Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)
From: Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED] Irwan: Apakah penolakan terhadap pihak pemenang pemilu adalah wujud nyata dari demokrasi yg benar? Bisa anda bayangkan kalau. kembali saja ke UUD 45 pdi-p dapat suara 35%, so di luar pdi-p 65% (belum pdi-p yangmbelot) US bukan INDONESIA, di US cuma 2 partai besar dan satu independent,so jelas sekali siapa yang dapat suara besar pasti menang. kalau multi partai, kalau toh partai yang tidak mayoritasberkoalisi dan mengalahkan partai pemenang ya.. koalisi yangmenang...ya nggak. Kalau tidak puas ya amandment saja UUD45, pilih president secara langsung kayak di US (hati-hati dalam membuat analogi). Perlu diingat salah satu penyusun UUD 45 kan sukarno, suruhtuh mega bermeditasi untuk nanyain ke Mr Skoq dalamhal pemilihan presiden aturannya (PASAL-nya) kayak begitu. However whoever become a president, let the rule (UUD 45)decided. Jangan demo yang anarkis lagi ach.., lha wong hidup sudah susah, lagian mikirin negara yang sudah hampir bangkrut ini tidak gampang. Mbacot gampang (kayak poli-tikus-tikus), coba lihat realita (ANGKA_ANGKA) w.. pusing. __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Timtim
AWW, Kalau saya kok antara lega dan kecewa dengan lepasnya Timtim. Leganya karena kita nggak perlu repot dengan wilayah yang nggak tahu terima kasih dengan yang sudah dikasih. Ya sudah mending disapih saja. You wanna get out...so get out right now. Masak mesti keluar $3 juta tiap tahun untuk ngurusin Timtim doang. Yang kasihan ya 100 ribu rakyat Timtim yang pro integrasi. Setelah berbagai kejadian, budaya timur kita yang katanya pemaaf perlu dipertanyakan. Termasuk rakyat Timtim yg 80% apakah mau memaafkan 20% yang lainnya itu. Saya rasa sih mending mereka diundang untuk transmigrasi saja lah. Saya selama ini 95% oppose MS, tetapi dalam kasus Timtim benar-benar mendukung ucapan MS yang prihatin dengan kondisi ini. Kita selama ini sudah kena dibombardir dengan HAM terus, sehingga nilai-nilai human right yang berstandar ganda dari orang barat ternyata termakan juga. It happened lah... Mengenai BJH, dari satu sisi banyak sekali kemajuan di bidang demokratisasi yg telah dilakukannya. Saya yang juga tidak mendukung BJH rasanya masih dapat melihat hal itu. Ya coba saja lihat keberanian BJH untuk menyelenggarakan pemilu dan penawaran opsi otonomi itu. Selama ini saya jengkel saja dengan para hooligan PDIP yang tidak mau melihat hal-hal demikian lalu memuja-muji MS tanpa juntrungan. Dengan pernyataan MS mengenai keprihatinan terhadap Timtim, saya baru menemukan satu 'juntrungan' itu, dan saya puji sebagai satu-satunya tokoh yg mampu menyuarakan aspirasi saya jehehe... Oya, tadi saya bilang BJH memang bagus dalam mengambil kebijakan. Cuma di sisi lain BJH ini mirip sekali dengan ketokohan Gorbachev. Di masa depan saya rasa BJH bakal dihujat banyak orang, persis seperti hujatan orang Rusia thd Gorbachev atau orang Turki thd Mustapha Kemal. BJH secara legal telah mencongkel sebuah batu pertama dari pondasi persatuan bangsa Indonesia. Keseluruhan bangunan persatuan Indonesia ini saat ini menjadi sangat rentan terhadap lepasnya batu pondasi yang lain. Satu buah batu lagi lepas, maka akan ambruklah semua bangunan itu. Ini persis dengan USSR dulu. Mula-mula Lithuania dan Latvia. Kedua wilayah yang kecil ini tidak punya apa-apa. Tidak ada kerugian apapun buat USSR kalau kedua negara ini di-kick out atau meng-kick-out-kan diri, kecuali kerugian politis, yaitu lepasnya satu batu pondasi tadi. Saya harap BJH tidak terpilih lagi karena ternyata dia jadi mirip dengan Gorbachev. Saya juga berharap tidak ada orang gila yg cukup kuat seperti Boris Yeltsin yang memerdekakan Rusia demi demokrasi (yg terburu-buru dan semu) yang ternyata buahnya malah petaka bagi Rusia dan bekas wilayah USSR lain. Ada enggak yang mau memerdekakan wilayah Jawa saja? Kalau ada buruan disunati aja hehe Untuk penyelesaian Aceh dan Irja, saat ini kita mesti hold dulu lah. Beri mereka kesempatan melihat apa yang bakal terjadi dengan rakyat Timtim. Silakan lihat seberapa besar bantuan Portugal (segepok escudo?). Wong mereka cuman negara miskin di Eropa saja pake belagu. Lha mereka itu yang meng-abondon...eh, salah, abandon Timtim kok belagu seperti ratu adil. Lihat saja deh. Seorang teman cerita bahwa di jaman Portugal menjajah Timtim, orang Timtim tidak boleh menginjak aspal. Yak sodara- sodara... tidak boleh nginjek aspal. Ya sudah lah wong sudah telanjur. Mengenai peranan UN, wah Mbak Yuni gimana tho kok kura-kura dalam perahu. Nyatanya memang lebih banyak condong untuk melayani kepentingan barat saja. Mengenai orang US yang katanya tenggang rasanya tinggi...ya memang tenggang rasa mereka tinggi. Tapi kalau sudah menyangkut kepentingan negeri mereka ya bakal lain cerita mbak. Sudah dulu ah.. Wassalam, Jaya
Embuh ah...
AWW, Jarang sekali saya setuju dg pendapat Bung Syarif ya. Untuk masalah ini saya suangat setuju. Masalah minyak? Wah itu cuma komoditi politik yg sama-sama menguntungkan antara Indonesia dan Australia. Sebetulnya cuman berkaitan dengan penentuan perbatasan wilayah doang. Kalau jumlah minyak yg mesti dieksplorasi sih tidak menguntungkan sama sekali. Denger-denger teknologi pertambangan saat ini belum mampu untuk memproduksi. Lagi pula kemarin baru tahap eksplorasi. Masalah ada berapa-berapanya sih tidak ada orang yg tahu. Masalah marble... wah, ini sumber daya alam yg sangat terbatas ya... Mau berapa lama didayagunakan? Namanya juga batu mbak... berat diongkos. Mending kalau batu berlian deh. Saat ini memang keutuhan bangsa dan negara jadi satu-satunya agenda. Jelas saya oppose pendapat mbak Yuni mengenai hak merdeka itu. Sekarang jaman susah, dengan kondisi ekonomi morat-marit gini jelas semua orang pengen cari pelarian. Rakyat Sembungsari yang makmur dan dikelilingi desa-desa yang miskin juga mau kalau dikasih pilihan merdeka. Mungkin conto soal yg ringan adalah kerukunan rumah tangga. Misal Mas Badrun punya 4 istri. Dasare apes, pada saat anak-anak dari semua istri perlu sneakers baru, backpack baru, buku baru, uang buat indekos, dll ternyata malah kena PHK dari B (Bank Kocar Kacir Kowar Kawir). Ya sudah deh, bahtera rumah tangga yang tadinya segede bahteranya Nabi Nuh jadi serasa gethek atau perahu kecil. Dengan ombak yang gedenya biasa-biasa saja sudah nggak stabil, ... sekarang ombaknya segede gunung. Nah, istri pertama bernama Ni Woro Ciblon berasal dari keluarga biasa dengan raut muka biasa juga. Dasare memang ayu batinnya, kondisi morat- marit dari sang suami ya malah mbantu-mbantu juwalan jamu dan thethek bengek. Tidak ada niat untuk berkeluh kesah apalagi minta cerai. Istri kedua bernama Ni Gedhe Endase yang berasal dari keluarga mampu. Biarpun face-nya kayak Whoopie Goldberg, tapi karena merasa dari keluarga mampu ya banyak ngomel juga. Maklum biasanya jaman dulu sering manicure-an, sekarang boro-boro bersih-bersih kuku. Wong rumah nya sekarang malah bersih dari perabot je... Untungnya kok sang istri ini nggak pernah melontarkan kata cerai. Ya ngomel sih ngomel. Entah karena emang sayang sama Mas Badrun atau karena takut kalau udah jadi janda lalu nggak laku saya nggak ngerti juga sih...hehehe... Maklum second hand jelas pasaran turun. Istri ketiga bernama Ni Hesti Mencorong. Sesuai namanya, wajahnya mencorong seperti rembulan pas tanggal 15. Enak dilihat dan bikin tentram hati. Dasare Mas Badrun dulu ketiban rembulan, kok ya dulu Mbak Hesti ini mau dijadikan bini ketiga. Sudah dari keluarga rangkayo, pendidikannya MBA dari Univ. Negeri Ndiwek Merdeka. Sekolah nomor satu deh. Biarpun Mbak Hesti ini ayu luar dan dalam, kadang-kadang hatinya jadi gojak-gajik juga kalau ada buaya darat yg merayu lewat telpon siang malam. Istri keempat bernama Ni Gede Anune Lopez Niye. Dasare wanita indo, jelas pakulitane beda dengan produk melayu kampung dari ketiga istri terdahulu. Contone, biarpun Ni Gedhe Endase luluran dan mandi tujuh kembang tiap haritetep saja kalah putih sama Ni Lopez Niye. Makanya Mas Badrun pusing tujuh keliling. Mana keluarga dari pihak Mbak Lopez semua mesti dia tanggung, ... semua ponakan-ponakan juga ikut numpang di rumah. Mana keluarga dari Mbak Lopez ini sering ribut sama keluarga dari Mbak Gede Endase. Maklum yg satu kayak Whoopie tapi keluarga tajir, yang satu kayak Jennifer Lopez tapi seadanya saja. Yang satu nonjolin material, yang satu nonjolin kebahenolan. Repot bin rapot deh. Nah, kalau Mas Badrun hilang akal lalu mengeluarkan opsi pisah dari kesatuan keluarga Badrun. Wah, biarpun Jeng Lopez ini cinta sama Mas Badrun, ya mending ikut Rudi Gelael atawa John Tralala. Kecuali kalau Mas Badrun nasibnya baik lalu tiba-tiba diterima kerja jadi bos besar Bank Trilili, biarpun nggak konglomerat kayak Buaya John Tralala, Jeng Lopez bakal setia. Maklum sudah kadung tresno juga sih. Pokoke kalau situasinya kayak gitu, kayaknya bisa-bisa cuman Ni Woro Ciblon saja yang setia setiap saat kayak rexona. Yang lain bisa minta pisah atau bisa juga sih tetap mau bersusah-susah. Jadi langkah yang paling tepat dari Mas badrun itu ya jelas berikhtiar cari kerja, situasi ekonomi menjadi aman dan terkendali, baru mendeklarasikan siapa yang mau minta cerai. Wuah...entar kan pada sibuk bilang cintrong, sayang, dlsb. Lha kalau situasi lagi runyam lalu mendeklarasi siapa yang mau cerai dipersilakan. weehhh bisa-bisa Mas Badrun ditinggal sendirinya. Semua barang diangkut tinggal kolor saja yang terpake sama Mas badrun. Nah, jadi rak timing perlu tho? Udah ah... Salam, Jaya
RE : Mutiara
Adakah rekan-rekan yang jualan mutiara dari ambon. Saya mau beli tapi yang ready stock
Job: PT HM Sampoerna
Dear all, I am attaching a job opportunity announcement with PT Sampoerna. Please note that I have no association at all with PT Sampoerna. Sincerely, Ahmad Syamil Toledo, OH http://www.geocities.com/Athens/Academy/5261/ -- PT. HM Sampoerna GI-2000 What is GI-2000 ? GI-2000 refers to “Graduate Intakes” meaning high-potential graduates, who if provided with proper skilled knowledge and work values/commitment coaching, will be able to assume Stratum II roles in 3-4 years after joining; 2000 refers to the year 2000. GI-2000 is Graduate Intake Program to be commissioned in early 2000. GI-2000 candidates are to be developed according to the plan for future leaders, not to simply fill the vacancy. Qualifications 1. Bachelor degree from Engineering (Chemical, Mechanical, Industrial, Electrical, Electronics, Informatics), Agriculture or Food ScienceTechnology, Chemistry (pure science), Economics, and Psychology 2. Min. GPA 3.0 (of 4.0 scale) 3. Already finished or will be finished his/her study by December 1999 4. Willing to be located in Surabaya (East Java) 5. Good interpersonal skill, computer literate and fast learner The candidates will be selected through interview and panel discussion in English. The detail schedule will be given to the selected candidate. Those who are interested and meet the requirements please send your application letter and resume to: PT. HM Sampoerna Tbk Recruitment Selection Dept. Jl.Rungkut Industri Raya 18 Surabaya 60293 or fax to : 62-31-8420232 e-mail : [EMAIL PROTECTED] Notes: If you send through e-mail, please attach all letter/resume in MS. Word format.
Sign Off
Sign Off, please. Thank you.
Re: Sign Off
-- Sign Off, please. Thank you. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Re: Timtim
Saya juga lega dengan dilepasnya Timtim. Ini berarti Indonesia bakal menghemat anggaran cukup signifikan. Saya juga nggak mau nasib 200 juta penduduk Indonesia digadaikan demi 700 ribu penduduk Timtim yang geblek dan tak tau berterima kasih. Efron -Original Message- From: Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Sunday, 05 September, 1999 19:47 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Timtim AWW, Kalau saya kok antara lega dan kecewa dengan lepasnya Timtim. Leganya karena kita nggak perlu repot dengan wilayah yang nggak tahu terima kasih dengan yang sudah dikasih. Ya sudah mending disapih saja. You wanna get out...so get out right now. Masak mesti keluar $3 juta tiap tahun untuk ngurusin Timtim doang. Yang kasihan ya 100 ribu rakyat Timtim yang pro integrasi. Setelah berbagai kejadian, budaya timur kita yang katanya pemaaf perlu dipertanyakan. Termasuk rakyat Timtim yg 80% apakah mau memaafkan 20% yang lainnya itu. Saya rasa sih mending mereka diundang untuk transmigrasi saja lah. Saya selama ini 95% oppose MS, tetapi dalam kasus Timtim benar-benar mendukung ucapan MS yang prihatin dengan kondisi ini. Kita selama ini sudah kena dibombardir dengan HAM terus, sehingga nilai-nilai human right yang berstandar ganda dari orang barat ternyata termakan juga. It happened lah... Mengenai BJH, dari satu sisi banyak sekali kemajuan di bidang demokratisasi yg telah dilakukannya. Saya yang juga tidak mendukung BJH rasanya masih dapat melihat hal itu. Ya coba saja lihat keberanian BJH untuk menyelenggarakan pemilu dan penawaran opsi otonomi itu. Selama ini saya jengkel saja dengan para hooligan PDIP yang tidak mau melihat hal-hal demikian lalu memuja-muji MS tanpa juntrungan. Dengan pernyataan MS mengenai keprihatinan terhadap Timtim, saya baru menemukan satu 'juntrungan' itu, dan saya puji sebagai satu-satunya tokoh yg mampu menyuarakan aspirasi saya jehehe... Oya, tadi saya bilang BJH memang bagus dalam mengambil kebijakan. Cuma di sisi lain BJH ini mirip sekali dengan ketokohan Gorbachev. Di masa depan saya rasa BJH bakal dihujat banyak orang, persis seperti hujatan orang Rusia thd Gorbachev atau orang Turki thd Mustapha Kemal. BJH secara legal telah mencongkel sebuah batu pertama dari pondasi persatuan bangsa Indonesia. Keseluruhan bangunan persatuan Indonesia ini saat ini menjadi sangat rentan terhadap lepasnya batu pondasi yang lain. Satu buah batu lagi lepas, maka akan ambruklah semua bangunan itu. Ini persis dengan USSR dulu. Mula-mula Lithuania dan Latvia. Kedua wilayah yang kecil ini tidak punya apa-apa. Tidak ada kerugian apapun buat USSR kalau kedua negara ini di-kick out atau meng-kick-out-kan diri, kecuali kerugian politis, yaitu lepasnya satu batu pondasi tadi. Saya harap BJH tidak terpilih lagi karena ternyata dia jadi mirip dengan Gorbachev. Saya juga berharap tidak ada orang gila yg cukup kuat seperti Boris Yeltsin yang memerdekakan Rusia demi demokrasi (yg terburu-buru dan semu) yang ternyata buahnya malah petaka bagi Rusia dan bekas wilayah USSR lain. Ada enggak yang mau memerdekakan wilayah Jawa saja? Kalau ada buruan disunati aja hehe Untuk penyelesaian Aceh dan Irja, saat ini kita mesti hold dulu lah. Beri mereka kesempatan melihat apa yang bakal terjadi dengan rakyat Timtim. Silakan lihat seberapa besar bantuan Portugal (segepok escudo?). Wong mereka cuman negara miskin di Eropa saja pake belagu. Lha mereka itu yang meng-abondon...eh, salah, abandon Timtim kok belagu seperti ratu adil. Lihat saja deh. Seorang teman cerita bahwa di jaman Portugal menjajah Timtim, orang Timtim tidak boleh menginjak aspal. Yak sodara- sodara... tidak boleh nginjek aspal. Ya sudah lah wong sudah telanjur. Mengenai peranan UN, wah Mbak Yuni gimana tho kok kura-kura dalam perahu. Nyatanya memang lebih banyak condong untuk melayani kepentingan barat saja. Mengenai orang US yang katanya tenggang rasanya tinggi...ya memang tenggang rasa mereka tinggi. Tapi kalau sudah menyangkut kepentingan negeri mereka ya bakal lain cerita mbak. Sudah dulu ah.. Wassalam, Jaya
Re: Timtim
Selamat tinggal Timtim, Selamat Merdeka, Selamat datang Pangkalan Armada VII Amerika. Soe -Original Message- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Monday, September 06, 1999 8:09 AM Subject: Re: Timtim Saya juga lega dengan dilepasnya Timtim. Ini berarti Indonesia bakal menghemat anggaran cukup signifikan. Saya juga nggak mau nasib 200 juta penduduk Indonesia digadaikan demi 700 ribu penduduk Timtim yang geblek dan tak tau berterima kasih. Efron -Original Message- From: Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Sunday, 05 September, 1999 19:47 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Timtim AWW, Kalau saya kok antara lega dan kecewa dengan lepasnya Timtim. Leganya karena kita nggak perlu repot dengan wilayah yang nggak tahu terima kasih dengan yang sudah dikasih. Ya sudah mending disapih saja. You wanna get out...so get out right now. Masak mesti keluar $3 juta tiap tahun untuk ngurusin Timtim doang. Yang kasihan ya 100 ribu rakyat Timtim yang pro integrasi. Setelah berbagai kejadian, budaya timur kita yang katanya pemaaf perlu dipertanyakan. Termasuk rakyat Timtim yg 80% apakah mau memaafkan 20% yang lainnya itu. Saya rasa sih mending mereka diundang untuk transmigrasi saja lah. Saya selama ini 95% oppose MS, tetapi dalam kasus Timtim benar-benar mendukung ucapan MS yang prihatin dengan kondisi ini. Kita selama ini sudah kena dibombardir dengan HAM terus, sehingga nilai-nilai human right yang berstandar ganda dari orang barat ternyata termakan juga. It happened lah... Mengenai BJH, dari satu sisi banyak sekali kemajuan di bidang demokratisasi yg telah dilakukannya. Saya yang juga tidak mendukung BJH rasanya masih dapat melihat hal itu. Ya coba saja lihat keberanian BJH untuk menyelenggarakan pemilu dan penawaran opsi otonomi itu. Selama ini saya jengkel saja dengan para hooligan PDIP yang tidak mau melihat hal-hal demikian lalu memuja-muji MS tanpa juntrungan. Dengan pernyataan MS mengenai keprihatinan terhadap Timtim, saya baru menemukan satu 'juntrungan' itu, dan saya puji sebagai satu-satunya tokoh yg mampu menyuarakan aspirasi saya jehehe... Oya, tadi saya bilang BJH memang bagus dalam mengambil kebijakan. Cuma di sisi lain BJH ini mirip sekali dengan ketokohan Gorbachev. Di masa depan saya rasa BJH bakal dihujat banyak orang, persis seperti hujatan orang Rusia thd Gorbachev atau orang Turki thd Mustapha Kemal. BJH secara legal telah mencongkel sebuah batu pertama dari pondasi persatuan bangsa Indonesia. Keseluruhan bangunan persatuan Indonesia ini saat ini menjadi sangat rentan terhadap lepasnya batu pondasi yang lain. Satu buah batu lagi lepas, maka akan ambruklah semua bangunan itu. Ini persis dengan USSR dulu. Mula-mula Lithuania dan Latvia. Kedua wilayah yang kecil ini tidak punya apa-apa. Tidak ada kerugian apapun buat USSR kalau kedua negara ini di-kick out atau meng-kick-out-kan diri, kecuali kerugian politis, yaitu lepasnya satu batu pondasi tadi. Saya harap BJH tidak terpilih lagi karena ternyata dia jadi mirip dengan Gorbachev. Saya juga berharap tidak ada orang gila yg cukup kuat seperti Boris Yeltsin yang memerdekakan Rusia demi demokrasi (yg terburu-buru dan semu) yang ternyata buahnya malah petaka bagi Rusia dan bekas wilayah USSR lain. Ada enggak yang mau memerdekakan wilayah Jawa saja? Kalau ada buruan disunati aja hehe Untuk penyelesaian Aceh dan Irja, saat ini kita mesti hold dulu lah. Beri mereka kesempatan melihat apa yang bakal terjadi dengan rakyat Timtim. Silakan lihat seberapa besar bantuan Portugal (segepok escudo?). Wong mereka cuman negara miskin di Eropa saja pake belagu. Lha mereka itu yang meng-abondon...eh, salah, abandon Timtim kok belagu seperti ratu adil. Lihat saja deh. Seorang teman cerita bahwa di jaman Portugal menjajah Timtim, orang Timtim tidak boleh menginjak aspal. Yak sodara- sodara... tidak boleh nginjek aspal. Ya sudah lah wong sudah telanjur. Mengenai peranan UN, wah Mbak Yuni gimana tho kok kura-kura dalam perahu. Nyatanya memang lebih banyak condong untuk melayani kepentingan barat saja. Mengenai orang US yang katanya tenggang rasanya tinggi...ya memang tenggang rasa mereka tinggi. Tapi kalau sudah menyangkut kepentingan negeri mereka ya bakal lain cerita mbak. Sudah dulu ah.. Wassalam, Jaya