Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-09-05 Terurut Topik djoko raharto

From: Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED]

   Irwan:
  Apakah penolakan terhadap pihak pemenang pemilu
  adalah wujud nyata
  dari demokrasi yg benar? Bisa anda bayangkan kalau.

 kembali saja ke UUD 45
   pdi-p dapat suara 35%, so di luar pdi-p 65% (belum pdi-p yangmbelot)
   US bukan INDONESIA, di US cuma 2 partai besar dan satu independent,so
jelas sekali siapa yang dapat suara besar pasti menang.

   kalau multi partai, kalau toh partai yang tidak mayoritasberkoalisi
dan mengalahkan partai pemenang ya.. koalisi yangmenang...ya nggak.

   Kalau tidak puas ya amandment saja UUD45, pilih president secara
langsung kayak di US (hati-hati dalam membuat analogi).
   Perlu diingat salah satu penyusun UUD 45 kan sukarno, suruhtuh mega
bermeditasi untuk nanyain ke Mr Skoq dalamhal pemilihan
presiden aturannya (PASAL-nya) kayak begitu.

However whoever become a president, let the rule (UUD 45)decided.

Jangan demo yang anarkis lagi ach.., lha wong hidup sudah susah, lagian
mikirin negara yang sudah hampir bangkrut ini tidak gampang. Mbacot gampang
(kayak poli-tikus-tikus), coba lihat realita (ANGKA_ANGKA) w.. pusing.







































































 
__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Timtim

1999-09-05 Terurut Topik Brawijaya

AWW,

Kalau saya kok antara lega dan kecewa dengan lepasnya Timtim.
Leganya karena kita nggak perlu repot dengan wilayah yang nggak
tahu terima kasih dengan yang sudah dikasih. Ya sudah mending
disapih saja. You wanna get out...so get out right now. Masak
mesti keluar $3 juta tiap tahun untuk ngurusin Timtim doang.
Yang kasihan ya 100 ribu rakyat Timtim yang pro integrasi.
Setelah berbagai kejadian, budaya timur kita yang katanya pemaaf
perlu dipertanyakan. Termasuk rakyat Timtim yg 80% apakah mau
memaafkan 20% yang lainnya itu. Saya rasa sih mending mereka
diundang untuk transmigrasi saja lah.

Saya selama ini 95% oppose MS, tetapi dalam kasus Timtim benar-benar
mendukung ucapan MS yang prihatin dengan kondisi ini. Kita selama
ini sudah kena dibombardir dengan HAM terus, sehingga nilai-nilai
human right yang berstandar ganda dari orang barat ternyata termakan
juga. It happened lah...

Mengenai BJH, dari satu sisi banyak sekali kemajuan di bidang
demokratisasi yg telah dilakukannya. Saya yang juga tidak mendukung
BJH rasanya masih dapat melihat hal itu. Ya coba saja lihat keberanian
BJH untuk menyelenggarakan pemilu dan penawaran opsi otonomi itu.
Selama ini saya jengkel saja dengan para hooligan PDIP yang tidak
mau melihat hal-hal demikian lalu memuja-muji MS tanpa juntrungan.
Dengan pernyataan MS mengenai keprihatinan terhadap Timtim, saya
baru menemukan satu 'juntrungan' itu, dan saya puji sebagai satu-satunya
tokoh yg mampu menyuarakan aspirasi saya jehehe...

Oya, tadi saya bilang BJH memang bagus dalam mengambil kebijakan.
Cuma di sisi lain BJH ini mirip sekali dengan ketokohan Gorbachev.
Di masa depan saya rasa BJH bakal dihujat banyak orang, persis seperti
hujatan orang Rusia thd Gorbachev atau orang Turki thd Mustapha Kemal.
BJH secara legal telah mencongkel sebuah batu pertama dari pondasi
persatuan bangsa Indonesia. Keseluruhan bangunan persatuan Indonesia
ini saat ini menjadi sangat rentan terhadap lepasnya batu pondasi
yang lain. Satu buah batu lagi lepas, maka akan ambruklah semua
bangunan itu. Ini persis dengan USSR dulu. Mula-mula Lithuania dan
Latvia. Kedua wilayah yang kecil ini tidak punya apa-apa. Tidak ada
kerugian apapun buat USSR kalau kedua negara ini di-kick out atau
meng-kick-out-kan diri, kecuali kerugian politis, yaitu lepasnya
satu batu pondasi tadi. Saya harap BJH tidak terpilih lagi karena
ternyata dia jadi mirip dengan Gorbachev. Saya juga berharap tidak
ada orang gila yg cukup kuat seperti Boris Yeltsin yang memerdekakan
Rusia demi demokrasi (yg terburu-buru dan semu) yang ternyata buahnya
malah petaka bagi Rusia dan bekas wilayah USSR lain. Ada enggak yang
mau memerdekakan wilayah Jawa saja? Kalau ada buruan disunati aja
hehe

Untuk penyelesaian Aceh dan Irja, saat ini kita mesti hold dulu lah.
Beri mereka kesempatan melihat apa yang bakal terjadi dengan rakyat
Timtim. Silakan lihat seberapa besar bantuan Portugal (segepok escudo?).
Wong mereka cuman negara miskin di Eropa saja pake belagu. Lha mereka
itu yang meng-abondon...eh, salah, abandon Timtim kok belagu seperti
ratu adil. Lihat saja deh. Seorang teman cerita bahwa di jaman Portugal
menjajah Timtim, orang Timtim tidak boleh menginjak aspal. Yak sodara-
sodara... tidak boleh nginjek aspal.

Ya sudah lah wong sudah telanjur. Mengenai peranan UN, wah Mbak Yuni
gimana tho kok kura-kura dalam perahu. Nyatanya memang lebih banyak
condong untuk melayani kepentingan barat saja. Mengenai orang US yang
katanya tenggang rasanya tinggi...ya memang tenggang rasa mereka tinggi.
Tapi kalau sudah menyangkut kepentingan negeri mereka ya bakal lain
cerita mbak.

Sudah dulu ah..

Wassalam,
Jaya



Embuh ah...

1999-09-05 Terurut Topik Brawijaya

AWW,

Jarang sekali saya setuju dg pendapat Bung Syarif ya. Untuk masalah
ini saya suangat setuju. Masalah minyak? Wah itu cuma komoditi politik
yg sama-sama menguntungkan antara Indonesia dan Australia. Sebetulnya
cuman berkaitan dengan penentuan perbatasan wilayah doang. Kalau jumlah
minyak yg mesti dieksplorasi sih tidak menguntungkan sama sekali.
Denger-denger teknologi pertambangan saat ini belum mampu untuk
memproduksi. Lagi pula kemarin baru tahap eksplorasi. Masalah ada
berapa-berapanya sih tidak ada orang yg tahu.

Masalah marble... wah, ini sumber daya alam yg sangat terbatas ya...
Mau berapa lama didayagunakan? Namanya juga batu mbak... berat diongkos.
Mending kalau batu berlian deh.

Saat ini memang keutuhan bangsa dan negara jadi satu-satunya agenda.
Jelas saya oppose pendapat mbak Yuni mengenai hak merdeka itu. Sekarang
jaman susah, dengan kondisi ekonomi morat-marit gini jelas semua orang
pengen cari pelarian. Rakyat Sembungsari yang makmur dan dikelilingi
desa-desa yang miskin juga mau kalau dikasih pilihan merdeka.

Mungkin conto soal yg ringan adalah kerukunan rumah tangga. Misal
Mas Badrun punya 4 istri. Dasare apes, pada saat anak-anak dari semua
istri perlu sneakers baru, backpack baru, buku baru, uang buat indekos,
dll ternyata malah kena PHK dari B (Bank Kocar Kacir Kowar Kawir).
Ya sudah deh, bahtera rumah tangga yang tadinya segede bahteranya
Nabi Nuh jadi serasa gethek atau perahu kecil. Dengan ombak yang
gedenya biasa-biasa saja sudah nggak stabil, ... sekarang ombaknya
segede gunung.

Nah, istri pertama bernama Ni Woro Ciblon berasal dari keluarga biasa
dengan raut muka biasa juga. Dasare memang ayu batinnya, kondisi morat-
marit dari sang suami ya malah mbantu-mbantu juwalan jamu dan thethek
bengek. Tidak ada niat untuk berkeluh kesah apalagi minta cerai.

Istri kedua bernama Ni Gedhe Endase yang berasal dari keluarga mampu.
Biarpun face-nya kayak Whoopie Goldberg, tapi karena merasa dari
keluarga mampu ya banyak ngomel juga. Maklum biasanya jaman dulu
sering manicure-an, sekarang boro-boro bersih-bersih kuku. Wong rumah
nya sekarang malah bersih dari perabot je... Untungnya kok sang istri
ini nggak pernah melontarkan kata cerai. Ya ngomel sih ngomel. Entah
karena emang sayang sama Mas Badrun atau karena takut kalau udah
jadi janda lalu nggak laku saya nggak ngerti juga sih...hehehe...
Maklum second hand jelas pasaran turun.

Istri ketiga bernama Ni Hesti Mencorong. Sesuai namanya, wajahnya
mencorong seperti rembulan pas tanggal 15. Enak dilihat dan bikin
tentram hati. Dasare Mas Badrun dulu ketiban rembulan, kok ya dulu
Mbak Hesti ini mau dijadikan bini ketiga. Sudah dari keluarga
rangkayo, pendidikannya MBA dari Univ. Negeri Ndiwek Merdeka.
Sekolah nomor satu deh. Biarpun Mbak Hesti ini ayu luar dan dalam,
kadang-kadang hatinya jadi gojak-gajik juga kalau ada buaya darat
yg merayu lewat telpon siang malam.

Istri keempat bernama Ni Gede Anune Lopez Niye. Dasare
wanita indo, jelas pakulitane beda dengan produk melayu kampung
dari ketiga istri terdahulu. Contone, biarpun Ni Gedhe Endase luluran
dan mandi tujuh kembang tiap haritetep saja kalah putih sama
Ni Lopez Niye. Makanya Mas Badrun pusing tujuh keliling. Mana
keluarga dari pihak Mbak Lopez semua mesti dia tanggung, ...
semua ponakan-ponakan juga ikut numpang di rumah. Mana keluarga
dari Mbak Lopez ini sering ribut sama keluarga dari Mbak Gede Endase.
Maklum yg satu kayak Whoopie tapi keluarga tajir, yang satu kayak
Jennifer Lopez tapi seadanya saja. Yang satu nonjolin material, yang
satu nonjolin kebahenolan. Repot bin rapot deh.

Nah, kalau Mas Badrun hilang akal lalu mengeluarkan opsi pisah
dari kesatuan keluarga Badrun. Wah, biarpun Jeng Lopez ini cinta
sama Mas Badrun, ya mending ikut Rudi Gelael atawa John Tralala.
Kecuali kalau Mas Badrun nasibnya baik lalu tiba-tiba diterima
kerja jadi bos besar Bank Trilili, biarpun nggak konglomerat
kayak Buaya John Tralala, Jeng Lopez bakal setia. Maklum sudah
kadung tresno juga sih.

Pokoke kalau situasinya kayak gitu, kayaknya bisa-bisa cuman Ni Woro
Ciblon saja yang setia setiap saat kayak rexona. Yang lain bisa minta
pisah atau bisa juga sih tetap mau bersusah-susah. Jadi langkah yang
paling tepat dari Mas badrun itu ya jelas berikhtiar cari kerja,
situasi ekonomi menjadi aman dan terkendali, baru mendeklarasikan
siapa yang mau minta cerai. Wuah...entar kan pada sibuk bilang
cintrong, sayang, dlsb. Lha kalau situasi lagi runyam lalu
mendeklarasi siapa yang mau cerai dipersilakan. weehhh
bisa-bisa Mas Badrun ditinggal sendirinya. Semua barang diangkut
tinggal kolor saja yang terpake sama Mas badrun.
Nah, jadi rak timing perlu tho?

Udah ah...


Salam,
Jaya



RE : Mutiara

1999-09-05 Terurut Topik alex

Adakah rekan-rekan yang jualan mutiara dari ambon.
Saya mau beli tapi yang ready stock



Job: PT HM Sampoerna

1999-09-05 Terurut Topik A. Syamil

Dear all,

I am attaching a job opportunity announcement with PT Sampoerna. Please note
that I have no association at all with PT Sampoerna.

Sincerely,


Ahmad Syamil
Toledo, OH

http://www.geocities.com/Athens/Academy/5261/

--

PT. HM Sampoerna

GI-2000

What is GI-2000 ?

GI-2000 refers to “Graduate Intakes” meaning high-potential graduates, who
if provided with proper skilled knowledge and work values/commitment
coaching, will be able to assume Stratum II roles in 3-4 years after
joining; 2000 refers to the year 2000.

GI-2000 is Graduate Intake Program to be commissioned in early 2000.
GI-2000 candidates are to be developed according to the plan for future
leaders, not to simply fill the vacancy.

Qualifications

1.  Bachelor degree from Engineering (Chemical, Mechanical, Industrial,
Electrical, Electronics, Informatics), Agriculture or Food
ScienceTechnology,  Chemistry (pure science), Economics, and Psychology
2.  Min. GPA 3.0 (of 4.0 scale)
3.  Already finished or will be finished his/her study by December 1999
4.  Willing to be located in Surabaya (East Java)
5.  Good interpersonal skill, computer literate and fast learner

The candidates will be selected through interview and panel discussion in
English. The detail schedule will be given to the selected candidate.
Those who are interested and meet the requirements please send your
application letter and resume to:

PT. HM Sampoerna Tbk
Recruitment  Selection Dept.
Jl.Rungkut Industri Raya 18
Surabaya 60293

or  fax to : 62-31-8420232
e-mail : [EMAIL PROTECTED]

Notes: If you send through e-mail, please attach all letter/resume in MS.
Word format.



Sign Off

1999-09-05 Terurut Topik Mochamad F. Abdurachman




Sign Off, please. Thank 
you.


Re: Sign Off

1999-09-05 Terurut Topik Rita Wihardja

--


Sign Off, please. Thank you.



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Re: Timtim

1999-09-05 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Saya juga lega dengan dilepasnya Timtim. Ini berarti Indonesia bakal
menghemat anggaran cukup signifikan. Saya juga nggak mau nasib 200 juta
penduduk Indonesia digadaikan demi 700 ribu penduduk Timtim yang geblek dan
tak tau berterima kasih.

Efron



-Original Message-
From:   Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Sunday, 05 September, 1999 19:47 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Timtim

AWW,

Kalau saya kok antara lega dan kecewa dengan lepasnya Timtim.
Leganya karena kita nggak perlu repot dengan wilayah yang nggak
tahu terima kasih dengan yang sudah dikasih. Ya sudah mending
disapih saja. You wanna get out...so get out right now. Masak
mesti keluar $3 juta tiap tahun untuk ngurusin Timtim doang.
Yang kasihan ya 100 ribu rakyat Timtim yang pro integrasi.
Setelah berbagai kejadian, budaya timur kita yang katanya pemaaf
perlu dipertanyakan. Termasuk rakyat Timtim yg 80% apakah mau
memaafkan 20% yang lainnya itu. Saya rasa sih mending mereka
diundang untuk transmigrasi saja lah.

Saya selama ini 95% oppose MS, tetapi dalam kasus Timtim benar-benar
mendukung ucapan MS yang prihatin dengan kondisi ini. Kita selama
ini sudah kena dibombardir dengan HAM terus, sehingga nilai-nilai
human right yang berstandar ganda dari orang barat ternyata termakan
juga. It happened lah...

Mengenai BJH, dari satu sisi banyak sekali kemajuan di bidang
demokratisasi yg telah dilakukannya. Saya yang juga tidak mendukung
BJH rasanya masih dapat melihat hal itu. Ya coba saja lihat keberanian
BJH untuk menyelenggarakan pemilu dan penawaran opsi otonomi itu.
Selama ini saya jengkel saja dengan para hooligan PDIP yang tidak
mau melihat hal-hal demikian lalu memuja-muji MS tanpa juntrungan.
Dengan pernyataan MS mengenai keprihatinan terhadap Timtim, saya
baru menemukan satu 'juntrungan' itu, dan saya puji sebagai satu-satunya
tokoh yg mampu menyuarakan aspirasi saya jehehe...

Oya, tadi saya bilang BJH memang bagus dalam mengambil kebijakan.
Cuma di sisi lain BJH ini mirip sekali dengan ketokohan Gorbachev.
Di masa depan saya rasa BJH bakal dihujat banyak orang, persis seperti
hujatan orang Rusia thd Gorbachev atau orang Turki thd Mustapha Kemal.
BJH secara legal telah mencongkel sebuah batu pertama dari pondasi
persatuan bangsa Indonesia. Keseluruhan bangunan persatuan Indonesia
ini saat ini menjadi sangat rentan terhadap lepasnya batu pondasi
yang lain. Satu buah batu lagi lepas, maka akan ambruklah semua
bangunan itu. Ini persis dengan USSR dulu. Mula-mula Lithuania dan
Latvia. Kedua wilayah yang kecil ini tidak punya apa-apa. Tidak ada
kerugian apapun buat USSR kalau kedua negara ini di-kick out atau
meng-kick-out-kan diri, kecuali kerugian politis, yaitu lepasnya
satu batu pondasi tadi. Saya harap BJH tidak terpilih lagi karena
ternyata dia jadi mirip dengan Gorbachev. Saya juga berharap tidak
ada orang gila yg cukup kuat seperti Boris Yeltsin yang memerdekakan
Rusia demi demokrasi (yg terburu-buru dan semu) yang ternyata buahnya
malah petaka bagi Rusia dan bekas wilayah USSR lain. Ada enggak yang
mau memerdekakan wilayah Jawa saja? Kalau ada buruan disunati aja
hehe

Untuk penyelesaian Aceh dan Irja, saat ini kita mesti hold dulu lah.
Beri mereka kesempatan melihat apa yang bakal terjadi dengan rakyat
Timtim. Silakan lihat seberapa besar bantuan Portugal (segepok escudo?).
Wong mereka cuman negara miskin di Eropa saja pake belagu. Lha mereka
itu yang meng-abondon...eh, salah, abandon Timtim kok belagu seperti
ratu adil. Lihat saja deh. Seorang teman cerita bahwa di jaman Portugal
menjajah Timtim, orang Timtim tidak boleh menginjak aspal. Yak sodara-
sodara... tidak boleh nginjek aspal.

Ya sudah lah wong sudah telanjur. Mengenai peranan UN, wah Mbak Yuni
gimana tho kok kura-kura dalam perahu. Nyatanya memang lebih banyak
condong untuk melayani kepentingan barat saja. Mengenai orang US yang
katanya tenggang rasanya tinggi...ya memang tenggang rasa mereka tinggi.
Tapi kalau sudah menyangkut kepentingan negeri mereka ya bakal lain
cerita mbak.

Sudah dulu ah..

Wassalam,
Jaya



Re: Timtim

1999-09-05 Terurut Topik Suhendri

Selamat tinggal Timtim,
Selamat Merdeka,
Selamat datang Pangkalan Armada VII Amerika.

Soe



-Original Message-
From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Monday, September 06, 1999 8:09 AM
Subject: Re: Timtim


Saya juga lega dengan dilepasnya Timtim. Ini berarti Indonesia bakal
menghemat anggaran cukup signifikan. Saya juga nggak mau nasib 200 juta
penduduk Indonesia digadaikan demi 700 ribu penduduk Timtim yang geblek dan
tak tau berterima kasih.

Efron



-Original Message-
From:   Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Sunday, 05 September, 1999 19:47 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Timtim

AWW,

Kalau saya kok antara lega dan kecewa dengan lepasnya Timtim.
Leganya karena kita nggak perlu repot dengan wilayah yang nggak
tahu terima kasih dengan yang sudah dikasih. Ya sudah mending
disapih saja. You wanna get out...so get out right now. Masak
mesti keluar $3 juta tiap tahun untuk ngurusin Timtim doang.
Yang kasihan ya 100 ribu rakyat Timtim yang pro integrasi.
Setelah berbagai kejadian, budaya timur kita yang katanya pemaaf
perlu dipertanyakan. Termasuk rakyat Timtim yg 80% apakah mau
memaafkan 20% yang lainnya itu. Saya rasa sih mending mereka
diundang untuk transmigrasi saja lah.

Saya selama ini 95% oppose MS, tetapi dalam kasus Timtim benar-benar
mendukung ucapan MS yang prihatin dengan kondisi ini. Kita selama
ini sudah kena dibombardir dengan HAM terus, sehingga nilai-nilai
human right yang berstandar ganda dari orang barat ternyata termakan
juga. It happened lah...

Mengenai BJH, dari satu sisi banyak sekali kemajuan di bidang
demokratisasi yg telah dilakukannya. Saya yang juga tidak mendukung
BJH rasanya masih dapat melihat hal itu. Ya coba saja lihat keberanian
BJH untuk menyelenggarakan pemilu dan penawaran opsi otonomi itu.
Selama ini saya jengkel saja dengan para hooligan PDIP yang tidak
mau melihat hal-hal demikian lalu memuja-muji MS tanpa juntrungan.
Dengan pernyataan MS mengenai keprihatinan terhadap Timtim, saya
baru menemukan satu 'juntrungan' itu, dan saya puji sebagai satu-satunya
tokoh yg mampu menyuarakan aspirasi saya jehehe...

Oya, tadi saya bilang BJH memang bagus dalam mengambil kebijakan.
Cuma di sisi lain BJH ini mirip sekali dengan ketokohan Gorbachev.
Di masa depan saya rasa BJH bakal dihujat banyak orang, persis seperti
hujatan orang Rusia thd Gorbachev atau orang Turki thd Mustapha Kemal.
BJH secara legal telah mencongkel sebuah batu pertama dari pondasi
persatuan bangsa Indonesia. Keseluruhan bangunan persatuan Indonesia
ini saat ini menjadi sangat rentan terhadap lepasnya batu pondasi
yang lain. Satu buah batu lagi lepas, maka akan ambruklah semua
bangunan itu. Ini persis dengan USSR dulu. Mula-mula Lithuania dan
Latvia. Kedua wilayah yang kecil ini tidak punya apa-apa. Tidak ada
kerugian apapun buat USSR kalau kedua negara ini di-kick out atau
meng-kick-out-kan diri, kecuali kerugian politis, yaitu lepasnya
satu batu pondasi tadi. Saya harap BJH tidak terpilih lagi karena
ternyata dia jadi mirip dengan Gorbachev. Saya juga berharap tidak
ada orang gila yg cukup kuat seperti Boris Yeltsin yang memerdekakan
Rusia demi demokrasi (yg terburu-buru dan semu) yang ternyata buahnya
malah petaka bagi Rusia dan bekas wilayah USSR lain. Ada enggak yang
mau memerdekakan wilayah Jawa saja? Kalau ada buruan disunati aja
hehe

Untuk penyelesaian Aceh dan Irja, saat ini kita mesti hold dulu lah.
Beri mereka kesempatan melihat apa yang bakal terjadi dengan rakyat
Timtim. Silakan lihat seberapa besar bantuan Portugal (segepok escudo?).
Wong mereka cuman negara miskin di Eropa saja pake belagu. Lha mereka
itu yang meng-abondon...eh, salah, abandon Timtim kok belagu seperti
ratu adil. Lihat saja deh. Seorang teman cerita bahwa di jaman Portugal
menjajah Timtim, orang Timtim tidak boleh menginjak aspal. Yak sodara-
sodara... tidak boleh nginjek aspal.

Ya sudah lah wong sudah telanjur. Mengenai peranan UN, wah Mbak Yuni
gimana tho kok kura-kura dalam perahu. Nyatanya memang lebih banyak
condong untuk melayani kepentingan barat saja. Mengenai orang US yang
katanya tenggang rasanya tinggi...ya memang tenggang rasa mereka tinggi.
Tapi kalau sudah menyangkut kepentingan negeri mereka ya bakal lain
cerita mbak.

Sudah dulu ah..

Wassalam,
Jaya