Re: [pelaut] Sign out

2013-05-06 Terurut Topik Eka Putra
Selain group ini ada group lainkah???

Sent from Yahoo! Mail on Android



[Non-text portions of this message have been removed]





1.  Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas 
asli pengirim berita.
2.   ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
pelaut-dig...@yahoogroups.com 
pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [pelaut] Good day,

2013-05-05 Terurut Topik Eka Putra
Ada itu...

Sent from Yahoo! Mail on Android



[Non-text portions of this message have been removed]





1.  Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas 
asli pengirim berita.
2.   ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
pelaut-dig...@yahoogroups.com 
pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [pelaut] Pencerahan

2013-04-08 Terurut Topik Eka Putra

Klo perpanjang bs d soeta?
Sent from Yahoo! Mail on Android



[Non-text portions of this message have been removed]





1.  Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas 
asli pengirim berita.
2.   ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
pelaut-dig...@yahoogroups.com 
pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [pelaut] nasib nasib

2013-02-16 Terurut Topik Eka Putra
Setuju

Sent from Yahoo! Mail on Android



[Non-text portions of this message have been removed]





1.  Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas 
asli pengirim berita.
2.   ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
pelaut-dig...@yahoogroups.com 
pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013?

2012-10-22 Terurut Topik eka putra
Kalo mw sekolah...pergi daftar sana. JANGAN BANYAK TANYA.
LOGIKA AJA BRO...MANA MUNGKIN DI HAPUS. CUMA NAMAX AJA YG BERUBAH.
On Oct 22, 2012 8:58 PM,  wrote:

> **
>
>
> Coba lgsg dtg aja ke BP3IP
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> -Original Message-
> From: Adhy Kamaruddin 
> Sender: pelaut@yahoogroups.com
> Date: Mon, 22 Oct 2012 16:55:45
> To: 
> Reply-To: pelaut@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013?
>
> jadi kalau sudah ditutup, harus langsung ambil yg 4 kah? atau bagaimana?
>
> mohon pencerahan
>
> --- Pada Sen, 22/10/12, agusw...@yahoo.com  menulis:
>
> Dari: agusw...@yahoo.com 
> Judul: Re: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013?
> Kepada: pelaut@yahoogroups.com
> Tanggal: Senin, 22 Oktober, 2012, 5:05 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Di PMTC skr udh ditutup untuk class V...
>
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
>
>
>
>
> -Original Message-
>
>
> From: Wisnu djoko Purwadi 
>
>
> Sender: pelaut@yahoogroups.com
>
>
> Date: Mon, 22 Oct 2012 12:01:55
>
>
> To: pelaut@yahoogroups.com
>
>
> Reply-To: pelaut@yahoogroups.com
>
>
> Subject: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013?
>
>
>
>
>
> maaf,yg saya dengar seperti itu,tp di PMTC & BP3IP serta badan diklat lain
> nya masih menyelengarakan diklat class v kok..
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> 
>
>
> Dari: Adhy Kamaruddin 
>
>
> Kepada: pelaut@yahoogroups.com
>
>
> Dikirim: Senin, 22 Oktober 2012 10:29
>
>
> Judul: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013?
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dear all,
>
>
>
>
>
> Saya mau tanya apa benar info yg saya dapat bahwa diklat ATT V & ANT 5
> untuk tahun 2013 akan dihapus?
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]





1.  Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas 
asli pengirim berita.
2.   ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
pelaut-dig...@yahoogroups.com 
pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[pelaut] Pakai Produk lokal - Tidak usah tunggu ganti Presiden

2008-11-05 Terurut Topik Delvi Eka Putra
Salam untuk rekan-rekan anggota millis,
 
Maaf terlambat menjawab email dari Pak Baheram, soalnya lagi sibuk cari proyek 
-- yang ternyata sudah makin sulit saja. Bagaimana kerja saya tahun depan??? 
Tidak tahu!
 
Terima kasih Pak Baheram, semoga saya makin konsisten dengan ucapan saya.  
 
Sampai saat ini, saya sudah berhasil selama 2 bulan, tidak belanja ke hipermart 
asing, seperti Carefour, Giant, dsb...saya alihkan belanja bulanan ke agen 
kecil yang milik warga sendiri, dan belanja di tukang sayur keliling.  Tetap 
saya perhatikan dari mana barang tersebut, lokal atau impor.
 
Mari kampanyekan untuk membantu sesama warga dengan membeli produk lokal, ya, 
Pak.  Tidak perlu tunggu ganti presiden untuk membantu sesama warga, keburu 
kiamat.   Tahun depan itu tahun yang sulit sekali...Produsen tekstil dan garmen 
di Bandung sudah tdk dapat order untuk tahun depan. Hal yang sama terjadi di 
pabrik furnitur..berapa ratus ribu buruh yang akan kehilangan kerja
 
Soal partai yang mengajak kita pakai produk lokal, ternyata membeli mobil 
produk Thailand.  Padahal, nasib buruh pabrik mobil di sini, juga sedang susah. 
Jadi, kita nilai sendiri, bagaimana sebenarnya Partai ini.  Saya tidak peduli...
 
Jadi, kesadaran untuk mengkonsumsi produk lokal, tdk usah tergantung partai 
atau pemerintah, tapi, dari diri sendiri saja. Kehancuran industri, pertanian 
lokal, cepat lambat akan menhancurkan kita juga.

salam,

Delvi Eka Putra

--- On Fri, 10/31/08, Baheramsyah Moyan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Baheramsyah Moyan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri
To: pelaut@yahoogroups.com
Date: Friday, October 31, 2008, 9:31 AM








Ikutan dong

Wah... kita harus bersyukur hari gini ada generasi yang peduli dengan nasib 
bangsanya sendiri. Sebagai warga negara saya merasa senang dan bangga dengan 
Delvi yang dengan arif mengajak kita untuk lebih mencintai produk negara 
sendiri. Semoga Delvi bisa benar-benar menjalankan apa yang di ucapkan dan bisa 
menjadi teladan bagi yang lain.

Sedangkan mnyentuh masalah politik, nasihat saya kepada diri sendiri adalah 
agar tidak mudah tergiur dan terkesima terhadap jargon-jargon yang meninabobok 
kan kita. Sebuah analisis mendalam dan panjang harus dilakukan sebelum 
menentukan siapa yang akan saya pilih 2009 nanti. Begitu banyak calon, begitu 
banyak dana di habiskan untuk kampanye, sementara rakyat menjerit tidak mampu 
membeli sebungkus nasi.

Apa lagi sekarang krisis babak ke2, harga karet di kampung saya yang dulunya Rp 
10.000 kini tinggal Rp 2.000 lagi. Sawit dari Rp 2.000 turun menjadi Rp 700. 
Orang kampung saya di Sum Sel sebentar lagi akan mati kelaparan, mau menanam 
padi lahan tidak ada lagi sebab tanah sudah di konversi menjadi perkebunan 
sawit dan karet yang di kuasai oleh perusahaan2 besar dan para pejabat daerah. 
Utusan dealer sebentar lagi datang ke kampung mereka akan menyita, motor dan 
mobil kreditan yang belum lunas. Putra-putri yang kuliah di Jakarta, Yogya dan 
kota2 lain mungkin harus di tarik mundur sebab tidak ada biaya.

Pelaut sepertinya masih bernafas lega, tetapi jangan terlena dan terlalu 
milih-milih sebab imbas krisis ini akan merambah semua lini kehidupan. Lagian 
apa yang mau di kapalkan kalau tidak ada kegiatan exspor dan impor. 

Intensitas kegiatan di offshore sudah mulai mengendor, proyek2 di banyak negara 
sudah banyak yang di tangguhkan. para pekerja sudah banyak yang di suruh 
menunggu di rumah tanpa batas waktu.

Lagi2 nasihat saya kepada diri sendiri bahwa saat ini harus lebih berhemat, dan 
mengikuti langkah Delvi. Mudah2an survive dalam melewati krisis ini...(sori 
pake kata survive... sbb ga tau bahasa Indonesianya apa)

Itu saja dari saya, mohon maaf kalau ada yang tidak sependapat.

Bagi perkerja offshore yang berminat coba lihat tu di www.beroyotbinjai. com 
ada lowongan kerjanya.

Wassalam dan terima kasih









From: Delvi Eka Putra 
To: [EMAIL PROTECTED] com
Sent: Thursday, October 30, 2008 4:27:21 PM
Subject: RE: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri



WahPak Arnold,
 
Saya sama sekali buka anggota team sukses partai manapun...saya cuma karyawan 
dan warga negara.  Jauh sebelum salah satu parpol kampanye seperti itu, saya 
sudah melaksanakannya dalam hidup saya sehari-hari. Saya melihat bagaimana 
bangsa Jepang bisa maju, salah satunya karena dia mencintai produk mereka 
sendiri. Mencintai tdk cukup dengan mengkonsumsi, tapi juga mendidik supaya 
produsen lokal memberikan kualitas terbaik.  Lantas bagaimana mau memberikan 
kualitas terbaik, kalau tdk ada yang beli?
 
Kalaupun ada parpol yang kampanyenya seperti itu, dengan mengajak kita untuk 
memilih produk dalam negeri, menurut saya, tepat ajakannya. Terlepas dari kita 
anggota parpol itu atau tidak. Simpatisan atau tidak...

Saya cuma prihatin saja, melihat keadaan sekeliling kita. kemiskinan yang luar 
biasa banyaknya... sementara kita tdk bisa berharap apa-apa dar

RE: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri

2008-10-30 Terurut Topik Delvi Eka Putra
WahPak Arnold,
 
Saya sama sekali buka anggota team sukses partai manapun...saya cuma karyawan 
dan warga negara.  Jauh sebelum salah satu parpol kampanye seperti itu, saya 
sudah melaksanakannya dalam hidup saya sehari-hari. Saya melihat bagaimana 
bangsa Jepang bisa maju, salah satunya karena dia mencintai produk mereka 
sendiri. Mencintai tdk cukup dengan mengkonsumsi, tapi juga mendidik supaya 
produsen lokal memberikan kualitas terbaik.  Lantas bagaimana mau memberikan 
kualitas terbaik, kalau tdk ada yang beli?
 
Kalaupun ada parpol yang kampanyenya seperti itu, dengan mengajak kita untuk 
memilih produk dalam negeri, menurut saya, tepat ajakannya. Terlepas dari kita 
anggota parpol itu atau tidak. Simpatisan atau tidak...

Saya cuma prihatin saja, melihat keadaan sekeliling kita. kemiskinan yang luar 
biasa banyaknya...sementara kita tdk bisa berharap apa-apa dari pemerintah.  
Saya jadi tdk bisa menikmati baju impor, mengingat beribu-ribu buruh garmen 
menganggur karena pabrik tutup dihajar produk import atau selundupan.  Saya tdk 
bisa makan apel washington, kalau ingat petani apel malang kelaparan...Di 
lautan, apakah kita bisa tersenyum melihat kapal asing dengan awak asing 
leluasa beroperasi di perairan kita? Percaya atau tidak, negara lainnpun yang 
liberal sekalipun, tetap melindungi industri mereka sendiri, dengan proteksi 
dari serbuan barang impor. Apa lagi kondisi sekarang. Lihat India, minyak sawit 
kita dikenai pajak impor 40%. sementara kita membebaskan pajak impor nyaris 
semua komoditi.  Bisa mati buruh dan petani kita.  Siapa yang masih peduli?

Salam,

Delvi
 
 


--- On Thu, 10/30/08, Arnold <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Arnold <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri
To: pelaut@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 30, 2008, 12:08 PM








Setuju sih... tapi anda bukan tim sukses salah satu capres 2009/..?
Soalnya dengar2 di banyak milis mulai marak kampanye he2...

Slm/Arnold

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] com [mailto:[EMAIL PROTECTED] com] On Behalf Of
Delvi Eka Putra
Sent: Tuesday, October 28, 2008 11:29 AM
To: [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri

Teman-teman,

Ini ada artikel menarik dari millis sebelah. Betul juga untuk direnungkan
dan dicoba untuk dilaksanakan.

Barang-barang Indonesia susah di export, kita sendiri yang harus beli.
jangan beli produk import, apa lagi kalau selundupan. Pastikan barang yang
dibeli ada label "MADE IN INDONESIA". Tidak makan di restoran asing. Tidak
membeli mobil/motor import. Belanja di pasar tradisional atau tukang sayur
saja, tidak di Hypermart asing. Ingat, setiap rupiah yang anda belanjakan
untuk produk import atau resto asing atau toko orang asing, berarti
mensejahterakan negara lain.

Satu hal lagi, tidak membawa barang-barang secara illegal dari luar negeri
untuk dijual di dalam negeri. Kasihan, buruh pabrik di sini. Hidupnya
semakin susah. Kita bantu mereka dengan membeli produk lokal.

Salam,

Delvi

LET' S SAVE OUR NATION, START FROM YOUR SELF

Ada langkah lain yang perlu kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa
kita :

1. yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda.
Jangan ambil uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana
anda maka akan terjadi bank rush, dan krisis keuangan akan semakin
parah.

2. yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan
derivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya,
maka harga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi
semakin parah

3. jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan
memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah
semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal, dan
inflasi dalam negeri akan semakin menggila. 

4. jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat
berlalu. Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat
rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang
rasional.
Cadangan devisa kita cukup kuat. Jika anda panik dan ikut ikutan
menarik deposito, menjual saham dan memborong dolar, maka anda
ikut memberikan kontribusi pada semakin dalamnya krisis di Indonesia.
Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas. Tidak ada yang dapat
melarang anda. Hati nurani yang bicara. Pilihan yang sulit bagi
yang berduit tetapi silahkan memilih.

Krisis keuangan global kian menebar ancaman menjadi krisis ekonomi
global yang tidak main-main, bursa saham guncang dan nilai tukar
Rupiah semakin melemah, ini semua menjadi indicator bahwa akan ada
bencana baru yang siap menerkam.

Para kaum Kapitalis yang ingin meraup keuntungan dengan cara cepat
dan menjadi SERAKAH akhirnya menjadi sumber dari segala krisis
yang kita belum tau kapan akan berakhir.

Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk ikut
membantu agar krisis ini tidak menghancurkan sendi-sendi perekonomian
Bangsa ini?

Tentu kita tidak i

[pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri

2008-10-27 Terurut Topik Delvi Eka Putra
Teman-teman,

Ini ada artikel menarik dari millis sebelah.  Betul juga untuk direnungkan dan 
dicoba untuk dilaksanakan.

Barang-barang Indonesia susah di export, kita sendiri yang harus beli. jangan 
beli produk import, apa lagi kalau selundupan.  Pastikan barang yang dibeli ada 
label "MADE IN INDONESIA".  Tidak makan di restoran asing. Tidak membeli 
mobil/motor import. Belanja di pasar tradisional atau tukang sayur saja, tidak 
di Hypermart asing. Ingat, setiap rupiah yang anda belanjakan untuk produk 
import atau resto asing atau toko orang asing, berarti mensejahterakan negara 
lain.

Satu hal lagi, tidak membawa barang-barang secara illegal dari luar negeri 
untuk dijual di dalam negeri.  Kasihan, buruh pabrik di sini.  Hidupnya semakin 
susah.  Kita bantu mereka dengan membeli produk lokal.

Salam,

Delvi

LET' S SAVE OUR NATION, START FROM YOUR SELF

Ada langkah lain yang perlu kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa
kita :

1. yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda.
Jangan ambil uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana
anda maka akan terjadi bank rush, dan krisis keuangan akan semakin
parah.

2. yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan
derivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya,
maka harga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi
semakin parah

3. jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan
memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah
semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal, dan
inflasi dalam negeri akan semakin menggila. 

4. jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat
berlalu. Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat
rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang
rasional.
Cadangan devisa kita cukup kuat. Jika anda panik dan ikut ikutan
menarik deposito, menjual saham dan memborong dolar, maka anda
ikut memberikan kontribusi pada semakin dalamnya krisis di Indonesia.
Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas. Tidak ada yang dapat
melarang anda. Hati nurani yang bicara. Pilihan yang sulit bagi
yang berduit tetapi silahkan memilih.

Krisis keuangan global kian menebar ancaman menjadi krisis ekonomi
global yang tidak main-main, bursa saham guncang dan nilai tukar
Rupiah semakin melemah, ini semua menjadi indicator bahwa akan ada
bencana baru yang siap menerkam.

Para kaum Kapitalis yang ingin meraup keuntungan dengan cara cepat
dan menjadi SERAKAH akhirnya menjadi sumber dari segala krisis
yang kita belum tau kapan akan berakhir.

Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk ikut
membantu agar krisis ini tidak menghancurkan sendi-sendi perekonomian
Bangsa ini?

Tentu kita tidak ingin ini menjadi periode 10 Tahunan (1998 -2008),
mimpi kelam krisis ekonomi 10 tahun lewat tentu tidak ingin kita
munculkan kembali, tapi jika Anda tidak peduli maka bisa saja hal
ini akan terjadi
Dan jika itu terjadi maka Bangsa ini akan semakin terpuruk, akan
muncul PHK besar-besaran, sector riil yang tidak bergerak, system
perbankan yang sudah tidak dipercaya lagi dan akhirnya kita
kembali ke NOL lagi.

Jika Anda masih mencintai Bangsa ini maka ada banyak hal yang bisa
Anda lakukan, paling tidak MULAILAH DARI DIRI ANDA SENDIRI..!! ,
contoh kecil sbb :
Jika Anda seorang awam sebagaimana saya, maka yang bisa kita
lakukan adalah :

Gunakanlah PRODUKSI DALAM NEGERI dalam semua aktivitas hidupmu,
dengan langkah ini akan menyelamtkan Sektor Riil, usaha-usaha
kecil akan berkembang, dan akhirnya kita bisa berdiri tegak dan
mengatakan KITA BISA HIDUP DARI NEGERI KITA SENDIRI. 
Langkah kecil lain jangan sok mengkonsumsi produk makanan luar
negeri, jika anda senang makan Durian tidak perlu durian Bangkok
Thailand cukup durian local toh tidak kalah rasanya, jika senang
makan Jagung? Tidak perlulah Jagung Thailand cukup jagung local,
tidak perlu makan-makan di outlet2 dengan brand luar negeri, toh
ayam kampung kita tidak kalah nikmatnya, hal kecil ini kadang tidak
kita sadari tapi ketahuilah EFEK nya sangat luarbiasa, anda bisa
bayangkan jika semua anak bangsa ini berfikiran sama, jika anda konversikan
dengan modal yang beputar maka Anda akan kaget dan heran akan
IMPACT yang sangat luar biasa, yakin dan percayalah dengan cara kecil ini 
Krisis ini tidak akan terjadi DISINI di BUMI INDONESIA.

Gunakan angkutan Massal jika itu anda bisa lakukan, itu akan
membantu untuk mengurangi konsumsi energi yang luar biasa yang sebetulnya
tidak perlu, disamping mengurangi polusi, jangan lupa disamping
krisis keuangan yang berpotensi menjadi krisis Ekonomi kita juga
dihadapkan dengan krisis Energy..!! kenyamanan mungkin belum kita
pikirkan sekarang, percayalah bahwa aroma sesaknya penumpang di
Angkot dan bus-bus itu masih menimbulkan secercah harapan bahwa
sector riil kita masih bergerak.

Berbelanjalah di pasar-pasar tradisional, berdayakan warung-warung
kaki lima, percaya atau tidak Ekonomi Kerakyatan terbukti mampu
menyelamatkan perekonomian kit

Re: [pelaut] Broker = Outsouce Provider ??

2008-07-16 Terurut Topik Delvi Eka Putra
Temans,
 
Saya sedikit tergelitik dengan kata 'Broker'. Kalau di lihat dari posting 
e-mail yang dikirim oleh yang disebut sebagai Broker, bisa jadi definisi Broker 
ini sama dengan 'Outsource Provider' di dunia IT.
 
Kalau di dunia IT, penempatan tenaga kerja (Resource), melalui Outsource 
Provider ke Perusahaan-perusahaan pengguna (User) adalah hal yang sangat 
lazim.  Resource ini bisa Programer, System Analyst, DBA, Project Manager, 
bahkan sampai dengan Executive.
 
Jadi, terjadi hubungan 3 pihak: Resource-Outsource Provider-User. Dan, selama 
ini, ketiga pihak ini saling diuntungkan. Sebagai contoh: katakanlah ada satu 
orang programer bernama Badu, berusaha untuk masuk ke suatu bank A. Setelah 
beberapa kali proses rekruitment, gagal terus.  Tapi, setelah melalui perantara 
Outsource Provider, Badu bisa bekerja di Bank A tersebut, meskipun Badu sebagai 
karyawan dari Outsource provider, tapi di pekerjakan di Bank A. Kenapa bisa 
begitu? Hal ini bukan semata-mata karena kolusi antara Outsource Provider 
dengan Bank A.  Tetapi lebih kearah risk sharing dan bisa juga karena Bank A 
membutuhkan programer cuma untuk project based, jadi tdk perlu fixed employee.  
Khusus untuk Risk Sharing, kasusnya biasanya, Bank A memang mencari fixed 
employee, dan tertarik dengan Badu, cuma belum terlalu yakin dengan kemampuan 
dari Badu. Nah, dengan mengontrak Badu melalui Outsource Provider, Bank A bisa 
mempekerjakannya, sekaligus
 melihat kemampuannya. Biasanya Bank A akan mengontrak Badu selama 6 bulan 
melalui Outsource Provider. Selama 6 bulan inilah Bank A menilai apakah Badu 
memang bisa diangkat sebagai fixed employee atau tidak.
 
Bagaimana masing-masing pihak bisa diuntungkan?

Badu akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan di Bank A, meskipun tercatat sebagai 
karyawan Outsource Provider.  Di sini Badu mendapatkan Pengalaman Kerja. 
Syukur, kalau berprestasi, bisa menjadi fixed employee di Bank A, kalau sudah 
ada head account. Atau, kalau ternyata kontrak tdk diperpanjang karena memang 
sudah selesai, Outsource Provider akan mencarikan client lain, misalnya di Bank 
B. Ini pengalaman baru lagi, untuk si Badu. Perlu dicatat, interview sesaat tdk 
selalu mencerminkan kualitas seseorang secara keseluruhan. Karena, bisa jadi 
saat interview kita grogi sehingga dinilai buruk. Dengan mengalihkan resiko ke 
Outsource Provider, Bank A bisa mendapatkan Badu sebagai programer.
Bank A, akhirnya mendapatkan programer Badu untuk mengerjakan proyek-proyek 
internalnya, dengan jaminan dari Outsource Provider. Artinya, kalau ternyata 
Badu tidak perform, Outsource Provider akan mengganti dengan programer lain.  
Hal yang sama juga terjadi, kalau ternyata Badu tiba-tiba sakit.  Bank A tdk 
perlu membuang waktu dan energi terlalu banyak untuk rekruitment. Karena proses 
ini diserahkan ke Outsource Provider.
Outsource Provider, mendapatkan margin dari bisnis ini.  Margin itu adalah, 
bayaran bulanan dari Bank A atas kontrak programer atas nama Badu, dikurangi 
Gaji dan fasilitas untuk Badu, dan biaya lainnnya.  Biasanya rate kontrak user 
ke outsource provider 3-4 kali gaji + fasilitas resource.  Misalnya, Badu 
mendapatkan gaji Rp. 5jt/bulan + insurance untuk kontrak 6 bulan, dan 
ditempatkan di Bank A di Jakarta.  Outsource Provider kemungkinan mendapakan 
pembayaran Rp. 15-20 jt/bulan dari Bank A untuk kontrak Badu selama 6 
bulan. Margin terlalu besar?? itu relatif. Jangan lupa, pembayaran dari Bank A 
ke Outsource Provider, biasanya prosesnya 2-3 bulan karena melalui proses 
invoice dsb.  Dan selama belum dibayar oleh Bank A, Outsource Provider harus 
mengeluarkan uang sendiri untuk menggaji Badu. Kemudian, untuk mendapatkan 
kontrak kerja dengan bank A, Outsource Provider membutuhkan biaya 
sales/marketing. Biaya lainnya: Outsource Provider harus
 menyiapkan satu programer cadangan, misalnya Ahmad, untuk jaga-jaga kalau Badu 
tiba-tiba sakit. Juga ada resiko, jika ternyata Bank A suka sekali dengan Badu, 
dan mau memutus kontrak dengan cara merekrut Badu secara langsung. Biasanya, 
Outsource Provider hanya bisa gigit jari, dengan harapan bisnis tetap 
dipertahankan untuk future. 
Saran untuk resource:
karena bekerja dengan system kontrak harus pintar-pintar negosiasi. Contoh si 
Badu di atas, kalau Bank A rekrut langsung si Badu, mungkin gaji yang bisa 
dibayarkan paling tinggi Rp.3jt/bln. Badu bisa minta Rp.5jt/bln ke Outsource 
karena pertimbangan short term kontrak. Jadi, selisih Rp.2jt/bln itu bisa 
dibilang untuk resiko sebagai karyawan kontrak.
Di atas semua itu, berlaku hukum 'supply and demand' dan kemampuan negosiasi. 
Yang jelas, jika punya kesempatan bekerja, entah sebagai Fixed Employee ataupun 
karyawan kontrak, komitmen pada tugas harus dijalankan sebaik-baiknya. 
 
Jadi, apakah Broker itu sama dengan Outsource Provider?
 
Salam,

Delvi Eka Putra
 
 
 
 


  

Re: [pelaut] Broker = Outsouce Provider ??

2008-07-16 Terurut Topik Delvi Eka Putra
Temans,
 
Saya sedikit tergelitik dengan kata 'Broker'. Kalau di lihat dari posting 
e-mail yang dikirim oleh yang disebut sebagai Broker, bisa jadi definisi Broker 
ini sama dengan 'Outsource Provider' di dunia IT.
 
Kalau di dunia IT, penempatan tenaga kerja (Resource), melalui Outsource 
Provider ke Perusahaan-perusahaan pengguna (User) adalah hal yang sangat 
lazim.  Resource ini bisa Programer, System Analyst, DBA, Project Manager, 
bahkan sampai dengan Executive.
 
Jadi, terjadi hubungan 3 pihak: Resource-Outsource Provider-User. Dan, selama 
ini, ketiga pihak ini saling diuntungkan. Sebagai contoh: katakanlah ada satu 
orang programer bernama Badu, berusaha untuk masuk ke suatu bank A. Setelah 
beberapa kali proses rekruitment, gagal terus.  Tapi, setelah melalui perantara 
Outsource Provider, Badu bisa bekerja di Bank A tersebut, meskipun Badu sebagai 
karyawan dari Outsource provider, tapi di pekerjakan di Bank A. Kenapa bisa 
begitu? Hal ini bukan semata-mata karena kolusi antara Outsource Provider 
dengan Bank A.  Tetapi lebih kearah risk sharing dan bisa juga karena Bank A 
membutuhkan programer cuma untuk project based, jadi tdk perlu fixed employee.  
Khusus untuk Risk Sharing, kasusnya biasanya, Bank A memang mencari fixed 
employee, dan tertarik dengan Badu, cuma belum terlalu yakin dengan kemampuan 
dari Badu. Nah, dengan mengontrak Badu melalui Outsource Provider, Bank A bisa 
mempekerjakannya, sekaligus
 melihat kemampuannya. Biasanya Bank A akan mengontrak Badu selama 6 bulan 
melalui Outsource Provider. Selama 6 bulan inilah Bank A menilai apakah Badu 
memang bisa diangkat sebagai fixed employee atau tidak.
 
Bagaimana masing-masing pihak bisa diuntungkan?

Badu akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan di Bank A, meskipun tercatat sebagai 
karyawan Outsource Provider.  Di sini Badu mendapatkan Pengalaman Kerja. 
Syukur, kalau berprestasi, bisa menjadi fixed employee di Bank A, kalau sudah 
ada head account. Atau, kalau ternyata kontrak tdk diperpanjang karena memang 
sudah selesai, Outsource Provider akan mencarikan client lain, misalnya di Bank 
B. Ini pengalaman baru lagi, untuk si Badu. Perlu dicatat, interview sesaat tdk 
selalu mencerminkan kualitas seseorang secara keseluruhan. Karena, bisa jadi 
saat interview kita grogi sehingga dinilai buruk. Dengan mengalihkan resiko ke 
Outsource Provider, Bank A bisa mendapatkan Badu sebagai programer.
Bank A, akhirnya mendapatkan programer Badu untuk mengerjakan proyek-proyek 
internalnya, dengan jaminan dari Outsource Provider. Artinya, kalau ternyata 
Badu tidak perform, Outsource Provider akan mengganti dengan programer lain.  
Hal yang sama juga terjadi, kalau ternyata Badu tiba-tiba sakit.  Bank A tdk 
perlu membuang waktu dan energi terlalu banyak untuk rekruitment. Karena proses 
ini diserahkan ke Outsource Provider.
Outsource Provider, mendapatkan margin dari bisnis ini.  Margin itu adalah, 
bayaran bulanan dari Bank A atas kontrak programer atas nama Badu, dikurangi 
Gaji dan fasilitas untuk Badu, dan biaya lainnnya.  Biasanya rate kontrak user 
ke outsource provider 3-4 kali gaji + fasilitas resource.  Misalnya, Badu 
mendapatkan gaji Rp. 5jt/bulan + insurance untuk kontrak 6 bulan, dan 
ditempatkan di Bank A di Jakarta.  Outsource Provider kemungkinan mendapakan 
pembayaran Rp. 15-20 jt/bulan dari Bank A untuk kontrak Badu selama 6 
bulan. Margin terlalu besar?? itu relatif. Jangan lupa, pembayaran dari Bank A 
ke Outsource Provider, biasanya prosesnya 2-3 bulan karena melalui proses 
invoice dsb.  Dan selama belum dibayar oleh Bank A, Outsource Provider harus 
mengeluarkan uang sendiri untuk menggaji Badu. Kemudian, untuk mendapatkan 
kontrak kerja dengan bank A, Outsource Provider membutuhkan biaya 
sales/marketing. Biaya lainnya: Outsource Provider harus
 menyiapkan satu programer cadangan, misalnya Ahmad, untuk jaga-jaga kalau Badu 
tiba-tiba sakit. Juga ada resiko, jika ternyata Bank A suka sekali dengan Badu, 
dan mau memutus kontrak dengan cara merekrut Badu secara langsung. Biasanya, 
Outsource Provider hanya bisa gigit jari, dengan harapan bisnis tetap 
dipertahankan untuk future. 
Saran untuk resource:
karena bekerja dengan system kontrak harus pintar-pintar negosiasi. Contoh si 
Badu di atas, kalau Bank A rekrut langsung si Badu, mungkin gaji yang bisa 
dibayarkan paling tinggi Rp.3jt/bln. Badu bisa minta Rp.5jt/bln ke Outsource 
karena pertimbangan short term kontrak. Jadi, selisih Rp.2jt/bln itu bisa 
dibilang untuk resiko sebagai karyawan kontrak.
Di atas semua itu, berlaku hukum 'supply and demand' dan kemampuan negosiasi. 
Yang jelas, jika punya kesempatan bekerja, entah sebagai Fixed Employee ataupun 
karyawan kontrak, komitmen pada tugas harus dijalankan sebaik-baiknya. 
 
Jadi, apakah Broker itu sama dengan Outsource Provider?
 
Salam,

Delvi Eka Putra
 
 
 
 


  



JALESVEVA YAYAMAHEYahoo! Groups Links

<*> To visit yo