halo sahabat,

Lebih lengkapnya dapat dibaca pada buku kami:
Manajemen Berbasis Nurani (Terbit tanggal 2 Januari
2007) atau Journey to the Soul; Piramida Kebutuhan
Jiwa ditulis oleh Ir. Goenardjoadi Goenawan & Ir.
Stefanus Indrayana, MBA.

Dalam suatu diskusi dengan sahabat saya Goenardjoadi
tentang kebiasaan menulis ada beberapa hal yang
menarik dan berbeda pada diri kita, namun dalam
menuangkan  tulisan kedalam buku kita, menjadi saling
melengkapi.

Sebelumnya kami menyelesaikan draft buku Manajemen
Berbasis Nurani, kami telah melakukan sharing untuk
topik selanjutnya, dan ada 2 buku yang sedang dalam
tahap final yaitu Menjalani Hidup Penuh Makna dan
Piramida Kebutuhan Jiwa; dan kami telah memiliki topik
baru tentang “Leadership”. Pertanyaannya adalah, bahwa
dorongan hati untuk menulis (“passion for writing”)
sedemikian besar, namun kapankah kita merasa puas,
yakin dan bahagia terhadap buku yang ditulis untuk
dibagikan kepada para pembaca? Apakah ada perasaan
bahwa buku selanjutnya akan lebih baik dari buku yang
terdahulu? Apakah semua inspirasi tertuang dalam
menulis suatu buku ataukah pikiran kita sudah
mengembara untuk tulisan pada buku selanjutnya?

Kebersamaan kami adalah dengan mendengarkan “calling”
dan kata hati, akan timbul suatu tuntunan dan dorongan
untuk mencarinya, berusaha keras untuk melakukannya,
mencapai  dan mendapatkan terobosan baru dan inspirasi
dan kembali ke jiwa kita untuk membagikan tulisan dan
inspirasi kepada masyarakat. Energi yang terkuras
dalam menuangkan tulisan seolah tiada habis karena
akan diberi “baterai cadangan” yang besumber dari
dalam diri kita karena jiwa dan hati mendapat nutrisi
dan perlakuan yang baik

Kebersamaan yang kedua adalah “think in the now” dalam
menulis buku; kunci dari kebahagiaan dalam menulis
adalah terserap segenap hati dan jiwa terhadap hal
yang kita tulis sekarang, pada prosesnya dan tidak
hanya berorientasi pada hasil.  Kebahagiaan dan
kesuksesan adalah “journey, not destination”, yaitu
menikmati perjalanan itu sendiri. Kami bersyukur
setiap saat dapat berada dibelakang komputer dan
mencurahkan inspirasi dan tulisan untuk dibagikan.

Mengikuti panggilan jiwa dan suara hati, merupakan hal
yang tidak mudah, mengingat setiap tahap kehidupan
kita tidaklah selalu mulus dan tanpa beban. Demikian
juga terkadang kondisi kehidupan yang kita hadapi
sehari hari tidaklah mudah untuk meninggalkanya dan
mengikuti kata hati serta panggilan jiwa kita. Hal
tersebut yang terkadang memicu adanya “restless soul”
atau panggilan jiwa yang terus menerus ada di alam
bawah sadar memanggil kita, sampai kita memutuskan
untuk memenuhi panggilan tersebut.
Untuk itu, hal yang terpenting adalah bagaimana kita
berpikir dan menyikapi masalah tersebut .  Tips yang
dapat digunakan adalah :

1.      Sikap terhadap pekerjaan yang kita miliki, dengan
mencoba mencintai pekerjaan  kita (“to love what we
do”)  sambil mempersiapkan diri untuk bekerja ke
bidang yang kita sukai. Hal ini sebaiknya kita lakukan
karena biasanya kita belum memiliki “financial
freedom” untuk mengerjakan hal hal yang kita sukai
saja.; namun saatnya akan tiba bahwa dalam jangka
panjang, mengerjakan hal hal yang sesuai dengan kata
hati kita akan selalu memberikan hasil yang lebih baik
karena usaha yang kita lakukan. Selalu menikmati hidup
bahagia setiap saat mulai sekarang, lebih santai dan
bahagia dengan cara

o       Jadilah professional, memberikan yang terbaik dari
diri kita; karena hal tersebut akan lebih memuaskan
diri kita , dengan bekerja sebaik baiknya, maka kita
akan lebih bahagia dan sukses. Lebih baik melakukan
lebih banyak pekerjaan dari apa yang dibayarkan kepada
kita, suatu saat kita akan dibayar lebih dari yang
kita lakukan. Jika kita tidak memberikan hal yang
terbaik, maka hal hal sebaliknya kegagalan, ketidak
puasan lah yang akan kita temui
o       Buat suasana yang menyenangkan dilingkungan kerja,
menjadikan tempat kerja menjadi lebih “Fun” dan
mendukung gerakan “Great Working Place”

2.      Mengikuti kata hati dengan mencari hal hal yang
kita sukai  dan mulai melakukan apa yang kita sukai
(“to do what we love”); mulailah dengan menggunakan
waktu luang . Terkadang kita yang telah tahu dengan
keinginan kita akan takut untuk meningggalkan
pekerjaan yang sekarang dijalani karena lebih
memberikan penghargaan finansial, namun dengan mulai
menjalankan hal yang kita sukai dan membuat kita
bahagia sebenarnya merupakan langkah awal yang tepat.
Melakukan hal yang kita sukai kemudian akan membuat
kita lebih bekerja dengan hati, Secara bertahap, kita
akan mampu mengerjakan hal hal yang membahagiakan kita
dan mendapatkan rejeki dari mengerjakan hal hal yang
kita sukai.

3.      Selalu mengingatkan pada diri kita tentang “apa
yang dapat kita pelajari dari hal ini”; mengingat
hidup adalah suatu proses belajar. Dalam hidup, kita
akan selalu bertemu dengan orang orang atau hal hal
yang memperkaya hidup kita dengan memberi pelajaran
kepada kita secara langsung maupun tidak la

4.      Mau mengikuti kata hati meskipun terkadang membawa
kita kedalam situasi yang sulit. Dengan mengikuti kata
hati maka kita akan bekerja lebih bersungguh sungguh
dan penuh semangat, dan akhirnya mencapai  hal hal
yang kita idamkan 

Kami percaya bahwa hidup dengan melakukan suatu yang
kita cintai dan sukai adalah jalan terbaik untuk
menumbuhkan jiwa kita dan pada kehidupan kita;
meskipun terkadang, kita harus bekerja mencari nafkah
bukan pada kondisi yang ideal dan yang kita impikan,
namun sangat penting untuk merubah sikap kita. 

Demikian juga “living at the present moment” merupakan
pilihan untuk menjadi bahagia dan dapat membuat hidup
kita lebih menarik, dan bermakna. Kita perlu untuk
memikirkan masa depan, namun tanpa mengorbankan
kehidupan pada saat sekarang. Dengan mengikuti kata
hati, mendengarkan panggilan jiwa, mencapai hal yang
terbaik dan mencintai dengan tulus maka kita memberi
nutrisi kepada jiwa dan hidup berbahagia sepanjang
perjalanan.

3. Menjadi Bahagia Karena Mengenal Jiwa
Banyak orang yang menginginkan Kedamaian hati.  Ada
yang berpendapat bahwa dengan melupakan keinginan,
mengurus rumah dan keluarga, dan berdoa dan hidup apa
adanya akan membuat hati damai.  Yang lain berpendapat
bahwa kedamaian adalah bila deposito dan cincin
berliannya banyak.

Pada akhirnya banyak sekali manusia yang selalu merasa
cepat tidak puas.  Obatnya adalah Shopping.  Bahkan
ada pendapat bahwa Shopping adalah terapi masalah
psikology yang paling murah dibandingkan dengan terapi
ke dokter jiwa.  Hidupnya selalu uring-uringan, tidak
sabar, selalu merasa kurang, selalu merasa tidak
cukup.  Lalu bagaimana caranya mencari kedamaian?

Banyak yang salah mengartikan Kedamaian sebagai:
1.      Pikiran kosong
2.      Pasrah tidak berusaha
3.      Melupakan keinginan
Namun benarkah bahwa dalam keadaan itu kita memperoleh
kedamaian sejati?
Pernahkah kita merasa saat-saat paling damai, saat
paling lega, paling sentosa, paling rela, paling
bangga, paling bahagia?  Saat-saat itulah kita
menemukan jiwa kita.
Rasanya seperti berada di atas awan.  Apa ciri-ciri
kita menemukan jiwa kita?

1.        Mengutamakan Integritas.  
Anda tidak akan perlu lagi menggunakan bribery,
sogokan atau bahkan iming-iming "what's in it for
me?".  Anda akan menghadapi orang lain dengan
berpegang teguh pada integritas anda.  Dan dunia akan
membuka kesempatan walaupun Anda terlihat aneh
menghindari sogokan, atau mark up dalam bisnis. Namun
dunia akan memandang bahwa perusahaan Anda bagus,
karena kelebihan uangnya digunakan untuk meningkatkan
Kualitas dan Pelayanan.

Dalam berbicara, orang lain mendengarkan, karena Anda
menggunakan bahasa Jiwa.  Dalam berbagai transaksi
bisnis  Anda memikirkan pihak lain, dan langsung
berkomunikasi dari lubuk hati yang terdalam, sehingga
langsung mendapatkan kepercayaan. Kepercayaan itu
bukan masalah kepintaran atau argumentasi atau
keahlian. Kepercayaan berkaitan dengan bahasa hati. 
Bila Jiwa Anda yang berbicara, maka akan menarik jiwa
prospek Anda untuk mendekat.

2.      Anda akan mencapai Excellence, istilahnya "The Best
a Man Can Get".  Karena dorongan Jiwa begitu besar,
dan untuk kemuliaan kemanusiaan, maka Anda akan
menumpahkan segala semangat membara dalam hati secara
murni, tanpa tedeng aling-aling atau mengharap
balasan.  Dan bagusnya, seluruh dunia akan mendukung
Anda, istilahnya memiliki "The Power of Least Effort".

Dorongan Jiwa akan meledak-ledak seolah-olah berontak
dan langsung memberikan energi dan kecerdasan luar
biasa, menjadi sosok yang tangguh menghadapi segala
rintangan, dan dengan mudah mencari solusi jalan
keluar tanpa sadar. 

3.      Anda akan "detached" dari keadaan emosi.  
Walaupun berada di tengah pertengkaran emosional, Anda
akan tetap tersenyum mengobservasi lawan bicara dan
diri Anda dari "luar".  Anda menjadi saksi dari
kekuatan Jiwa yang mampu menghadapi keadaan seberat
apapun.
Anda akan senantiasa mampu berpikir, bagaimana yang
terbaik karena yang menjadi pegangan adalah kebenaran
absolut.  Ini akan memberi dorongan kekuatan yang
besar, seolah-olah problem senantiasa dapat dipecahkan
dengan alami. Otomatis terbuka pilihan-pilihan yang
tadinya tertutup oleh ego.

4.      Kepercayaan.  
Walaupun berbicara apa adanya, tanpa bermanis muka,
atau dengan argumentasi yang kelihatan canggih, namun
kesederhanaan ucapan Anda justru akan menggugah rasa
percaya pihak lain.
Apapun yang Anda katakan, pahit atau manis akan
dihargai lawan bicara. Mereka akan mengerti bahkan
terbuka pikirannya.  Tidak ada yang mampu melawan
kebenaran absolut, dan itu hanya dimengerti oleh Jiwa.
 Mereka akan menerima apa adanya tanpa merasa
terancam, atau terpojokkan atau dirugikan oleh
kata-kata Anda.

5.      Autentik.  
Pikiran dan ucapan akan menjadi spontan. Bahkan bisa
dengan leluasa menggunakan kata-kata yang belum pernah
Anda ucapkan sebelumnya. Pikiran yang muncul sifatnya
original, dan tidak pernah didengar bahkan oleh diri
Anda sekalipun. Pada saat Jiwa berbicara, isi
kata-kata yang dilontarkan adalah spontan yang tidak
pernah terpikirkan. Mereka keluar dengan tulus dari
lubuk hati untuk kebaikan pihak lain.

6.      Inspirasi. 
Pikiran akan senantiasa terinspirasi oleh ide-ide yang
terekplorasi, dan menjadikan kemungkinan atau pilihan
Anda semakin banyak.  Anda akan diberi kecerdasan
kreasi, menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi
ada. Secara bawah sadar, Anda akan terus menerus
mengeksplorasi ide-ide yang fokus. Pikiran akan bersih
dari emosi dan keraguan.  Anda akan senantiasa mampu
memikirkan alternatif untuk orang lain, secara
obyektif.

7.      Anda berada dalam keadaan damai, tenteram, nyaman
dan bahagia, walaupun Anda dalam keadaan sendirian,
atau di tempat sepi.
Pikiran Anda senantiasa diliputi oleh perhatian pada
orang lain, sehingga seolah-olah melihat film
kehidupan dengan bintang utama orang lain.  Setiap
waktu akan tersenyum melihat keadaan sahabat, baik
yang bersikap baik maupun jahat. Bahkan Anda akan
sering menangisi keadaan orang tertindas, dan Anda
akan senantiasa mensyukuri karunia Allah, walaupun
dalam keadaan sulit. 

8.      Peranannya dalam dunia ini sama, dalam keadaan
masih hidup atau sudah meninggal.  
Karena dia hidup dengan cara seolah-olah sudah
meninggal, dan pengaruhnya masih ada seakan-akan
sosoknya masih hidup, walaupun sudah meninggal. 

Jika bersikap seolah-olah sudah meninggal, maka Anda
akan merasa terpanggil untuk menolong orang lain,
mengasihi orang lain, dan bebas kepentingan. Kan udah
meninggal! Anda akan merasa bahwa hidup ini hanyalah
melaksanakan tugas dari Sang Pencipta untuk memelihara
orang di sekitar, dan tidak akan merasa memiliki
hal-hal duniawi, namun puas dengan memanfaatkan yang
ada di depan Anda.  Nilai-nilai yang Anda tanamkan
akan terus bergulir, walaupun sudah meninggal.

“For what shall it profit a man, if he shall gain the
whole world, and lose his own soul? Or what shall a
man give in exchange for his soul?”
- MARK 8:36 - 7

Covey leadership center dalam buku The 8th Habit, From
Effectiveness to Greatnes, melampirkan film DVD
berjudul STONE. Dia adalah seorang pemuda Uganda  yang
sangat berbakat bermain sepak bola, dan ada seseorang
yang dengan sengaja mengganjal lututnya saat bermain
bola, sehingga dia tidak dapat berkarir lagi secara
professional karena cacat pada lututnya. Stone dapat
saja menjadi frustrasi dan depresi, namun dia memilih
untuk memafkan pelakunya, dan terus hidup mengikuti
panggilan hatinya yaitu  membantu pemuda lain yang
putus sekolah, putus asa dan terjebak dalam narkoba
atau menjadi pengangguran. Yang dilakukan pertama kali
adalah membuat team sepakbola dan mengajari mereka
menjadi pemain yang handal, setelah memiliki hubungan
yang dekat, dia mengajarkan mereka untuk mencari
nafkah dengan membuat kerajinan tangan, sehingga
kepercayaan diri mereka meningkat dan menjadi orang
yang berguna di lingkungan dan masyarakat.

Contoh serupa juga dijumpai di tanah air.  Pada
tanggal 21 Desember 2006, di Jakarta diumumkanlah
pemenang lomba  “SAMSUNG DIGITAL HOPE 2006” oleh ketua
dewan juri Indonesia yang juga menjadi anggota dewan
juri regional yaitu DR. Kusmayanto Kadiman, Menteri
Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 

Program ini merupakan program tahunan dari Samsung
Asia Pasific yang sifatnya berupa hibah kepada
instansi sosial, nirlaba yang berbadan hukum yang
memiliki usulan terbaik dan kreatif dalam hal
penggunaan teknologi untuk menjembatani kesenjangan
masyarakat terutama kaum muda dan kurang mampu agar
dapat lebih mandiri dan meningkatkan taraf hidupnya.
Para pemenang berhak menerima dana segar dari Samsung
untuk menjalankan programnya dengan nilai total hampir
mencapai US$ 80,000

Berikut adalah ringkasan dari program dan pemenang
tahun ini:

1.      Sanggar [EMAIL PROTECTED], diwakili oleh Wuri Pramesti,
seorang pemudi yang berumur masih sangat muda, namun
sangat peduli pada lingkungan disekelilingnya. Wuri
mempresentasikan program berupa Sekolah Berjalan bagi
PRT terutama yang berumur dibawah 18 tahun yang
berusia rawan, serta terkadang sangat polos, bahkan
tidak tahu nama lengkap, alamat atau bahkan nomor
telpon rumah majikannya. Proses belajar baik tentang
tata krama, memasak, merawat anak termasuk melindungi
diri mereka dari resiko misalnya kecurian, kekerasan
rumah tangga , diganggu oleh Satpam dan resiko lain.
Mereka telah memiliki 90 anggota berupa PRT muda di
komplek perumahan mewah di Surabaya, dan setelah
memenangkan hibah dari Samsung sebesar US 13,362 maka
diharapkan bahwa program ini akan dikembangkan untuk
menjangkau sampai 500 orang melalui training keliling
(“mobile training”)

2.      Bapak Tamami Zain, mewakili yayasan Bahtera (Bina
Sejahtera Indonesia) yang bergerak dibidang “Harm
Reduction” untuk para pemuda pengguna Narkoba yang
menggunakan jarum suntik yang rawan terhadap penularan
HIV disamping bahaya pasti dari narkoba. Program yang
memenangkan lomba ini berjudul Pelatihan Operator
Komputer dan Photo Digital untuk pemuda putus sekolah,
anak anak jalanan dan bekas pengguna Narkoba agar
mereka mampu memiliki keahlian dan dapat menciptakan
pekerjaan misalnya sebagai tukang foto keliling, video
dan visual  editor serta penggunaan komputer pada
umumnya. Yayasan yang diurus oleh para guru sekolah
dan pensiunan guru ini mendapatkan dana sebesar US$
21,160

3.      Yang tidak kalah menarik adalah program dari
Yayasan Kampung Halaman yang beroperasi di Jogjakarta
dan memenangkan hibah senilai US$ 44,211. Yayasan ini
memiliki visi untuk memajukan anak anak dan kaum muda
daerah terbelakang dan kemungkinan akan terdesak oleh
persaingan dari pengembangan kota, dengan mengajarkan
ketrampilan yang menggunakan foto, video, internet dan
web termasuk web 2.0. , blog. Dian Herdiany
mempresentasikan hasil pendidikan mereka kepada para
pemuda yang akhirnya menjadi mampu, memiliki keahlian
dan trampil dalam menggunakan perangkat video, foto
dan komputer dan membawa masyarakat menjadi lebih
terangkat nilai kehidupannya serta memiliki daya saing
Hal hal yang dilakukan oleh Stone dan ketiga yayasan
diatas merupakan suatu contoh nyata bagaimana
kebutuhan jiwa yang dipenuhi dengan melalui keinginan
diluar ego untuk membantu, memberi dan menolong orang
lain.  

Perkembangan jiwa ini datang setelah mereka memahami
adanya kebutuhan yang besar diluar dari kebutuhan
pribadinya. Kemudian terjadi secara otomatis suatu
proses kembali kepada jiwa, dimana orang orang
tersebut menjadi sangat berempati, sensitive, sabar,
mengetahui realitas kebutuhan orang lain. Pihak yang
menerima pun merasakan hal ini dan menyambut dengan
jiwa yang hangat, sehingga jika ada satu jiwa saja
yang mau memulai mendengarkan kata hati dan panggilan
jiwanya, maka sebenarnya jiwa tersebut dapat menjadi
suatu katalisator untuk mengilhami jiwa jiwa lain
menjalani kehidupan yang bahagia dan bermakna. 

Lihatlah pula contoh Nelson Mandela yang dipenjara 
selama 27 tahun, namun mau memaafkan dan menjadi
pemimpin besar yang karismatik; dan saya yakin dia
juga mengilhami Xanana Gusmao, yang pernah menjadi
penghuni penjara Cipinang, namun mau memaafkan dan
meneruskan hidupnya sebagai Presiden Timor Timur yang
dihormati dan disegani oleh para negarawan.
Contoh contoh diatas merupakan suatu refleksi bahwa
hidup yang penuh makna dapat tercapai dengan mengikuti
panggilan hati mereka, mau berjuang menghadapi
tantangan dan ujian hidup, menjadi lebih sabar, tidak
egois, mau memaafkan, mau mencintai dan berbagi,
memberi perhatian. 

Hal hal ini tidak terlepas dari adanya kebangkitan
spritual (“Spiritual Awakening”) karena telah
mengalami hal hal yang mendekatkan mereka pada kuasa
Yang Maha Tinggi, dan suatu dorongan untuk memberikan
kembali kepada komunitas dan dunia akan hal yang
mereka peroleh dan alami serta mengabdikan diri dan
memberi kepada orang lain disekeliling kita. Kembali
ke jiwa (“Journey to The Soul”) menjadi suatu proses
yang menumbuhkan jiwa kita melalui siklus tersebut
untuk memperoleh kehidupan yang berbahagia dan
bermakna bagi sesama dan menyenangkan Sang Pencipta

Kita dapat menyatu dengan jiwa apabila dapat memenuhi
kebutuhan jiwa dan menumbuhkannya (“nourish the
soul”), kita akan menjadi lebih bahagia, murah hati,
penuh maaf, lebih mencintai. Dengan memiliki kebiasaan
sehari hari mendengarkan jiwa dan memenuhi
kebutuhannya, kita akan “berpindah” ke tingkat
kehidupan yang lebih tinggi; Merasakan kehadiran dan
kasih Allah, membagikannya untuk orang lain dan secara
otomatis hidup menjadi penuh kedamaian, ketenangan dan
bermakna bagi sekeliling kita.

Lebih lengkapnya dapat dibaca pada buku kami:
Manajemen Berbasis Nurani (Terbit tanggal 2 Januari
2007) atau Journey to the Soul; Piramida Kebutuhan
Jiwa ditulis oleh Ir. Goenardjoadi Goenawan & Ir.
Stefanus Indrayana, MBA.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=3195&pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
* Best Life; Menjalani Hidup Penuh Makna (belum
terbit) 
* Journey to the soul; Piramida Kebutuhan Jiwa 
Penerbit: Elex Media Komputindo



Reply via email to