Re: [mediacare] Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut, nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya

2007-01-04 Terurut Topik Al-Mahmud Abbas

Amin.. amin.. wong semua orang pengin masuk sorga kok masuk sorga pakai adu
banyak pengikut. yang jihad demografilah.. yang kristenisasilah.. dan lain2
tetek bengek, lha kalaupun banyak anggota dan menguasai dunia lalu tiba2
dunia dimusnahkan apa ya sempat adu mulut lalu saling ledek .. sukurin lo..
nggak mau ngikut sih gitu ngkali ya. Memang masing-masing ada aliran
(artinya tidak semua aliran kristen atau islam) yang punya obsesi
memperbanyak pengikut tanpa prosedur baku. Seperti yang disampaikan miliser
lain bahwa untuk jadi kristen itu mestinya harus mengikuti prosedur
pembelajaran jadi tidak seperti kalau masuk Islam hanya mengucapkan kalimat
syahadat sudah berarti masuk Islam. Jangan kita berpandangan bahwa orang
masuk kristen semudah itu, kalaupun ada yang menarik dengan gaya non
prosedural pasti juga hasilnya kelihatan toh nggak mungkin gaya memaksa
orang selama hidup, kalau perlu datangi baik2 orangnya lalu dibawa ke
lembaga gerejanya lalu klarifikasi benar enggak kelakuan seperti ini atas
restu gereja ? Belum tentu lho ! kenapa mesti heboh gitu loh..

Produktif dikit deh jangan ngehebohin yang dangkal2, kecuali kalau nggak mau
maju dengan lebih banyak belajar ilmu pengetahuan..

Salam.

On 1/4/07, Goenardjoadi Goenawan [EMAIL PROTECTED] wrote:


  halo sahabat,

kalau kita baca message beberapa teman yang diposting
di Milis, kita bisa heran, contohnya..

Potret (Keliru) Poligami
Cobaan dari Allah SWT untuk jemaah haji Indonesia
The Next Bill Gates? A Chinese!
Geger Kristenisasi di Depok
Tuhan kelelahan
Mengapa Kita Khawatir dengan Syariat Islam dalam
berbangsa
Adu jangkrik : Shiyah dan Sunni di Timur Tengah
aa gym dan ferry surya
Poligami? Jangan cari excuses lewat

Banyak sekali energi yang terbuang sia-sia hanya
mempermasalahkan nenek moyang kita. ada yang
mempertentangkan AA Gym dan Ferry Surya, sampai-sampai
masalah Jemaah Haji yang kelaparan dijadikan bahan
untuk mempertentangkan antar agama.

Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut,
nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya, yang
pusatnya di Palembang, dan kita masih mempertentangkan
antar suku. Suku ini, itu, kita lupa bahwa kita semua
pendatang dari pusatnya bangsa Melayu di Palembang.

Namun kalau dulu, Bangsa kita jaman Sriwijaya
membangun tempat ibadahnya yang paling megah sedunia
yaitu Borobudur di Jawa Tengah, kita masih
mengagung-agungkan suku ini, agama itu, apa tidak malu
dengan nenek moyang kita?

Susah-susah Dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantoro
memperjuangkan Negara Kesatuan Indonesia, kita masih
mengeyel-eyel Islam melawan Budha, atau
Kristenisasi... dan kita lupa, nenek moyang kita juga
pernah beragama Budha, Hindu, bahkan dulu nenek moyang
kita juga Pithegantropus Erectus, kita masih
menganggap agama yang satu dipertentangkan dengan
agama yang lain.

Mari kita berpikir positif, kalau sudah meninggal,
kita semua juga jadi abu... tidak ada warna kuning,
coklat, atau merah.

salam,
Goenardjoadi Goenawan





[mediacare] Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut, nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya

2007-01-03 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

kalau kita baca message beberapa teman yang diposting
di Milis, kita bisa heran, contohnya..

Potret (Keliru) Poligami 
Cobaan dari Allah SWT untuk jemaah haji Indonesia 
The Next Bill Gates? A Chinese! 
Geger Kristenisasi di Depok 
Tuhan kelelahan 
Mengapa Kita Khawatir dengan Syariat Islam dalam
berbangsa 
Adu jangkrik : Shiyah dan Sunni di Timur Tengah 
aa gym dan ferry surya 
Poligami? Jangan cari excuses lewat 

Banyak sekali energi yang terbuang sia-sia hanya
mempermasalahkan nenek moyang kita.  ada yang
mempertentangkan AA Gym dan Ferry Surya, sampai-sampai
masalah Jemaah Haji yang kelaparan dijadikan bahan
untuk mempertentangkan antar agama.

Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut,
nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya, yang
pusatnya di Palembang, dan kita masih mempertentangkan
antar suku.  Suku ini, itu, kita lupa bahwa kita semua
pendatang dari pusatnya bangsa Melayu di Palembang.

Namun kalau dulu, Bangsa kita jaman Sriwijaya
membangun tempat ibadahnya yang paling megah sedunia
yaitu Borobudur di Jawa Tengah, kita masih
mengagung-agungkan suku ini, agama itu, apa tidak malu
dengan nenek moyang kita?

Susah-susah Dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantoro
memperjuangkan Negara Kesatuan Indonesia, kita masih
mengeyel-eyel Islam melawan Budha, atau
Kristenisasi... dan kita lupa, nenek moyang kita juga
pernah beragama Budha, Hindu, bahkan dulu nenek moyang
kita juga Pithegantropus Erectus, kita masih
menganggap agama yang satu dipertentangkan dengan
agama yang lain.

Mari kita berpikir positif, kalau sudah meninggal,
kita semua juga jadi abu... tidak ada warna kuning,
coklat, atau merah.

salam,
Goenardjoadi Goenawan