Re: [mediacare] Re: anti SEPARATIS ??? ... (sabar, Papuan Diary)

2007-07-08 Terurut Topik Papuan Diary

Model pemikiran seperti ini haruslah dipahami sebagai sesuatu yang
mencerahkan. Terima kasih Ny. Muslim Binti Muskitawati.

Sayangnya sdr-sdr saya dari Batak yang Kristen, justru dikenal sebagai
orang2 pembela NKRI nomor wahid, dengan alasan agama mereka datang, dengan
alasan agama mereka mencuri dan juga membunuhi sdr-sdrnya yang Kristen di
Papua sini.

Ini model dari sebuah politik nasional yang diadopsi kelompok Islam Radikal
dan Nasionalis Indonesia [PDI-P, Golkar, dll].

Mereka bilang punya ideologi kerakyatan. Apa buktinya? Rakyat justru
dijadikan korban, apalagi Papua? Dihargai pun tidak!

Selamat berhari minggu,
PD



On 7/8/07, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  --- In mediacare@yahoogroups.com , "yaswar"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kaka Papuan Diary,
> Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu
> harga mati.

Betul, NKRI sedang dalam proses kematiannya. Dasar Pancasila dari
NKRI sudah menjadi Syariah Islam. Bungkus luarnya masih Pancasila
tapi isinya sudah Syariah Islam.

Bangsa Papua yang kehilangan Pancasila, terpaksa menjual dengan harga
mati untuk memisahkan diri dari negara Syariah yang tidak pernah
terpikir untuk tawar2an lagi.

> Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata
> mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan
> bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU
> UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA
> DENGAN NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG.
>

Juga benar, hanya Syariah Islam yang menganggap orang Papua lebih
rendah daripada binatang sehingga orang Papua tidak mungkin ada
pilihan lain dari Merdeka memisahkan diri dari negara Syariah yang
memperlakukan mereka seperti lebih rendah dari binatang.

Ny. Muslim binti Muskitawati

 



[mediacare] Re: anti SEPARATIS ??? ... (sabar, Papuan Diary)

2007-07-08 Terurut Topik Hafsah Salim
--- In mediacare@yahoogroups.com, "yaswar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kaka Papuan Diary,
> Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu 
> harga mati. 


Betul, NKRI sedang dalam proses kematiannya.  Dasar Pancasila dari 
NKRI sudah menjadi Syariah Islam.  Bungkus luarnya masih Pancasila 
tapi isinya sudah Syariah Islam.

Bangsa Papua yang kehilangan Pancasila, terpaksa menjual dengan harga 
mati untuk memisahkan diri dari negara Syariah yang tidak pernah 
terpikir untuk tawar2an lagi.



> Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata 
> mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan 
> bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU 
> UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA 
> DENGAN NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG. 
> 


Juga benar, hanya Syariah Islam yang menganggap orang Papua lebih 
rendah daripada binatang sehingga orang Papua tidak mungkin ada 
pilihan lain dari Merdeka memisahkan diri dari negara Syariah yang 
memperlakukan mereka seperti lebih rendah dari binatang.

Ny. Muslim binti Muskitawati