mahasiswa Psikologi...
Hallo, Saya ingin berkenalan dan berkomunikasi dengan teman-teman yang berkecimpung di Psikologi, baik mahasiswa atau praktisi. Ada yang tahu milisnya atau alamat mail yang bisa saya hubungi. Japri saja please... Salam, Saut A H S [EMAIL PROTECTED] Urban & Regional Planning Bandung Institute of Technology
Re: TANGAN POROS TENGAH DI BEA CUKAI
Betul bung Mardhika, untuk menjadi "bersih" & "jujur" mungkin perlu kita mulai dengan menggunakan identitas asli dalam menulis e-mail. bagaimana?...;-)) --- Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Memang sulit mencari orang bersih di sarang > penyamun, padahal > dia adalah lulusan Universitas di Amerika sini, sama > seperti kita-kita ini. Apakah nanti dikemudian hari > kita-kita ini juga tidak lebih dari para-para > penyamun > yang walaupun bergelar sarjana lulusan luar negeri > dan > bertitel Bachelor, Master dan Doktor masih bermental > kerdil? > Renungkanlah apa tujuan anda belajar di Luar Negeri, > apakah anda akan membangun Bangsa dan Negara tanpa > pamrih atau hanya ingin memperkaya diri sendiri.. > > Mardhika Wisesa __ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. http://invites.yahoo.com
Khadijah: Komunisme atau Kitakah yang Hantu?
From: "khadijah umar" <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [cari] Komunisme atau Kitakah yang Hantu? Date: Tue, 18 Apr 2000 14:47:42 JAVT Mas Januar, Terimakasih atas responsnya. Sebenarnya banyak, banyak, banyak sekali yang berpendapat sama dengan kita, yaitu kemanusiaan itu melintasi agama, ras, golongan, pandangan politik dan lain lain. Tapi ada yang bersembunyi dibalik semacam topeng. Para seniman sering menyebutnya dengan topeng kebudayaan. Politisi menyebutnya topeng kepentingan politik. Nah, setan setan bertopeng itu, yang jumlahnya tidak terlalu banyak itu, tetapi aktifnya dan ganasnya bukan main itu, yang selalu mengotori perjuangan kemanusiaan. Seperti sel sel kanker. Marilah kita bantai dengan kata kata. Seperti kata Sitor Situmorang: Apa yang tak dapat kau hancurkan dengan tangan, hancurkanlah dengan sajak. Maksudku, kata kata itu akan bergema dan secara bertalu-talu terus menerus mengusik setiap kesadaran para internetter yang melakukan searching tentang topik semacam. Ya, selamat berjuang juga. Yang bagus bagi bangsa ini sudah didepan mata. Paling tidak, jalan sudah diperlihatkan oleh Gus Dur. Kutu-kutu kecil memang mengalingi jalan dengan cara pengecut (tabliq akbar, cuap, subversi via kata, pemilihan presiden lagi). Tapi tak akan berhasil menutupi pandangan terhadap kenyataan bahwa pembelaan Gus Dur terhadap kemanusiaan, orang orang tertindas itu, seperti nyala api yang menghanguskan kutu-kutu itu. Senantiasa menarik mata dunia bahwa di Indonesia tampaknya sudah mulai ada peradaban. Meskipun baru sekecil lelatu api yang dinyalakan Kyai Buta yang terhormat itu. Belasan surat senada, mungkin ada sebagian dari keturunan PKI juga yang bersimpati terhadap tulisan saya itu. Saya tak bisa mereply keseluruhan. Satu hendaknya yang kalian perlu ingat, anak-anak PKI, anak-anak Cina, anak-anak Kristen, anak-anak siapapun, nilainya sama bagi pejuang kemanusiaan. Bagi Islam yang benar, Bagi Kristen yang benar, bagi Budha yang benar, Hindu yang benar, bahkan bagi atheis yang benar juga. Dan bagiku, (saya seorang anak Islam), mereka itu sama belaka : Manusia. Gus Dur yang melek mata hatinya juga berpendapat sama denganku. Ia seorang kyai Islam, sebenar-benarnya Islam. Khadijah Umar > >Rekan Khadijah dkk yang saya hormati, > >Sungguh membesarkan hati membaca surat terbuka anda selama ini, terakhir >tentang hantu PKI dan pengalaman keluarga anda sendiri id desa pada saat >terjadi pembunuhan massal PKI di tahun 1965. > >Saya waktu itu sudah peljar SMA. tidak melihat langsung pembunuhan >tersebut, tapi melihat mayat mengapung di sungai dekat Yogya dan cerita >seram dari mereka yang tiap malam ikut pembunuhan di Klaten dan Prambanan. > >Waktu saya jadi mahasiswa kedokteran saya ke des Boyolali bersama teman >sekelas dan menginap disana seminggu. Disana yang terkenal sebagai basis >PKI ternyata satu desa tinggal wanita dan anak-anak. semua laki-laki dewasa >disembelih sebgai pembalasan atas kematian seorang anggota PNI dari desa >tersebut. Bertahun-tahun setiap keluarga PKI dijadikan sasaran pemerasan >dan sexual abused oleh siapa saja yang mau. Mereka tidak boleh tutup dan >mengunci pintu waktu malam hari, sehingga bagi yang iseng bisa memperkosa >keluarga PKI tersebut setiap saat. Itulah wajah Indonesia yang bermoral >Pancasila yang saya kenal waktu itu. > >Di waktu saya bekerja di desa Jawa tengah, saya menyaksikan bagaimana >ketakutan masyarakat akan di PKI kan. semua hak sipil mereka hilang kalau >dicap PKI malam. Bisa ditangkap dan dipukuli sampai koma atau mati oleh >aparat. Tidak jadi soal dan saya menyaksikan peristiwa tersebut menjelang >pemilu tahun 1982 di Magelang. > >Ketika saya potret keadaan tersebut dalam seminar di Australian National >University di tahun 1995, teman saya dari RRT saja bingung kok Indonesia >lebih keras dari komunis Cina dalam mengontrol penduduknya. Semua atas nama >hantu PKI seperti sdr Khadijah lukiskan. > >lalu kita menyaksikan kebobrokan regim Soeharto ketika krisis ekonomi >datang di tahun 1997. Si Cina yang jadi hantu dan harus dikasih pelajaran. >Klimaksnya di bulan Mei 1998 dengan ribuan rakyat kecil meninggal dan >ratusan gadis diperkosa di ibukota negara. Dulu di desa terpencil dan >tempat tahanan PKI, sekarang di ibukota negara di siang hari bolong. > >Kok bisa terjadi semua ini??? Semua ini karena militer mempunyai kekuasaan >mutlak, dan bisa menghalalkan semua cara termasuk teror dengan memperkosa >gadis tidak berdosa secara pengecut di ibukota terhadap kelompok gadis >Tionghoa. Keadaan sama terjadi TimTim, Irian dan aceh serta tahun 1960an di >Kal Bar, dimana setiap gadis Tionghoa di kabupaten Sambas, Kal Bar bisa >dipesan untuk diperkosa asal bayar sama CPM yang berkuasa menangkap mereka >dengan label PKI-PGRS. Tahun 1998 terjadi hal serupa di NTT dengan alsan >agama, sekarang yang jad
TANGAN POROS TENGAH DI BEA CUKAI
Memang sulit mencari orang bersih di sarang penyamun, padahal dia adalah lulusan Universitas di Amerika sini, sama seperti kita-kita ini. Apakah nanti dikemudian hari kita-kita ini juga tidak lebih dari para-para penyamun yang walaupun bergelar sarjana lulusan luar negeri dan bertitel Bachelor, Master dan Doktor masih bermental kerdil? Renungkanlah apa tujuan anda belajar di Luar Negeri, apakah anda akan membangun Bangsa dan Negara tanpa pamrih atau hanya ingin memperkaya diri sendiri.. Mardhika Wisesa TANGAN POROS TENGAH DI BEA CUKAI (POLITIK): Poros Tengah membela koruptor di Bea Cukai. Tujuannya tak lain untuk mesin uang partai. Poros Tengah lagi-lagi bermain. Setelah berhasil jadi "dewa penolong" Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Djoko Santoso Mulyono untuk tidak tergusur dari jabatannya, menolong Gubernur Bank Indonesia (BI) Syahril Sabirin agar tidak dicopot dari kursi empuknya di BI, mendudukkan Ir Cacuk Sudarijanto menjadi Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menggeser Glenn M Yusuf, kini Poros Tengah kembali menjadi penolong Dr Raden Bagus Permana Agung Daradjatun MSc menjadi Dirjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan (Depkeu). Dr RB Permana Agung Daradjatun Pjs adalah bekas Kakanwil IV Ditjen Bea Cukai, DKI Jakarta. Sebelumnya, ia menjabat Sekretariat Ditjen Bea dan Cukai, Departemen Keuangan, yang menggantikan Drs R Tarigan Sibero yang diangkat menjadi Kakanwil VIII Ditjen Bea dan Cukai, Denpasar, Bali. Menurut sumber Xpos di Departemen Keuangan, akhir Maret lalu, memang ada pertemuan antara Poros Tengah dengan Permana Agung. Pertemuan yang diadakan di Hotel Borobudur itu, diaransir oleh Bambang Sudibyo, yang kantornya tidak jauh dari hotel berbintang lima tersebut. Pertemuan diadakan siang hari sembari makan siang. Yang hadir, selain Bambang Sudibyo adalah Wakil Ketua DPR Tosari Wdijaya dari PPP, Hatta Rajasa, anggota DPR, yang juga Sekjen PAN. Hatta mewakili Ketua PAN, Dr Amien Rais, yang berhalangan hadir karena berada di Yogyakarta menghadiri pernikahan familinya. Inti dari pertemuan itu, membicarakan rencana pencopotan Permana Agung oleh Presiden Gus Dur sebagai Dirjen Bea dan Cukai. Dan Bambang tidak setuju atas pencopotan itu. Begitu juga dengan Tosari Widjaja dan Hatta Rajasa. Untuk itu, Permana meminta bantuan Poros Tengah untuk melobi presiden lewat Wakil Ketua Komisi IX DPR asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Soefwan Chudori. Namun, sumber itu, selanjutnya ditinggalkan, tak diperbolehkan ikut lagi dalam pembicaran lanjutan. Akibatnya, Chudori tidak tahu jaminan apa yang diberikan Permana Agung atas dukungan Poros Tengah kepadanya itu. Suatu pagi di pertengahan Maret lalu, Menteri Keuangan Bambang Sudibyo tiba-tiba dipanggil oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid ke Istana Negara. Kepada Bambang, yang mengaku kepada wartawan sebagai penggagas Poros Tengah --koalisi partai-partai Islam, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (P3), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK)-- Gus Dur meminta supaya Permana Agung dicopot sebagai Dirjen Bea dan Cukai Depkeu. Alasan Gus Dur, di samping Permana itu sisa-sisa pejabat di masa Orde Baru, yang belum tergusur, Permana juga dituding sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sejak ia bekerja di lingkungan yang basah di Bea dan Cukai. Untuk mengejar target penerimaan negara dari sektor Bea dan Cukai, Gus Dur tak bisa mengandalkan anak muda yang bergelar banyak itu. Meski tidak secara lugas menyebutkan bahwa Permana Agung - --menurut para pembisik presiden dari Sekretariat Negara-- termasuk tokoh korup nomor wahid di Bea dan Cukai, Gus Dur hanya meminta supaya Bea dan Cuk ai dialiri darah baru yang segar. Salah satu isu yang beredar di kalangan Bea Cukai menyebut, kolusi besar yang dilakukan Permana Agung adalah tender pengadaan dan percetakan pita cukai (base paper, hologram dan hot stamping foil), yang jatuh ke tangan PT Pura Barutama Kudus. Kolusi itu ia bangun sejak ia menjabat sebagai sekrtaris Dirjen Bea dan Cukai. Kolam renang di rumahnya konon dibangun oleh PT Pura. Selain itu alasan pencopotan Permana Agung, menurut salah seorang pejabat di Ditjen Bea Cukai karena kasus penyelundupan mobil mewah melalui Tanjung Priok. Tiga mobil Ferrari tipe mutakhir, yakni Ferrari 456 GTA warna merah, Ferrari 355F1 Berlinetta warna kuning, dan Ferrari 360 Modenna warna merah berhasil ditangkap, oleh polisi Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3). Mobil-mobil mewah yang sudah masuk salah satu gudang di Pelabuhan Tanjungpriok itu kepergok polisi sebelum sempat dikirimkan ke rumah pejabat tinggi negara. Kabarnya, itu diketahui oleh Permana. Isyarat pencopotan itu sudah dinyatakan Presiden Gus Dur dalam pertemuan dengan anggota Himpunan Pengusaha di Jepang (Keidanren), yang sedang melakukan kunjungan bisnis di Indonesia. Dalam acara itu Presiden mengatakan ingin mencopot sejumlah pejabat penting di pemerinta
PESANTREN BERALIRAN SYIAH DIRUSAK MASSA
Muslim pun menyerang sesama Muslim, Kapan Negara ini bisa menjamin SEMUA para pemeluk Agama maupun alirannya? Negaraku Bangsaku, tapi bukan Agamaku Kasihan!! Mardhika Wisesa PESANTREN BERALIRAN SYIAH DIRUSAK MASSA BATANG, (SiaR, 18/4/2000). Amuk massa terjadi di Desa Brayo, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, akhir pekan lalu (14/4). Selain tiga rumah pondok pesantren Al-Hadi rusak parah massa juga merusak sebuah mobil rusak dan gudang material bangunan dibakar yang berada di dekat pondok. Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan, amuk massa tersebut terjadi seusai salat Jumat sekitar pukul 14.00 WIB sampai 16.30 WIB. Massa yang berasal dari desa Brayo, Brotoh, Siwatu dan Wonotunggal serta dari Buaran kota Pekalongan secara spontan mendatangi pondok pesantren Al-Hadi. Kedatangan massa yang diperkirakan mencapai ribuan orang itu, tanpa ada komando yang jelas secara bersama-sama menyerang lokasi kejadian dengan melempari gedung pondok pesantren dan rumah pengurus yang berada di sekitar itu. Aksi bertambah tidak terkendali dengan adanya massa yang berusaha merusak mobil, merobohkan warung dan berusaha membakarnya. Situasi seperti itu makin mencekam dengan adanya 32 orang santri aliran Syiah yang berada dalam kepungan massa, namun berkat kesigapan petugas keamanan yang didatangkan dari Polres Batang, Polwil satu peleton Brimob dan Kodim, massa yang sudah brutal tersebut tidak dapat masuk ke lokasi. Lemparan batu terjadi kembali sewaktu aparat keamanan mengevakuasi para santri sehingga beberapa petugas keamanan mengalami luka-luka. Kebrutalan massa yang berlangsung sekitar tiga jam itu baru bisa dikendalikan setelah personil dari Polres Batang, Polwil Pekalongan, Brimob Pekalongan dan Kodim 0736 Wijaya Kusuma datang dan berusaha membubarkan kerumunan massa. Menurut informasi, motif perusakan tersebut disebabkan adanya dugaan bahwa Pondok Pesantren yang dipimpin Sayid Ahmad B itu mengajarkan aliran Syiah kepada para santrinya. Aliran itu oleh masyarakat sekitar dianggap tidak lazim bahkan dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Desakan masyarakat agar tidak berdiri ponpes syiah di Batang tersebut sudah pernah ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Negeri Batang dengan melarang keberadaan Ponpes Al-Hadi itu tertanggal 3 April 2000 nomor 38/Dsb.I/4/2000. Namun, entah atas inisiatif siapa, beberapa, ponpes itu tetap berdiri dan melakukan kegiatannya. Menyusul kasus perusakan itu, 11 orang yang diduga sebagai pelakunya dimintai keterangan oleh aparat keamanan setempat. Dan untuk sementara kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Al Hadi dihentikan sedangkan aktivitasnya dialihkan ke pondok pusat di Kota Pekalongan. Middad Turkan, Wakil Ketua Yayasan Al Hadi meminta kepolisian mengusut tuntas kasus itu. Satu hari sebelum perusakan, dia melihat indikasi akan ada penyerangan peristiwa itu sudah dilaporkan santrinya ke Polsek Wonotunggal. Bahkan tanda-tanda penentangan keberadaan ponpes Al Hadi sudah mulai tampak sekitar satu bulan lalu. "Satu minggu sebelum malam Idul Adha, ada sekelompok orang mengendarai sepeda motor berhenti di depan pesantren. Selanjutnya mereka menempelkan poster bertuliskan anti-syiah. Kasus itu pun sudah kami laporkan ke polisi," cerita Middad.*** Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
SURAT TERBUKA MPH PGI UNTUK AMIEN RAIS
SURAT TERBUKA MPH PGI UNTUK AMIEN RAIS JAKARTA, (SiaR, 19/4/2000). Pengantar Redaksi: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melalui salah seorang Ketuanya, Yafie Tahir, serta Wakil Sekjen Yahya C Staquf, Selasa (18/4) kemarin mengeluarkan pernyataan sikapnya yang ditujukan kepada Amien Rais selaku Ketua MPR-RI. Disebutkan antara lain, "agar Amien Rais lebih menjalankan perannya sebagai Ketua MPR secara lebih proporsional dan dewasa, bukan justru memanfaatkan kedudukan itu untuk permainan politik kekuasaan... PKB beranggapan bahwa kedudukannya sebagai Ketua MPR dapat dipertimbangkan kembali." Sebaliknya, terhadap sikap PKB itu, Partai Amanat Nasional (PAN) melalui Wakil Sekjennya Afni Achmad menyatakan upaya impeachment PKB terhadap Amien adalah berkaitan erat dengan kritik-kritik keras Amien terhadap Gus Dur. Mana yang benar? Redaksi tidak bermaksud untuk melakukan judgement terhadap polemik tersebut. Tapi untuk memberi perspektif kepada pembaca, redaksi menyajikan surat terbuka Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) kepada Amien Rais berkenan dengan situasi politik nasional kontemporer --terutama dalam kaitannya dengan kasus Maluku. Mudah-mudahan apa yang tersurat dan tersirat melalui surat ini dapat membantu pembaca untuk secara pribadi memberikan pendapatnya tentang Amien Rais selaku Ketua MPR-RI. PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) Nomor: 0055/PGI-XII/2000 20 Januari 2000 Hal: Tanggapan atas Sikap dan Pandangan terhadap Kerusuhan Maluku/Maluku Utara Yang terhormat, Sdr Dr Amien Rais Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Di Jakarta Dengan hormat, Kami sampaikan salam sejahtera kepada Saudara dengan harapan kiranya Saudara diberi hikmah dan kebijaksanaan oleh Allah Yang Maha Esa untuk melaksanakan tugas-tugas negara serta kemampuan untuk mewujudkan harapan-harapan segenap rakyat Indonesia, baik waktu sekarang ini maupun di masa datang, sesuai dengan jabatan yang dipercayakan segenap rakyat Indonesia. Beberapa waktu lalu, Saudara hadir dan menjadi pembicara pada sebuah acara yang menurut informasi dilakukan untuk menyatakan solidaritas kepada warga masyarakat beragama Islam yang disebut-sebut sebagai korban pembantaian, perkosaan dan sebagainya di Maluku khususnya di wilayah Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Kami mengikuti dengan cermat seluruh pemberitaan media massa dan informasi mengenai hal-hal yang Saudara sampaikan kepada media massa pada sejumlah kesempatan berikutnya dalam bentuk wawancara atau pernyataan pandangan dan sikap Saudara. Berkaitan dengan itu perkenankan kami menyatakan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pernyataan-pernyataan, pandangan dan sikap Saudara mengenai kerusuhan di Propinsi Maluku umumnya dan di Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara khususnya, membuat masyarakat terkejut dan gelisah karena Saudara tidak memposisikan diri sebagai pimpinan lembaga tertinggi negara. Warga masyarakat yang beragama Kristen khususnya merasa mengalami fait a compli oleh pernyataan pandangan Saudara yang menempatkan umat Kristen di wilayah Halmahera Utara sebagai penganiaya, pembantai dan sumber kekerasan terhadap umat Islam. 2. Maafkan kami jika terpaksa menilai, bahwa pernyataan pandangan Saudara mengenai kerusuhan, khususnya yang terjadi berhari-hari sejak 26 Desember 1999 hinggaJanuari 2000 di kota Tobelo dan sekitarnya adalah hal yang sangat gegabah, karena Saudara lalai mendasarkan diri pada sejumlah fakta objektif. Hal objektif pertama yang Saudara lalaikan adalah fakta, bahwa apa yang terjadi di Tobelo dan sekitarnya adalah suatu lingkaran kekerasan yang menjebak warga masyarakat, baik masyarakat yang beragama Islam, Kristen maupun yang masih menganut agama-agama suku. Hal objektif kedua yang juga Saudara lalaikan adalah, bahwa kekerasan di Tobelo dan sekitarnya bukan fenomena independen dan partial. Karena itu sangat naif untuk menilai apa yang terjadi di Tobelo terlepas dan berbagai konflik lain di pulau Ternate, pulau Tidore, di semua bagian pulau Halmahera dan bahkan di Propinsi Maluku. Hal objektif ketiga yang Saudara lalaikan adalah bahwa, kerusuhan di Propinsi Maluku dan Maluku Utara telah melibatkan dan mengorbankan rakyat yang Saudara pimpin tanpa pandang latar belakang agama mereka. Karena itu maaf jika kami katakan, bahwa Saudara telah keliru bersikap seakan-akan golongan tertentu saja yang menjadi sasaran aksi-aksi kekerasan yang teriadi. Saudara nampaknya tidak tahu atau tidak perduli pada fakta bahwa telah terjadi "pembersihan" desa-desa pemukiman di pulau Tidore, Ternate, di wilayah Halmahera Tengah dan kearah desa/pemukiman di jazirah selatan pulau Halmahera yang penduduknya beragama Kristen. Hal ini terjadi sejak akhir September-awal Oktober 1999. Beberapa bulan sebelum itu, golongan tertentu si Sanana, kepulauan Sula, Maluku Utara, telah terusir keluar dari wilayah
hi....hi.....hi.......hi......hi......
hi.hi.hi.. Saya ini hanya jelasin saja mengenai informal meeting itu dan bukan secret meeting dan bukan acara PAN dan saya bukan coordinatornya. Pak Christianto hadir sebagai independent observer, Pak McDonald hadir sebagai tokoh masyarakat, saya hadir sebagai rakyat biasa. Permias di undang tapi nggak hadir, journalist diundang juga tidak hadir, beberapa tokoh masyarakat diundang juga tidak hadir. Kalau ada orang yang marah karena tidak diundang, itu bukan urusan saya wong saya juga cuman diundang kok. Acaranyapun pada waktu istirihat Pak Mentri dan bukan waktu negara. Wassalam Ali Simplido __ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. http://invites.yahoo.com
Konsumtivisme Ilmiah Bertanggungjawab Atas Persoanal Nasional Kita?
Salah seorang netter di milis ITB-Net memberikan komentar terhadap posting saya yang berjudul "Siapa Di Sini Yang Mencari Nafkah : Suami atau Istri". Menurut ukuran saya ... kementar berikut ini sangat menarik serta perlu didiskusikan lebih lanjut. Terima kasih. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu -Original Message- From: Ferli Iskandar <[EMAIL PROTECTED]> To: '[EMAIL PROTECTED]' <[EMAIL PROTECTED]> Cc: '[EMAIL PROTECTED]' <[EMAIL PROTECTED]> Date: Friday, April 21, 2000 15:14 Subject: [ITB] Hidden economy ( RE: [ITB] Siapa Di Sini Yang Mencari Nafkah : Suami atau Istri) Ini satu kasus 'hidden economy'. Banyak pekerjaan yang sifatnya do-it-yourself, yang kalau dicatatkan sebagai suatu transaksi akan memberikan kontribusi cukup siginifikan dalam ukuran pendapatan (pribadi mau pun nasional). Contoh kasus fiktif-nya Mas Nasrul, sang istri - Dewi "Surf" - sebenarnya memberikan nilai tambah Rp 40 ribu (dengan asumsi, kalau Dewi juga 'seharusnya' membelanjakan 30 ribu tiap kali makan untuk dirinya sendiri, karena sekarang 20 ribu itu cukup untuk berdua, maka selisih/nilai tambahnya adalah: 2*30 ribu - 20 ribu = 40 ribu) untuk setiap aktivitas mempersiapkan makan yang dilakukan sang istri. Asumsikan 2 kali dalam 30 hari per bulan, pekerjaaan menyiapkan makan Dewi "Surf" sebenarnya bernilai 2*30*Rp 40 ribu = Rp 2,4 juta. Belum lagi untuk aktivitas mencuci (alih2 diberikan kpd laundry), mengasuh anak (alih2 diberikan ke baby-sitter), membereskan rumah (alih2 oleh cleaning service), mengatur pembayaran tagihan2 (alih2 oleh 'financial advisor'), dll. Kemungkinan besar jadinya 'gaji' Dewi "Surf" kurang-lebih sama dengan gaji sang suami yg 6 juta itu. Sebenarnya jadi gampang buat kita kalau mau menaikkan catatan GNP Indonesia: catat saja aktivitas 'hidden economy' spt yg dilakukan ibu rumah tangga sbg salah satu transaksi ekonomi biasa. Bisa2 GNP kita jadi dua atau tiga kali lipat yang sekarang. Tiba2 kita jadi jauh lebih kaya. Yg jelas, kesimpulan saya pribadi, istilah 'kaya' dan 'sejahtera' cuma masalah pencatatan. Kita ini negara 'miskin', tapi mungkin 'sejahtera' karena banyaknya aktivitas ekonomi tersembunyi/informal. Mungkin ini bisa sedikit menjelaskan kenapa kita nggak ambruk2 amat waktu krisis ekonomi kemaren. Sebenarnya, secara lebih general, kita bisa milih 3f (fun, friends, and family), over 3p (pay, profit, productivity). Mestinya kita mengakui bahwa 3f itu juga punya nilai ekonomi (spt kasus Dewi "Surf" dengan 'family activities'-nya). Ada yg 'share' feeling saya bahwa orang Indonesia itu sebenarnya lebih 'kaya' daripada orang Jepang? Justifikasinya mungkin bisa diperoleh kalo kita mau menghitung 3f itu sebagai sebuah nilai ekonomi juga. Apalagi kalo kita terima bahwa 'kebahagiaan' juga punya model unik bagi tiap individu atau bangsa. 'Perceived value' sebuah produk atau jasa atau konsep (dlm pengertian seluas-luasnya) mestinya tidak digeneralisir. Dalam skala global, generalisasi itu tampak dalam penerimaan kita atas konsep2 seperti 'laju pertumbuhan', 'tingkat inflasi', 'tingkat konsumsi', 'produktivitas', dll, yg di dalamnya kita mati2an mengikuti standar2 asing dan cara2 pencatatan mereka. Tidak begitu terasa memang, tapi saya 'curiga' sikap 'konsumtivisme ilmiah' dlm bentuk penerimaan teori2 ekonomi (makro) asing - lah yg justru bertanggung jawab atas permasalahan nasional kita. Termasuk konsep 'hidden economy' ini. Hehehe. Salam, Ferli
Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
Masalah "subsidi" ini memang perlu penjelasan... Ceritanya sejak pertengahan tahun 1998 banyak sekali lines telpon yang dikembalikan oleh pelaku bisnis, terutama dikota-kota besar. Jumlah lines yang nganggur itu diperkirakan sekitar 2 juta sambungan. Sambungan yang dikembalikan ini diperkirakan tidak akan terserap kembali karena perekonomian belum pulih seperti sebelum krisis. Memang PT Telkom juga sudah berupaya untuk memasarkan lines yang nganggur ini dengan menawarkan sambungan kedua bagi pelanggan rumah tangga dengan biaya penyambungan gratis namun saya perkirakan tidak banyak menolong. Nah, sambungan ini yang nganggur ini yang saya usulkan untuk dipakai oleh Warung Internet (dan nantinya pelanggan rumah tangga untuk sambungan telpon kedua) dengan tarif khusus. Poin positif yang didapat dari penerapan tarif khusus ini diantaranya : 1. Telkom mendapat keuntungan (sedikit, tetapi lebih baik daripada tidak untung) dari penggunaan pulsa / leased lines, 2. Memperbesar kesempatan kerja karena bisnis WarNet ini toh pasti memerlukan karyawan, 3. Menggairahkan ekonomi untuk nambah-nambah government spending yang minjam dari IMF itu., 4. Agar Indonesia tidak terlalu ketinggalan dalam ecommerce, dll Jadi tidak ada "subsidi" disini.yang ada adalah pemanfaatan lines nganggur agar PT Telkom mendapatkan income dari lines itu tetapi tidak "untung besar".jadi ya..win-win lahTelkom dapat income, bisnis internetpun jalan Saya termasuk orang yang tidak setuju dengan subsidi-subsidiankecuali untuk JPS (untuk rakyat miskin, bukan seperti JPS untuk program Departemen Kehakiman itu...) kalau ini digolongkan sebagai subsidi juga. Salam, Dody -Original Message- From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of Alexander Hutapea Sent: Friday, April 21, 2000 10:43 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote: |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke ISP). |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di lokal |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti pelanggan |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam |o|ecommerce dan penggunaan internet. Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi oleh orang yg tidak main internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah) salam, Alex _ NetZero - Defenders of the Free World Click here for FREE Internet Access and Email http://www.netzero.net/download/index.html
Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
Hallo bung Alex, Mengenai "subsidi" ini memang perlu penjelasan... jadi ceritanya sekarang ini (mulai pertengahan tahun 1998)kan banyak lines yang tidak terpakai. Jumlahnya sekitar 2 juta lines, itu belum termasuk telpon yang "tidur". Yang lebih buruk lagi, lines yang dikembalikan oleh pelaku bisnis di kota-kota besar juga belum diserap kembali, bisa dimaklumi karena ekonomi belum pulih seperti sebelum krisis. PT Telkom sebenarnya sudah berusaha keras untuk menjual lines nganggur ini dengan menawarkan sambungan telpon kedua kepada rumah tangga dengan biaya pemasangan gratis (terutama di Jakarta) tetapi saya ragu apakah daya serap kelompok pelanggan rumah tangga ini cukup besar. Jadi tidak ada "subsidi" karena PT Telkom toh punya banyak lines nganggur. Walaupun diterapkan tarif khusus untuk Warung Internet (tahap pertama) sebenarnya Telkom juga masih punya banyak stok sambungan. Point positif yang didapat dari penerapan tarif khusus ini ada beberapa hal : 1. Memanfaatkan lines nganggur sehingga Telkom mendapat untung (sedikit) dari pemakaian pulsa ini, 2. Memperluas kesempatan kerja karena WarNet itu kan butuh karyawan, 3. Menggairahkan ekonomi dengan tambahan transaksi dari sektor rumah tanggaya untuk nambah-nambah government spending yang minjam dari IMF itu 4. Mengejar ketinggalan dalam ecommerce, dll...jadi masih lumayan daripada tidak ada tarif khusus... Salam, Dody --- Alexander Hutapea <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote: > > |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif > "leased line" diturunkan > |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, > misalnya per bulan Rp > |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah > ini bisa diterapkan untuk > |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap > terbatas untuk nyambung ke ISP). > |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer > tertentu milik ISP di lokal > |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan > harga pulsa seperti pelanggan > |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan > transaksi lewat internet akan > |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak > terlalu tertinggal dalam > |o|ecommerce dan penggunaan internet. > > Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi > oleh orang yg tidak main > internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah) > > salam, > Alex > = draddtx __ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. http://invites.yahoo.com
SUARAPUBLIKA: Mahasiswa Jaga Aspirasi Rakyat (Re:Permias Gate)
Kadang kadang saya pribadi suka malu juga kalau sering berposting posting di milis. Takutnya dikira suka mengirim junk dan ngga ada kerjaan. Padahal seperti anda semua, kerjaan saya juga bertumpuk. Tapi saya pagi ini menemukan tulisan dari SuaraPublika mengenai Mahasiswa dan mungkin masih dapat direlasikan dengan kasus permias gate dan demo permias DC kemarin. Sayang kalau saya tidak menyebarluaskannya kepada anda anda semua. Semoga tulisan yang saya posting ini ada manfaatnya. Arya MAHASISWA Jaga Aspirasi Rakyat Mahasiswa akan selalu memegang peranan penting dalam setiap perubahan yang terjadi dalam bernegara. Kekuatan idealisme yang mereka miliki menjadi modal utama dalam mengkritisi segala kebijakan pemerintah dan apa yang terjadi di masyarakat. Tetapi idealisme tersebut adalah barang bagus yang dapat menarik perhatian kekuatan politik (misalnya partai politik) untuk dijadikan komoditi politik mereka. Sehingga nyaris mustahil membedakan antara sebuah idealisme dengan gerakan politik. Artinya, mahasiswa memerlukan proses belajar dalam mempertajam dan menyalurkan idealisme yang mereka miliki. Sementara gerakan politik mengikuti trend politik yang sedang berkembang dan menjadi isu yang dilontarkan oleh pers pelaku politik. Pada titik inilah keduanya bertemu sehingga dapat saling melengkapi. Satu sisi yang harus dipertahankan oleh mahasiswa adalah posisi tawar (baca: bargaining position) yang kuat terhadap isu politik yang bersentuhan secara langsung dengan kepentingan masyarakat banyak, khususnya kalangan bawah. Pemberdayaan masyarakat berstatus sosial bawah dapat diteriakkan oleh siapa saja, tetapi apabila mahasiswa yang melakukan hal tersebut akanlah sangat membantu citra positif mahasiswa di mata masyarakat. Mahasiswa hendaklah berupaya agar selalu melihat suatu permasalahan dari kacamata masyarakat walaupun dengan nuansa yang berbeda. Simpati masyarakat lemah akan lahir terhadap mahasiswa selama rambu-rambu di atas selalu diperhatikan. Isu bertema politik tingkat tinggi menjadi kontraproduktif terhadap perubahan yang sedang diupayakan karena hanya akan menimbulkan konflik berkepanjangan tanpa arah dan tentu saja hanya sebatas wacana tanpa realitas. Perbedaan sudut pandang dan nuasan antara mahasiswa dengan masyarakat di dalam menyikapi suatu permasalahan tentunya akan terjadi, tetapi idealnya tidak sekadar mahasiswa harus tampil beda. Masyarakat akan dapat dengan mudah menilai mana kelompok mahasiswa yang mementingkan isu titipan dan kekuatan politik tertentu, dimana biasanya telah membuat aliansi dengan cara terbuka/resmi maupun tersembunyi, dan mana kelompok yang menyuarakan aspirasi mereka dengan penuh tanggung jawab serta menggalang kekuatan dengan tujuan kepentingan masyarakat banyak. Semoga intelektual muda kita menyadarinya. Sapto Sugiharto, S.Pd Jl Merak Blok C/55 Perum Duta Kranji Kranji, Bekasi Barat 17135
Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote: |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke ISP). |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di lokal |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti pelanggan |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam |o|ecommerce dan penggunaan internet. Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi oleh orang yg tidak main internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah) salam, Alex
Presiden RI, Matematika, dan Internet
From: Dody Ruliawan <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Friday, April 21, 2000 11:23 Subject: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia Hallo Bung Dody *Kalau betul, usul saya bung Nasrul bisa banyak-banyak kirim surat / ide ke Gus Dur dan Menteri Perhubungan (yang membawahi urusan telekomunikasi) supaya di Indonesia diadakan tarif khusus untuk pemakai internet. #Persoalan tarif internet di Indonesia berkaitan dengan variabel yang sangat banyak, yang hubungan korelasi satu sama lainnya yang bervariasi juga. Ini kan berkaitan dengan "minimalisasi" dan "maksimalisasi", dua istilah yang sangat kental dalam pengambilan keputusan, yang dalam pelaksanannya banyak melibatkan perhitungan. Memang ada keinginan saya ingin ketemu beliau. Tetapi mau mulai dari mana nih? Saya kira Bung Yohanes Sulaeman bisa memberikan masukan seputar "komunikasi". Kalau pun ada channel untuk ketemu beliau, saya tidak akan ngotot mempersoalkan tarif khusus untuk pemakain internet. Tetapi meminta beliau untuk menegaskan kepada seluruh bangsa Indonesia bahwa dengan mempelajari "MATEMATIKA" secara tuntas, detail, dan integratif, harga berbagai kebutuhan akan murah, termasuk biaya pulsa telepon. Saya juga akan mengusulkan akan, agar beliau membuat akronim baru, yakni IPMATEK , serta mengucapkannya setiap kali ada kesempatan. Saya rasa usulan ini sangat realistis. Soalnya untuk tiga presiden terakhir ini, saya hampir nggak pernah mendengar kata "MATEMATIKA" yang terucapkan oleh mereka . *Saya sudah mencoba menyampaikan gagasan ini ke Pak Onno W. Purbo sayangnya kami tidak sepakat mengenai bagaimana caranya mendorong pengurangan tarif pulsa telpon ini. #Saya nggak tahulah soal itu. Yang respek bagi saya adalah bagaimana memobilisasi masyarakat telekomunikasi, khususnya internet, untuk menurunkan biaya pulsa telepon secara mandiri. Caranya? Antara lain dengan memberikan berbagai resep penghematan pulsa telepon kepada mereka. Itu untuk jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang adalah mengapresiasikan berbagai model Matematika yang bisa diaplikasikan pada dunia telekomunikasi. Karena itulah, kemarin saya mengajukan pertanyaan "Menentukan Diagonal Terpanjang/Terpendek dalam Segi N Sembarang" . Kalau berhasil menciptakan diskusi serta solusi maka sedikit-banyak bisa memberikan prospek bagi terciptanya pola berpikir jaringan pada masyarakat internet, yang gilirannya akan bermuara pada kemampuan mereka dalam mencari terobosan efisien terbaik di antara sejumlah alternatif efisiensi yang ada. *Gosip sementara, nanti di tahun 2001 akan berlaku UU yang memungkinkan investor baru untuk masuk ke sektor telekomunikasi dan menjadi pesaing PT Telkom. Dengan begitu diharapkan harga pulsa akan bersaing (turun, diharapkan turun drastis) dan pada gilirannya akan menggairahkan pemakaian internet. #Apa pun yang terjadi pada tahun 2001, investor asing maupun investor dalam negeri tidak akan mampu menetapkan harga "GORENG PISANG" seenak mungkin kepada konsumen. Mengapa? Soalnya model Matematika yang terkait "GORENG PISANG" sudah mengkristal pada masyarakat. Mengerti kan maksud saya? Coba esensi ini diterapkan dalam masalah biaya telekomunikasi. *Kalau perlu bung Nasrul mengadakan seminar tentang Warung Internet dan membentuk asosiasi penyelengara Warung Internet. Jangan tanggung-tanggung...sekaligus jadi ketuanya.. #Wah, jadi ketua sih nggak mampu. Kalau saya jadi peserta seminar ini, yang saya usulkan adalah bagaimana pengelola Warnet melakukan "kreativitas dan implementasi", jangan hanya mengandalkan pola2 yang sudah umum. Demikianlah. Terima kasih. Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Acara Permias Denver Minggu ini
Kepada teman teman sekalian, Pertama tama saya ucapkan terimakasih kepada Mas Henra dan Hananta, atas bantuannya kita telah mendapatkan tempat untuk melaksanakan acara pergantian pengurus permias. Selanjutnya kegiatan kita minggu ini adalah: Festival of Nation di Richie Center, DU Hari Sabtu, tanggal 22 jam 10:30 pagi sampai jam 5:00 sore Acara pergantian pengurus permias Hari Minggu, tanggal 23 jam 1 siang sampai jam 4 sore. Bertempat di International House, DU 2200 S. Josephine (corner antara S.Josephine ama E.Warren) Bagi yang masih berminat menjual cendera mata atau berjualan makanan, silahkan bergabung di meja Permias di Festival of Nation hari Sabtu ini. Untuk acara pergantian pengurus permias, kita mengharapkan partisipasi seluruh mahasiswa/i dan warga Denver untuk hadir. Kita sangat mengharapkan wajah wajah baru yang bisa meneruskan organisasi Permias-Denver ini. Mohon berita ini untuk dapat disebarluaskan kepada teman teman lainnya. Arya
Re: Sajarah Permias@ (Re: Mari Berdiskusi; [Was: Tanggapan buat mas Priyo dan mas Faran]
On Thu, 20 Apr 2000, A. Syamil wrote: > Okki cukup banyak bekerja untuk PERMIAS. Akan tetapi, setahu saya yang > mendirikan PERMIAS@ mailing list ini bukan Okki di DC tapi rekan-rekan > PERMIAS di Syracuse, NY misalnya mas Al Ghozie Usman. Benar. Saya lihat, yang mas Sukarman maksud adalah bincang@, which is mailing list PERMIAS di Washington, DC. Terima kasih atas pelurusannya mas Syamil. Salam dari DC, [EMAIL PROTECTED]
Sajarah Permias@ (Re: Mari Berdiskusi; [Was: Tanggapan buat mas Priyo dan mas Faran]
Salam Permias, > On Thu, 20 Apr 2000, sukarman danuputro wrote: > > Bahasan saya pada masalah-masalah yang ada pada PERMIAS adalah dengan > > maksud baik untuk mengajak rekan-rekan PERMIAS yang lainnya untuk > > berlajar berdiskusi yang sehat. Jalur mailing list adalah jalur > > terbaik karena rekan-rekan yang berminat akan dapat membaca tanpa > > harus membalas. Dan ini salah satu tujuan didirikannya mailing list > > PERMIAS (silahkan tanyakan kalau tidak salah saudara Oki yang > > mendirikan mailing list ini) adalah untuk berdiskusi. Okki cukup banyak bekerja untuk PERMIAS. Akan tetapi, setahu saya yang mendirikan PERMIAS@ mailing list ini bukan Okki di DC tapi rekan-rekan PERMIAS di Syracuse, NY misalnya mas Al Ghozie Usman. Pelurusan ini tidak bermaksud untuk mengurangi salut saya atas kerja keras Okki selama ini. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH
Re: [bincang] Channel (was Bravo Cim Bom!
In a message dated 4/21/00 1:18:26 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: << ngomong2 nonton bolanya di ESPN ato ada channel2 gratisnya nggak sih ? bola di Indonesia sendiri ada yang tahu perkembangannya nggak tuh. terakhir denger sih makin seru.. seru berantemmnya.. :) faran >> Saya nontonnya di Sky Sport, pakai DC Cable, kalau di DC channel 401. Memang per bulannya lumayan gede juga sih. Enak juga, dapat Liga Chile, Liga Argentina, Liga Brasil, Liga Kolombia, Liga Jerman. Tapi yang paling saya suka Liga Brasil, Liga Inggris dan Liga Italia-- semua disiarin tiap hari, jamnya juga dua kali. Ketika Indonesia menyikat Kamboja 8-2 (?) lalu saya juga nontonnya di Sky Sport (FOX Sport World). Liga Asia yang mereka putar biasanya Jepang dan Korea. Sesekali masuk Malaysia dan Singapura, dan Indonesia. Katanya, selain Cable, ada yang jauh lebih murah. Misalnya, beli antena parabola yang, lagi-lagi nih, katanya di NY murah. Mungkin ada pembaca yg tahu info lebih lengkapnya, Okki, Oceng, Indra atau siapalah. salam, rp