[EMAIL PROTECTED] Mungkinkah Indonesia 1 zona waktu????
Indonesia Satu Zona Waktu? Ya mungkin saja, asal mau suatu daerah, sebut saja Banda Aceh, kalau memekai WITA, maka matahari akan terbit jam 09:00 (pagi) dan terbenam jam 21:00 (sore). Jadi subuh jam 06:30 dan Isya jam 22:30. Sebaliknya Merauke akan mengalami matahari terbit jam 04:00 dan tenggelam jam 16:00 (subuh jam 02:30 Isya jam 17:30. Kemudian jadi pertanyaan, jam berapa jam kerjanya. Jadi untuk membeilang nonsen begitu harus melohat juga sudut pandangnya dulu. Sangat tidak mungkin apel dibandingkan dengan jeruk. Salam El Capitano -Original Message- From: M. Syahreza Sent: 01 Nopember 2006 13:00 Sumber : detik.com Indonesia Satu Zona Waktu? Indonesia sesungguhnya juga dapat menghemat jutaan KWh dan uang miliaran rupiah per tahun, dengan menerapkan kebijakan yang serupa tapi tak sama. Misalnya dengan menghapus WIB, WITA dan WIT menjadi hanya satu zona waktu saja. Penerapan kebijakan satu zona waktu untuk seluruh Indonesia itu akan membuat seolah-olah kedatangan malam menjadi tertunda di sebagian besar wilayah Indonesia, yang efeknya akan mendorong orang menunda menyalakan lampu. Mengapa pembagian 3 zona waktu itu harus dipertahankan, jika ternyata terobosan baru bisa lebih mendatangkan keuntungan dan efisiensi secara nasional? Lagipula pembagian wilayah Indonesia menjadi 3 zona waktu itu 'nonsens'. Contohnya: Bali dan Surabaya yang secara faktual hanya berbeda beberapa menit saja, namun akibat dari pembatasan wilayah waktu menjadi 1 jam. Perhatikan Cina. Jika menganut kebekuan ala Indonesia, setiap beda 15 derajat garis bujur bumi ditetapkan beda 1 jam, mestinya Cina membagi wilayahnya menjadi empat zona waktu. Namun negeri yang luasnya 1/15 luas daratan bumi itu hanya menerapkan satu zona waktu saja. (es/es) -- Website: http://www.rantaunet.org = * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima.
Re: [EMAIL PROTECTED] Mungkinkah Indonesia 1 zona waktu????
-Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of M. Syahreza Sent: Wednesday, November 01, 2006 1:00 PM To: palanta@minang.rantaunet.org Subject: [EMAIL PROTECTED] Mungkinkah Indonesia 1 zona waktu Eropa Tinggalkan Waktu Musim Panas Waktu Musim - Eddi Santosa Menurut EnergieNed, berkat kebijakan tersebut tahun ini Belanda dapat menghemat energi listrik sebesar 350 juta KWh atau setara dengan 0,3% dari total penggunaan listrik di Negeri Kincir Angin itu. Jika dikonversi ke uang, penghematan itu sama nilainya dengan Euro 10/tahun per satuan rumahtangga atau Euro 60 juta (sekitar Rp 690 miliar) secara nasional. Sebuah nilai penghematan yang cukup signifikan. Indonesia Satu Zona Waktu? Indonesia sesungguhnya juga dapat menghemat jutaan KWh dan uang miliaran rupiah per tahun, dengan menerapkan kebijakan yang serupa tapi tak sama. Misalnya dengan menghapus WIB, WITA dan WIT menjadi hanya satu zona waktu saja. Penerapan kebijakan satu zona waktu untuk seluruh Indonesia itu akan membuat seolah-olah kedatangan malam menjadi tertunda di sebagian besar wilayah Indonesia, yang efeknya akan mendorong orang menunda menyalakan lampu. Mengapa pembagian 3 zona waktu itu harus dipertahankan, jika ternyata terobosan baru bisa lebih mendatangkan keuntungan dan efisiensi secara nasional? Lagipula pembagian wilayah Indonesia menjadi 3 zona waktu itu 'nonsens'. Contohnya: Bali dan Surabaya yang secara faktual hanya berbeda beberapa menit saja, namun akibat dari pembatasan wilayah waktu menjadi 1 jam. = Apo memang ado relevansi antaro zone waktu jo pemakaian listrik ko ?? Tarutamo untuak kito, kok ragu ambo yo, apo lai dek karano tarif PLN naiak taruih konsumen umumnya makin selektif menggunakan listrik. Kecuali kelompok bisnis tertentu yang butuh listrik hidup 24 jam demi kenyamanan customernya,ado juo instansi tertentu yang lampunya hidup 24 jam (Sama seperti penggunaan tilpon yang juga boros, ini mungkin karena tidak perlu bayar sendiri). Dilain pihak penggunaan photo-cell telah cukup banyak, sehingga lampu hanya akan hidup pada titik kegelapan tertentu saja. Indak paralu ditunja untuak ma iduik jo ma matikannyo. Beko mungkin ado pulo kajian mengenai produktivitas urang yang dihubungkan dengan zone wilayah waktu ko. Sahinggo ado pulo pro-kontranyo. Kalau soal zone waktu dulu kito punyo lebih banyak : Sumbar dulu masuk WSU/ Waktu Sumatra Utara. Selain itu dulu ado waktu Djawa dll. Akibat pembagian wilayah waktu ko urang dari Malaysia/ Singapur nan datang ka Sumbar/Riau bisa baruntuang ( Barangkek jam 11.00- waktu setempat tibo sabalun jam 11.00 WIB). Kalau dek ambo nan taraso cuma waktu sembahyang jo hari tarang nan labiah capek kalau kita makin ke Timur, sahinggo kalau alun beradaptasi kadang takajuik juo. Wassalam St.R A -- Website: http://www.rantaunet.org = * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima.
[EMAIL PROTECTED] Mungkinkah Indonesia 1 zona waktu????
Eropa Tinggalkan Waktu Musim Panas Waktu Musim - Eddi Santosa Den Haag - Eropa resmi meninggalkan waktu musim panas. Waktu mundur satu jam. Malam akan jadi lebih awal gelap, dan pagi menjadi lebih awal terang. Tepat jam 03.00 (29/10/2006) dinihari tadi waktu resmi mundur satu jam ke posisi jam 02.00. Tidur malam juga menjadi lebih panjang satu jam. Selisih dengan waktu Indonesia bagian barat (WIB) menjadi 6 jam dari semula 5 jam di musim panas. Di Belanda, kebijakan menerapkan waktu musim panas dan musim dingin telah dimulai pada 1977. Setiap tahun waktu musim panas ini dimulai pada Minggu dinihari terakhir di bulan Maret dan berakhir pada Minggu dinihari terakhir di bulan Oktober. Sebenarnya waktu musim dingin itu adalah waktu riil, sedangkan waktu musim panas adalah waktu rekayasa. Penerapan waktu musim panas itu motivasinya adalah untuk menghemat energi dan uang. Menurut EnergieNed, berkat kebijakan tersebut tahun ini Belanda dapat menghemat energi listrik sebesar 350 juta KWh atau setara dengan 0,3% dari total penggunaan listrik di Negeri Kincir Angin itu. Jika dikonversi ke uang, penghematan itu sama nilainya dengan Euro 10/tahun per satuan rumahtangga atau Euro 60 juta (sekitar Rp 690 miliar) secara nasional. Sebuah nilai penghematan yang cukup signifikan. Indonesia Satu Zona Waktu? Indonesia sesungguhnya juga dapat menghemat jutaan KWh dan uang miliaran rupiah per tahun, dengan menerapkan kebijakan yang serupa tapi tak sama. Misalnya dengan menghapus WIB, WITA dan WIT menjadi hanya satu zona waktu saja. Penerapan kebijakan satu zona waktu untuk seluruh Indonesia itu akan membuat seolah-olah kedatangan malam menjadi tertunda di sebagian besar wilayah Indonesia, yang efeknya akan mendorong orang menunda menyalakan lampu. Mengapa pembagian 3 zona waktu itu harus dipertahankan, jika ternyata terobosan baru bisa lebih mendatangkan keuntungan dan efisiensi secara nasional? Lagipula pembagian wilayah Indonesia menjadi 3 zona waktu itu 'nonsens'. Contohnya: Bali dan Surabaya yang secara faktual hanya berbeda beberapa menit saja, namun akibat dari pembatasan wilayah waktu menjadi 1 jam. Perhatikan Cina. Jika menganut kebekuan ala Indonesia, setiap beda 15 derajat garis bujur bumi ditetapkan beda 1 jam, mestinya Cina membagi wilayahnya menjadi empat zona waktu. Namun negeri yang luasnya 1/15 luas daratan bumi itu hanya menerapkan satu zona waktu saja. (es/es) Sumber : detik.com Muhammad Syahreza PT. NOK Indonesia Plant Engineering Dept. Telp. : 021-898 1041 Ext. 128/135 Fax. : 021-898 0764 e-mail : [EMAIL PROTECTED] "voorprong van het achterlijkheid." Orang bisa melompat maju tanpa perlu mengikuti irama pengalaman yang dialami orang lain tapi dengan belajar meniru menggunakan kemajuan teknologi Tahukah anda bahwa dunia sudah berubah? Tahukah anda negara lain sudah berubah? Inginkah anda negara anda juga berubah? Sudahkah anda berubah? Kita memang miskin sumber daya alam tapi bukan berarti miskin kreatifitas Perubahan memerlukan upaya dan dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal yang terkecil dan dimulai saat ini juga -- Website: http://www.rantaunet.org = * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima.