Re: [ob] Re: Fwd: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja!

2009-12-23 Terurut Topik dario kurniawan
Sebenarnya kalimat ini yg bikin persepsi tentang century berdampak luas banget:

Boediono:

Perubahan PBI terkait FPJP dengan menurunkan CAR modal bank memang
dilakukan. Tapi, bukan ditujukan hanya untuk Century seperti tuduhan
BPK, tetapi untuk menyelamatkan bank dengan mempertimbangkan situasi
makro ekonomi pada saat itu.

Sering ditanyain pansus, apa pertimbangannya ??

Kalo boleh ngelantur sedikit...inilah perbedaan besar antara seorang PRAKTISI 
(Pemerintah) dan seorang AKADEMIS (Pansus)

Praktisi itu mikirnya yg praktis2 saja...maksudnya praktis2 bukan  anggap 
sepele issue...orang2 yg duduk di regulator keuangan adalah orang2 
praktisi...sewaktu krisis century muncul mereka tentunya harus cepat sigap 
menyikapinya dan cepat bertindak karena pertimbangan2 yg mereka rasakan saat 
itu yg dikhawatirkan bisa berakibat negatif  luas di kalangan masyarakat.

Kemudian karakter seorang akademis kalo mengeluarkan kebijakan tentu perlu 
waktu lama karena mereka perlu mempertimbangkan banyak hal dengan tidak bisa 
diburu-buru, artinya sifatnya lambat.

2 karakter tadi tidak ada yg salah, cuma kasus century saat itu benar2 URGENT 
dan darurat dimana keputusan cepat sangat dinantikan..saya ingat berita2 di 
koran di tv waktu itu selalu mengaitkan dengan krisis 97/98 gimana ga bikin 
publik akan jadi panik...yg bikin publik ga jadi panik karena dalam tempo 2-3 
hari pemerintah bisa menenangkan publik dengan jaminan2nya

mengenai ke belakangnya ada penyelewengan, kek nya ada yg manfaatin situasi 
krisis waktu itu...




Dario Amran

--- Pada Kam, 24/12/09, gasarmy...@yahoo.com  menulis:

Dari: gasarmy...@yahoo.com 
Judul: Re: [ob] Re: Fwd: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja!
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 24 Desember, 2009, 2:05 AM







 



  



  
  
  












Ane kagak ngerti beginian pak... Puyeng bacanye...Sent from my BlackBerry� 
wireless device from XL GPRS/EDGE/3G networkFrom:  "golden.health" 

Date: Wed, 23 Dec 2009 18:00:07 -To: Subject: [ob] Re: Fwd: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja!

 




  
  
  Memang sepertinya tujuan akhir dari pansus ini buat meng OUT kan Bu Ani 
dan Pak Boed. Lha kalo ini terjadi kan sama aja membuat pemerintahan SBY 
pincang dan seluruh program bisa berantakan. lantas beberapa orang ketawa 
bangga melihat ini dan bilang: Dendam terbalas.

Melihat anak2 muda dpr itu - belagak detektif menekan2 Boed (dan Miranda) ala 
reserse polsek -- menggunakan istilah2 keuangan tanpa mengerti maksudnya. Bah! 
Ada satu anak muda yg mencoba menjebak Boed membuat statement keliru -- Bah! 
Gemas melihat B sangat kalem, seorang profesor dihina anak semester 1! 



Sungguh culas dan keterlaluan. 



Yang bikin saya penasaran, siapa yang berhak mengauditi laporan BPK. Apakah BPK 
badan super yang ga bisa disentuh sehingga bisa rawan manipulasi? (catatan: 
hadi purnomo waktu jadi BPK diusung oleh PDIP)

Kasus hadi-p ini menunjukkan betapa 'memiringkan' sedikit saja kebenaran bisa 
berakibat (sangat) besar.

Temuan2 BPK itu di saring agar "miring kekiri" - terutama di summary sang ketua 
(yg menjadi sangat populer dengan "9 kesalahan" itu).

Kemiringan ini lalu di pompa dengan ucapan2 emosional me-manas2kan emosi. 
Ucapan hadi-p ttg KSSK itu tidak pantas diucapkan oleh auditor BPK, diluar 
wewenangnya. Tetapi sangat efektif.



Pak Boed VS BPK



1. KRITERIA SISTEMIK



BPK:

BI tidak memiliki kriteria yang terukur dalam menetapkan dampak sistemik Bank 
Century. Analisa dampak sistemik memakai kriteria MoU kerja sama antara Menkeu, 
pengawas keuangan dan bank sentral Uni Eropa. Dalam Mou Disepakati empat aspek 
dasar penentuan dampak sistemik, yakni aspek institusi keuangan, pasar 
keuangan, sistem pembayaran dan sektor riil. Selain itu, BI menambahkan aspek 
psikologi pasar.

Ini menunjukkan ada inkonsistensi dalam penerapan MoU dengan penambahan aspek 
psikologi pasar. Indikator kuantitatif hanya dipakai untuk aspek institusi 
keuangan, tidak pada aspek lainnya. Assesment aspek lain lebih banyak 
didasarkan pada judgement dan mengandung sejumlah kelemahan dalam penentuan 
indikator. Apalagi, pembuatan analisis dilakukan terburu-buru karena hanya 
dibuat dalam dua hari dengan memakai metode baru.



Boediono:

Ada 'ilmu lain' yang dipakai BI sehingga memutuskan Bank Century sebagai bank 
gagal berdampak sistemik bagi sistem perbankan di Indonesia. Dalam suasana 
krisis yang mencapai puncaknya pada November 2008, bank sekecil apapun 
berdampak sistemik. Pada saat itu, situasinya mirip krisis 1997/1998. Ada 
sejumlah persamaannya, yakni modal keluar dari Indonesia cepat sekali, cadangan 
devisa anjlok, kurs rupiah melemah tajam, likuditas dalam negeri kurang, 
kemacetan dalam pasar uang, serta rumor yang beredar laur biasa yang terekam 
dari aspek psikologi pasar.

"Kolaps di perbankan, adalah kolaps perilaku psikologi," ujar Boediono.

Re: [ob] Re: Fwd: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja!

2009-12-23 Terurut Topik gasarmy_05
Ane kagak ngerti beginian pak... Puyeng bacanye...
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network

-Original Message-
From: "golden.health" 
Date: Wed, 23 Dec 2009 18:00:07 
To: 
Subject: [ob] Re: Fwd: Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja!

Memang sepertinya tujuan akhir dari pansus ini buat meng OUT kan Bu Ani dan Pak 
Boed. Lha kalo ini terjadi kan sama aja membuat pemerintahan SBY pincang dan 
seluruh program bisa berantakan. lantas beberapa orang ketawa bangga melihat 
ini dan bilang: Dendam terbalas.
Melihat anak2 muda dpr itu - belagak detektif menekan2 Boed (dan Miranda) ala 
reserse polsek -- menggunakan istilah2 keuangan tanpa mengerti maksudnya. Bah! 
Ada satu anak muda yg mencoba menjebak Boed membuat statement keliru -- Bah! 
Gemas melihat B sangat kalem, seorang profesor dihina anak semester 1! 

Sungguh culas dan keterlaluan. 

Yang bikin saya penasaran, siapa yang berhak mengauditi laporan BPK. Apakah BPK 
badan super yang ga bisa disentuh sehingga bisa rawan manipulasi? (catatan: 
hadi purnomo waktu jadi BPK diusung oleh PDIP)
Kasus hadi-p ini menunjukkan betapa 'memiringkan' sedikit saja kebenaran bisa 
berakibat (sangat) besar.
Temuan2 BPK itu di saring agar "miring kekiri" - terutama di summary sang ketua 
(yg menjadi sangat populer dengan "9 kesalahan" itu).
Kemiringan ini lalu di pompa dengan ucapan2 emosional me-manas2kan emosi. 
Ucapan hadi-p ttg KSSK itu tidak pantas diucapkan oleh auditor BPK, diluar 
wewenangnya. Tetapi sangat efektif.

Pak Boed VS BPK

1. KRITERIA SISTEMIK

BPK:
BI tidak memiliki kriteria yang terukur dalam menetapkan dampak sistemik Bank 
Century. Analisa dampak sistemik memakai kriteria MoU kerja sama antara Menkeu, 
pengawas keuangan dan bank sentral Uni Eropa. Dalam Mou Disepakati empat aspek 
dasar penentuan dampak sistemik, yakni aspek institusi keuangan, pasar 
keuangan, sistem pembayaran dan sektor riil. Selain itu, BI menambahkan aspek 
psikologi pasar.
Ini menunjukkan ada inkonsistensi dalam penerapan MoU dengan penambahan aspek 
psikologi pasar. Indikator kuantitatif hanya dipakai untuk aspek institusi 
keuangan, tidak pada aspek lainnya. Assesment aspek lain lebih banyak 
didasarkan pada judgement dan mengandung sejumlah kelemahan dalam penentuan 
indikator. Apalagi, pembuatan analisis dilakukan terburu-buru karena hanya 
dibuat dalam dua hari dengan memakai metode baru.

Boediono:
Ada 'ilmu lain' yang dipakai BI sehingga memutuskan Bank Century sebagai bank 
gagal berdampak sistemik bagi sistem perbankan di Indonesia. Dalam suasana 
krisis yang mencapai puncaknya pada November 2008, bank sekecil apapun 
berdampak sistemik. Pada saat itu, situasinya mirip krisis 1997/1998. Ada 
sejumlah persamaannya, yakni modal keluar dari Indonesia cepat sekali, cadangan 
devisa anjlok, kurs rupiah melemah tajam, likuditas dalam negeri kurang, 
kemacetan dalam pasar uang, serta rumor yang beredar laur biasa yang terekam 
dari aspek psikologi pasar.
"Kolaps di perbankan, adalah kolaps perilaku psikologi," ujar Boediono. "Kalau 
anda di posisi kami pasti anda akan melihat ancaman krisis itu. Data kami 
lengkap."
Sejak 29 Oktober 2008, Dewan Gubernur BI mengaktifkan Crisis Management 
Protocol - tanda semakin berbahayanya situasi moneter dan perbankan – laporan 
dan penyajian data kondisi moneter dan perbankan setiap hari. Jadi, BI memiliki 
data dan informasi cukup soal kerentanan sistem perbankan guna mengambil 
keputusan yang bertujuan untuk mencegah krisis sehingga BI membantah dianggap 
terburu-buru.


2. PERUBAHAN FPJP

BPK:
Perubahan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) sebagai bentuk rekayasa BI 
untuk memberikan kemudahan kepada Bank Century. BI melakukan perubahan aturan 
Bank Indonesia tentang FPJP dengan menurunkan rasio kecukupan modal (CAR) 
ditujukan untuk Bank Century.
BPK mendapatkan fakta pada 14 November 2008, BI telah mengubah PBI mengenai 
persyaratan pemberian FPJP dari semula CAR minimal 8 persen menjadi CAR 
positif. Padahal, menurut data BI, posisi CAR bank umum per 30 September 2008 
berada di atas 8 persen yaitu berkisar antara 10,39 persen sampai dengan 476,34 
persen.
BPK menyebutkan Century adalah satu-satunya bank yang punya CAR di bawah 8 
persen. Dengan perubahan aturan itu, serta menggunakan posisi CAR per 30 
September 2008 sebesar 2,35 persen, BI menyetujui pemberian FPJP kepada bank 
ini.

Boediono:
Perubahan PBI terkait FPJP dengan menurunkan CAR modal bank memang dilakukan. 
Tapi, bukan ditujukan hanya untuk Century seperti tuduhan BPK, tetapi untuk 
menyelamatkan bank dengan mempertimbangkan situasi makro ekonomi pada saat itu.
"Ini untuk semua. Bank besar dan kecil. Bukan hanya untuk Century," katanya. 
"Mengubah CAR bukan hal yang aneh. Pada saat keadaan sangat gelap, kami semua 
tidak tahu sampai kapan kondisi ini berakhir."
Menurut BI, perubahan syarat CAR untuk FPJP bukan satu-satunya perubahan 
kebijakan BI untuk menangani dampak krisis global pada Oktober – November 2008. 
Pe