Dear Aquino, Saya jadi ingat kejadian tahun 1997 lalu. Saat menjalani ospek di salah satu universitas swasta di Surabaya, panitia meminta peserta ospek mengumpulkan buku-buku pelajaran bekas. Pertama-tama tidak diketahui maksud pengumpulan buku-buku ini. Ternyata untuk disumbangkan kepada suatu komunitas.
Komunitas ini berkedudukan di daerah Simo Kwagean. Namanya kalau tidak salah "sanggar alang-alang". Berbeda dengan "sanggar alang-alang" yang di dekat terminal Joyoboyo yang menampung anak-anak jalanan. Sanggar alang-alang di Simo yang dibentuk oleh seseorang yang kalau saya tidak salah ingat disebut "Mas Brewok" merupakan suatu bentuk "sekolah rakyat/sekolah terbuka". Di sanggar itu tiap malam anak-anak yang tidak sekolah diberi berbagai pelajaran oleh sukarelawan dari berbagai perguruan tinggi. Mas Brewok sendiri sebenarnya adalah tukang parkir yang peduli dengan nasib anak-anak putus sekolah. Pertama-tama datang ke tempat itu adalah saat kami survey lokasi. Memang kawasannya lumayan kumuh. Di belakang pasar simo. Mas Brewok berpenampilan fisik seperti julukannya, penuh dengan brewok. Berhubung parkir motor agak jauh dari lokasi sanggar, Mas Brewok menawarkan untuk membantu memindahkan motor ke depan sanggar. Dengan santai dia memberikan kunci kepada dua orang pemuda kampung yang bertampang preman. Dalam hati saya sempat khawatir juga bagaimana jika motor saya dibawa lari karena saat itu saya baru sekitar 1 atau 2 bulan di Surabaya. Tetapi ternyata walaupun tampang preman tetapi mereka jujur-jujur saja. Saat hari H, kami ramai-ramai bawa buku-buku tersebut ke sanggar. Saat itu keadaan ramai oleh anak-anak yang belajar dan ada juga beberapa mahasiswa yang membimbing mereka. Begitu buku diserahkan anak-anak itu berebut membongkar isi kardus untuk melihat buku-buku mereka. Ternyata ada beberapa buku yang merupakan buku pelajaran agama Kristen. Sponsan salah satu anak kecil itu mengatakan "Lho ini kok ada tentang Yesus-nya?". Mahasiswi yang membimbingnya menyahut "Itu pelajaran agama Kristen." Titik. Masalah selesai sampai di situ. Mas Brewok hanya tersenyum memandangi mereka. Memang jaman itu belum banyak organisasi-organisasi radikal seperti HTI. Andaikata daerah Simo saat itu adalah basis HTI. Dengan peristiwa seperti ini saya ragu apakah saya masih bisa menulis email ini saat ini. Sekedar pengalaman yang ingin saya sharingkan. Salam, Yopie. NB: Saya masih ragu-ragu dengan ingatan saya tentang nama sanggar itu. apa "sanggar alang-alang" atau "sanggar arek suroboyo" atau "sanggar suroboyo" ya? Mungkin ada yang bisa membantu? Sunday, June 18, 2006, 11:46:12 PM, you wrote: > > > > Saya justru mem-posting ini untuk menunjukkan betapa di dramatisir > nya peristiwa di bawah oleh HTI. Hanya 2 buah majalah lama yang > berbau kristen dibandiing sekian puluh bahkan ratusan buku lantas di > ?ekspose seolah-olah sudah ada rencana tersusun rapih untuk > memurtadkan orang di tengah bencana. Posting ini buat saya > menegaskan betapa penggunaan rasa takut akan ancaman dari ?luar? > sudah digunakan untuk meraih simpati. > > Sekaligus ini membuat saya bertanya-tanya; dari sekian banyak kasus > yang dituduh kristenisasi, mungkin sebagian di antaranya juga > seperti ini, hanya kecurigaan yang besar tanpa bukti yang kuat. > > Saya cukup prihatin dengan situasi ini ketika politik identitas > digunakan untuk meraih popularitas atau kekuasaan. > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/PEOZVC/bOaOAA/cosFAA/IRislB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/