Carito lamo nan ndak akan bosan-bosannyo di ulang-ulang...............

http://padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5202

PDRI Perlu Pengakuan Sejarah
* Gubernur: Tanpa PDRI, RI Sudah Tidak Ada 
Oleh Redaksi, Jumat, 07-Januari-2005, 08:33:07 30 klik   
 
Padang, Padek—Tanpa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI),
Republik Indonesia sudah tamat riwayatnya. Sebab setelah Ibu Kota
Yogyakarta direbut Belanda dalam Agresi Belanda II tanggal 19 Desember
1948, Presiden dan wakil presiden beserta beberapa menteri ditawan.  
 
Belanda pun menganggap Indonesia sudah habis. Karena itu PDRI yang
diumumkan berdiri tanggal 19 Desember 1948 perlu diakui sebagai sebuah
sejarah bangsa. 

Hal itu ditegaskan Gubernur Sumatera Barat, Zainal Bakar SH dalam di
sela pembukaan Seminar Sehari Kilas Balik Sejarah PDRI dan peringatan
satu tahun berdirinya Kabupaten Solok Selatan, di Bidar Alam Solok
Selatan. Kamis (6/1). Karena itu menurut Zainal PDRI sangat penting
artinya bagi kelanjutan nasib Indonesia. 

”PDRI sangat penting artinya, karena tanpa PDRI tentu saja Republik
Indonesia sudah habis. Namun karena situasi yang kacau di Ibukota negara
Indonesia saat itu, Menteri Kemakmuran, Syafrudin Prawiranegara yang
saat itu sedang berada di Bukittinggi langsung membentuk PDRI. Tanpa
PDRI tentu tidak akan ada Indonesia,”jelasnya lagi. 

Karena itu ia mengimbau kalau selama ini sejarah telah terabaikan dan
bangsa tidak jujur terhadap sejarah dengan menganggap PDRI tidak ada
sama sekali. ”Sejarah merupakan rekaman masa lalu yang tidak mungkin
bisa dihapus,” tegasnya lagi. Karena itu ia menginginkan pengakuan
sejarah dari segenap unsur bangsa terhadap keberadaan PDRI itu. 

Hal senada juga disampaikan Tarmizi Taher, mantan menteri Agama RI yang
jadi salah seorang pembicara dalam seminar tersebut, ia mengungkapkan
fakta sejarah tidak bisa dipungkiri. Menurutnya, orang berkuasa dengan
kepentingannya sendiri jelas cenderung akan melupakan sejarah. 

”Kalau selama ini tidak ada pengakuan sejarah, ayo sekarang kita akui.
Kembalilah ke kebenaran sejarah sebab kita akan dikutuk anak cucu jika
tidak mengakui sejarah,”tegasya. 

Ia mengingatkan, Bung Karno sewaktu kembali dari pengasingan di Bangka
mengingatkan seluruh masyarakat, kenapa tidak berterima kasih terhadap
Syafruddin yang telah menyelamatkan pemerintahan dengan PDRI-nya.
”Begitupun sewaktu pemerintahan orde baru masih berkuasa, Pak Harto
kurang mengamati apa yang disampaikan Pak Sudirman. Pak Sudirman saja
yang sibuk bergerilya dari hutan ke hutan pun mengakui dan tunduk pada
PDRI,” katanya lagi. 

Karena itu, ia menilai kepentingan sesaat penguasa yang berkuasa tidak
akan bisa mengalahkan kebenaran abadi. ”Malah karena PDRI jugalah
perjuangan diplomasi Indonesia semakin tajam, di luar negeri. Dengan
adanya siaran radio yang dikumandangkan PDRI makanya masyarakat luar
negeri tahu kalau Indonesia masih ada. Setelah itu, Australia malah
memboikot masuknya kapal Belanda, India menekan PBB dan Amerika juga
menekan Belanda agar mau berunding lagi,”katanya. 

”Kesimpulannya, sejarah PDRI yang berjalan selama lebih kurang delapan
bulan, dari Desember 1948 sampai Juli 1949, tidak bisa dilepaskan dari
sejarah Indonesia. Tanpa PDRI Indonesia tidak ada. Karena itu sekarang
kita butuh sosialisasi pada masyarakat, pada anak-anak sekolah. Itu
semua agar mereka tahu dan tidak memungkiri sejarah juga,”katanya. 

Sementara, putra Syafruddin Prawiranegara, Khalid Prawiranegara yang
juga hadir dalam seminar tersebut mengharapkan supaya keberadaan sejarah
tidak dipungkiri. ”Kembalikan bapak saya untuk persatuan bangsa.
Artinya, kalau sejarah telah membuktikan bapak saya sebagai pemimpin
PDRI, sejarah itu harus diluruskan dan disosialisasikan pada generasi
mendatang, misalnya dengan menulis buku sejarah. Jadi jangan ada lagi
yang mendustai sejarah,” katanya lagi. (Joni syahputra, Padang) 



____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke