Re: [R@ntau-Net] Adat Tak Lagi Jadi Kebanggaan .....ABS-SBK dalam meminang....

2004-10-31 Terurut Topik ferico afrinas
Assalamu'alaikum wr.wb...
 
Apa yang di posting oleh sanak Nofen ini bagi saya sangat menarikdalam hal ini 
saya ada pertanyaan yang selama ini selalu berputar-putar di kepala saya. Dan saya 
mohon kiranya ninik mamak dan dunsanak yang berada di palanta ini dapat memberikan 
pencerahan
 
Sepertinya sekarang ini adat minang bagi sebagian besar generasi muda minang tidak 
lagi terlalu populer..(pendapat pribadi saya sendiri..)
Salah satu contoh dalam hal melamar. bagi adat minang yang matriakat,  dimana 
garis keturunan adalah berasal dari ibu, sewaktu melamar, pihak keluarga perempuan lah 
yang melamar laki2
Kalau melamar ini terjadi masih di sekitar ranah minang, hal ini sudah menjadi suatu 
hal yang lumrah dan wajar, karena memang adat nya seperti itu.
Tapi coba misalnya lamar-melamar ini terjadi di daerah rantau, walaupun kedua pihak 
(laki2 dan perempuan nya) berasal dari ranah minang, namun sudah lama menetap di 
rantau, sering pihak dari keluarga perempuan enggan untuk melamar pihak laki2, dengan 
alasan bahwa di daerah sekitarnya laki-lakilah yang harus melamar si perempuan...Dan 
ada lagi yang mengemukakan alasan bahwa dalam Islam, pihak laki2 lah yang harus 
melamar pihak perempuan, sehingga hukum agama lebih tinggi dibandingkan dengan hukum 
adat..???(tolong benarkan jika saya salah)...
Dan tidak jarang karena kedua pihak ingin saling mempertahankan argumen nya, akhirnya 
rencana pernikahan itu di batalkan.(sungguh sayang jika hal yang menjadi kewajiban 
bagi orangtua, batal hanya karena masalah duniawi...)
 
Nah pertanyaan yang sering muncul, kalau memang adat minang adalah ABS-SBK, tapi 
mengapa dalam hal melamar ini tidak mengacu pada Islam dimana laki-laki yang melamar? 
 
Mohon pencerahannya dari dunsanak sekalian...lebih dan kurang harap dimaafkan..
 
wassalam wr.wb
Ferico A (28)


RaNK MaRoLa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Adat Tak Lagi Jadi Kebanggaan
Oleh Redaksi, Senin, 01-Nopember-2004, 07:39:14 15 klik

Sijunjung, Padek- Pemahaman terhadap nilai-nilai adat di kalangan generasi
muda semakin menipis. Padahal nilai adat yang ada di Ranah Minang selama ini
demikian tinggi, tapi kini tidak lagi menjadi suatu kebanggaan.

-cut

-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



[R@ntau-Net] Adat Tak Lagi Jadi Kebanggaan

2004-10-31 Terurut Topik RaNK MaRoLa
Adat Tak Lagi Jadi Kebanggaan
Oleh Redaksi, Senin, 01-Nopember-2004, 07:39:14 15 klik

Sijunjung, Padek- Pemahaman terhadap nilai-nilai adat di kalangan generasi
muda semakin menipis. Padahal nilai adat yang ada di Ranah Minang selama ini
demikian tinggi, tapi kini tidak lagi menjadi suatu kebanggaan.

"Kenyataannya saat ini, norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari
terabaikan,"kata Ketua Sementara DPRD Sawahlunto Sijunjung, H Asnam Malin
Sutan, di Muaro Sijunjung, Sabtu (30/10) lalu.

Menurut Asnam Malin Sutan, norma-norma kehidupan yang seolah-olah
ditinggalkan itu, raso jo pareso di tengah masyarakat semakin menipis,
saling harga menghargai di antara sesama sudah semakin berkurang. "Jika
kondisi ini terus dibiarkan, bagaimana jadinya generasi muda kita
 mendatang,"tukas Asnam Malin.

Kekhawatiran ini disampaikan H Asnam Malin Sutan di hadapan jamaah Masjid
Nurul Yaqin Kenagarian Batu Balang Kecamatan Koto VII, saat rombongan Tim
Ramadhan Kabupaten Sawahlunto Sijunjung yang tergabung kedalam Tim VI yang
dipimpin langsung H Asnam Malin Sutan melakukan shalat Isya dan Tarawih
bersama masyarakat Batu Balang, Jumat malam lalu.

Rombongan Safari Ramadhan Tim VI ini beranggotakan Kepala BKD, Drs Ramihadi,
anggota dewan Kepridaus SAg, Kepala Kantor Kesbanglinmas, Drs Yunardi Darwis
dan beberapa anggota lainnya dari dinas dan kantor.

Untuk mengantisipasi agar nilai-nilai adat yang menjadi kebanggaan
masyarakat Minang tidak pudar di tengah-tengah generasi muda Sawahlunto
Sijunjung, kiranya perlu dipikirkan Ninik Mamak, Alim Ulama Cerdik Pandai
dan Tokoh masyarakat di nagari untuk membentuk kelompok wirid-wirid di
setiap nagari.

Dengan anggotanya dari masyarakat nagari itu sendiri, sebagai langkah awal
pendirian bisa saja anggotanya hanya 3 atau 4 orang, asalkan dilakukan
secara terus menerus seperti 2 kali seminggu di suatu tempat yang telah
disepakati apakah di masjid atau aula SD.

"Dari kegiatan rutin yang dilakukan terus menerus ini, nantinya diharapkan
akan berkembang sehingga menimbulkan minat bagi generasi muda lain untuk
mengikutinya,"harapnya.

Sebagai fasilitator dari kegiatan ini bisa saja dimintakan bantuan dari
Ninik Mamak yang ada di Nagari atau melalui LKAAM Sawahlunto Sijunjung, saya
sebagai unsur pengurus akan coba membicarakan di antara sesama pengurus
lainnya nanti janji Malin Sutan. (air)





Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib