Re: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA

2009-03-01 Terurut Topik Baso TAHU
5.08 Kali disaat krisis financial? Masih keterlaluan tinggi. MIRA akuisisi APEX 
yg sekarang growth negatif, job berkurang, offshore drilling, expl. terutama 
pada berhenti. Ini sama aja ORANG MABUK COBA BANTU ORANG MABUK supaya nggak 
jatuh! or A drunk company buy another drunk company, it will result another 
drunken company.

Dengan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar kembali

utangnya, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun

berkurang dari 14,6 kali pada September 2008 menjadi 5,08 kali pada

Desember 2008.

--- On Fri, 2/27/09, datasahamku datasaha...@yahoo.com wrote:
From: datasahamku datasaha...@yahoo.com
Subject: [obrolan-bandar] Prospek  neng MIRA
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Friday, February 27, 2009, 6:44 AM














Dari Bisnis Indonesia hari ini...

Rights issue sehatkan kembali rasio utang



* Cetak



Sejak penerbitan saham baru (right issue) tahun lalu, harga saham PT

Mitra Rajasa Tbk anjlok 36%. Namun dalam jangka panjang, saham itu

diperkirakan menguat berkat sumbangan PT Apexindo Duta Pratama Tbk.



Saham perseroan berkode MIRA ini membentuk penguatan sejak kabar

akuisisi Apexindo terkonfirmasi pada April tahun lalu. Dengan

mengacuhkan gonjang-ganjing krisis finansial, saham perusahaan

transportasi ini sempat menyentuh level tertinggi Rp980 pada 19

September 2008.



Sebulan setelah itu, perseroan mengumumkan rights issue yang

berkonsekuensi dilusi jika publik tidak mengeksekusi rights. Dua hari

menjelang eksekusi, harga saham di pasar tergerus dari Rp650 (pada 19

November) menjadi Rp610.



Bisnis mencatat koreksi harga saham MIRA menjelang aksi rights issue

pada 21 November itu terus berlanjut sampai sekarang, dengan koreksi

sepanjang 2009 sebesar 27,2%.



Namun, analis PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Jordan Zulkarnaen

berpendapat penerbitan saham baru kedua itu sebagai langkah positif

melunasi beban utang pascaakuisisi Apexindo terhadap neraca keuangan.



Kami menilai positif keberhasilan Mitra Rajasa rights issue II

Rp875,3 miliar [US$81 juta] baru-baru ini, di tengah kondisi kesulitan

kredit seperti sekarang, tuturnya dalam laporan riset per 12 Januari.



Dengan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar kembali

utangnya, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun

berkurang dari 14,6 kali pada September 2008 menjadi 5,08 kali pada

Desember 2008.



Kondisi ini mengurangi risiko keuangan dan beban bunga perseroan,

sehingga laba bersih berpotensi naik 8% pada akhir 2008 dan 14,2% pada

2009, yakni menjadi Rp120,3 miliar dan Rp470,7 miliar.



Faktor Apexindo



Bahkan, Mitra Rajasa akan menangguk madu dari akuisisi dan rights

issue itu hanya dalam waktu setahun, menyusul kinclongnya kinerja

Apexindo, perusahaan pengeboran yang semula dimiliki keluarga

Panigoro.Kami memperkirakan dalam setahun ke depan, Apexindo

menyumbang 80% pendapatan dan laba bersih Apexindo.



Pendapatan Mitra Rajasa, lanjutnya, berpotensi naik menjadi Rp3,7

triliun, dengan Rp3,5 triliun di antaranya disumbang Apexindo. Laba

operasional diestimasikan senilai Rp1,6 triliun.



Mitra mengakuisisi 80,57% saham Apexindo dari pemilik lama PT Medco

Energi Internasional Tbk dan Encore International Pte Ltd.



Akuisisi ini tuntas pada 11 November 2008 sehingga per 13 Desember,

Mitra memiliki 98,14% saham Apexindo.



Saat ini, Apexindo mengoperasikan enam alat pengeboran darat, dengan

dua di antaranya masih direnovasi. Di luar itu, dua alat pengeboran

berjenis jack-up dan empat berjenis swamp barge masih beroperasi

sampai sekarang.



Integrasi bisnis Mitra Rajasa di bidang truk, unit pengeboran

Apexindo, bisnis kapal kargo, tes sumur minyak, dan FPSO diperkirakan

menjadi sumur penghasil laba yang membuat harga sahamnya di pasar

bergerak atraktif.



Jordan menekankan pentingnya Mitra Rajasa memiliki aset berupa

fasilitas produksi bongkar muat terapung (floating production storage

and offloading/FPSO) , yakni Seagood 101 dari Sabre System Inter Pte

Ltd Singapura.



Aset serupa dengan milik Apexindo itu dinilai efektif mengurangi beban

pajak tak perlu dalam bisnis pengeboran minyak dan pengapalannya.



Operasi FPSO di bawah bendera Apexindo akan menjadi nilai tambah bagi

Apexindo dan pada gilirannya bagi Mitra Rajasa selaku perusahaan

induk. Operasi tersebut akan lebih efisien yang akan meningkatkan

kemampuan perseroan meraup laba.



Bisnis mencatat Mitra Rajasa merupakan satu-satunya perusahaan

Indonesia yang memiliki tiga unit FPSO (FPSO Sea Good 101 beroperasi

di ladang Oyong, FPSO Sabre 201 tahap pembuatan desain, dan FPSO Putri.



Kresna menilai harga saham sebesar Rp550 merefleksikan pendapatan

Mitra Rajasa sebesar 1,6 kali laba bersih per saham 2009. 



--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, caroline.dewi

caroline.dewi@ ... wrote:



 hati hati sama saham neng MIRA. medcnya udach lari bentar lagi neng yg

 cantik ini juga bakalan ngepot? he.he... .






 

  




 

















  

Re: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA

2009-02-27 Terurut Topik James Liem
dear All 
 
Yg satu ini beredar berita /rumors akan listing di STI soon . 

--- On Thu, 2/26/09, datasahamku datasaha...@yahoo.com wrote:

From: datasahamku datasaha...@yahoo.com
Subject: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Thursday, February 26, 2009, 10:44 PM







Dari Bisnis Indonesia hari ini...
Rights issue sehatkan kembali rasio utang

* Cetak

Sejak penerbitan saham baru (right issue) tahun lalu, harga saham PT
Mitra Rajasa Tbk anjlok 36%. Namun dalam jangka panjang, saham itu
diperkirakan menguat berkat sumbangan PT Apexindo Duta Pratama Tbk.

Saham perseroan berkode MIRA ini membentuk penguatan sejak kabar
akuisisi Apexindo terkonfirmasi pada April tahun lalu. Dengan
mengacuhkan gonjang-ganjing krisis finansial, saham perusahaan
transportasi ini sempat menyentuh level tertinggi Rp980 pada 19
September 2008.

Sebulan setelah itu, perseroan mengumumkan rights issue yang
berkonsekuensi dilusi jika publik tidak mengeksekusi rights. Dua hari
menjelang eksekusi, harga saham di pasar tergerus dari Rp650 (pada 19
November) menjadi Rp610.

Bisnis mencatat koreksi harga saham MIRA menjelang aksi rights issue
pada 21 November itu terus berlanjut sampai sekarang, dengan koreksi
sepanjang 2009 sebesar 27,2%.

Namun, analis PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Jordan Zulkarnaen
berpendapat penerbitan saham baru kedua itu sebagai langkah positif
melunasi beban utang pascaakuisisi Apexindo terhadap neraca keuangan.

Kami menilai positif keberhasilan Mitra Rajasa rights issue II
Rp875,3 miliar [US$81 juta] baru-baru ini, di tengah kondisi kesulitan
kredit seperti sekarang, tuturnya dalam laporan riset per 12 Januari.

Dengan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar kembali
utangnya, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun
berkurang dari 14,6 kali pada September 2008 menjadi 5,08 kali pada
Desember 2008.

Kondisi ini mengurangi risiko keuangan dan beban bunga perseroan,
sehingga laba bersih berpotensi naik 8% pada akhir 2008 dan 14,2% pada
2009, yakni menjadi Rp120,3 miliar dan Rp470,7 miliar.

Faktor Apexindo

Bahkan, Mitra Rajasa akan menangguk madu dari akuisisi dan rights
issue itu hanya dalam waktu setahun, menyusul kinclongnya kinerja
Apexindo, perusahaan pengeboran yang semula dimiliki keluarga
Panigoro.Kami memperkirakan dalam setahun ke depan, Apexindo
menyumbang 80% pendapatan dan laba bersih Apexindo.

Pendapatan Mitra Rajasa, lanjutnya, berpotensi naik menjadi Rp3,7
triliun, dengan Rp3,5 triliun di antaranya disumbang Apexindo. Laba
operasional diestimasikan senilai Rp1,6 triliun.

Mitra mengakuisisi 80,57% saham Apexindo dari pemilik lama PT Medco
Energi Internasional Tbk dan Encore International Pte Ltd.

Akuisisi ini tuntas pada 11 November 2008 sehingga per 13 Desember,
Mitra memiliki 98,14% saham Apexindo.

Saat ini, Apexindo mengoperasikan enam alat pengeboran darat, dengan
dua di antaranya masih direnovasi. Di luar itu, dua alat pengeboran
berjenis jack-up dan empat berjenis swamp barge masih beroperasi
sampai sekarang.

Integrasi bisnis Mitra Rajasa di bidang truk, unit pengeboran
Apexindo, bisnis kapal kargo, tes sumur minyak, dan FPSO diperkirakan
menjadi sumur penghasil laba yang membuat harga sahamnya di pasar
bergerak atraktif.

Jordan menekankan pentingnya Mitra Rajasa memiliki aset berupa
fasilitas produksi bongkar muat terapung (floating production storage
and offloading/FPSO) , yakni Seagood 101 dari Sabre System Inter Pte
Ltd Singapura.

Aset serupa dengan milik Apexindo itu dinilai efektif mengurangi beban
pajak tak perlu dalam bisnis pengeboran minyak dan pengapalannya.

Operasi FPSO di bawah bendera Apexindo akan menjadi nilai tambah bagi
Apexindo dan pada gilirannya bagi Mitra Rajasa selaku perusahaan
induk. Operasi tersebut akan lebih efisien yang akan meningkatkan
kemampuan perseroan meraup laba.

Bisnis mencatat Mitra Rajasa merupakan satu-satunya perusahaan
Indonesia yang memiliki tiga unit FPSO (FPSO Sea Good 101 beroperasi
di ladang Oyong, FPSO Sabre 201 tahap pembuatan desain, dan FPSO Putri.

Kresna menilai harga saham sebesar Rp550 merefleksikan pendapatan
Mitra Rajasa sebesar 1,6 kali laba bersih per saham 2009. 

--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, caroline.dewi
caroline.dewi@ ... wrote:

 hati hati sama saham neng MIRA. medcnya udach lari bentar lagi neng yg
 cantik ini juga bakalan ngepot? he.he... .


















  

Re: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA

2009-02-27 Terurut Topik Baso TAHU
Feeling gw MIRA bakal nggak akan ada lagi di bursa dalam 1 taun kedepan. Right 
Issue siapa yg akan beli kalo bukan orang2 goblok berduit! Nah orang goblok 
sekarang lagi bangkrut! Hehe

--- On Fri, 2/27/09, James Liem prim...@yahoo.com wrote:

From: James Liem prim...@yahoo.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Friday, February 27, 2009, 12:45 PM











dear All 
 
Yg satu ini beredar berita /rumors akan listing di STI soon .. 

--- On Thu, 2/26/09, datasahamku datasahamku@ yahoo.com wrote:

From: datasahamku datasahamku@ yahoo.com
Subject: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. .com
Date: Thursday, February 26, 2009, 10:44 PM





Dari Bisnis Indonesia hari ini...
Rights issue sehatkan kembali rasio utang

* Cetak

Sejak penerbitan saham baru (right issue) tahun lalu, harga saham PT
Mitra Rajasa Tbk anjlok 36%. Namun dalam jangka panjang, saham itu
diperkirakan menguat berkat sumbangan PT Apexindo Duta Pratama Tbk.

Saham perseroan berkode MIRA ini membentuk penguatan sejak kabar
akuisisi Apexindo terkonfirmasi pada April tahun lalu. Dengan
mengacuhkan gonjang-ganjing krisis finansial, saham perusahaan
transportasi ini sempat menyentuh level tertinggi Rp980 pada 19
September 2008.

Sebulan setelah itu, perseroan mengumumkan rights issue yang
berkonsekuensi dilusi jika publik tidak mengeksekusi rights. Dua hari
menjelang eksekusi, harga saham di pasar tergerus dari Rp650 (pada 19
November) menjadi Rp610.

Bisnis mencatat koreksi harga saham MIRA menjelang aksi rights issue
pada 21 November itu terus berlanjut sampai sekarang, dengan koreksi
sepanjang 2009 sebesar 27,2%.

Namun, analis PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Jordan Zulkarnaen
berpendapat penerbitan saham baru kedua itu sebagai langkah positif
melunasi beban utang pascaakuisisi Apexindo terhadap neraca keuangan.

Kami menilai positif keberhasilan Mitra Rajasa rights issue II
Rp875,3 miliar [US$81 juta] baru-baru ini, di tengah kondisi kesulitan
kredit seperti sekarang, tuturnya dalam laporan riset per 12 Januari.

Dengan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar kembali
utangnya, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun
berkurang dari 14,6 kali pada September 2008 menjadi 5,08 kali pada
Desember 2008.

Kondisi ini mengurangi risiko keuangan dan beban bunga perseroan,
sehingga laba bersih berpotensi naik 8% pada akhir 2008 dan 14,2% pada
2009, yakni menjadi Rp120,3 miliar dan Rp470,7 miliar.

Faktor Apexindo

Bahkan, Mitra Rajasa akan menangguk madu dari akuisisi dan rights
issue itu hanya dalam waktu setahun, menyusul kinclongnya kinerja
Apexindo, perusahaan pengeboran yang semula dimiliki keluarga
Panigoro.Kami memperkirakan dalam setahun ke depan, Apexindo
menyumbang 80% pendapatan dan laba bersih Apexindo.

Pendapatan Mitra Rajasa, lanjutnya, berpotensi naik menjadi Rp3,7
triliun, dengan Rp3,5 triliun di antaranya disumbang Apexindo. Laba
operasional diestimasikan senilai Rp1,6 triliun.

Mitra mengakuisisi 80,57% saham Apexindo dari pemilik lama PT Medco
Energi Internasional Tbk dan Encore International Pte Ltd.

Akuisisi ini tuntas pada 11 November 2008 sehingga per 13 Desember,
Mitra memiliki 98,14% saham Apexindo.

Saat ini, Apexindo mengoperasikan enam alat pengeboran darat, dengan
dua di antaranya masih direnovasi. Di luar itu, dua alat pengeboran
berjenis jack-up dan empat berjenis swamp barge masih beroperasi
sampai sekarang.

Integrasi bisnis Mitra Rajasa di bidang truk, unit pengeboran
Apexindo, bisnis kapal kargo, tes sumur minyak, dan FPSO diperkirakan
menjadi sumur penghasil laba yang membuat harga sahamnya di pasar
bergerak atraktif.

Jordan menekankan pentingnya Mitra Rajasa memiliki aset berupa
fasilitas produksi bongkar muat terapung (floating production storage
and offloading/FPSO) , yakni Seagood 101 dari Sabre System Inter Pte
Ltd Singapura.

Aset serupa dengan milik Apexindo itu dinilai efektif mengurangi beban
pajak tak perlu dalam bisnis pengeboran minyak dan pengapalannya.

Operasi FPSO di bawah bendera Apexindo akan menjadi nilai tambah bagi
Apexindo dan pada gilirannya bagi Mitra Rajasa selaku perusahaan
induk. Operasi tersebut akan lebih efisien yang akan meningkatkan
kemampuan perseroan meraup laba.

Bisnis mencatat Mitra Rajasa merupakan satu-satunya perusahaan
Indonesia yang memiliki tiga unit FPSO (FPSO Sea Good 101 beroperasi
di ladang Oyong, FPSO Sabre 201 tahap pembuatan desain, dan FPSO Putri.

Kresna menilai harga saham sebesar Rp550 merefleksikan pendapatan
Mitra Rajasa sebesar 1,6 kali laba bersih per saham 2009. 

--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, caroline.dewi
caroline.dewi@ ... wrote:

 hati hati sama saham neng MIRA. medcnya udach lari bentar lagi neng yg
 cantik ini juga bakalan ngepot? he.he... .



















  

Re: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA

2009-02-27 Terurut Topik Andre Andre


makan somay aja loe baso tahu jgn ngo...sssttt hahaha



From: Baso TAHU tahub...@yahoo.com
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 28, 2009 11:01:16 AM
Subject: Re: [obrolan-bandar] Prospek  neng MIRA


Feeling gw MIRA bakal nggak akan ada lagi di bursa dalam 1 taun kedepan. Right 
Issue siapa yg akan beli kalo bukan orang2 goblok berduit! Nah orang goblok 
sekarang lagi bangkrut! Hehe

--- On Fri, 2/27/09, James Liem prim...@yahoo. com wrote:

From: James Liem prim...@yahoo. com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Date: Friday, February 27, 2009, 12:45 PM


dear All 
 
Yg satu ini beredar berita /rumors akan listing di STI soon ... 

--- On Thu, 2/26/09, datasahamku datasahamku@ yahoo.com wrote:

From: datasahamku datasahamku@ yahoo.com
Subject: [obrolan-bandar] Prospek neng MIRA
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. .com
Date: Thursday, February 26, 2009, 10:44 PM



Dari Bisnis Indonesia hari ini...
Rights issue sehatkan kembali rasio utang

* Cetak

Sejak penerbitan saham baru (right issue) tahun lalu, harga saham PT
Mitra Rajasa Tbk anjlok 36%. Namun dalam jangka panjang, saham itu
diperkirakan menguat berkat sumbangan PT Apexindo Duta Pratama Tbk.

Saham perseroan berkode MIRA ini membentuk penguatan sejak kabar
akuisisi Apexindo terkonfirmasi pada April tahun lalu. Dengan
mengacuhkan gonjang-ganjing krisis finansial, saham perusahaan
transportasi ini sempat menyentuh level tertinggi Rp980 pada 19
September 2008.

Sebulan setelah itu, perseroan mengumumkan rights issue yang
berkonsekuensi dilusi jika publik tidak mengeksekusi rights. Dua hari
menjelang eksekusi, harga saham di pasar tergerus dari Rp650 (pada 19
November) menjadi Rp610.

Bisnis mencatat koreksi harga saham MIRA menjelang aksi rights issue
pada 21 November itu terus berlanjut sampai sekarang, dengan koreksi
sepanjang 2009 sebesar 27,2%.

Namun, analis PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Jordan Zulkarnaen
berpendapat penerbitan saham baru kedua itu sebagai langkah positif
melunasi beban utang pascaakuisisi Apexindo terhadap neraca keuangan.

Kami menilai positif keberhasilan Mitra Rajasa rights issue II
Rp875,3 miliar [US$81 juta] baru-baru ini, di tengah kondisi kesulitan
kredit seperti sekarang, tuturnya dalam laporan riset per 12 Januari.

Dengan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar kembali
utangnya, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun
berkurang dari 14,6 kali pada September 2008 menjadi 5,08 kali pada
Desember 2008.

Kondisi ini mengurangi risiko keuangan dan beban bunga perseroan,
sehingga laba bersih berpotensi naik 8% pada akhir 2008 dan 14,2% pada
2009, yakni menjadi Rp120,3 miliar dan Rp470,7 miliar.

Faktor Apexindo

Bahkan, Mitra Rajasa akan menangguk madu dari akuisisi dan rights
issue itu hanya dalam waktu setahun, menyusul kinclongnya kinerja
Apexindo, perusahaan pengeboran yang semula dimiliki keluarga
Panigoro.Kami memperkirakan dalam setahun ke depan, Apexindo
menyumbang 80% pendapatan dan laba bersih Apexindo.

Pendapatan Mitra Rajasa, lanjutnya, berpotensi naik menjadi Rp3,7
triliun, dengan Rp3,5 triliun di antaranya disumbang Apexindo. Laba
operasional diestimasikan senilai Rp1,6 triliun.

Mitra mengakuisisi 80,57% saham Apexindo dari pemilik lama PT Medco
Energi Internasional Tbk dan Encore International Pte Ltd.

Akuisisi ini tuntas pada 11 November 2008 sehingga per 13 Desember,
Mitra memiliki 98,14% saham Apexindo.

Saat ini, Apexindo mengoperasikan enam alat pengeboran darat, dengan
dua di antaranya masih direnovasi. Di luar itu, dua alat pengeboran
berjenis jack-up dan empat berjenis swamp barge masih beroperasi
sampai sekarang.

Integrasi bisnis Mitra Rajasa di bidang truk, unit pengeboran
Apexindo, bisnis kapal kargo, tes sumur minyak, dan FPSO diperkirakan
menjadi sumur penghasil laba yang membuat harga sahamnya di pasar
bergerak atraktif.

Jordan menekankan pentingnya Mitra Rajasa memiliki aset berupa
fasilitas produksi bongkar muat terapung (floating production storage
and offloading/FPSO) , yakni Seagood 101 dari Sabre System Inter Pte
Ltd Singapura.

Aset serupa dengan milik Apexindo itu dinilai efektif mengurangi beban
pajak tak perlu dalam bisnis pengeboran minyak dan pengapalannya.

Operasi FPSO di bawah bendera Apexindo akan menjadi nilai tambah bagi
Apexindo dan pada gilirannya bagi Mitra Rajasa selaku perusahaan
induk. Operasi tersebut akan lebih efisien yang akan meningkatkan
kemampuan perseroan meraup laba.

Bisnis mencatat Mitra Rajasa merupakan satu-satunya perusahaan
Indonesia yang memiliki tiga unit FPSO (FPSO Sea Good 101 beroperasi
di ladang Oyong, FPSO Sabre 201 tahap pembuatan desain, dan FPSO Putri.

Kresna menilai harga saham sebesar Rp550 merefleksikan pendapatan
Mitra Rajasa sebesar 1,6 kali laba bersih per saham 2009. 

--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, caroline.dewi
caroline.dewi@ ... wrote:

 hati hati sama saham neng MIRA. medcnya

[obrolan-bandar] Prospek neng MIRA

2009-02-26 Terurut Topik datasahamku

Dari Bisnis Indonesia hari ini...
Rights issue sehatkan kembali rasio utang

* Cetak

Sejak penerbitan saham baru (right issue) tahun lalu, harga saham PT
Mitra Rajasa Tbk anjlok 36%. Namun dalam jangka panjang, saham itu
diperkirakan menguat berkat sumbangan PT Apexindo Duta Pratama Tbk.

Saham perseroan berkode MIRA ini membentuk penguatan sejak kabar
akuisisi Apexindo terkonfirmasi pada April tahun lalu. Dengan
mengacuhkan gonjang-ganjing krisis finansial, saham perusahaan
transportasi ini sempat menyentuh level tertinggi Rp980 pada 19
September 2008.

Sebulan setelah itu, perseroan mengumumkan rights issue yang
berkonsekuensi dilusi jika publik tidak mengeksekusi rights. Dua hari
menjelang eksekusi, harga saham di pasar tergerus dari Rp650 (pada 19
November) menjadi Rp610.

Bisnis mencatat koreksi harga saham MIRA menjelang aksi rights issue
pada 21 November itu terus berlanjut sampai sekarang, dengan koreksi
sepanjang 2009 sebesar 27,2%.

Namun, analis PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Jordan Zulkarnaen
berpendapat penerbitan saham baru kedua itu sebagai langkah positif
melunasi beban utang pascaakuisisi Apexindo terhadap neraca keuangan.

Kami menilai positif keberhasilan Mitra Rajasa rights issue II
Rp875,3 miliar [US$81 juta] baru-baru ini, di tengah kondisi kesulitan
kredit seperti sekarang, tuturnya dalam laporan riset per 12 Januari.

Dengan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar kembali
utangnya, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pun
berkurang dari 14,6 kali pada September 2008 menjadi 5,08 kali pada
Desember 2008.

Kondisi ini mengurangi risiko keuangan dan beban bunga perseroan,
sehingga laba bersih berpotensi naik 8% pada akhir 2008 dan 14,2% pada
2009, yakni menjadi Rp120,3 miliar dan Rp470,7 miliar.

Faktor Apexindo

Bahkan, Mitra Rajasa akan menangguk madu dari akuisisi dan rights
issue itu hanya dalam waktu setahun, menyusul kinclongnya kinerja
Apexindo, perusahaan pengeboran yang semula dimiliki keluarga
Panigoro.Kami memperkirakan dalam setahun ke depan, Apexindo
menyumbang 80% pendapatan dan laba bersih Apexindo.

Pendapatan Mitra Rajasa, lanjutnya, berpotensi naik menjadi Rp3,7
triliun, dengan Rp3,5 triliun di antaranya disumbang Apexindo. Laba
operasional diestimasikan senilai Rp1,6 triliun.

Mitra mengakuisisi 80,57% saham Apexindo dari pemilik lama PT Medco
Energi Internasional Tbk dan Encore International Pte Ltd.

Akuisisi ini tuntas pada 11 November 2008 sehingga per 13 Desember,
Mitra memiliki 98,14% saham Apexindo.

Saat ini, Apexindo mengoperasikan enam alat pengeboran darat, dengan
dua di antaranya masih direnovasi. Di luar itu, dua alat pengeboran
berjenis jack-up dan empat berjenis swamp barge masih beroperasi
sampai sekarang.

Integrasi bisnis Mitra Rajasa di bidang truk, unit pengeboran
Apexindo, bisnis kapal kargo, tes sumur minyak, dan FPSO diperkirakan
menjadi sumur penghasil laba yang membuat harga sahamnya di pasar
bergerak atraktif.

Jordan menekankan pentingnya Mitra Rajasa memiliki aset berupa
fasilitas produksi bongkar muat terapung (floating production storage
and offloading/FPSO), yakni Seagood 101 dari Sabre System Inter Pte
Ltd Singapura.

Aset serupa dengan milik Apexindo itu dinilai efektif mengurangi beban
pajak tak perlu dalam bisnis pengeboran minyak dan pengapalannya.

Operasi FPSO di bawah bendera Apexindo akan menjadi nilai tambah bagi
Apexindo dan pada gilirannya bagi Mitra Rajasa selaku perusahaan
induk. Operasi tersebut akan lebih efisien yang akan meningkatkan
kemampuan perseroan meraup laba.

Bisnis mencatat Mitra Rajasa merupakan satu-satunya perusahaan
Indonesia yang memiliki tiga unit FPSO (FPSO Sea Good 101 beroperasi
di ladang Oyong, FPSO Sabre 201 tahap pembuatan desain, dan FPSO Putri.

Kresna menilai harga saham sebesar Rp550 merefleksikan pendapatan
Mitra Rajasa sebesar 1,6 kali laba bersih per saham 2009. 

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, caroline.dewi
caroline.d...@... wrote:

 hati hati sama saham neng MIRA. medcnya udach lari bentar lagi neng yg
 cantik ini juga bakalan ngepot? he.he