Grup Salim Tawar Rp 6.900 per Saham, Nilai Akuisisi Lonsum Rp 9,1 T [image: Cetak halaman ini]<http://www.investorindonesia.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=31872&Itemid=99999999&pop=1&page=0> [image: Kirim halaman ini ke teman via E-mail] <javascript:void(0)> 28/05/2007 01:44:26 WIB *JAKARTA, Investor Daily* Grup Salim melalui Indofood Agri Resources Ltd akan mengeluarkan dana Rp 9,1 triliun atau Sin$1,6 miliar untuk mengakuisisi 64,4% saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. Nilai itu merupakan penawaran tender kelompok usaha tersebut.
Grup Salim telah menunjuk*CIMB-GK Securities Pte. Ltd* sebagai *financial advisor* untuk akuisisi tersebut. Proposal akuisisi saham Lonsum sudah disepakati 25 Mei lalu. Pihak yang menandatangani proposal akuisisi adalah Indofood Agri Resources Ltd dari pihak Salim Group, First Durango Singapore Pte Ltd dari pihak Eddy K Sariaatmadja (pemegang saham Lonsum), dan Ashmore Investment Management Limited (Ashmore Fund). Dalam proposal itu dijelaskan, melalui Indo Agri, Grup Salim mengakuisisi 500.095.000 saham biasa yang mewakili 45,7% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Sedangkan dari pihak Ashmore Funds, Salim Group mengakuisisi US$ 47 juta surat utang wajib konversi (*mandatory convertible notes*/MNC). Bila MNC ini dikonversi pada 2009, Lonsum akan mengeluarkan saham baru sebesar 269.343.500 saham. Ashmore merupakan perusahaan manajer investasi asal London, Inggris, yang bersama Morton Bay (Holdings) Pte Ltd milik Eddy K Sariaatmadja menjadi pemegang saham mayoritas di Econ International Limited yang tercatat di bursa Singapura. Dengan akuisisi itu, jumlah saham Lonsum yang dimiliki Grup Salim setelah konversi MNC mencapai 878.959.500 atau setara dengan 64,4% saham perseroan. Dalam proposal itu dijelaskan, Indo Agri pun akan mengakuisisi 109.521.000saham Lonsum milik Eddy K Sariaatmadja. Namun, pihak Indo Agri akan mengeluarkan 98.082.830 saham baru yang akan dibeli oleh Eddy K Sariaatmadja. Dalam proposal akuisisi yang telah disepakati kedua pihak dan dikirim Direktur Indofood Agri Resources Ltd Moleonoto Tjang ke otoritas bursa Singapura dijelaskan, pihak Indofood Agri mengajukan sejumlah skema kepemilikan saham Lonsum melalui *tender offer*. Merujuk aturan pasar modal Indonesia, pihak Indofood Agri akan mengajukan penawaran tender untuk 35,6% saham Lonsum. Ando Agri akan menggelar penawaran atas saham Lonsum sebesar Rp 6.900 per saham. Jumlah dana yang disiapkan untuk *tender offer* saham Lonsum sebesar Rp 3,3 triliun. Menurut dokumen tersebut, setelah penawaran tender, dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi semua saham seperti yang ditetapkan dalam proposal mencapai Rp 9,1 triliun atau setara dengan Sin$ 1,6 miliar. Grup Indo Agri telah menyetujui untuk menempatkan deposito sejumlah US$ 10 juta pada agen *escrow*. "Nanti semua ini tergantung kepada penyelesaian rencana pengambilalihan," tandas Direktur PT Indofood Sukses makmur Thomas Tjhie dalam siaran pers yang diterima *Investor Daily*, Minggu (27/5) . *Kuasai CPO Indonesia* Dengan akuisisi Lonsum, menurut Thomas Tjhie, luas lahan CPO yang dikuasai Indo Agri sekitar 224.083 hektar (ha). Dari jumlah itu, sekitar 74.878 ha telah ditanami kelapa sawit. Total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami dengan kelapa sawit, masing-masing akan meningkat menjadi sekitar 387.483 ha dan sekitar 138.081 ha. Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami adalah sekitar 165.000 ha, termasuk tanaman karet dan tanaman lainnya. Dalam proposal akuisisi dijelaskan, nilai aset bersih Lonsum per akhir Maret 2007 adalah Rp 1,4 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp 7 triliun. "Melalui rencana akuisisi ini, realisasi rencana jangka panjang Grup Indo Agri untuk memiliki 250.000 hektare perkebunan kelapa sawit akan dapat dipercepat. Setelah penyelesaian transaksi akuisisi, Grup Indo Agri akan menjadi salah satu pemilik perkebunan terbesar di Indonesia," jelasnya. Thomas menjelaskan, Grup IndoAgri, antara lain mengembangkan usaha inti yaitu perkebunan, memperluas lahan, dan meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan CPO internal sekaligus produsen atas bibit kelapa sawit unggul. Thomas menjelaskan, sumber dana untuk akuisisi dan penawaran tender akan dibiayai dari kas internal dan pinjaman. "Tergantung kepada evaluasi selanjutnya, mungkin sebagian pinjaman yang dapat dibiayai kembali dengan modal atau aktivitas *fund raising," *jelasnya. Dia menambahkan, rencana akuisisi ini akan dilaksanakan berdasarkan pada pelaksanaan *due diligence *oleh Grup IndoAgri, persetujuan para pemegang saham IndoAgri,yaitu Indofood dan First Pacific Company Limited- serta seluruh institusi yang terkait di Indonesia, Singapura dan Hong Kong. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi dan pengolah minyak goreng, margarin dan *shortenings *dengan merek terkemuka. Nantinya, Grup Salim tercatat menjadi pemilik lahan perkebunan sawit terbesar. Salim berhasil melesat ke urutan pertama dengan luas lahan sekitar 387 ribu ha. Setelah itu disusul Grup Raja Garuda Mas milik Sukanto Tanoto (317 ribu ha) dan Kumpulan Guthrie Bhd (eks milik Grup Salim) dengan luas lahan 288 ribu. Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) 2005, urutan keempat sebagai penguasa lahan sawit terbesar ditempati oleh Grup Sinar Mas dengan total lahan 208 ribu ha dan Grup Astra melalui PT Astra Agro Lestari sebesar 189 ribu ha. Sementara itu, menurut riset Credit Suisse First Boston, valuasi saham Lonsum masih murah. Posisi *price to earning ratio *(PER) masih sekitar 12 kali dengan harga wajar sebesar Rp 5.300. Posisi harga saham Lonsum pada saat disuspensi otoritas Bursa Efek Jakarta berada di level Rp 6.400. * (c108/c114/mc) *