Fw: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

2007-05-08 Terurut Topik BDG KUSUMO
Untuk Pak Mod, ini ada respons sekait panuasnya udara Surabaya.
Salam, bdg

- Original Message - 
From: koentyo soekadar 
To: BDG KUSUMO 
Cc: pepicek post 
Sent: Monday, May 07, 2007 7:21 PM
Subject: Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi


Sebenarnya Surabaya itu sudah sejak dahulu kala adalah kota yang paling panas 
di Indonesia, malahan lebih panas daripada Jakarta, walaupun sama-sama berada 
dipantainya.

Apalagi sekarang dengan adanya lusi (lumpur Sidoarjo) yang panas itu, 
kelembaban udara disekitar tempat menyemburnya lusi tersebut akan naik, karena 
kadar air yang ada dalam lumpur panas tersebut setelah tekanannya berkurang 
(karena ada di udara bebas) maka dengan mudah akan menguap. 
Karena kelembaban udara naik maka keringat lebih sulit untuk menguap, akibatnya 
tetap berada diatas permukaan kulit dan sinar matahari yang jatuh keatas kulit 
tersebut akan menaikkan suhu keringat sedemikian rupa sehingga terasa panas, 
seperti direbus saja.

Kalau kelembaban udara rendah, maka keringat akan lebih mudah menguap. Dan 
dengan penguapan keringat tersebut, maka suhu kulit dibawahnya akan turun, 
sehingga terasa dingin. Ini terjadi di daratan Eropa (atau ditempat lain) 
dimusim panas, dimana suhu udara hingga mencapai 35 derajat Celsius 
(kadang-kadang lebih, malahan sampai 40 derajat Celsius), tetapi karena 
kelembaban udaranya rendah, maka tidak terasa menyengat.

Untuk membantu penguapan keringat, di Indonesia dipakai kipas (klasik atau 
kipas angin) untuk menghalau uap air yang berada diatas kulit dan memungkinkan 
moleku-molekul air yang berada dibawahnya untuk menguap dan mendinginkan kulit, 
sehingga terasa sejuk.

Maaf teman-teman, ini bukan menggurui, melainkan saya mencoba menerangkan 
kenapa sekarang di Surabaya begitu panasnya, lebih panas dari sebelum lusi 
marah. Jadi lebih tepat kalau dikatakan tulisan saya diatas adalah pikiran saya 
yang saya pikir keras-keras (loudly thinking, laut denken, myslet nahlas).

Salam
Koentyo


- Original Message 
From: BDG KUSUMO [EMAIL PROTECTED]


RE: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

2007-05-08 Terurut Topik imcw
Suatu saat nanti, ketika pemanasan global semakin parah, hutan sudah habis
ditebangi oleh para raksasa rakus, maka Surabaya dan kota kota lainnya di
Indonesia akan makin panas juga.

--

i made cock wirawan

http://dekock.wordpress.com

http://www.ikayanafk.org

yahoo messenger : imcw06

-

 

From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of ryan padi
Sent: Selasa 08 Mei 2007 20:35
To: mediacare@yahoogroups.com
Subject: Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

 

Kalu di bilang surabaya panas memang iya, tapi terlalu berlebihan mengatakan
surabaya seperti di arab saudi 

Gue ( Ryan ) lahir,besar dan kelak akan pensiun kembali ke kota tercinta 

Setiap tarikan nafas hidupku kuselalu teringat mu surabaya



Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

2007-05-08 Terurut Topik Novrianti Chitrawidya
Mas Radit..
Terima kasih udah ketemuan waktu Festival Jajanan Bango di Surabaya 
kemarin..sukses ya buat acaranya.
Kayaknya udah lama ya gak ke Surabaya..?? kok bilang Surabaya kayak Arab 
Saudi... waduh, hiperbola bgt..
Sebenarnya, Surabaya panasnya sama seperti kota2 lain di Indonesia...
Cuma karena kita yang di Surabaya udah biasa.. jadi panasnya gak pernah 
dirasakan.. 
Berhubung anda datang ke Surabaya, trus nginap di Hotel dan acara Festival 
Jajanan Bango di lapangan terbuka dimulai jam 11 siang.. ya terasanya seperti 
di Arab Saudi... ;)
Seminggu yang lalu, saya juga ke Jakarta... dan saya merasakan panasnya Jakarta 
sama seperti di Surabaya...

Panasnya Surabaya terkait dengan Lapindo, mungkin ada benarnya musim hujan 
di Surabaya datangnya juga mundur sekitar Desember 2006 dan sekarang bulan Mei 
gak pernah hujan lagi.. secara teori, aku kurang tahu mas..

Apa yang perlu dibenahi dari Surabaya? Jangan Surabaya dulu.. Gimana kalo 
masalah Lapindo diselesaikan dulu, gimana caranya lumpurnya berhenti.. dan 
keadaannya kembali seperti dulu...Semoga

-NoVri


  - Original Message - 
  From: radityo djadjoeri 
  To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, May 07, 2007 07:52
  Subject: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi



  Minggu lalu saya bertandang ke Surabaya. Tak seperti kunjungan-kunjungan 
sebelumnya, kini saya banyak mendengar berbagai keluhan tentang panasnya 
ibukota Provinsi Jawa Timur tersebut. Ada serombongan alumnus SMA Negeri 3 
Yogyakarta yang lagi bikin acara reuni di Hotel Garden Palace sepakat, bahwa 
panasnya Surabaya sudah seperti di Arab Saudi. Untung, mereka bikin acaranya di 
ballroom - alias indoor. Sedangkan saya musti mengunjungi Festival Jajanan 
Bango 2007 yang mengambil lokasi di ruang terbuka - alias outdoor. Tepatnya di 
Lapangan Basuki Rachmad, dekat Arca Joko Dolog dan Monumen Gubernur Suryo. 
Memang benar, panasnya Surabaya luar biasa menyengat. Anda yang tak biasa 
berpanas-panas ria, kulit Anda bisa nampak seperti udang rebus.   

  Apakah panasnya Surabaya terkait erat dengan lumpur Lapindo? Kini saya lagi 
mengumpulkan opini dari Anda semua. Menurut Anda, apa yang perlu dibenahi dari 
Surabaya?




--
  Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
  Check out new cars at Yahoo! Autos. 

   


Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

2007-05-08 Terurut Topik debbie sumual
Gue rasa sih sebutan panasnya udah kayak di arab itu cuma sebutan aja yg gak 
betul2 merujuk ke negara arab saudi itu.
   
  Gue sih lebih sering menyebut panas banget kayak di neraka...:) Cuma 
sebutan doang kan, soalnya gue kan belum pernah ke neraka.

ryan padi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalu di bilang surabaya panas memang iya, tapi terlalu berlebihan 
mengatakan surabaya seperti di arab saudi 
   
  Gue ( Ryan ) lahir,besar dan kelak akan pensiun kembali ke kota tercinta 
   
  Setiap tarikan nafas hidupku kuselalu teringat mu surabaya
   
  
Rach Leed [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Tujuh tahun hidup di Surabaya saya memang merasakan Surabaya memang 
kota yang panas. Namun saya tidak tahu apa yang menyebabkan Surabaya menjadi 
kota yang berhawa panas. Lumpur Lapindo (Bukan LUMPUR SIDOARJO !!) menurut saya 
belum tentu menjadi penyebab Surabaya menjadi semakin panas. Maklum, belum ada 
penelitian tentang hal ini :D. Tetapi sepengetahuan saya, Surabaya memang 
identik dengan kota berhawa panas. Sama seperti Bogor yang terkenal dengan kota 
hujan de el el. Setiap wisatawan yang hendak ke Surabaya biasanya diberikan 
wejangan agar membawa topi, kacamata hitam, payung de el el. 
   
  Tetapi apakah Surabaya sepanas Arab Saudi ?? Wah kayaknya berlebihan juga ya. 
Saya sempat bertanya ke teman yang tinggal di Mekkah. Katanya suhu di Mekkah 
rata-rata 50 derajat celsius. Itu pada Juli-Agustus. Bandingkan dengan hawa 
Surabaya yang kisaran terpanas sekitar 32 derajat celsius. Jauh banget khan ??
   
  Awalnya saya mengira Ambon adalah kota yang panas. Hidup 15 tahun di Ambon 
teryata tak terasa hawa panasnya. Nah, baru ketika pindah ke Surabaya baru saya 
rasakan emang benar..benar panas. Tetapi bagi saya Surabaya adalah kota 
ternyaman. Ketika mlaku-mlaku ke Surabaya sebulan lalu. Surabaya menjadi kota 
yang lebih cantik. Lebih asri karena telah digalakkan penghijauan. Banyak 
pohon-pohon yang terdapat di sepanjang jalan. Apabila malam tiba maka Surabaya 
akan dihiasi oleh lampu2 jalan yang cuantik. Jangan ragu ke Surabaya ya ... 
Surabaya bagi saya lebih menarik dibandingkan Jakarta. Macet dan polusi di 
Jakarta itu tuh. Mana tahaan . :D 
   
  Salam anget-anget kuku :p 
  Rach Alida Bahaweres
   
  - Original Message 
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Monday, May 7, 2007 10:14:40 AM
Subject: Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

Kalau dibilang Surabaya hawanya panas, memang dari dulu. Bahkan ada teman
yang bilang Surabaya punya 7 Matahari. Sementara kalau sampai hari ini
suhunya kian tinggi, mungkin ini juga merupakan dampak dari pemanasan
global. Kaitannya dengan luberan lumpur Lapindo, ... itu perlu penelitian
lagi Mas Radit!
Namun demikian pemerintah Surabaya tidak tinggal diam. Kalau kawan-kawan
sempat 'mlaku-mlaku' (keliling-keliling) Surabaya, sekarang Surabaya sudah
relatif lebih cantik. Aspek penghijauan kota menjadi salah satu prioritas
Pemerintah Kota ini. Taman-taman terbuka hijau terus dibenahi, yang
terbaru Taman Bungkul.
Kalau sempat diperhatikan, di sepanjang jalan protokol kini sudah
dipercantik dengan aneka tanaman dan bunga. Bahkan yang lebih sangar,
konon sudah ada regulasi yang melarang orang untuk tidak sembarangan
menebang pohon yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Selain itu masih banyak lagi upaya yang telah dilakukan masyarakat serta
pihak swasta. Berbagai event acap dilakukan, seperti lomba kawasan asri
dan hijau, dan lainnya.
Menurut saya, yang penting kembali ke kesadaran masyarakat untuk terus
mengupayakan agar Surabaya makin hijau. Dan didukung pemerintah untuk
mewujudkan Surabaya Hijau, dan tidak melulu menanamii tiap cuil lahan yang
ada dengan tanaman-tanaman beton. Dan sekedar pesan bagi para investor
yang berminat untuk berpartisipasi membangun Surabaya, jangan lupa untuk
juga mempertimbangkan aspek lingkungannya. Kalau lingkungannya teduh, saya
yakin Surabaya yang dikenal sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan,
dan jasa, akan makin berkembang.

ALIM
Mossaik Media Communication
Suara Surabaya Media

 Minggu lalu saya bertandang ke Surabaya. Tak seperti kunjungan-kunjungan
 sebelumnya, kini saya banyak mendengar berbagai keluhan tentang panasnya
 ibukota Provinsi Jawa Timur tersebut. Ada serombongan alumnus SMA Negeri 3
 Yogyakarta yang lagi bikin acara reuni di Hotel Garden Palace sepakat,
 bahwa panasnya Surabaya sudah seperti di Arab Saudi. Untung, mereka bikin
 acaranya di ballroom - alias indoor. Sedangkan saya musti mengunjungi
 Festival Jajanan Bango 2007 yang mengambil lokasi di ruang terbuka - alias
 outdoor. Tepatnya di Lapangan Basuki Rachmad, dekat Arca Joko Dolog dan
 Monumen Gubernur Suryo. Memang benar, panasnya Surabaya luar biasa
 menyengat. Anda yang tak biasa berpanas-panas ria, kulit Anda bisa nampak
 seperti udang rebus.

 Apakah panasnya Surabaya terkait erat dengan lumpur Lapindo? Kini saya
 lagi mengumpulkan opini dari Anda semua. Menurut Anda, apa yang

Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

2007-05-08 Terurut Topik gimblot makagiansar
Sekedar berbagi pengalaman dari kunjungan dinas di kota2x Indonesia, jika 
Surabaya dikatakan panas (kayak neraka / kayak di arab) maka sebutan apa yang 
bisa dikatakan kalau teman2x berkunjung ke kota Palu, Makassar, Tarakan atau 
Sangatta. Karena bagi saya kota2x yang suhunya sangat tinggi dan kelembaban 
rendah. 

- Original Message 
From: debbie sumual [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, May 8, 2007 10:03:34 AM
Subject: Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi









  




Gue rasa sih sebutan panasnya udah kayak di arab itu cuma sebutan aja yg gak 
betul2 merujuk ke negara arab saudi itu.
   
  Gue sih lebih sering menyebut panas banget kayak di neraka...:) Cuma 
sebutan doang kan, soalnya gue kan belum pernah ke neraka.

ryan padi [EMAIL PROTECTED] com wrote:
Kalu di bilang surabaya panas memang iya, tapi terlalu berlebihan 
mengatakan surabaya seperti di arab saudi 
   
  Gue ( Ryan ) lahir,besar dan kelak akan pensiun
 kembali ke kota tercinta 
   
  Setiap tarikan nafas hidupku kuselalu teringat mu surabaya
   
  
Rach Leed lidbahaweres@ yahoo.com wrote:
  Tujuh tahun hidup di Surabaya saya memang merasakan Surabaya memang 
kota yang panas. Namun saya tidak tahu apa yang menyebabkan Surabaya menjadi 
kota yang berhawa panas. Lumpur Lapindo (Bukan LUMPUR SIDOARJO !!) menurut saya 
belum tentu menjadi penyebab Surabaya menjadi semakin panas. Maklum, belum ada 
penelitian tentang hal ini :D. Tetapi sepengetahuan saya, Surabaya memang 
identik dengan kota berhawa panas. Sama seperti Bogor yang terkenal dengan kota 
hujan de
 el el. Setiap wisatawan yang hendak ke Surabaya biasanya diberikan wejangan 
agar membawa topi, kacamata hitam, payung de el el. 
   
  Tetapi apakah Surabaya sepanas Arab Saudi ?? Wah kayaknya berlebihan juga ya. 
Saya sempat bertanya ke teman yang tinggal di Mekkah. Katanya suhu di Mekkah 
rata-rata 50 derajat celsius. Itu pada Juli-Agustus. Bandingkan dengan hawa 
Surabaya yang kisaran terpanas sekitar 32 derajat celsius. Jauh banget khan ??
   
  Awalnya saya mengira Ambon adalah kota yang panas. Hidup 15 tahun di Ambon 
teryata tak terasa hawa panasnya. Nah, baru ketika pindah ke Surabaya baru saya
 rasakan emang benar..benar panas. Tetapi bagi saya Surabaya adalah kota 
ternyaman. Ketika mlaku-mlaku ke Surabaya sebulan lalu. Surabaya menjadi kota 
yang lebih cantik. Lebih asri karena telah digalakkan penghijauan. Banyak 
pohon-pohon yang terdapat di sepanjang jalan. Apabila malam tiba maka Surabaya 
akan dihiasi oleh lampu2 jalan yang cuantik. Jangan ragu ke Surabaya ya ... 
Surabaya bagi saya lebih menarik dibandingkan Jakarta. Macet dan polusi di 
Jakarta itu tuh. Mana tahaan . :D 
   
  Salam anget-anget kuku :p 
  Rach Alida Bahaweres
   
  - Original Message 
From: [EMAIL PROTECTED] .net [EMAIL PROTECTED] net
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
Sent: Monday, May 7, 2007 10:14:40 AM
Subject: Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

Kalau dibilang Surabaya hawanya panas, memang dari dulu. Bahkan ada teman
yang bilang Surabaya punya 7 Matahari. Sementara kalau sampai hari ini
suhunya kian tinggi, mungkin ini juga merupakan dampak dari pemanasan
global. Kaitannya dengan luberan lumpur Lapindo, ... itu perlu penelitian
lagi Mas Radit!
Namun demikian pemerintah Surabaya tidak tinggal diam. Kalau kawan-kawan
sempat 'mlaku-mlaku' (keliling-keliling) Surabaya, sekarang Surabaya sudah
relatif lebih cantik. Aspek penghijauan kota menjadi salah satu prioritas
Pemerintah Kota ini. Taman-taman terbuka
 hijau terus dibenahi, yang
terbaru Taman Bungkul.
Kalau sempat diperhatikan, di sepanjang jalan protokol kini sudah
dipercantik dengan aneka tanaman dan bunga. Bahkan yang lebih sangar,
konon sudah ada regulasi yang melarang orang untuk tidak sembarangan
menebang pohon yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Selain itu masih banyak lagi upaya yang telah dilakukan masyarakat serta
pihak swasta. Berbagai event acap dilakukan, seperti lomba kawasan asri
dan hijau, dan lainnya.
Menurut saya, yang penting kembali ke kesadaran masyarakat untuk terus
mengupayakan agar Surabaya makin hijau. Dan didukung pemerintah untuk
mewujudkan Surabaya Hijau, dan tidak melulu menanamii tiap cuil lahan yang
ada dengan tanaman-tanaman beton. Dan sekedar pesan bagi para investor
yang berminat untuk berpartisipasi membangun Surabaya, jangan lupa untuk
juga mempertimbangkan aspek lingkungannya. Kalau lingkungannya teduh, saya
yakin Surabaya yang dikenal
 sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan,
dan jasa, akan makin berkembang.

ALIM
Mossaik Media Communication
Suara Surabaya Media

 Minggu lalu saya bertandang ke Surabaya. Tak seperti kunjungan-kunjungan
 sebelumnya, kini saya banyak mendengar berbagai keluhan tentang panasnya
 ibukota Provinsi Jawa Timur tersebut. Ada serombongan alumnus SMA Negeri 3
 Yogyakarta yang lagi bikin acara reuni di Hotel Garden Palace sepakat,
 bahwa panasnya Surabaya

Re: [mediacare] Surabaya, panasnya seperti di Arab Saudi

2007-05-06 Terurut Topik alim
Kalau dibilang Surabaya hawanya panas, memang dari dulu. Bahkan ada teman
yang bilang Surabaya punya 7 Matahari. Sementara kalau sampai hari ini
suhunya kian tinggi, mungkin ini juga merupakan dampak dari pemanasan
global. Kaitannya dengan luberan lumpur Lapindo, ... itu perlu penelitian
lagi Mas Radit!
Namun demikian pemerintah Surabaya tidak tinggal diam. Kalau kawan-kawan
sempat 'mlaku-mlaku' (keliling-keliling) Surabaya, sekarang Surabaya sudah
relatif lebih cantik. Aspek penghijauan kota menjadi salah satu prioritas
Pemerintah Kota ini. Taman-taman terbuka hijau terus dibenahi, yang
terbaru Taman Bungkul.
Kalau sempat diperhatikan, di sepanjang jalan protokol kini sudah
dipercantik dengan aneka tanaman dan bunga. Bahkan yang lebih sangar,
konon sudah ada regulasi yang melarang orang untuk tidak sembarangan
menebang pohon yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Selain itu masih banyak lagi upaya yang telah dilakukan masyarakat serta
pihak swasta. Berbagai event acap dilakukan, seperti lomba kawasan asri
dan hijau, dan lainnya.
Menurut saya, yang penting kembali ke kesadaran masyarakat untuk terus
mengupayakan agar Surabaya makin hijau. Dan didukung pemerintah untuk
mewujudkan Surabaya Hijau, dan tidak melulu menanamii tiap cuil lahan yang
ada dengan tanaman-tanaman beton. Dan sekedar pesan bagi para investor
yang berminat untuk berpartisipasi membangun Surabaya, jangan lupa untuk
juga mempertimbangkan aspek lingkungannya. Kalau lingkungannya teduh, saya
yakin Surabaya yang dikenal sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan,
dan jasa, akan makin berkembang.

ALIM
Mossaik Media Communication
Suara Surabaya Media

 Minggu lalu saya bertandang ke Surabaya. Tak seperti kunjungan-kunjungan
 sebelumnya, kini saya banyak mendengar berbagai keluhan tentang panasnya
 ibukota Provinsi Jawa Timur tersebut. Ada serombongan alumnus SMA Negeri 3
 Yogyakarta yang lagi bikin acara reuni di Hotel Garden Palace sepakat,
 bahwa panasnya Surabaya sudah seperti di Arab Saudi. Untung, mereka bikin
 acaranya di ballroom - alias indoor. Sedangkan saya musti mengunjungi
 Festival Jajanan Bango 2007 yang mengambil lokasi di ruang terbuka - alias
 outdoor. Tepatnya di Lapangan Basuki Rachmad, dekat Arca Joko Dolog dan
 Monumen Gubernur Suryo. Memang benar, panasnya Surabaya luar biasa
 menyengat. Anda yang tak biasa berpanas-panas ria, kulit Anda bisa nampak
 seperti udang rebus.

   Apakah panasnya Surabaya terkait erat dengan lumpur Lapindo? Kini saya
 lagi mengumpulkan opini dari Anda semua. Menurut Anda, apa yang perlu
 dibenahi dari Surabaya?




 -
 Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
  Check outnew cars at Yahoo! Autos.