Re: [obrolan-bandar] Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?

2008-05-17 Terurut Topik CRB Trader
Pak, tidak 100% crude oil bisa dimasak jd BBM, jadi perhitungan Kwik
Kian Gie kurang tepat.

On 5/17/08, tumis kangkung [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Harusnya Indonesia keluar dari keanggotaan OPEC. Jadi harga minyak bisa
 ditentukan sendiri, gak perlu
 mesti bareng-bareng harganya harus begini begitu. Toh, minyaknya kan minyak
 punya sendiri, ngapain juga mesti nyamain dengan harga di luar.


-- 
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com


[obrolan-bandar] Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?

2008-05-16 Terurut Topik Bernie
Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?
Jumat, 11 April 08 - by : admin
Dengan melonjaknya harga minyak mentah di pasaran dunia sampai di atas US$
100 per barrel, DPR dan Pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM
dengan jumlah Rp. 153 trilyun. Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan
DPR mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai
sebagai subsidi dari kerugian Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada uang
yang dikeluarkan?

Saya sudah sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa kata subsidi BBM
itu tidak sama dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan. Maka kalau DPR
memperbolehkan Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah yang begitu
besarnya, uangnya dilarikan ke mana?

Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang jelas, atas dasar
asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai berikut.

Harga minyak mentah US$ 100 per barrel.
Karena 1 barrel = 159 liter, maka harga minyak mentah per liter US$ 100 :
159 = US$ 0,63. Kalau kita ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah
menjadi Rp. 6.300 per liter.

Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita anggap
dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per liter. Kalau ini
ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan Rp. 6.300 +
Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430
per liternya. Jadi perlu subsidi.

Alur pikir ini benar. Yang tidak benar ialah bahwa minyak mentah yang ada di
bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa Indonesia dianggap harus
dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$ 100 per barrel. Padahal tidak.
Buat minyak mentah yang ada di dalam perut bumi Indonesia, Pemerintah dan
Pertamina kan tidak perlu membelinya? Memang ada yang menjadi milik
perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil. Tetapi buat yang
menjadi hak bangsa Indonesia, minyak mentah itu tidak perlu dibayar. Tidak
perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, Pemerintah
kelebihan uang tunai.

Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga kekurangannya harus
diimpor dengan harga di pasar internasional yang mahal, yang dalam tulisan
ini dianggap saja US$ 100 per barrel.

Data yang selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin
diperoleh. Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang ada uang yang
harus dikeluarkan untuk subsidi atau tidak, saya membuat perhitungan seperti
Tabel terlampir.

Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp. 35 trilyun ini,
dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang dinamakan
subsidi sebesar Rp. 153 trilyun itu?

Seperti terlihat dalam Tabel perhitungan, uangnya yang keluar tidak ada.
Sebaliknya, yang ada kelebihan uang sebesar Rp. 35,31 trilyun.

PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG TUNAI
TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)

DATA DAN ASUMSI

Produksi : 1 juta barrel per hari

70 % dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia
Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun
Biaya lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per barrel
1 US $ = Rp. 10.000
Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per barrel
1 barrel = 159 liter
Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan harga jual Rp. 4.500 per liter

PERHITUNGAN

Produksi dalam liter per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 ) x 365 =
40,624,500,000
Konsumsi dalam liter per tahun 60,000,000,000
Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun 19,375,500,000
Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini
(19,375,500,000 : 159) x 100 x 10.000 121,900,000,000,000
Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam negeri
40,624,500,000 x Rp. 3.870 157,216,815,000,000
Walaupun harus impor dengan harga US$ 100 per barrel
Pemerintah masih kelebihan uang tunai sebesar 35,316,815,000,000

Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap
liter bensin premium yang dijual,
Harga Bensin Premium per liter (dalam rupiah) 4,500
Biaya lifting, pengilangan dan transportasi
US $ 10 per barrel atau per liter :
(10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan) 630
Kelebihan uang per liter 3,870

Oleh Kwik Kian Gie

Versi Online : http://www.koraninternet.com/?pilih=lihatid=3760


Re: [obrolan-bandar] Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?

2008-05-16 Terurut Topik Saham Oke
Menarik dan bikin pusing, kenapa kalo bukan pengeluaran kok asing panik akan 
adanya APBN yg tidak sehat, investor asing tentu sudah itung2 dong...

Berarti solusi terbaik Pertamina di IPO kan aja yaakarena kalo saya liat 
analisa pak Kwik tidak adanya pengawasan publik sebagai pemilik negara ini 
terhadap Pertamina..

Siapa dari Ober yg mo jadi presiden..heehhehehe,


--- On Fri, 5/16/08, Bernie [EMAIL PROTECTED] wte:

 From: Bernie [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [obrolan-bandar] Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya 
 Dilarikan Kemana?
 To: obrolan-bandar obrolan-bandar@yahoogroups.com
 Date: Friday, May 16, 2008, 10:15 PM
 Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan
 Kemana?
 Jumat, 11 April 08 - by : admin
 Dengan melonjaknya harga minyak mentah di pasaran dunia
 sampai di atas US$
 100 per barrel, DPR dan Pemerintah menyepakati mengubah pos
 subsidi BBM
 dengan jumlah Rp. 153 trilyun. Artinya Pemerintah sudah
 mendapat persetujuan
 DPR mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 153 trilyun
 tersebut untuk dipakai
 sebagai subsidi dari kerugian Pertamina qq. Pemerintah.
 Jadi akan ada uang
 yang dikeluarkan?
 
 Saya sudah sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa
 kata subsidi BBM
 itu tidak sama dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan.
 Maka kalau DPR
 memperbolehkan Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah
 yang begitu
 besarnya, uangnya dilarikan ke mana?
 
 Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang jelas,
 atas dasar
 asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai berikut.
 
 Harga minyak mentah US$ 100 per barrel.
 Karena 1 barrel = 159 liter, maka harga minyak mentah per
 liter US$ 100 :
 159 = US$ 0,63. Kalau kita ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga
 minyak mentah
 menjadi Rp. 6.300 per liter.
 
 Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium
 kita anggap
 dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per
 liter. Kalau ini
 ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama
 dengan Rp. 6.300 +
 Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka
 rugi Rp. 2.430
 per liternya. Jadi perlu subsidi.
 
 Alur pikir ini benar. Yang tidak benar ialah bahwa minyak
 mentah yang ada di
 bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa Indonesia
 dianggap harus
 dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$ 100 per
 barrel. Padahal tidak.
 Buat minyak mentah yang ada di dalam perut bumi Indonesia,
 Pemerintah dan
 Pertamina kan tidak perlu membelinya? Memang ada yang
 menjadi milik
 perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil.
 Tetapi buat yang
 menjadi hak bangsa Indonesia, minyak mentah itu tidak perlu
 dibayar. Tidak
 perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya,
 Pemerintah
 kelebihan uang tunai.
 
 Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga
 kekurangannya harus
 diimpor dengan harga di pasar internasional yang mahal,
 yang dalam tulisan
 ini dianggap saja US$ 100 per barrel.
 
 Data yang selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau
 bahkan tidak mungkin
 diperoleh. Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang
 ada uang yang
 harus dikeluarkan untuk subsidi atau tidak, saya membuat
 perhitungan seperti
 Tabel terlampir.
 
 Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp.
 35 trilyun ini,
 dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang
 dinamakan
 subsidi sebesar Rp. 153 trilyun itu?
 
 Seperti terlihat dalam Tabel perhitungan, uangnya yang
 keluar tidak ada.
 Sebaliknya, yang ada kelebihan uang sebesar Rp. 35,31
 trilyun.
 
 PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG TUNAI
 TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)
 
 DATA DAN ASUMSI
 
 Produksi : 1 juta barrel per hari
 
 70 % dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia
 Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun
 Biaya lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per
 barrel
 1 US $ = Rp. 10.000
 Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per
 barrel
 1 barrel = 159 liter
 Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan harga jual Rp.
 4.500 per liter
 
 PERHITUNGAN
 
 Produksi dalam liter per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 )
 x 365 =
 40,624,500,000
 Konsumsi dalam liter per tahun 60,000,000,000
 Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun
 19,375,500,000
 Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini
 (19,375,500,000 : 159) x 100 x 10.000 121,900,000,000,000
 Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam negeri
 40,624,500,000 x Rp. 3.870 157,216,815,000,000
 Walaupun harus impor dengan harga US$ 100 per barrel
 Pemerintah masih kelebihan uang tunai sebesar
 35,316,815,000,000
 
 Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap
 liter bensin premium yang dijual,
 Harga Bensin Premium per liter (dalam rupiah) 4,500
 Biaya lifting, pengilangan dan transportasi
 US $ 10 per barrel atau per liter :
 (10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan) 630
 Kelebihan uang per liter 3,870
 
 Oleh Kwik Kian Gie
 
 Versi Online :
 http://www.koraninternet.com/?pilih=lihatid=3760


  


Re: [obrolan-bandar] Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?

2008-05-16 Terurut Topik Herman Tobing
Pendapatan dari penjualan minyak dan pengeluaran untuk beli bahan bakar
adalah pos yang berbeda walaupun dari komoditas yang sama, jadi tidak bisa
di netting sebagai refinery cost plus transportation cost saja. Harusnya
subsidi tidak sebesar itu, tapi karena penjualan minyak dianggap sebagai
pemasukkan untuk belanja negara.
Di koran kontan , katanya ada cadangan minyak dari sumur tua, kalau tidak di
manage yang benar juga tidak ada gunanya.
Jadi sebenarnya negara kita kaya hanya belum bisa mengelola dari jaman dulu
sampai sekarang dan yang akan datang. Mismanagement and Disgrace.

Salam

Herman,

Pada 17 Mei 2008 09:15, Bernie [EMAIL PROTECTED] menulis:

   Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?
 Jumat, 11 April 08 - by : admin
 Dengan melonjaknya harga minyak mentah di pasaran dunia sampai di atas US$
 100 per barrel, DPR dan Pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM
 dengan jumlah Rp. 153 trilyun. Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan
 DPR mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai
 sebagai subsidi dari kerugian Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada uang
 yang dikeluarkan?

 Saya sudah sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa kata subsidi BBM
 itu tidak sama dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan. Maka kalau DPR
 memperbolehkan Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah yang begitu
 besarnya, uangnya dilarikan ke mana?

 Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang jelas, atas dasar
 asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai berikut.

 Harga minyak mentah US$ 100 per barrel.
 Karena 1 barrel = 159 liter, maka harga minyak mentah per liter US$ 100 :
 159 = US$ 0,63. Kalau kita ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah
 menjadi Rp. 6.300 per liter.

 Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita anggap
 dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per liter. Kalau ini
 ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan Rp. 6.300 +
 Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430
 per liternya. Jadi perlu subsidi.

 Alur pikir ini benar. Yang tidak benar ialah bahwa minyak mentah yang ada
 di bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa Indonesia dianggap harus
 dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$ 100 per barrel. Padahal tidak.
 Buat minyak mentah yang ada di dalam perut bumi Indonesia, Pemerintah dan
 Pertamina kan tidak perlu membelinya? Memang ada yang menjadi milik
 perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil. Tetapi buat yang
 menjadi hak bangsa Indonesia, minyak mentah itu tidak perlu dibayar. Tidak
 perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, Pemerintah
 kelebihan uang tunai.

 Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga kekurangannya harus
 diimpor dengan harga di pasar internasional yang mahal, yang dalam tulisan
 ini dianggap saja US$ 100 per barrel.

 Data yang selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau bahkan tidak
 mungkin diperoleh. Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang ada uang
 yang harus dikeluarkan untuk subsidi atau tidak, saya membuat perhitungan
 seperti Tabel terlampir.

 Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp. 35 trilyun ini,
 dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang dinamakan
 subsidi sebesar Rp. 153 trilyun itu?

 Seperti terlihat dalam Tabel perhitungan, uangnya yang keluar tidak ada.
 Sebaliknya, yang ada kelebihan uang sebesar Rp. 35,31 trilyun.

 PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG TUNAI
 TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)

 DATA DAN ASUMSI

 Produksi : 1 juta barrel per hari

 70 % dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia
 Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun
 Biaya lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per barrel
 1 US $ = Rp. 10.000
 Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per barrel
 1 barrel = 159 liter
 Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan harga jual Rp. 4.500 per liter

 PERHITUNGAN

 Produksi dalam liter per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 ) x 365 =
 40,624,500,000
 Konsumsi dalam liter per tahun 60,000,000,000
 Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun 19,375,500,000
 Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini
 (19,375,500,000 : 159) x 100 x 10.000 121,900,000,000,000
 Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam negeri
 40,624,500,000 x Rp. 3.870 157,216,815,000,000
 Walaupun harus impor dengan harga US$ 100 per barrel
 Pemerintah masih kelebihan uang tunai sebesar 35,316,815,000,000

 Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap
 liter bensin premium yang dijual,
 Harga Bensin Premium per liter (dalam rupiah) 4,500
 Biaya lifting, pengilangan dan transportasi
 US $ 10 per barrel atau per liter :
 (10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan) 630
 Kelebihan uang per liter 3,870

 Oleh Kwik Kian Gie

 Versi Online : http://www.koraninternet.com/?pilih=lihatid=3760

 



Re: [obrolan-bandar] Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan Kemana?

2008-05-16 Terurut Topik tumis kangkung
Harusnya Indonesia keluar dari keanggotaan OPEC. Jadi harga minyak bisa
ditentukan sendiri, gak perlu
mesti bareng-bareng harganya harus begini begitu. Toh, minyaknya kan minyak
punya sendiri, ngapain juga mesti nyamain dengan harga di luar.