid dalam arti tempat ibadah, tetapi masjid sebagai bangunan mewah, jadi tidak bisa berwisata rohani. Saya kira bapak dan keluarga akan lebih bisa menikmati wisata rohani dengan mengunjungi masjid-masjid yang saya kira di Indonesia jauh lebih kaya secara kultural seperti masjid demak, masjid sunan ampel di surabaya, dan masjid-masjid kuno di seluruh Indonesia yang mempunyai nilai historis bagi perkembangan Islam di Indonesia. Biasanya disetiap alun-alun kota ada masjid Jami, saya kira nilai bangunannya tidak kalah mewah. :) salam, Eko Bambang S Pada tanggal 07/01/24, Iyo Tengil <[EMAIL PROTECTED]> menulis: IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya. Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas" ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan "phobia" dengan Masjid. Jika memang pemilik Masjid Kubah "Emas" ingin membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja "ini adalah tempat sholat pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami". Sebab jika disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap orang tua harus menjaga anaknya agar tertib. Terakhir saya berharap "pemilik" Masjid "Kubah Emas" (juga ke masjid manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan
[mediacare] IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK
IRONI DI MASJID "KUBAH EMAS" DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid "Kubah Emas" (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 tahun, dia heran dan bertanya "kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?". Saat itu saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid "Kubah Emas". Mushola yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya. Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid "Kubah Emas" ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan "phobia" dengan Masjid. Jika memang pemilik Masjid Kubah "Emas" ingin membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja "ini adalah tempat sholat pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami". Sebab jika disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap orang tua harus menjaga anaknya agar tertib. Terakhir saya berharap "pemilik" Masjid "Kubah Emas" (juga ke masjid manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan cinta Masjid sejak dini, kalau tidak mereka akan lebih dekat pada "tempat" lain yang belum tentu membawa kebajikan bagi mereka.. Saya berharap pula, Masjid yang begitu megah, mewah dan konon menelan biaya ratusan milyar rupiah lebih ramai dengan kegiatan lainnya selain tempat sholat, seperti pengajian dan pengkajian dan seminar Islam, mentoring/pengajian bagi anak-anak yang pasti akan tertarik karena halamannya luas dan indah. Betapa mubazirnya Masjid ini jika hanya dipakai "hanya" untuk sholat dan itu pun dibatasi. Kita bisa berkaca pada Masjid Nabawi pada awalnya dijaman Rasulullah masih hidup, dibangun secara sederhana, dengan atap dari pelepah kurma, dinding dari lumpur yang dikeraskan. Namun Masjid itu begitu kaya dengan aktivitas, menjadi tempat Rasulullah membina ummatnya, bermusyawarah tentang masalah ummat Islam, mengatur strategi, menimba ilmu dan disitulah peradaban Islam mulai dibangun. Saya pribadi masih punya PR untuk menjelaskan kepada anak laki-laki saya agar ia tidak salah "belajar", jangan sampai ia punya persepsi bahwa Masjid bukan tempat anak-anak untuk dekat sama Tuhannya.., naudzubillah minzalik. Hilmy Wahdi. Psikolog Alumnus UI Mahasiswa Program Doktor UNJ Dosen tidak tetap di FE UI ekstension Ayah dari dua anak yang sedang belajar untuk dekat dengan Tuhannya. Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html