Re: [pelaut] Sign out
Selain group ini ada group lainkah??? Sent from Yahoo! Mail on Android [Non-text portions of this message have been removed] 1. Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas asli pengirim berita. 2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: pelaut-dig...@yahoogroups.com pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [pelaut] Good day,
Ada itu... Sent from Yahoo! Mail on Android [Non-text portions of this message have been removed] 1. Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas asli pengirim berita. 2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: pelaut-dig...@yahoogroups.com pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [pelaut] Pencerahan
Klo perpanjang bs d soeta? Sent from Yahoo! Mail on Android [Non-text portions of this message have been removed] 1. Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas asli pengirim berita. 2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: pelaut-dig...@yahoogroups.com pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [pelaut] nasib nasib
Setuju Sent from Yahoo! Mail on Android [Non-text portions of this message have been removed] 1. Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas asli pengirim berita. 2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: pelaut-dig...@yahoogroups.com pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013?
Kalo mw sekolah...pergi daftar sana. JANGAN BANYAK TANYA. LOGIKA AJA BRO...MANA MUNGKIN DI HAPUS. CUMA NAMAX AJA YG BERUBAH. On Oct 22, 2012 8:58 PM, wrote: > ** > > > Coba lgsg dtg aja ke BP3IP > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -Original Message- > From: Adhy Kamaruddin > Sender: pelaut@yahoogroups.com > Date: Mon, 22 Oct 2012 16:55:45 > To: > Reply-To: pelaut@yahoogroups.com > Subject: Re: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013? > > jadi kalau sudah ditutup, harus langsung ambil yg 4 kah? atau bagaimana? > > mohon pencerahan > > --- Pada Sen, 22/10/12, agusw...@yahoo.com menulis: > > Dari: agusw...@yahoo.com > Judul: Re: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013? > Kepada: pelaut@yahoogroups.com > Tanggal: Senin, 22 Oktober, 2012, 5:05 AM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Di PMTC skr udh ditutup untuk class V... > > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > > > > > -Original Message- > > > From: Wisnu djoko Purwadi > > > Sender: pelaut@yahoogroups.com > > > Date: Mon, 22 Oct 2012 12:01:55 > > > To: pelaut@yahoogroups.com > > > Reply-To: pelaut@yahoogroups.com > > > Subject: Bls: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013? > > > > > > maaf,yg saya dengar seperti itu,tp di PMTC & BP3IP serta badan diklat lain > nya masih menyelengarakan diklat class v kok.. > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dari: Adhy Kamaruddin > > > Kepada: pelaut@yahoogroups.com > > > Dikirim: Senin, 22 Oktober 2012 10:29 > > > Judul: [pelaut] Diklat ATT V & ANT V akan dihapus thn 2013? > > > > > > > > > > > > Dear all, > > > > > > Saya mau tanya apa benar info yg saya dapat bahwa diklat ATT V & ANT 5 > untuk tahun 2013 akan dihapus? > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] 1. Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas asli pengirim berita. 2. ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: pelaut-dig...@yahoogroups.com pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[pelaut] Pakai Produk lokal - Tidak usah tunggu ganti Presiden
Salam untuk rekan-rekan anggota millis, Maaf terlambat menjawab email dari Pak Baheram, soalnya lagi sibuk cari proyek -- yang ternyata sudah makin sulit saja. Bagaimana kerja saya tahun depan??? Tidak tahu! Terima kasih Pak Baheram, semoga saya makin konsisten dengan ucapan saya. Sampai saat ini, saya sudah berhasil selama 2 bulan, tidak belanja ke hipermart asing, seperti Carefour, Giant, dsb...saya alihkan belanja bulanan ke agen kecil yang milik warga sendiri, dan belanja di tukang sayur keliling. Tetap saya perhatikan dari mana barang tersebut, lokal atau impor. Mari kampanyekan untuk membantu sesama warga dengan membeli produk lokal, ya, Pak. Tidak perlu tunggu ganti presiden untuk membantu sesama warga, keburu kiamat. Tahun depan itu tahun yang sulit sekali...Produsen tekstil dan garmen di Bandung sudah tdk dapat order untuk tahun depan. Hal yang sama terjadi di pabrik furnitur..berapa ratus ribu buruh yang akan kehilangan kerja Soal partai yang mengajak kita pakai produk lokal, ternyata membeli mobil produk Thailand. Padahal, nasib buruh pabrik mobil di sini, juga sedang susah. Jadi, kita nilai sendiri, bagaimana sebenarnya Partai ini. Saya tidak peduli... Jadi, kesadaran untuk mengkonsumsi produk lokal, tdk usah tergantung partai atau pemerintah, tapi, dari diri sendiri saja. Kehancuran industri, pertanian lokal, cepat lambat akan menhancurkan kita juga. salam, Delvi Eka Putra --- On Fri, 10/31/08, Baheramsyah Moyan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Baheramsyah Moyan <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri To: pelaut@yahoogroups.com Date: Friday, October 31, 2008, 9:31 AM Ikutan dong Wah... kita harus bersyukur hari gini ada generasi yang peduli dengan nasib bangsanya sendiri. Sebagai warga negara saya merasa senang dan bangga dengan Delvi yang dengan arif mengajak kita untuk lebih mencintai produk negara sendiri. Semoga Delvi bisa benar-benar menjalankan apa yang di ucapkan dan bisa menjadi teladan bagi yang lain. Sedangkan mnyentuh masalah politik, nasihat saya kepada diri sendiri adalah agar tidak mudah tergiur dan terkesima terhadap jargon-jargon yang meninabobok kan kita. Sebuah analisis mendalam dan panjang harus dilakukan sebelum menentukan siapa yang akan saya pilih 2009 nanti. Begitu banyak calon, begitu banyak dana di habiskan untuk kampanye, sementara rakyat menjerit tidak mampu membeli sebungkus nasi. Apa lagi sekarang krisis babak ke2, harga karet di kampung saya yang dulunya Rp 10.000 kini tinggal Rp 2.000 lagi. Sawit dari Rp 2.000 turun menjadi Rp 700. Orang kampung saya di Sum Sel sebentar lagi akan mati kelaparan, mau menanam padi lahan tidak ada lagi sebab tanah sudah di konversi menjadi perkebunan sawit dan karet yang di kuasai oleh perusahaan2 besar dan para pejabat daerah. Utusan dealer sebentar lagi datang ke kampung mereka akan menyita, motor dan mobil kreditan yang belum lunas. Putra-putri yang kuliah di Jakarta, Yogya dan kota2 lain mungkin harus di tarik mundur sebab tidak ada biaya. Pelaut sepertinya masih bernafas lega, tetapi jangan terlena dan terlalu milih-milih sebab imbas krisis ini akan merambah semua lini kehidupan. Lagian apa yang mau di kapalkan kalau tidak ada kegiatan exspor dan impor. Intensitas kegiatan di offshore sudah mulai mengendor, proyek2 di banyak negara sudah banyak yang di tangguhkan. para pekerja sudah banyak yang di suruh menunggu di rumah tanpa batas waktu. Lagi2 nasihat saya kepada diri sendiri bahwa saat ini harus lebih berhemat, dan mengikuti langkah Delvi. Mudah2an survive dalam melewati krisis ini...(sori pake kata survive... sbb ga tau bahasa Indonesianya apa) Itu saja dari saya, mohon maaf kalau ada yang tidak sependapat. Bagi perkerja offshore yang berminat coba lihat tu di www.beroyotbinjai. com ada lowongan kerjanya. Wassalam dan terima kasih From: Delvi Eka Putra To: [EMAIL PROTECTED] com Sent: Thursday, October 30, 2008 4:27:21 PM Subject: RE: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri WahPak Arnold, Saya sama sekali buka anggota team sukses partai manapun...saya cuma karyawan dan warga negara. Jauh sebelum salah satu parpol kampanye seperti itu, saya sudah melaksanakannya dalam hidup saya sehari-hari. Saya melihat bagaimana bangsa Jepang bisa maju, salah satunya karena dia mencintai produk mereka sendiri. Mencintai tdk cukup dengan mengkonsumsi, tapi juga mendidik supaya produsen lokal memberikan kualitas terbaik. Lantas bagaimana mau memberikan kualitas terbaik, kalau tdk ada yang beli? Kalaupun ada parpol yang kampanyenya seperti itu, dengan mengajak kita untuk memilih produk dalam negeri, menurut saya, tepat ajakannya. Terlepas dari kita anggota parpol itu atau tidak. Simpatisan atau tidak... Saya cuma prihatin saja, melihat keadaan sekeliling kita. kemiskinan yang luar biasa banyaknya... sementara kita tdk bisa berharap apa-apa dar
RE: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri
WahPak Arnold, Saya sama sekali buka anggota team sukses partai manapun...saya cuma karyawan dan warga negara. Jauh sebelum salah satu parpol kampanye seperti itu, saya sudah melaksanakannya dalam hidup saya sehari-hari. Saya melihat bagaimana bangsa Jepang bisa maju, salah satunya karena dia mencintai produk mereka sendiri. Mencintai tdk cukup dengan mengkonsumsi, tapi juga mendidik supaya produsen lokal memberikan kualitas terbaik. Lantas bagaimana mau memberikan kualitas terbaik, kalau tdk ada yang beli? Kalaupun ada parpol yang kampanyenya seperti itu, dengan mengajak kita untuk memilih produk dalam negeri, menurut saya, tepat ajakannya. Terlepas dari kita anggota parpol itu atau tidak. Simpatisan atau tidak... Saya cuma prihatin saja, melihat keadaan sekeliling kita. kemiskinan yang luar biasa banyaknya...sementara kita tdk bisa berharap apa-apa dari pemerintah. Saya jadi tdk bisa menikmati baju impor, mengingat beribu-ribu buruh garmen menganggur karena pabrik tutup dihajar produk import atau selundupan. Saya tdk bisa makan apel washington, kalau ingat petani apel malang kelaparan...Di lautan, apakah kita bisa tersenyum melihat kapal asing dengan awak asing leluasa beroperasi di perairan kita? Percaya atau tidak, negara lainnpun yang liberal sekalipun, tetap melindungi industri mereka sendiri, dengan proteksi dari serbuan barang impor. Apa lagi kondisi sekarang. Lihat India, minyak sawit kita dikenai pajak impor 40%. sementara kita membebaskan pajak impor nyaris semua komoditi. Bisa mati buruh dan petani kita. Siapa yang masih peduli? Salam, Delvi --- On Thu, 10/30/08, Arnold <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Arnold <[EMAIL PROTECTED]> Subject: RE: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri To: pelaut@yahoogroups.com Date: Thursday, October 30, 2008, 12:08 PM Setuju sih... tapi anda bukan tim sukses salah satu capres 2009/..? Soalnya dengar2 di banyak milis mulai marak kampanye he2... Slm/Arnold -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] com [mailto:[EMAIL PROTECTED] com] On Behalf Of Delvi Eka Putra Sent: Tuesday, October 28, 2008 11:29 AM To: [EMAIL PROTECTED] com Subject: [pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri Teman-teman, Ini ada artikel menarik dari millis sebelah. Betul juga untuk direnungkan dan dicoba untuk dilaksanakan. Barang-barang Indonesia susah di export, kita sendiri yang harus beli. jangan beli produk import, apa lagi kalau selundupan. Pastikan barang yang dibeli ada label "MADE IN INDONESIA". Tidak makan di restoran asing. Tidak membeli mobil/motor import. Belanja di pasar tradisional atau tukang sayur saja, tidak di Hypermart asing. Ingat, setiap rupiah yang anda belanjakan untuk produk import atau resto asing atau toko orang asing, berarti mensejahterakan negara lain. Satu hal lagi, tidak membawa barang-barang secara illegal dari luar negeri untuk dijual di dalam negeri. Kasihan, buruh pabrik di sini. Hidupnya semakin susah. Kita bantu mereka dengan membeli produk lokal. Salam, Delvi LET' S SAVE OUR NATION, START FROM YOUR SELF Ada langkah lain yang perlu kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa kita : 1. yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda. Jangan ambil uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana anda maka akan terjadi bank rush, dan krisis keuangan akan semakin parah. 2. yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan derivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya, maka harga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi semakin parah 3. jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal, dan inflasi dalam negeri akan semakin menggila. 4. jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat berlalu. Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang rasional. Cadangan devisa kita cukup kuat. Jika anda panik dan ikut ikutan menarik deposito, menjual saham dan memborong dolar, maka anda ikut memberikan kontribusi pada semakin dalamnya krisis di Indonesia. Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas. Tidak ada yang dapat melarang anda. Hati nurani yang bicara. Pilihan yang sulit bagi yang berduit tetapi silahkan memilih. Krisis keuangan global kian menebar ancaman menjadi krisis ekonomi global yang tidak main-main, bursa saham guncang dan nilai tukar Rupiah semakin melemah, ini semua menjadi indicator bahwa akan ada bencana baru yang siap menerkam. Para kaum Kapitalis yang ingin meraup keuntungan dengan cara cepat dan menjadi SERAKAH akhirnya menjadi sumber dari segala krisis yang kita belum tau kapan akan berakhir. Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk ikut membantu agar krisis ini tidak menghancurkan sendi-sendi perekonomian Bangsa ini? Tentu kita tidak i
[pelaut] Ayo Selamatkan Indonesia, mulai dari diri sendiri
Teman-teman, Ini ada artikel menarik dari millis sebelah. Betul juga untuk direnungkan dan dicoba untuk dilaksanakan. Barang-barang Indonesia susah di export, kita sendiri yang harus beli. jangan beli produk import, apa lagi kalau selundupan. Pastikan barang yang dibeli ada label "MADE IN INDONESIA". Tidak makan di restoran asing. Tidak membeli mobil/motor import. Belanja di pasar tradisional atau tukang sayur saja, tidak di Hypermart asing. Ingat, setiap rupiah yang anda belanjakan untuk produk import atau resto asing atau toko orang asing, berarti mensejahterakan negara lain. Satu hal lagi, tidak membawa barang-barang secara illegal dari luar negeri untuk dijual di dalam negeri. Kasihan, buruh pabrik di sini. Hidupnya semakin susah. Kita bantu mereka dengan membeli produk lokal. Salam, Delvi LET' S SAVE OUR NATION, START FROM YOUR SELF Ada langkah lain yang perlu kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa kita : 1. yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda. Jangan ambil uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana anda maka akan terjadi bank rush, dan krisis keuangan akan semakin parah. 2. yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan derivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya, maka harga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi semakin parah 3. jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal, dan inflasi dalam negeri akan semakin menggila. 4. jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat berlalu. Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang rasional. Cadangan devisa kita cukup kuat. Jika anda panik dan ikut ikutan menarik deposito, menjual saham dan memborong dolar, maka anda ikut memberikan kontribusi pada semakin dalamnya krisis di Indonesia. Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas. Tidak ada yang dapat melarang anda. Hati nurani yang bicara. Pilihan yang sulit bagi yang berduit tetapi silahkan memilih. Krisis keuangan global kian menebar ancaman menjadi krisis ekonomi global yang tidak main-main, bursa saham guncang dan nilai tukar Rupiah semakin melemah, ini semua menjadi indicator bahwa akan ada bencana baru yang siap menerkam. Para kaum Kapitalis yang ingin meraup keuntungan dengan cara cepat dan menjadi SERAKAH akhirnya menjadi sumber dari segala krisis yang kita belum tau kapan akan berakhir. Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk ikut membantu agar krisis ini tidak menghancurkan sendi-sendi perekonomian Bangsa ini? Tentu kita tidak ingin ini menjadi periode 10 Tahunan (1998 -2008), mimpi kelam krisis ekonomi 10 tahun lewat tentu tidak ingin kita munculkan kembali, tapi jika Anda tidak peduli maka bisa saja hal ini akan terjadi Dan jika itu terjadi maka Bangsa ini akan semakin terpuruk, akan muncul PHK besar-besaran, sector riil yang tidak bergerak, system perbankan yang sudah tidak dipercaya lagi dan akhirnya kita kembali ke NOL lagi. Jika Anda masih mencintai Bangsa ini maka ada banyak hal yang bisa Anda lakukan, paling tidak MULAILAH DARI DIRI ANDA SENDIRI..!! , contoh kecil sbb : Jika Anda seorang awam sebagaimana saya, maka yang bisa kita lakukan adalah : Gunakanlah PRODUKSI DALAM NEGERI dalam semua aktivitas hidupmu, dengan langkah ini akan menyelamtkan Sektor Riil, usaha-usaha kecil akan berkembang, dan akhirnya kita bisa berdiri tegak dan mengatakan KITA BISA HIDUP DARI NEGERI KITA SENDIRI. Langkah kecil lain jangan sok mengkonsumsi produk makanan luar negeri, jika anda senang makan Durian tidak perlu durian Bangkok Thailand cukup durian local toh tidak kalah rasanya, jika senang makan Jagung? Tidak perlulah Jagung Thailand cukup jagung local, tidak perlu makan-makan di outlet2 dengan brand luar negeri, toh ayam kampung kita tidak kalah nikmatnya, hal kecil ini kadang tidak kita sadari tapi ketahuilah EFEK nya sangat luarbiasa, anda bisa bayangkan jika semua anak bangsa ini berfikiran sama, jika anda konversikan dengan modal yang beputar maka Anda akan kaget dan heran akan IMPACT yang sangat luar biasa, yakin dan percayalah dengan cara kecil ini Krisis ini tidak akan terjadi DISINI di BUMI INDONESIA. Gunakan angkutan Massal jika itu anda bisa lakukan, itu akan membantu untuk mengurangi konsumsi energi yang luar biasa yang sebetulnya tidak perlu, disamping mengurangi polusi, jangan lupa disamping krisis keuangan yang berpotensi menjadi krisis Ekonomi kita juga dihadapkan dengan krisis Energy..!! kenyamanan mungkin belum kita pikirkan sekarang, percayalah bahwa aroma sesaknya penumpang di Angkot dan bus-bus itu masih menimbulkan secercah harapan bahwa sector riil kita masih bergerak. Berbelanjalah di pasar-pasar tradisional, berdayakan warung-warung kaki lima, percaya atau tidak Ekonomi Kerakyatan terbukti mampu menyelamatkan perekonomian kit
Re: [pelaut] Broker = Outsouce Provider ??
Temans, Saya sedikit tergelitik dengan kata 'Broker'. Kalau di lihat dari posting e-mail yang dikirim oleh yang disebut sebagai Broker, bisa jadi definisi Broker ini sama dengan 'Outsource Provider' di dunia IT. Kalau di dunia IT, penempatan tenaga kerja (Resource), melalui Outsource Provider ke Perusahaan-perusahaan pengguna (User) adalah hal yang sangat lazim. Resource ini bisa Programer, System Analyst, DBA, Project Manager, bahkan sampai dengan Executive. Jadi, terjadi hubungan 3 pihak: Resource-Outsource Provider-User. Dan, selama ini, ketiga pihak ini saling diuntungkan. Sebagai contoh: katakanlah ada satu orang programer bernama Badu, berusaha untuk masuk ke suatu bank A. Setelah beberapa kali proses rekruitment, gagal terus. Tapi, setelah melalui perantara Outsource Provider, Badu bisa bekerja di Bank A tersebut, meskipun Badu sebagai karyawan dari Outsource provider, tapi di pekerjakan di Bank A. Kenapa bisa begitu? Hal ini bukan semata-mata karena kolusi antara Outsource Provider dengan Bank A. Tetapi lebih kearah risk sharing dan bisa juga karena Bank A membutuhkan programer cuma untuk project based, jadi tdk perlu fixed employee. Khusus untuk Risk Sharing, kasusnya biasanya, Bank A memang mencari fixed employee, dan tertarik dengan Badu, cuma belum terlalu yakin dengan kemampuan dari Badu. Nah, dengan mengontrak Badu melalui Outsource Provider, Bank A bisa mempekerjakannya, sekaligus melihat kemampuannya. Biasanya Bank A akan mengontrak Badu selama 6 bulan melalui Outsource Provider. Selama 6 bulan inilah Bank A menilai apakah Badu memang bisa diangkat sebagai fixed employee atau tidak. Bagaimana masing-masing pihak bisa diuntungkan? Badu akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan di Bank A, meskipun tercatat sebagai karyawan Outsource Provider. Di sini Badu mendapatkan Pengalaman Kerja. Syukur, kalau berprestasi, bisa menjadi fixed employee di Bank A, kalau sudah ada head account. Atau, kalau ternyata kontrak tdk diperpanjang karena memang sudah selesai, Outsource Provider akan mencarikan client lain, misalnya di Bank B. Ini pengalaman baru lagi, untuk si Badu. Perlu dicatat, interview sesaat tdk selalu mencerminkan kualitas seseorang secara keseluruhan. Karena, bisa jadi saat interview kita grogi sehingga dinilai buruk. Dengan mengalihkan resiko ke Outsource Provider, Bank A bisa mendapatkan Badu sebagai programer. Bank A, akhirnya mendapatkan programer Badu untuk mengerjakan proyek-proyek internalnya, dengan jaminan dari Outsource Provider. Artinya, kalau ternyata Badu tidak perform, Outsource Provider akan mengganti dengan programer lain. Hal yang sama juga terjadi, kalau ternyata Badu tiba-tiba sakit. Bank A tdk perlu membuang waktu dan energi terlalu banyak untuk rekruitment. Karena proses ini diserahkan ke Outsource Provider. Outsource Provider, mendapatkan margin dari bisnis ini. Margin itu adalah, bayaran bulanan dari Bank A atas kontrak programer atas nama Badu, dikurangi Gaji dan fasilitas untuk Badu, dan biaya lainnnya. Biasanya rate kontrak user ke outsource provider 3-4 kali gaji + fasilitas resource. Misalnya, Badu mendapatkan gaji Rp. 5jt/bulan + insurance untuk kontrak 6 bulan, dan ditempatkan di Bank A di Jakarta. Outsource Provider kemungkinan mendapakan pembayaran Rp. 15-20 jt/bulan dari Bank A untuk kontrak Badu selama 6 bulan. Margin terlalu besar?? itu relatif. Jangan lupa, pembayaran dari Bank A ke Outsource Provider, biasanya prosesnya 2-3 bulan karena melalui proses invoice dsb. Dan selama belum dibayar oleh Bank A, Outsource Provider harus mengeluarkan uang sendiri untuk menggaji Badu. Kemudian, untuk mendapatkan kontrak kerja dengan bank A, Outsource Provider membutuhkan biaya sales/marketing. Biaya lainnya: Outsource Provider harus menyiapkan satu programer cadangan, misalnya Ahmad, untuk jaga-jaga kalau Badu tiba-tiba sakit. Juga ada resiko, jika ternyata Bank A suka sekali dengan Badu, dan mau memutus kontrak dengan cara merekrut Badu secara langsung. Biasanya, Outsource Provider hanya bisa gigit jari, dengan harapan bisnis tetap dipertahankan untuk future. Saran untuk resource: karena bekerja dengan system kontrak harus pintar-pintar negosiasi. Contoh si Badu di atas, kalau Bank A rekrut langsung si Badu, mungkin gaji yang bisa dibayarkan paling tinggi Rp.3jt/bln. Badu bisa minta Rp.5jt/bln ke Outsource karena pertimbangan short term kontrak. Jadi, selisih Rp.2jt/bln itu bisa dibilang untuk resiko sebagai karyawan kontrak. Di atas semua itu, berlaku hukum 'supply and demand' dan kemampuan negosiasi. Yang jelas, jika punya kesempatan bekerja, entah sebagai Fixed Employee ataupun karyawan kontrak, komitmen pada tugas harus dijalankan sebaik-baiknya. Jadi, apakah Broker itu sama dengan Outsource Provider? Salam, Delvi Eka Putra
Re: [pelaut] Broker = Outsouce Provider ??
Temans, Saya sedikit tergelitik dengan kata 'Broker'. Kalau di lihat dari posting e-mail yang dikirim oleh yang disebut sebagai Broker, bisa jadi definisi Broker ini sama dengan 'Outsource Provider' di dunia IT. Kalau di dunia IT, penempatan tenaga kerja (Resource), melalui Outsource Provider ke Perusahaan-perusahaan pengguna (User) adalah hal yang sangat lazim. Resource ini bisa Programer, System Analyst, DBA, Project Manager, bahkan sampai dengan Executive. Jadi, terjadi hubungan 3 pihak: Resource-Outsource Provider-User. Dan, selama ini, ketiga pihak ini saling diuntungkan. Sebagai contoh: katakanlah ada satu orang programer bernama Badu, berusaha untuk masuk ke suatu bank A. Setelah beberapa kali proses rekruitment, gagal terus. Tapi, setelah melalui perantara Outsource Provider, Badu bisa bekerja di Bank A tersebut, meskipun Badu sebagai karyawan dari Outsource provider, tapi di pekerjakan di Bank A. Kenapa bisa begitu? Hal ini bukan semata-mata karena kolusi antara Outsource Provider dengan Bank A. Tetapi lebih kearah risk sharing dan bisa juga karena Bank A membutuhkan programer cuma untuk project based, jadi tdk perlu fixed employee. Khusus untuk Risk Sharing, kasusnya biasanya, Bank A memang mencari fixed employee, dan tertarik dengan Badu, cuma belum terlalu yakin dengan kemampuan dari Badu. Nah, dengan mengontrak Badu melalui Outsource Provider, Bank A bisa mempekerjakannya, sekaligus melihat kemampuannya. Biasanya Bank A akan mengontrak Badu selama 6 bulan melalui Outsource Provider. Selama 6 bulan inilah Bank A menilai apakah Badu memang bisa diangkat sebagai fixed employee atau tidak. Bagaimana masing-masing pihak bisa diuntungkan? Badu akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan di Bank A, meskipun tercatat sebagai karyawan Outsource Provider. Di sini Badu mendapatkan Pengalaman Kerja. Syukur, kalau berprestasi, bisa menjadi fixed employee di Bank A, kalau sudah ada head account. Atau, kalau ternyata kontrak tdk diperpanjang karena memang sudah selesai, Outsource Provider akan mencarikan client lain, misalnya di Bank B. Ini pengalaman baru lagi, untuk si Badu. Perlu dicatat, interview sesaat tdk selalu mencerminkan kualitas seseorang secara keseluruhan. Karena, bisa jadi saat interview kita grogi sehingga dinilai buruk. Dengan mengalihkan resiko ke Outsource Provider, Bank A bisa mendapatkan Badu sebagai programer. Bank A, akhirnya mendapatkan programer Badu untuk mengerjakan proyek-proyek internalnya, dengan jaminan dari Outsource Provider. Artinya, kalau ternyata Badu tidak perform, Outsource Provider akan mengganti dengan programer lain. Hal yang sama juga terjadi, kalau ternyata Badu tiba-tiba sakit. Bank A tdk perlu membuang waktu dan energi terlalu banyak untuk rekruitment. Karena proses ini diserahkan ke Outsource Provider. Outsource Provider, mendapatkan margin dari bisnis ini. Margin itu adalah, bayaran bulanan dari Bank A atas kontrak programer atas nama Badu, dikurangi Gaji dan fasilitas untuk Badu, dan biaya lainnnya. Biasanya rate kontrak user ke outsource provider 3-4 kali gaji + fasilitas resource. Misalnya, Badu mendapatkan gaji Rp. 5jt/bulan + insurance untuk kontrak 6 bulan, dan ditempatkan di Bank A di Jakarta. Outsource Provider kemungkinan mendapakan pembayaran Rp. 15-20 jt/bulan dari Bank A untuk kontrak Badu selama 6 bulan. Margin terlalu besar?? itu relatif. Jangan lupa, pembayaran dari Bank A ke Outsource Provider, biasanya prosesnya 2-3 bulan karena melalui proses invoice dsb. Dan selama belum dibayar oleh Bank A, Outsource Provider harus mengeluarkan uang sendiri untuk menggaji Badu. Kemudian, untuk mendapatkan kontrak kerja dengan bank A, Outsource Provider membutuhkan biaya sales/marketing. Biaya lainnya: Outsource Provider harus menyiapkan satu programer cadangan, misalnya Ahmad, untuk jaga-jaga kalau Badu tiba-tiba sakit. Juga ada resiko, jika ternyata Bank A suka sekali dengan Badu, dan mau memutus kontrak dengan cara merekrut Badu secara langsung. Biasanya, Outsource Provider hanya bisa gigit jari, dengan harapan bisnis tetap dipertahankan untuk future. Saran untuk resource: karena bekerja dengan system kontrak harus pintar-pintar negosiasi. Contoh si Badu di atas, kalau Bank A rekrut langsung si Badu, mungkin gaji yang bisa dibayarkan paling tinggi Rp.3jt/bln. Badu bisa minta Rp.5jt/bln ke Outsource karena pertimbangan short term kontrak. Jadi, selisih Rp.2jt/bln itu bisa dibilang untuk resiko sebagai karyawan kontrak. Di atas semua itu, berlaku hukum 'supply and demand' dan kemampuan negosiasi. Yang jelas, jika punya kesempatan bekerja, entah sebagai Fixed Employee ataupun karyawan kontrak, komitmen pada tugas harus dijalankan sebaik-baiknya. Jadi, apakah Broker itu sama dengan Outsource Provider? Salam, Delvi Eka Putra JALESVEVA YAYAMAHEYahoo! Groups Links <*> To visit yo