Tumben, analisanya masuk akal

http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/07/10/126178/%E2%80%98hedge-fund%E2%80%99-bisa-tahan-ihsg/

INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jumat (10/7)
diperkirakan masih melemah. Aksi para hedge fund yang menghendaki koreksi
lebih lanjut, akan menahan penguatan bursa. Tapi, investor bisa koleksi
saham PTBA, ADRO dan BBRI.

Analis PT Dongsuh Kolibindo Securities Ryan Ariadi Suwarno memprediksikan
peluang penguatan indeks setelah ekspektasi pilpres terpenuhi masih terbuka
meskipun tidak banyak. Pelaku pasar masih melakukan sell on news.

“Investor sebaiknya mengantisipasi penguatan bursa dengan mencermati
gelombang capital inflow,” ujarnya kepada INILAH.COM, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin kemungkinan direkayasa
bandar.

Para hedge fund sebenarnya tertarik dan mau memanfaatkan momentum pilpres
untuk masuk ke bursa Indonesia. Namun harga saat ini masih dinilai relatif
mahal karena koreksi dinilai belum cukup.

“Oleh karena itu, mereka menahan bullish IHSG setidaknya hingga tiga hari,
sesuai sistem pembayaran plus tiga,” katanya. Padahal investor ritel yang
telah melakukan pembelian sejak awal pekan, berharap ada kenaikan bursa
terimbas sentimen positif lancarnya pilpres.

Sedangkan secara eksternal, sentimen negatif berasal dari data jobless claim
yang diprediksi masih akan tetap tinggi. Terutama karena belum adanya
penyerapan tenaga kerja yang cukup besar setelah perusahaan otomotif AS, GM
bangkrut.

Apalagi harga minyak mentah berada dalam trend menurun setelah sempat berada
di bawah level US$ 60 per barel, yang menyebabkan saham komoditas turun.

Namun potensi IHSG menguat masih ada terkait laporan keuangan emiten-emiten
semester pertama 2009 yang akan dirilis akhir Juli ini. Meskipun sentimen
ini sudah terfaktorkan ke pasar, namun kinerja emiten komoditas, khususnya
batubara yang diekspektasikan memuaskan, akan mendongkrak penguatan bursa.

Saham yang direkomendasikan dari sektor tambang adalah PT Adaro Energy
(ADRO) dan PT Bukit Asam (PTBA), terkait ekspektasi kinerjanya yang positif.
Menurutnya, kedua emiten ini akan mencatatkan pendapatan 2009 yang relatif
baik.

Ryan menuturkan, banyak kesepakatan kontrak jual beli yang dibuat perseroan
tahun lalu. Kontrak itu menggunakan basis harga spot batubara 2008 yang
cukup tinggi, sekitar US$ 70-80 per metrik ton. Bandingkan dengan saat ini
yang hanya di kisaran US$ 60 per metrik ton. “Harga kontrak yang tinggi ini
akan terefleksi dalam semester pertama 2009,” paparnya.

Selain itu, lanjut Ryan, kedua emiten ini juga cukup menarik dilihat dari
fokus bisnisnya ke pasar domestik. Ini berarti, turunnya tingkat ekspor yang
disebabkan merosotnya harga batubara, tidak berpengaruh signifikan terhadap
perseroan.

Saham sektor perbankan juga dinilai masih mampu menopang penguatan indeks.
Hal ini didukung perbaikan rating credit swap serta pilpres yang berjalan
aman berlanjut pada meredanya ketidakpastian pasar.

Sementara premi resiko yang turun, seiring rendahnya inflasi, mempengaruhi
yield Surat Utang Negara (SUN) dan memperbaiki valuasi saham. “Hal ini
karena faktor pendiskon turun,” imbuhnya.

Ia pun menilai sektor perbankan masih mengelola margin. Perbankan belum mau
menurunkan bunga kredit meskipun BI rate secara agresif sudah memangkas suku
bunganya.

Hal ini karena mereka masih membutuhkan buffer jika ada penurunan angka
kredit bermasalah (NPL). Saham yang direkomendasikan adalah PT Bank Rakyat
Indonesia (BBRI), terkait basis kredit perseroan yag cukup kuat pada sektor
UMKM.

IHSG pada perdagangan Kamis (9/7), ditutup naik tipis 0,727 poin (0,03%) ke
level 2.083,974. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia mencatat volume
transaksi 7,704 miliar saham, senilai Rp 6,992 triliun dengan frekuensi
118,746 kali. Sebanyak 68 saham naik, 117 saham turun, dan 70 saham stagnan.

Emiten-emiten yang mengalami penguatan terbesar kemarin antara lain PT Astra
International (ASII) naik Rp 2.150 menjadi Rp 25.650, PT Bank Rakyat
Indonesia (BBRI) naik Rp 600 menjadi Rp 7.100, dan PT Gudang Garam (GGRM)
menguat Rp 400 menjadi Rp 12.450.

Saham PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) juga naik Rp 375 menjadi Rp
3.875, United Tractor (UNTR) naik Rp 50 ke Rp 10.350, PT Bank Negara
Indonesia (BBNI) naik Rp 50 menjadi Rp 1.770, dan PT Jasa Marga (JSMR) naik
Rp 40 ke Rp 1.680.

Sedangkan beberapa emiten yang me lemah antara lain PT Telkom (TLKM) anjlok
Rp 450 ke Rp 8.100, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) melemah Rp 400 menjadi
Rp 19.450, PT Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 350 ke Rp 16.850, PT Bukit
Asam (PTBA) turun Rp 300 kw Rp 11.250, PT Goodyear turun Rp 300 ke Rp 7.200,
International Nickel (INCO) turun Rp 200 menjadi Rp 3.850, dan PT Bumi
Resources (BUMI) turun Rp 50 ke Rp 1.850. [E1]

Kirim email ke