Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--
Assalamulaikum WW
Kalau boleh saya ikut mengomentari sedikit. Menurut perkembangan akhir2 ini,
spesialisasi dan focus adalah suatu kebutuhan sehingga hasil dari perkerjaan
itu mencapai hasil maximal atau hasil yang sangat baik.
Sekarang, DAI diharapkan membangun ekonominya sendiri, persis seperti
masyarakat biasa. Pekerjaan menyelesaikan ekonomi tersebut adalah tugas
setiap orang. Orang yang memfokuskan kepada pekerjaan dan bisnisnya saja
masih banyak bahkan sebagian besar hidup dibawah garis kemiskinan. Masih
banyak kita lihat keluarga yang hidup papas an, termasuk yang telah
mengenyam pendidikan tinggi sekalipun.
Sebaliknya, pekerjaan yang dilakukan setengah2, maka akan menghasilkan
output yang kurang baik, bahkan bias sangat kurang sekali. Sebab output yang
dikerjakan dengan sepenuh kemampuan masih banyak yang mengeluarkan output
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sekarang seorang DAI diharapkan mengerjakan 2 pekerjaan sekaligus, sebagai
DAI dan sebagai pelaku ekonomi. Disini mana pekerjaan yang berupa sampingan
dan mana yang berupa pekerjaan utama. Sesuatu kalau dilakukan secara
sampingan pasti hasilnya tidak sebaik dikerjakan dengan sepenuh kemampuan.
Kalau saya mendukung sebagai DAI adalah salah satu profesi, karena itu
adalah profesi amak dia berhak mendapat bayaran disitu. Kalau DAI dapat
berprofesi disitu, diharapkan DAI tsb akan professional, dan seorang DAI
seharusnya sama seperti seorang dosen atau professor, diharuskan belajar
terus, bahkan belajar diluar ilmu pokoknya. Sehingga tanggapannya terhdap
ilmu lain juga akan mendekati kebenaran.
Sebaiknya, janganlah DAI tersebut hanya sebagai pekerjaan sampingan.
Akibatnya seperti sering kita lihat dalam ceramah walau khutbah sekalipun,
isinya yang itu-keitu saja, dari zaman behula sampai saat kini. Kadang
seperti ilmu hitam putih saja. Kajinya Cuma surga neraka saja, haram halal
standard saja. Sering juga seorang dai kalau telah membicarakan ilmu diluar
bidangnya, kelihatan sekali dangkalnya. Malah bertolak belakang. Pernah saya
mendengar khutbah seorang khatib tentang 1 Ramadhan atau juga satu Syawal.
Dia mengatakan hari itu satu, jadi seharusnya puasa atau hari raya itu jatuh
pada hari yang sama. Dia tidak menyadari kalau di lautan Pacific sebelah
Timur garis 180 bujur adalah hari Kamis dan sebelah Barat bujur 180 adalah
hari Jumat, walau sama2 matahari diatas kepala disaat yang sama.
Jadi saya mendukung dai adalah satu profesi, yang seharusnya mendapat hasil
dari profesinya, biarkan mereka mengembangkan diri sepenuh waktu sehingga
mereka berkwalitas dan professional.
Wassalam WW
Darul St.P
_
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
razali nazir
Sent: Tuesday, November 28, 2006 9:23 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; palanta@minang.rantaunet.org
Cc: Buya H. Mas'oed Abidin; Boestal
Subject: [RGM_GM] Dai harus mandiri secara Ekonomi.
RAZALI NAZIR
Dai Harus Mandiri Secara Ekonomi
KAMIS, 23 NOVEMBER 2006
PADANG, Singgalang.
Pekerjaan Dai selama ini banyak yang dijadikan sebagai profesi untuk mencari
uang . Sementara, fungsi sosialnya untuk menyiarkan agama menjadi agak
terabaikan sehingga fungsi Dai untuk membimbing umat semakin lama semakin
kurang efektif. Karena itu, Dai harus didukung agar bisa mandiri secara
perekonomian sehingga tidak hanya mengharapkan uang dari pekerjaannya
sebagai Dai.
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.