fyi...


>
> ----- Original Message ----- 
> From: "ghozansehat" <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Saturday, March 31, 2007 9:01 AM
> Subject: [artikel] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN
> PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA
>
>
> KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN
> TENTANG
> PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI)
> PEKERJA WANITA
>
> Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI
>
> I. PENDAHULUAN
> Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar
> semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
> Searah
> dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan
> untuk
> mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat,
termasuk
> masyarakat pekerja.
> Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting
> sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK
> dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai
> produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya
> saing di era globalisasi.
> Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia
> mencapai
> 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita.
> Wanita
> yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka
> diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan
> mereka
> seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan
> kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan
> kapasitas
> kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita.
> Sesuai dengan kodratnya, pekerja wanita akan mengalami haid, kehamilan,
> melahirkan dan menyusui bayi. Untuk meningkatkan kualitas SDM, dimulai
sejak
> janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa.
Pemberian
> Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan
> kualitas
> SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan
> yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat
> gizi
> yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan
> syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit
dan
> mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
> Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik
> fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat
> terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan
> menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur dan eksklusif. Oleh
> karena
> itu salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang
> bekerja
> dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam)
> bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun. Sehubungan
> dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.
> 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif
> pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya
> ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan
bayi.
>
> Untuk mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan,
> promosi
> dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan
> penting, yakni pencanangan Gerakan Nasional PP-ASI ole Bp. Presiden pada
> tahun 1990, Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah
> menghasilkan sekitar 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan
> sekitar10 - 20% pada RS swasta.
> Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly
> Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukan bahwa adanya perhatian
> dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja.
> Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka
agar
> dapat
> terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
> manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi.
> Selain itu diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan
> pemberdayaan pekerja wanita sendiri.
> II. KEADAAN DAN MASALAH
> Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya
> meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI
> eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor
sosial
> budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
> kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
> formula dan ibu bekerja.
> Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu
jam
> pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI
> eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.
> Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health
> Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller
> International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8
> perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel),
> menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara
4%-12%,
> sedangkan dipedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di
perkotaan
> berkisar antara 1%-13% sedangkan di pedesaan 2%-13%.
> Pada ibu yang bekerja, singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan
> sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja.
> Hal
> ini mengganggu uapaya pemberian ASI eksklusif. Dari berbagai penelitian
> menunjukan
> banyak alasan untuk menghentikan ASI dengan jumlah yang bervariasi :
> 13% (1982), 18,2% (Satoto 1979), 48% (Suganda 1979), 28% (Surabaya 1992),
> 47% (Columbia), 6% (New Delhi).
> Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan
> makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat, menjadi pemicu
kurang
> berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
>
> III. TUJUAN PENINGKATAN PEMBERIAN ASI OLEH PEKERJA WANITA
> A. Tujuan umum
> Terpeliharanya dan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat pekerja
> khu-susnya pekerja wanita dan bayinya.
> B. Tujuan khusus
> 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat pekerja bahwa ASI mengandung
> zat gizi yang paling sempurna baik jumlah dan kualitas serta mencukupi
> kebutuhan gizi bayi.
> 2. Terlaksananya kegiatan program ASI eksklusif bagi pekerja wanita.
> 3. Meningkatnya produktivitas kerja dan kepuasan kerja.
> 4. Berkurangnya kerugian perusahaan akibat cuti sakit, absen akibat anak
> sakit dan biaya pengobatan/ pemeliharaan kesehatan ibu dan anak.
> IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPKES TENTANG PENINGKATAN
> PEMBERIAN ASI PEKERJA WANITA
> A. KEBIJAKAN
> § Peningkatan Pemberian ASI dilaksanakan sebagai upaya peningkatan
> kualitas SDM yang merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional,
> khususnya dalam peningkatan kualitas hidup.
> § Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) dilaksanakan secara lintas sektor
> dan terpadu dengan melibatkan Peran Serta Masyarakat khususnya
> masyarakat pekerja.
> § PP-ASI menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dan keluarga
> untuk mendukung ibu hamil dan ibu menyusui dalam melaksanakan tugas
> sesuai kodratnya.
> § Membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi sampai
> dengan usia 6 bulan.
> § PP-ASI dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan di setiap
> tempat kerja.
> B. STRATEGI
> § Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak manajemen untuk
> mening-katkan status kesehatan ibu pekerja dan bayinya.
> § Memantapkan tanggung jawab dan kerjasama dengan berbagai instansi
> pemerintah yang terkait , asosiasi pengusaha, serikat pekerja, LSM dalam
> program pemberian ASI di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas
> kerja
> § Mengupayakan agar setiap petugas dan sarana pelayanan kesehatan di
> tempat kerja mendukung perilaku menyusui yang optimal melalui
> penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang merupakan
> standar interna-sional.
> § Mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu yang menyusui
> di tempat kerja dengan :
> - Menyediakan sarana ruang memerah ASI
> - Menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI.
> - Menyediakan materi penyuluhan ASI
> - Memberikan penyuluhan.
>
> § Mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI eksklusif bagi
> pekerja wanita melalui pembinaan dan dukungan penuh dari pihak
> pengusaha.
> V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
> 1. Mengembangkan KIE
> Meningkatkan penyuluhan dan promosi dengan mengembangkan KIE yang
> spesifik melalui metode dan media yang sesuai dengan sasaran, antara lain
:
> seminar/lokakarya, pelatihan, kampanye, siaran melalui media elektronik,
> media cetak, dll.
> 2. Menggerakkan pengusaha
> Advokasi dan sosialisasi kepada dunia usaha agar memberikan dukungan
> kepada pekerja wanita yang menyusui bayinya dengan memberikan izin
> untuk memerah susunya serta menyediakan ruang khusus untuk memeras
> ASI yang dilengkapi dengan tempat penyimpanan ASI sementara (ASI dalam
> lemari es dapat bertahan selama 2 x 24 jam, sedangkan diluar lemari es
> bertahan sampai 6-8 jam).
> 3. Meningkatkan keterpaduan, koordinasi dan integrasi
> Koordinasi dilakukan secara lintas sektoral melalui kegiatan dalam tim
baik
> di
> tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota
> 4. Mengembangkan dan membina Tempat Penitipan Anak (TPA).
> 5. Memantapkan Pemantauan dan Evaluasi
> Diperlukan system pencatatan dan pelaporan secara berkala untuk menilai
> keberhasilan program ASI eksklusif bagi pekerja wanita baik dari segi
> pelaksanaan maupun dampaknya pada peningkatan produktivitas kerja,
> peningkatan status kesehatan dan gizi ibu maupun bayinya.
> VI. KEUNTUNGAN & MANFAAT PEMBERIAN AIR SUSU IBU
> A. Bagi Ibu
> - Melindungi kesehatan ibu (mengurangi perdarahan pasca persalinan,
> mengu-rangi risiko kanker payudara dan indung telur, mengurangi anemia).
> - Memperpanjang kehamilan berikutnya.
> - Menghemat waktu
> B. Bagi bayi
> - ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi.
> - Imunitas (mengurangi risiko diare, infeksi jalan nafas, alergi dan
infeksi
> lainnya).
> - Aspek psikologis (mempererat hubungan ibu dan bayi, meningkatkan status
> mental dan intelektual).
> C. Bagi keluarga
> - Peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan bayinya.
> - Penghematan biaya.
> D. Bagi masyarakat
> - Berkontribusi untuk pengembangan ekonomi.
> - Melindungi lingkungan (botol-botol bekas, dot, kemasan susu dll).
> - Menghemat sumber dana yang terbatas dan kelangkaan pangan.
>
> - Berkontribusi dalam penghematan devisa negara.
> E. Bagi perusahaan
> - Menghemat biaya pengobatan.
> - Meningkatkan produktivitas kerja.
> - Meningkatkan citra perusahaan.
> VII. RENCANA KEGIATAN DEPKES TAHUN 2005
> 1. Kampanye ASI melalui media elektronik.
> 2. Penyebaran materi KIE ASI ( leaflet, poster, booklet, buku).
> 3. Diseminasi informasi ASI eksklusif bagi pekerja wanita malalui kegiatan
> pertemuan koordinasi pengelola Program Kesehatan Kerja daerah dan pusat.
> 4. Pembinaan secara berjenjang.
> VIII. PENUTUP
> Pekerja wanita dari beberapa segi berbeda dengan laki-laki, sehingga dalam
> memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja wanita perlu memperhatikan
> adanya perbedaan-perbedaan tersebut.
> Suatu program pemberian ASI pada pekerja wanita mempunyai dampak positip
> tidak hanya untuk pekerja tersebut tetapi juga untuk keluarganya,
masyarakat
> dan
> terutama untuk organisasi/perusahaan dimana wanita/ibu bekerja.
> Untuk keberhasilan program ASI bagi pekerja wanita perlu adanya dukungan
> dari
> semua pihak khususnya pihak manajemen.
>
>

Kirim email ke