Re: [obrolan-bandar] Investor Saham Beralih ke Valas
Habis keknya ga ada alternatif gambling, egh sorry..inpestasi, lain sih. Kl di luar negeri kan bisa gambling di minyak kalau DoJi lagi lesu --- On Tue, 15/7/08, Widyanto Duta Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Widyanto Duta Nugroho <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [obrolan-bandar] Investor Saham Beralih ke Valas To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, 15 July, 2008, 6:12 PM Investor Saham Beralih ke Valas Asteria (inilah.com/Bayu Suta) INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu menahan terpaan sentimen negatif dan terjun bebas ke level yang cukup rendah. Hal ini dipicu aksi investor yang mengalihkan kepemilikan sahamnya ke instrumen valas. Pada perdagangan saham Selasa (15/7), IHSG ditutup turun 44,688 poin (1,98%) menjadi 2.214,852. Indeks LQ-45 turun 11,431 poin (2,42%) menjadi 461,711 dan Jakarta Islamic Index (JII) turun 5,687 poin (1,45%) menjadi 387,411. Analis Bumiputera Capital Chrisbiantoro mengatakan, indeks saham hari ini menunjukkan penurunan tajam. Setelah dibuka di 2.260, IHSG terus turun 26,39 poin dan ditutup di posisi 2.233 pada sesi siang. Indeks tidak mampu bertahan terhadap sentimen negatif pelemahan bursa regional, sehingga akhirnya ditutup anjlok pada sore ini di level 2.260. Menurut Chris, memburuknya bursa regional dan domestik membuat investor khawatir untuk bermain di pasar saham. Mereka pun mengalihkan investasinya ke instrumen yang dianggap lebih aman yaitu pasar uang. "Para investor berusaha menyelamatkan investasinya dengan switching ke pasar valas," tuturnya. Adapun pelemahan pasar bursa tidak lepas dari kasus finansial di AS yang menimbulkan kekhawatiran bagi investor global. Sentimen negatif muncul dari krisis kredit AS setelah dua perusahaan finansial Fannie Mae dan Freddie Mac rugi besar. "Hal ini membuat kekhawatiran pasar global akan munculnya kembali kasus subprime," tambahnya. Anjloknya bursa juga disebabkan merosotnya harga minyak di pasar internasional dan turunnya bursa komoditas, seperti harga timah. Hal ini menyebabkan investor tidak bersemangat lagi. "Sikap investor yang wait and see ini membuat indeks saham turun," ulasnya. Adapun saham yang hari ini mencatatkan penurunan cukup tajam adalah PT Telkom Tbk (TLKM). Emiten sektor telekomunikasi ini anjlok karena faktor fundamental yang kurang menguntungkan. Demikian pula saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang menunjukkan kemerosotan, terkait jatuhnya sektor finansial global. Hal ini ditambah kenaikan suku bunga SBI menjadi 8,75% yang menimbulkan kekhawatiran terjadinya kredit bermasalah perbankan serta sulitnya penyaluran kredit yang pada akhirnya mempengaruhi kinerjanya. Perdagangan saham hari ini mencatat transaksi 50.708 kali, dengan volume 2,015 miliar unit saham, senilai Rp 3,261 triliun. Sebanyak 37 saham naik, 169 saham turun dan 57 saham stagnan. Saham-saham yang turun antara lain, PT Timah Tbk (TINS) turun Rp1.050 ke posisi Rp 34.950, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp 600 ke posisi Rp 25.750, PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun Rp 500 ke posisi Rp 19.750, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun Rp 450 menjadi Rp 11.200. Juga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun Rp 450 ke posisi Rp 6.900, PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) turun Rp 300 menjadi Rp 4.800, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun Rp 300 menjadi Rp 5.200 dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 100 menjadi Rp 2.925. Saham-saham yang ditutup menguat antara lain, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp 550 ke posisi Rp 33.050, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik Rp 250 ke posisi Rp 14.500, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik Rp 250 menjadi Rp 6.900, PT Indosat Tbk (ISAT) naik Rp 200 ke posisi Rp 6.750. Jatuhnya dua perusahaan finansial AS yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac juga membawa dampak buruk bagi bursa regional. Seperti indeks Kospi Korea yang turun 3,16% menjadi 1.509,33 basis poin, level terendah sejak 10 April 2007. Indeks Nikkei Jepang juga turun 255,60 poin (2%) menjadi 12.754,56 basis poin, terendah sejak 1 April lalu. Hal ini dipicu anjloknya saham finansial di bursa. Indeks Topix turun 27,60 poin (2,2%) menjadi 1.253,12 basis poin. Indeks Hang Seng di bursa Hong Kong turun 839,69 poin (3,8%) menjadi 21.174,77 basis poin. Penurunan ini sudah terjadi dua hari terakhir. Saham yang memicu pelemahan bursa ialah saham Bank of China yang turun 4,3%. Terpuruknya sektor perbankan
USD & REKSADANA ORI RE: [obrolan-bandar] Investor Saham Beralih ke Valas
Hari ini sebagian orang panic selling jual USD waktu jatuh ke level Rp 9.120. Temen saya di money changer bisa jual level segitu, berarti belinya di bawahnya lagi. Gak tau ada hubungannya apa kagak, reksadana berbasis ORI 4 laris manis. Minggu lalu jualannya Bahana yang berbunga 9,5 - 10% sudah ludes. Hari ini orang berebut masuk reksadana ORI -4 nya Schroder yang kasih bunga 10,5 - 11%. Kalau gak salah launch size-nya 100 milyar dan bisa ditingkatkan jadi 1 T. Katanya sih hari ini juga sudah ditutup. Gile ya, ternyata masih banyak orang yang NGGAK nyangkut di saham. Hi, hi, hi. RW From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Widyanto Duta Nugroho Sent: 15 Juli 2008 18:13 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [obrolan-bandar] Investor Saham Beralih ke Valas Investor Saham Beralih ke Valas Asteria <http://www.inilah.com/data/berita/foto/38601.jpg> (inilah.com/Bayu Suta) INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu menahan terpaan sentimen negatif dan terjun bebas ke level yang cukup rendah. Hal ini dipicu aksi investor yang mengalihkan kepemilikan sahamnya ke instrumen valas. Pada perdagangan saham Selasa (15/7), IHSG ditutup turun 44,688 poin (1,98%) menjadi 2.214,852. Indeks LQ-45 turun 11,431 poin (2,42%) menjadi 461,711 dan Jakarta Islamic Index (JII) turun 5,687 poin (1,45%) menjadi 387,411. Analis Bumiputera Capital Chrisbiantoro mengatakan, indeks saham hari ini menunjukkan penurunan tajam. Setelah dibuka di 2.260, IHSG terus turun 26,39 poin dan ditutup di posisi 2.233 pada sesi siang. Indeks tidak mampu bertahan terhadap sentimen negatif pelemahan bursa regional, sehingga akhirnya ditutup anjlok pada sore ini di level 2.260. Menurut Chris, memburuknya bursa regional dan domestik membuat investor khawatir untuk bermain di pasar saham. Mereka pun mengalihkan investasinya ke instrumen yang dianggap lebih aman yaitu pasar uang. "Para investor berusaha menyelamatkan investasinya dengan switching ke pasar valas," tuturnya. Adapun pelemahan pasar bursa tidak lepas dari kasus finansial di AS yang menimbulkan kekhawatiran bagi investor global. Sentimen negatif muncul dari krisis kredit AS setelah dua perusahaan finansial Fannie Mae dan Freddie Mac rugi besar. "Hal ini membuat kekhawatiran pasar global akan munculnya kembali kasus subprime," tambahnya. Anjloknya bursa juga disebabkan merosotnya harga minyak di pasar internasional dan turunnya bursa komoditas, seperti harga timah. Hal ini menyebabkan investor tidak bersemangat lagi. "Sikap investor yang wait and see ini membuat indeks saham turun," ulasnya. Adapun saham yang hari ini mencatatkan penurunan cukup tajam adalah PT Telkom Tbk (TLKM). Emiten sektor telekomunikasi ini anjlok karena faktor fundamental yang kurang menguntungkan. Demikian pula saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang menunjukkan kemerosotan, terkait jatuhnya sektor finansial global. Hal ini ditambah kenaikan suku bunga SBI menjadi 8,75% yang menimbulkan kekhawatiran terjadinya kredit bermasalah perbankan serta sulitnya penyaluran kredit yang pada akhirnya mempengaruhi kinerjanya. Perdagangan saham hari ini mencatat transaksi 50.708 kali, dengan volume 2,015 miliar unit saham, senilai Rp 3,261 triliun. Sebanyak 37 saham naik, 169 saham turun dan 57 saham stagnan. Saham-saham yang turun antara lain, PT Timah Tbk (TINS) turun Rp1.050 ke posisi Rp 34.950, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp 600 ke posisi Rp 25.750, PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun Rp 500 ke posisi Rp 19.750, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun Rp 450 menjadi Rp 11.200. Juga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun Rp 450 ke posisi Rp 6.900, PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) turun Rp 300 menjadi Rp 4.800, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun Rp 300 menjadi Rp 5.200 dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 100 menjadi Rp 2.925. Saham-saham yang ditutup menguat antara lain, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp 550 ke posisi Rp 33.050, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik Rp 250 ke posisi Rp 14.500, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik Rp 250 menjadi Rp 6.900, PT Indosat Tbk (ISAT) naik Rp 200 ke posisi Rp 6.750. Jatuhnya dua perusahaan finansial AS yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac juga membawa dampak buruk bagi bursa regional. Seperti indeks Kospi Korea yang turun 3,16% menjadi 1.509,33 basis poin, level terendah sejak 10 April 2007. Indeks Nikkei Jepang juga turun 255,60 poin (2%) menjadi 12.754,56 basis poin, terendah sejak 1 April lalu. Hal ini dipicu anjloknya saham finansial di bursa. Indeks Topix turun 27,60 poin (2,2%) menjadi 1.253,12 basis poin. Indeks Hang Seng di bursa Hong Kong turun 839,69 poin (3,8%) menjadi 21.174,77 basis poin. Penurunan ini sudah terjadi dua hari terakhir. Saham yan