Rabu, 25/07/2007 Produksi batu bara RI capai 215 juta ton Cetak JAKARTA: Akibat tingginya permintaan dari China dan India, produksi batu bara Indonesia akan menembus 215 juta ton dari prediksi semula hanya 205 juta ton tahun ini. Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Jeffrey Mulyono mengungkapkan terjadinya kelebihan permintaan terutama dari China dan India akan segera diikuti meningkatnya produksi batu bara. "Ini sebenarnya peluang bagi produsen batu bara Indonesia. Bila mereka tidak mampu memenuhi permintaan itu, buyer bisa mencari batu bara di luar Indonesia seperti Australia dan Afrika Selatan," katanya kemarin. Dari total produksi sebanyak 215 juta ton, 76,7% atau 165 juta ton akan diekspor. Sisanya sebesar 50% dipakai untuk memenuhi kebutuhan domestik. "China dan India sebenarnya buyer baru bagi Indonesia. Sejauh ini, ekspor terbesar untuk Jepang, kemudian disusul Korea dan Taiwan." Menurut data International Energy Outlook 2007, 72% konsumsi batu bara dunia hingga 2030 akan didominasi kedua negara tersebut. Pemakaian batu bara China dan India untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar bagi listrik dan industri. Jeffrey mengakui beberapa produsen kini mulai meningkatkan produksinya. Kaltim Prima Coal, misalnya, akan meningkatkan produksinya enam juta ton hingga tujuh juta ton untuk tahun ini. Adaro juga melakukan langkah serupa dengan menaikkan jumlah produksi antara tiga juta ton hingga empat juta ton. Sementara itu, PT Bumi Resources Tbk mengklaim kebanjiran permintaan batu bara dari China dan India. Menurut Dirut Bumi Resources Ari S. Hudaya, meski mendapat permintaan yang cukup besar, perusahan tersebut tidak akan mengubah target produksi tahun ini. "Kami hanya akan mengalokasikan permintaan batu bara kepada pelanggan yang telah menandatangani kontrak. Pelanggan baru bisa dipenuhi tiga hingga lima tahun lagi." --------------------------------- Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.