http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=82&id=79442

      Kamis, 21 Juni 2007


      Watu Gatheng, Bisa 'Bim-salabim'  

      Di selatan makam Mataram Kotagede, ada Kampung Dalem. Di tengah kampung 
terdapat bangunan kuno relatif kecil. Di dalamnya terdapat tiga benda keramat. 
Yakni Watu Gilang, Watu Gatheng dan Genthong. Menurut jurukunci Makam 
Hastorenggo Hastono Suprapto, dalem (rumah) itu direnovasi pada 1934. "Menurut 
para sepuh, dulu berbentuk pendopo terbuka. Berumur sekitar lima abad, 
kondisinya amat rusak. Tapi masih ada bekas bentengnya," katanya. 
      Bentuk Watu Gilang mendekati segi empat, berukuran sekitar 1,5 meter 
persegi, tinggi 60 cm. Salah satu tepinya cekung seukuran dahi manusia. Menurut 
cerita, bekas benturan dahi Ki Ageng Mangir Wanabaya. Sengaja dibenturkan 
Panembahan Senopati saat Ki Ageng Mangir menyembah. Jenazah menantu ini juga 
dimakamkan di Kotagede. Tapi separuh badan berada di luar tembok, separuhnya 
lagi di dalam. Sebab selain kerabat keraton, dia juga musuh raja. Dianggap 
musuh karena Ki Ageng Mangir memberontak terhadap Mataram. Selain emoh 
menyampaikan upeti, Ki Ageng mangir meminta daerahnya dilepas dari Mataram 
sebagai tanah merdeka. 

      Karena Ki Ageng Mangir dikenal sakti, Panembahan Senapati menyusun taktik 
: menugasi Gusti Ayu Pembayun menyamar jadi pengamen dan mengaku anak janda 
dusun Kasihan. Keduanya akhirnya jatuh cinta dan berumahtangga. Ketika hamil, 
akhirnya Nyi Pembayun mengaku jati dirinya. Meski sempat kaget dan marah, Ki 
Ageng Mangir bersedia menghadap Panembahan Senapati. Watu Gatheng berwarna 
kuning keemasan berjumlah tiga biji. Merupakan mainan putera Panembahan 
Senapati bernama Raden Rangga. Tiga batu tersebut dipercaya memiliki kekuatan 
gaib. Ada yang bisa melihat, ada pula yang tak bisa. Genthong atau tempat 
menampung air, dipercaya milik Ki Juru Mertani, penasihat Panembahan Senapati. 
Terbuat dari batu, berfungsi tempat air wudhu. Menurut Hastono, lima lekukan 
yang terdapat pada sisi luar gentong tersebut, dipercaya sebagai bekas sentuhan 
jari-jari Raden Rangga yang juga dikenal sakti.(mol) 
     
     

Kirim email ke