Sabtu Kliwon, 2 Juni 2007 
       Bali
            
Cok Ratmadi, Ketua DPD PDIP Bali--
Kapitalisme harus Dilawan dengan Pancasila
  PANCASILA yang kelahirannya diperingati tiap tahun, kini semangatnya meredup 
seiring derasnya arus globalisasi dan liberalisasi. Termasuk ada keengganan 
untuk menyebut Pancasila sebagai dasar negara. Apalagi kapitalisme global itu 
bekerja secara sistematik dan hegemonik dan menguasai sebagian besar 
sendi-sendi perekonomian nasional. ''Itu artinya, implementasi negara 
berkeadilan dan sejahtera yang dicita-citakan Bung Karno pun mengalami 
tantangan hebat. Celakanya, bangsa ini terkesan tak memiliki nyali untuk 
mengedepankan konsep berdikari dalam bidang ekonomi,'' papar Cok Ratmadi, Ketua 
DPD PDIP Bali, serangkaian peringatan hari lahirnya Pancasila, Jumat (1/6) 
kemarin di Denpasar. 
  Mantan Bupati Badung ini mengemukakan, sebagai generasi muda sudah saatnya 
memunculkan kembali kesadaran kolektif yakni Pancasila adalah ideologi negara. 
Dengan ideologi tersebut diharapkan dapat menjadi penyangga ideologi dalam 
mengurangi berbagai goncangan sosial yang ditimbulkan gelombang kapitalisme 
global. Dengan demikian, kata Ratmadi, perlu aktualisasi nilai-nilai Pancasila 
secara konsekuen untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia. "Sebagai bangsa 
berdaulat, Pancasila merupakan kristalisasi dari konsep Ketuhanan Yang Maha 
Esa, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi," katanya.
  Ia yang akrab dipanggil Cok Rat itu menegaskan, apabila gempuran secara 
eksternal dan internal dibiarkan terus berjalan maka eksistensi Pancasila dan 
NKRI benar-benar dalam ancaman serius. Oleh karena itu, mesti ada upaya-upaya 
yang proaktif untuk melawan proses delegitimasi terhadap Pancasila dan NKRI itu 
sendiri.
  Ia juga mengingatkan, kini bangsa Indonesia telah hampir delapan tahun 
melewati era reformasi sejak jatuhnya rezim Soeharto, 21 Mei 1998. Selama itu 
pula, fakta menunjukkan, betapa proses berbangsa malah makin mundur atau salah 
arah. Perlahan-lahan namun pasti Pancasila mengalami delegitimasi. Ini dapat 
dimaknai sebagai proses pengurangan dan penurunan peranan Pancasila dalam 
pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara.
   
  Peranan Parpol
  Di sisi lain, Cok Rat melihat parpol mempunyai peran yang sangat strategis. 
Sejatinya partai politik memiliki empat peran mendasar yakni sebagai wahana 
agregasi kepentingan politik rakyat, sumber kader dan rekrutmen kepemimpinan 
politik, pendidikan politik dan wahana komunikasi dan sosialisasi politik. 
"Jadi parpol menjadi amat penting untuk menengok kembali platform dan perilaku 
politik yang dijalaninya selama ini. Apakah telah berakar dan mendasarkan diri 
pada filosofi Pancasila atau malah melenceng,'' katanya.
  Ia menekankan, mestinya setiap kebijakan politik dan kebijakan publik yang 
diambil seyogianya menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama. "Bukan rujukan 
ideologi tertentu apalagi kelompok kepentingan sempit lainnya," paparnya. 
  Rujukan ini menjadi amat vital manakala elite politik menggarap produk-produk 
politik yang langsung bersentuhan dengan kepentingan rakyat yang majemuk. 
Partai politik hendaknya terus mengupayakan berbagai terobosan untuk melakukan 
penyegaran dan pemaknaan baru (revitalisasi) terhadap hakikat Pancasila. 
Ekonomi Pancasila yang mengupayakan sebesar-besarnya kemakmuran bagi rakyat 
banyak, sejalan dengan pengamalan sila kelima Pancasila.
  Kontekstualisasi praktik ekonomi dan politik tersebut seyogianya menyadarkan 
rakyat bahwa semua itu berangkat dari inspirasi Pancasila. Elite politiklah 
yang memiliki kapabilitas untuk melakukan komunikasi politik semacam ini 
termasuk para kader PDIP. Bahwa, sejak proses menjadi Indonesia digagas, 
pertarungan ideologi pendukung negara Pancasila dengan paham lainnya selalu 
terjadi dalam tiap babakan sejarah. "Maka, siapa pun yang berada di garis 
pendukung Negara Pancasila, mesti melakukan konsolidasi kekuatan terus-menerus 
secara sosial dan politis. Proses politik mesti dihadapi dengan proses politik 
pula. Kuncinya hanya satu, yakni melakukan penggalangan terhadap kekuatan 
nasionalis pendukung Negara Pancasila. Dengan upaya itu, menurut Cok Rat, 
agaknya upaya menjadikan parpol sebagai kekuatan untuk merevitalisasi Pancasila 
dapat terus dikembangkan. (05)
   

 
       
---------------------------------
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

Kirim email ke