Re: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang--nayla anggoro

2007-09-18 Terurut Topik nayla anggoro
Tentu saya sangat mau mencoba menelaah karya sastra seseorang apabila saya 
mempunyai alat (dalam hal ini ilmu sastra) untuk mengulitinya. Tapi sayangnya 
saya hanya penikmat sastra dan tidak memiliki ilmu itu. Dan menurut saya 
sebaiknya saya tidak sok tahu terhadap ilmu yang saya tidak punya pengetahuan 
atasnya.

Silakan saja dicoba sdr. Manneke hehehe... Kalaupun Bung Saut mengajak 
berkelahi, agak susah juga karena agak jauh tho jarak Jogja-Canada :D.


Salam,
Nayla

Manneke Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ada yang mau terima tawaran ini? 
Kalau mengamati perangai pengarangnya sih, saya khawatir jangan-jangan kalau 
telaahnya kurang berkenan di hatinya, maka si penelaah dicaci maki dan 
disumpah-sumpahin. Atau bahkan, ditantang berkelahi. Sdr. Nayla Anggoro mau 
coba? 

Untuk lebih menghargai Saut dkk secara fair, ada baiknya imbauan serupa juga 
perlu ditujukan kepada mereka: daripada sibuk memaki pribadi-pribadi orang di 
TUK, kenapa tidak tunjukkan saja lewat telaah sastra di mana kelemahan karya 
mereka, sehingga membuat para pengarangnya pantas menerima pelbagai makian yang 
tertuju kepada pribadi (bukan karya) itu? 

Salam kenal juga, Sdr. Nayla Anggoro :))

manneke





-Original Message-

> Date: Mon Sep 17 22:31:34 PDT 2007
> From: "naylaanggoro" 
> Subject: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut 
> Situmorang
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> Salam kenal untuk semua member Mediacare.
> 
> Ingin menimpali sedikit. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau kasus
> sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra dari
> pada hanya sekedar saling kata-mengatai yang saya rasa semakin jauh
> dari esensi.
> 
> Pada akhirnya tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana kalau kita
> saling belajar dalam kebaikan.
> 
> 
> Salam
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri  
> 
> wrote:
> >
> > From: Manneke Budiman, Canada
> > E-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan
> saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang
> lebar lagi. 
> >
> >   Sayang...sungguh sungguh sayang...
> > 
> > manneke
> > 
> >   __
> >
> >
> >   Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta
> > E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
> > 
> > 
> > hahaha...manneke! 
> > beginilah cara seorang "kritikus sastra" akademis kita membaca!
> > betapa lugunya!!!
> > 
> > saya tantang "kritikus" kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya
> "bantul mon amour" itu memang puisi yang "mengeksploitasi" seks! 
> > 
> > "eksploitasi seks" merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode
> Kampung, kalok dia memang bener "sarjana sastra" yang tahu membaca teks!
> > 
> > jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani
> buktiin!
> > 
> > seorang "kritikus sastra" harus dingin dalam subjektivitas
> pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut
> karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra
> Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1
> Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi
> saya!
> > 
> > soal "isi" jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya "kasar" dan
> kami yang "norak...tak punya kesantunan", ini cuman menunjukkan
> asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca
> jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan
> banyak "majalah kecil" lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi
> "kritikus sastra" kita! 
> > 
> > kacian...
> > 
> > soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis
> tentangnya dan membukukannya. 
> > 
> > jawablah tesis eseinya itu! 
> > 
> > kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan
> sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang
> orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! 
> > 
> > kacian...
> > 
> > c'mon, man!!!
> > 
> > hahaha...
> > 
> > -saut situmorang
> > 
> > ___
> > 
> > From: Gola Gong, Serang-Banten
> > E-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -
> > 
> > 
> > Salam kreatif
> > Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
> > Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
> > Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman.
> > Kata Saut, "MB apa pernah ke Rumah Dunia?"
> > 
> > Saya membaca tulisan MB di bawah ini:
> > 
> > Lepas dari "dosa-dosa" TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis
> oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek
> pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini...
> > 
> > MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis
> check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat
> di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin
> mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang
> berbeda. Bahkan saya sec

[mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang--nayla anggoro

2007-09-17 Terurut Topik Manneke Budiman
Ada yang mau terima tawaran ini? Kalau mengamati perangai pengarangnya sih, 
saya khawatir jangan-jangan kalau telaahnya kurang berkenan di hatinya, maka si 
penelaah dicaci maki dan disumpah-sumpahin. Atau bahkan, ditantang berkelahi. 
Sdr. Nayla Anggoro mau coba? 

Untuk lebih menghargai Saut dkk secara fair, ada baiknya imbauan serupa juga 
perlu ditujukan kepada mereka: daripada sibuk memaki pribadi-pribadi orang di 
TUK, kenapa tidak tunjukkan saja lewat telaah sastra di mana kelemahan karya 
mereka, sehingga membuat para pengarangnya pantas menerima pelbagai makian yang 
tertuju kepada pribadi (bukan karya) itu? 

Salam kenal juga, Sdr. Nayla Anggoro :))

manneke





-Original Message-

> Date: Mon Sep 17 22:31:34 PDT 2007
> From: "naylaanggoro" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut 
> Situmorang
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> Salam kenal untuk semua member Mediacare.
> 
> Ingin menimpali sedikit. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau kasus
> sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra dari
> pada hanya sekedar saling kata-mengatai yang saya rasa semakin jauh
> dari esensi.
> 
> Pada akhirnya tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana kalau kita
> saling belajar dalam kebaikan.
> 
> 
> Salam
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> 
> 
> wrote:
> >
> > From: Manneke Budiman, Canada
> > E-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan
> saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang
> lebar lagi. 
> >
> >   Sayang...sungguh sungguh sayang...
> > 
> > manneke
> > 
> >   __
> >
> >
> >   Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta
> > E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
> > 
> > 
> > hahaha...manneke! 
> > beginilah cara seorang "kritikus sastra" akademis kita membaca!
> > betapa lugunya!!!
> > 
> > saya tantang "kritikus" kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya
> "bantul mon amour" itu memang puisi yang "mengeksploitasi" seks! 
> > 
> > "eksploitasi seks" merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode
> Kampung, kalok dia memang bener "sarjana sastra" yang tahu membaca teks!
> > 
> > jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani
> buktiin!
> > 
> > seorang "kritikus sastra" harus dingin dalam subjektivitas
> pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut
> karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra
> Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1
> Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi
> saya!
> > 
> > soal "isi" jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya "kasar" dan
> kami yang "norak...tak punya kesantunan", ini cuman menunjukkan
> asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca
> jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan
> banyak "majalah kecil" lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi
> "kritikus sastra" kita! 
> > 
> > kacian...
> > 
> > soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis
> tentangnya dan membukukannya. 
> > 
> > jawablah tesis eseinya itu! 
> > 
> > kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan
> sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang
> orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! 
> > 
> > kacian...
> > 
> > c'mon, man!!!
> > 
> > hahaha...
> > 
> > -saut situmorang
> > 
> > ___
> > 
> > From: Gola Gong, Serang-Banten
> > E-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -
> > 
> > 
> > Salam kreatif
> > Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
> > Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
> > Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman.
> > Kata Saut, "MB apa pernah ke Rumah Dunia?"
> > 
> > Saya membaca tulisan MB di bawah ini:
> > 
> > Lepas dari "dosa-dosa" TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis
> oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek
> pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini...
> > 
> > MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis
> check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat
> di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin
> mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang
> berbeda. Bahkan saya secara pribadi tidak terlibat di keredaksian. 
> > 
> > Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada
> Wowok, kenapa BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab
> Wowok, "Mengingatkan GM dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual.
> Kosakata kelamin harus dilawan dengan kelamin lagi." 
> > 
> > Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya.
> Jadi, soal penggunaan "dramatis" juga terlalu berlebihan. Biasa
> sajalah. Kalau GM dan KUK d