mahasiswa Psikologi...

2000-04-21 Terurut Topik Saut Aritua H Sagala

Hallo,

Saya ingin berkenalan dan berkomunikasi dengan teman-teman yang
berkecimpung di Psikologi, baik mahasiswa atau praktisi. Ada yang tahu
milisnya atau alamat mail yang bisa saya hubungi.

Japri saja please...

Salam,


Saut A H S
[EMAIL PROTECTED]
Urban & Regional Planning
Bandung Institute of Technology



Re: TANGAN POROS TENGAH DI BEA CUKAI

2000-04-21 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Betul bung Mardhika,
untuk menjadi "bersih" & "jujur" mungkin perlu kita
mulai dengan menggunakan identitas asli dalam menulis
e-mail. bagaimana?...;-))


--- Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Memang sulit mencari orang bersih di sarang
> penyamun, padahal
> dia adalah lulusan Universitas di Amerika sini, sama
> seperti kita-kita ini. Apakah nanti dikemudian hari
> kita-kita ini juga tidak lebih dari para-para
> penyamun
> yang walaupun bergelar sarjana lulusan luar negeri
> dan
> bertitel Bachelor, Master dan Doktor masih bermental
> kerdil?
> Renungkanlah apa tujuan anda belajar di Luar Negeri,
> apakah anda akan membangun Bangsa dan Negara tanpa
> pamrih atau hanya ingin memperkaya diri sendiri..
>
> Mardhika Wisesa


__
Do You Yahoo!?
Send online invitations with Yahoo! Invites.
http://invites.yahoo.com



Khadijah: Komunisme atau Kitakah yang Hantu?

2000-04-21 Terurut Topik Mardhika Wisesa

From: "khadijah umar" <[EMAIL PROTECTED]> 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED] 
Subject: Re: [cari] Komunisme atau Kitakah yang Hantu? 
Date: Tue, 18 Apr 2000 14:47:42 JAVT 

Mas Januar, 

Terimakasih atas responsnya. Sebenarnya banyak, banyak, banyak sekali yang 
berpendapat sama dengan kita, yaitu kemanusiaan itu melintasi agama, ras, 
golongan, pandangan politik dan lain lain. 

Tapi ada yang bersembunyi dibalik semacam topeng. Para seniman sering 
menyebutnya dengan topeng kebudayaan. Politisi menyebutnya topeng 
kepentingan politik. 
Nah, setan setan bertopeng itu, yang jumlahnya tidak terlalu banyak itu, 
tetapi aktifnya dan ganasnya bukan main itu, yang selalu mengotori 
perjuangan kemanusiaan. Seperti sel sel kanker. 

Marilah kita bantai dengan kata kata. Seperti kata Sitor Situmorang: 
Apa yang tak dapat kau hancurkan dengan tangan, hancurkanlah dengan sajak. 
Maksudku, kata kata itu akan bergema dan secara bertalu-talu terus menerus 
mengusik setiap kesadaran para internetter yang melakukan searching tentang 
topik semacam. 

Ya, selamat berjuang juga. 
Yang bagus bagi bangsa ini sudah didepan mata. Paling tidak, jalan sudah 
diperlihatkan oleh Gus Dur. Kutu-kutu kecil memang mengalingi jalan dengan 
cara pengecut (tabliq akbar, cuap, subversi via kata, pemilihan presiden 
lagi). Tapi tak akan berhasil menutupi pandangan terhadap kenyataan bahwa 
pembelaan Gus Dur terhadap kemanusiaan, orang orang tertindas itu, seperti 
nyala api yang menghanguskan kutu-kutu itu. Senantiasa menarik mata dunia 
bahwa di Indonesia tampaknya sudah mulai ada peradaban. Meskipun baru 
sekecil lelatu api yang dinyalakan Kyai Buta yang terhormat itu. 

Belasan surat senada, mungkin ada sebagian dari keturunan PKI juga yang 
bersimpati terhadap tulisan saya itu. Saya tak bisa mereply keseluruhan. 
Satu hendaknya yang kalian perlu ingat, anak-anak PKI, anak-anak Cina, 
anak-anak Kristen, anak-anak siapapun, nilainya sama bagi pejuang 
kemanusiaan. Bagi Islam yang benar, Bagi Kristen yang benar, bagi Budha yang 
benar, Hindu yang benar, bahkan bagi atheis yang benar juga. 
Dan bagiku, (saya seorang anak Islam), mereka itu sama belaka : Manusia. Gus 
Dur yang melek mata hatinya juga berpendapat sama denganku. Ia seorang kyai 
Islam, sebenar-benarnya Islam. 

Khadijah Umar 

> 
>Rekan Khadijah dkk yang saya hormati, 
> 
>Sungguh membesarkan hati membaca surat terbuka anda selama ini, terakhir 
>tentang hantu PKI dan pengalaman keluarga anda sendiri id desa pada saat 
>terjadi pembunuhan massal PKI di tahun 1965. 
> 
>Saya waktu itu sudah peljar SMA. tidak melihat langsung pembunuhan 
>tersebut, tapi melihat mayat mengapung di sungai dekat Yogya dan cerita 
>seram dari mereka yang tiap malam ikut pembunuhan di Klaten dan Prambanan. 
> 
>Waktu saya jadi mahasiswa kedokteran saya ke des Boyolali bersama teman 
>sekelas dan menginap disana seminggu. Disana yang terkenal sebagai basis 
>PKI ternyata satu desa tinggal wanita dan anak-anak. semua laki-laki dewasa 
>disembelih sebgai pembalasan atas kematian seorang anggota PNI dari desa 
>tersebut. Bertahun-tahun setiap keluarga PKI dijadikan sasaran pemerasan 
>dan sexual abused oleh siapa saja yang mau. Mereka tidak boleh tutup dan 
>mengunci pintu waktu malam hari, sehingga bagi yang iseng bisa memperkosa 
>keluarga PKI tersebut setiap saat. Itulah wajah Indonesia yang bermoral 
>Pancasila yang saya kenal waktu itu. 
> 
>Di waktu saya bekerja di desa Jawa tengah, saya menyaksikan bagaimana 
>ketakutan masyarakat akan di PKI kan. semua hak sipil mereka hilang kalau 
>dicap PKI malam. Bisa ditangkap dan dipukuli sampai koma atau mati oleh 
>aparat. Tidak jadi soal dan saya menyaksikan peristiwa tersebut menjelang 
>pemilu tahun 1982 di Magelang. 
> 
>Ketika saya potret keadaan tersebut dalam seminar di Australian National 
>University di tahun 1995, teman saya dari RRT saja bingung kok Indonesia 
>lebih keras dari komunis Cina dalam mengontrol penduduknya. Semua atas nama 
>hantu PKI seperti sdr Khadijah lukiskan. 
> 
>lalu kita menyaksikan kebobrokan regim Soeharto ketika krisis ekonomi 
>datang di tahun 1997. Si Cina yang jadi hantu dan harus dikasih pelajaran. 
>Klimaksnya di bulan Mei 1998 dengan ribuan rakyat kecil meninggal dan 
>ratusan gadis diperkosa di ibukota negara. Dulu di desa terpencil dan 
>tempat tahanan PKI, sekarang di ibukota negara di siang hari bolong. 
> 
>Kok bisa terjadi semua ini??? Semua ini karena militer mempunyai kekuasaan 
>mutlak, dan bisa menghalalkan semua cara termasuk teror dengan memperkosa 
>gadis tidak berdosa secara pengecut di ibukota terhadap kelompok gadis 
>Tionghoa. Keadaan sama terjadi TimTim, Irian dan aceh serta tahun 1960an di 
>Kal Bar, dimana setiap gadis Tionghoa di kabupaten Sambas, Kal Bar bisa 
>dipesan untuk diperkosa asal bayar sama CPM yang berkuasa menangkap mereka 
>dengan label PKI-PGRS. Tahun 1998 terjadi hal serupa di NTT dengan alsan 
>agama, sekarang yang jad

TANGAN POROS TENGAH DI BEA CUKAI

2000-04-21 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Memang sulit mencari orang bersih di sarang penyamun, padahal
dia adalah lulusan Universitas di Amerika sini, sama 
seperti kita-kita ini. Apakah nanti dikemudian hari
kita-kita ini juga tidak lebih dari para-para penyamun
yang walaupun bergelar sarjana lulusan luar negeri dan
bertitel Bachelor, Master dan Doktor masih bermental kerdil? 

Renungkanlah apa tujuan anda belajar di Luar Negeri,
apakah anda akan membangun Bangsa dan Negara tanpa 
pamrih atau hanya ingin memperkaya diri sendiri..


Mardhika Wisesa 

TANGAN POROS TENGAH DI BEA CUKAI 

(POLITIK): Poros Tengah membela koruptor di Bea Cukai. Tujuannya tak 
lain untuk mesin uang partai. Poros Tengah lagi-lagi bermain. 

Setelah berhasil jadi "dewa penolong" Direktur Utama Bank Rakyat 
Indonesia (BRI) Djoko Santoso Mulyono untuk tidak tergusur dari 
jabatannya, menolong Gubernur Bank Indonesia (BI) Syahril Sabirin agar 
tidak dicopot dari kursi empuknya di BI, mendudukkan Ir Cacuk 
Sudarijanto menjadi Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) 
menggeser Glenn M Yusuf, kini Poros Tengah kembali menjadi penolong Dr 
Raden Bagus Permana Agung Daradjatun MSc menjadi Dirjen Bea dan Cukai 
Departemen Keuangan (Depkeu). 

Dr RB Permana Agung Daradjatun Pjs adalah bekas Kakanwil IV Ditjen Bea 
Cukai, DKI Jakarta. Sebelumnya, ia menjabat Sekretariat Ditjen Bea dan 
Cukai, Departemen Keuangan, yang menggantikan Drs R Tarigan Sibero 
yang diangkat menjadi Kakanwil VIII Ditjen Bea dan Cukai, Denpasar, 
Bali. 

Menurut sumber Xpos di Departemen Keuangan, akhir Maret lalu, memang 
ada pertemuan antara Poros Tengah dengan Permana Agung. Pertemuan yang 
diadakan di Hotel Borobudur itu, diaransir oleh Bambang Sudibyo, yang 
kantornya tidak jauh dari hotel berbintang lima tersebut. Pertemuan 
diadakan siang hari sembari makan siang. Yang hadir, selain Bambang 
Sudibyo adalah Wakil Ketua DPR Tosari Wdijaya dari PPP, Hatta Rajasa, 
anggota DPR, yang juga Sekjen PAN. Hatta mewakili Ketua PAN, Dr Amien 
Rais, yang berhalangan hadir karena berada di Yogyakarta menghadiri 
pernikahan familinya. 

Inti dari pertemuan itu, membicarakan rencana pencopotan Permana Agung 
oleh Presiden Gus Dur sebagai Dirjen Bea dan Cukai. Dan Bambang tidak 
setuju atas pencopotan itu. Begitu juga dengan Tosari Widjaja dan 
Hatta Rajasa. Untuk itu, Permana meminta bantuan Poros Tengah untuk 
melobi presiden lewat Wakil Ketua Komisi IX DPR asal Partai 
Kebangkitan Bangsa (PKB) H Soefwan Chudori. Namun, sumber itu, 
selanjutnya ditinggalkan, tak diperbolehkan ikut lagi dalam pembicaran 
lanjutan. Akibatnya, Chudori tidak tahu jaminan apa yang diberikan 
Permana Agung atas dukungan Poros Tengah kepadanya itu. 

Suatu pagi di pertengahan Maret lalu, Menteri Keuangan Bambang Sudibyo 
tiba-tiba dipanggil oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid ke Istana 
Negara. Kepada Bambang, yang mengaku kepada wartawan sebagai penggagas 
Poros Tengah --koalisi partai-partai Islam, seperti Partai Amanat 
Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (P3), Partai Bulan 
Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK)-- Gus Dur meminta supaya 
Permana Agung dicopot sebagai Dirjen Bea dan Cukai Depkeu. Alasan Gus 
Dur, di samping Permana itu sisa-sisa pejabat di masa Orde Baru, yang 
belum tergusur, Permana juga dituding sarat dengan korupsi, kolusi dan 
nepotisme (KKN) sejak ia bekerja di lingkungan yang basah di Bea dan 
Cukai. Untuk mengejar target penerimaan negara dari sektor Bea dan 
Cukai, Gus Dur tak bisa mengandalkan anak muda yang bergelar banyak 
itu. Meski tidak secara lugas menyebutkan bahwa Permana Agung 
- --menurut para pembisik presiden dari Sekretariat Negara-- termasuk 
tokoh korup nomor wahid di Bea dan Cukai, Gus Dur hanya meminta supaya 
Bea dan Cuk 
ai dialiri darah baru yang segar. Salah satu isu yang beredar di 
kalangan Bea Cukai menyebut, kolusi besar yang dilakukan Permana Agung 
adalah tender pengadaan dan percetakan pita cukai (base paper, 
hologram dan hot stamping foil), yang jatuh ke tangan PT Pura Barutama 
Kudus. Kolusi itu ia bangun sejak ia menjabat sebagai sekrtaris Dirjen 
Bea dan Cukai. Kolam renang di rumahnya konon dibangun oleh PT Pura. 
Selain itu alasan pencopotan Permana Agung, menurut salah seorang 
pejabat di Ditjen Bea Cukai karena kasus penyelundupan mobil mewah 
melalui Tanjung Priok. 

Tiga mobil Ferrari tipe mutakhir, yakni Ferrari 456 GTA warna merah, 
Ferrari 355F1 Berlinetta warna kuning, dan Ferrari 360 Modenna warna 
merah berhasil ditangkap, oleh polisi Kesatuan Pelaksana Pengamanan 
Pelabuhan (KP3). Mobil-mobil mewah yang sudah masuk salah satu gudang 
di Pelabuhan Tanjungpriok itu kepergok polisi sebelum sempat 
dikirimkan ke rumah pejabat tinggi negara. Kabarnya, itu diketahui 
oleh Permana. 

Isyarat pencopotan itu sudah dinyatakan Presiden Gus Dur dalam 
pertemuan dengan anggota Himpunan Pengusaha di Jepang (Keidanren), 
yang sedang melakukan kunjungan bisnis di Indonesia. Dalam acara itu 
Presiden mengatakan ingin mencopot sejumlah pejabat penting di 
pemerinta

PESANTREN BERALIRAN SYIAH DIRUSAK MASSA

2000-04-21 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Muslim pun menyerang sesama Muslim, Kapan Negara ini
bisa menjamin SEMUA para pemeluk Agama maupun alirannya?
Negaraku Bangsaku, tapi bukan Agamaku  Kasihan!!

Mardhika Wisesa


PESANTREN BERALIRAN SYIAH DIRUSAK MASSA 

BATANG, (SiaR, 18/4/2000). Amuk massa terjadi di Desa Brayo, 
Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, akhir pekan lalu (14/4). 
Selain tiga rumah pondok pesantren Al-Hadi rusak parah massa juga 
merusak sebuah mobil rusak dan gudang material bangunan dibakar yang 
berada di dekat pondok. 

Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan, amuk massa 
tersebut terjadi seusai salat Jumat sekitar pukul 14.00 WIB sampai 
16.30 WIB. Massa yang berasal dari desa Brayo, Brotoh, Siwatu dan 
Wonotunggal serta dari Buaran kota Pekalongan secara spontan 
mendatangi pondok pesantren Al-Hadi. 

Kedatangan massa yang diperkirakan mencapai ribuan orang itu, tanpa 
ada komando yang jelas secara bersama-sama menyerang lokasi kejadian 
dengan melempari gedung pondok pesantren dan rumah pengurus yang 
berada di sekitar itu. 

Aksi bertambah tidak terkendali dengan adanya massa yang berusaha 
merusak mobil, merobohkan warung dan berusaha membakarnya. 

Situasi seperti itu makin mencekam dengan adanya 32 orang santri 
aliran Syiah yang berada dalam kepungan massa, namun berkat kesigapan 
petugas keamanan yang didatangkan dari Polres Batang, Polwil satu 
peleton Brimob dan Kodim, massa yang sudah brutal tersebut tidak dapat 
masuk ke lokasi. 

Lemparan batu terjadi kembali sewaktu aparat keamanan mengevakuasi 
para santri sehingga beberapa petugas keamanan mengalami luka-luka. 
Kebrutalan massa yang berlangsung sekitar tiga jam itu baru bisa 
dikendalikan setelah personil dari Polres Batang, Polwil Pekalongan, 
Brimob Pekalongan dan Kodim 0736 Wijaya Kusuma datang dan berusaha 
membubarkan kerumunan massa. 

Menurut informasi, motif perusakan tersebut disebabkan adanya dugaan 
bahwa Pondok Pesantren yang dipimpin Sayid Ahmad B itu mengajarkan 
aliran Syiah kepada para santrinya. Aliran itu oleh masyarakat sekitar 
dianggap tidak lazim bahkan dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. 

Desakan masyarakat agar tidak berdiri ponpes syiah di Batang tersebut

sudah pernah ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Negeri Batang dengan 
melarang keberadaan Ponpes Al-Hadi itu tertanggal 3 April 2000 nomor 
38/Dsb.I/4/2000. Namun, entah atas inisiatif siapa, beberapa, ponpes 
itu tetap berdiri dan melakukan kegiatannya. 

Menyusul kasus perusakan itu, 11 orang yang diduga sebagai pelakunya 
dimintai keterangan oleh aparat keamanan setempat. Dan untuk sementara 
kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Al Hadi dihentikan sedangkan 
aktivitasnya dialihkan ke pondok pusat di Kota Pekalongan. Middad 
Turkan, Wakil Ketua Yayasan Al Hadi meminta kepolisian mengusut tuntas 
kasus itu. Satu hari sebelum perusakan, dia melihat indikasi akan ada 
penyerangan peristiwa itu sudah dilaporkan santrinya ke Polsek 
Wonotunggal. Bahkan tanda-tanda penentangan keberadaan ponpes Al Hadi 
sudah mulai tampak sekitar satu bulan lalu. "Satu minggu sebelum malam 
Idul Adha, ada sekelompok orang mengendarai sepeda motor berhenti di 
depan pesantren. Selanjutnya mereka menempelkan poster bertuliskan 
anti-syiah. Kasus itu pun sudah kami laporkan ke polisi," cerita 
Middad.*** 


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



SURAT TERBUKA MPH PGI UNTUK AMIEN RAIS

2000-04-21 Terurut Topik Mardhika Wisesa

SURAT TERBUKA MPH PGI UNTUK AMIEN RAIS 

JAKARTA, (SiaR, 19/4/2000). Pengantar Redaksi: Partai Kebangkitan 
Bangsa (PKB) melalui salah seorang Ketuanya, Yafie Tahir, serta Wakil 
Sekjen Yahya C Staquf, Selasa (18/4) kemarin mengeluarkan pernyataan 
sikapnya yang ditujukan kepada Amien Rais selaku Ketua MPR-RI. Disebutkan 
antara lain, "agar Amien Rais lebih menjalankan perannya sebagai Ketua MPR 
secara lebih proporsional dan dewasa, bukan justru memanfaatkan kedudukan 
itu untuk permainan politik kekuasaan... PKB beranggapan bahwa 
kedudukannya sebagai Ketua MPR dapat dipertimbangkan kembali." 

Sebaliknya, terhadap sikap PKB itu, Partai Amanat Nasional (PAN) 
melalui Wakil Sekjennya Afni Achmad menyatakan upaya impeachment PKB 
terhadap Amien adalah berkaitan erat dengan kritik-kritik keras Amien 
terhadap Gus Dur. Mana yang benar? Redaksi tidak bermaksud untuk melakukan 
judgement terhadap polemik tersebut. Tapi untuk memberi perspektif kepada 
pembaca, redaksi menyajikan surat terbuka Persekutuan Gereja-gereja di 
Indonesia (PGI) kepada Amien Rais berkenan dengan situasi politik nasional 
kontemporer --terutama dalam kaitannya dengan kasus Maluku. Mudah-mudahan 
apa yang tersurat dan tersirat melalui surat ini dapat membantu pembaca 
untuk secara pribadi memberikan pendapatnya tentang Amien Rais selaku 
Ketua MPR-RI. 

 
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) 
Nomor: 0055/PGI-XII/2000 

20 Januari 2000 

Hal: 
Tanggapan atas Sikap dan Pandangan terhadap Kerusuhan Maluku/Maluku 
Utara 

Yang terhormat, 
Sdr Dr Amien Rais 
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI 
Di Jakarta 

Dengan hormat, 

Kami sampaikan salam sejahtera kepada Saudara dengan harapan 
kiranya Saudara diberi hikmah dan kebijaksanaan oleh Allah Yang Maha Esa 
untuk melaksanakan tugas-tugas negara serta kemampuan untuk mewujudkan 
harapan-harapan segenap rakyat Indonesia, baik waktu sekarang ini maupun 
di masa datang, sesuai dengan jabatan yang dipercayakan segenap rakyat 
Indonesia. 

Beberapa waktu lalu, Saudara hadir dan menjadi pembicara pada 
sebuah acara yang menurut informasi dilakukan untuk menyatakan solidaritas 
kepada warga masyarakat beragama Islam yang disebut-sebut sebagai korban 
pembantaian, perkosaan dan sebagainya di Maluku khususnya di wilayah 
Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Kami mengikuti dengan cermat 
seluruh pemberitaan media massa dan informasi mengenai hal-hal yang 
Saudara sampaikan kepada media massa pada sejumlah kesempatan berikutnya 
dalam bentuk wawancara atau pernyataan pandangan dan sikap Saudara. 

Berkaitan dengan itu perkenankan kami menyatakan beberapa hal 
sebagai berikut: 

1. Pernyataan-pernyataan, pandangan dan sikap Saudara mengenai kerusuhan 
di Propinsi Maluku umumnya dan di Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara 
khususnya, membuat masyarakat terkejut dan gelisah karena Saudara tidak 
memposisikan diri sebagai pimpinan lembaga tertinggi negara. Warga 
masyarakat yang beragama Kristen khususnya merasa mengalami fait a compli 
oleh pernyataan pandangan Saudara yang menempatkan umat Kristen di wilayah 
Halmahera Utara sebagai penganiaya, pembantai dan sumber kekerasan 
terhadap umat Islam. 

2. Maafkan kami jika terpaksa menilai, bahwa pernyataan pandangan Saudara 
mengenai kerusuhan, khususnya yang terjadi berhari-hari sejak 26 Desember 
1999 hinggaJanuari 2000 di kota Tobelo dan sekitarnya adalah hal yang 
sangat gegabah, karena Saudara lalai mendasarkan diri pada sejumlah fakta 
objektif. 

Hal objektif pertama yang Saudara lalaikan adalah fakta, bahwa apa yang 
terjadi di Tobelo dan sekitarnya adalah suatu lingkaran kekerasan yang 
menjebak warga masyarakat, baik masyarakat yang beragama Islam, Kristen 
maupun yang masih menganut agama-agama suku. Hal objektif kedua yang juga 
Saudara lalaikan adalah, bahwa kekerasan di Tobelo dan sekitarnya bukan 
fenomena independen dan partial. Karena itu sangat naif untuk menilai apa 
yang terjadi di Tobelo terlepas dan berbagai konflik lain di pulau 
Ternate, pulau Tidore, di semua bagian pulau Halmahera dan bahkan di 
Propinsi Maluku. Hal objektif ketiga yang Saudara lalaikan adalah bahwa, 
kerusuhan di Propinsi Maluku dan Maluku Utara telah melibatkan dan 
mengorbankan rakyat yang Saudara pimpin tanpa pandang latar belakang agama 
mereka. Karena itu maaf jika kami katakan, bahwa Saudara telah keliru 
bersikap seakan-akan golongan tertentu saja yang menjadi sasaran aksi-aksi 
kekerasan yang teriadi. 
 
Saudara nampaknya tidak tahu atau tidak perduli pada fakta bahwa telah 
terjadi "pembersihan" desa-desa pemukiman di pulau Tidore, Ternate, di 
wilayah Halmahera Tengah dan kearah desa/pemukiman di jazirah selatan 
pulau Halmahera yang penduduknya beragama Kristen. 
 
Hal ini terjadi sejak akhir September-awal Oktober 1999. Beberapa bulan 
sebelum itu, golongan tertentu si Sanana, kepulauan Sula, Maluku Utara, 
telah terusir keluar dari wilayah 

hi....hi.....hi.......hi......hi......

2000-04-21 Terurut Topik Ali Simplido

hi.hi.hi..

Saya ini hanya jelasin saja mengenai informal meeting
itu dan bukan secret meeting dan bukan acara PAN dan
saya bukan coordinatornya.  Pak Christianto hadir
sebagai independent observer, Pak McDonald hadir
sebagai tokoh masyarakat, saya hadir sebagai rakyat
biasa. Permias di undang tapi nggak hadir, journalist
diundang juga tidak hadir, beberapa tokoh masyarakat
diundang juga tidak hadir. Kalau ada orang yang marah
karena tidak diundang, itu bukan urusan saya wong saya
juga cuman diundang kok. Acaranyapun pada waktu
istirihat Pak Mentri dan bukan waktu negara.

Wassalam

Ali Simplido

__
Do You Yahoo!?
Send online invitations with Yahoo! Invites.
http://invites.yahoo.com



Konsumtivisme Ilmiah Bertanggungjawab Atas Persoanal Nasional Kita?

2000-04-21 Terurut Topik Nasrullah Idris

   Salah seorang netter di milis ITB-Net memberikan komentar terhadap
posting saya yang berjudul "Siapa Di Sini Yang Mencari Nafkah : Suami atau
Istri". Menurut ukuran saya ... kementar berikut ini sangat menarik serta
perlu didiskusikan lebih lanjut. Terima kasih.

Salam,



Nasrullah Idris
--
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu



-Original Message-
From: Ferli Iskandar <[EMAIL PROTECTED]>
To: '[EMAIL PROTECTED]' <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: '[EMAIL PROTECTED]' <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, April 21, 2000 15:14
Subject: [ITB] Hidden economy ( RE: [ITB] Siapa Di Sini Yang Mencari Nafkah
: Suami atau Istri)


Ini satu kasus 'hidden economy'.

Banyak pekerjaan yang sifatnya do-it-yourself, yang kalau dicatatkan sebagai
suatu transaksi akan memberikan kontribusi cukup siginifikan dalam ukuran
pendapatan (pribadi mau pun nasional).

Contoh kasus fiktif-nya Mas Nasrul, sang istri - Dewi "Surf" - sebenarnya
memberikan nilai tambah Rp 40 ribu (dengan asumsi, kalau Dewi juga
'seharusnya' membelanjakan 30 ribu tiap kali makan untuk dirinya sendiri,
karena sekarang 20 ribu itu cukup untuk berdua, maka selisih/nilai tambahnya
adalah: 2*30 ribu - 20 ribu = 40 ribu) untuk setiap aktivitas mempersiapkan
makan yang dilakukan sang istri.

Asumsikan 2 kali dalam 30 hari per bulan, pekerjaaan menyiapkan makan Dewi
"Surf" sebenarnya bernilai 2*30*Rp 40 ribu = Rp 2,4 juta.

Belum lagi untuk aktivitas mencuci (alih2 diberikan kpd laundry), mengasuh
anak (alih2 diberikan ke baby-sitter), membereskan rumah (alih2 oleh
cleaning service), mengatur pembayaran tagihan2 (alih2 oleh 'financial
advisor'), dll. Kemungkinan besar jadinya 'gaji' Dewi "Surf" kurang-lebih
sama dengan gaji sang suami yg 6 juta itu.

Sebenarnya jadi gampang buat kita kalau mau menaikkan catatan GNP Indonesia:
catat saja aktivitas 'hidden economy' spt yg dilakukan ibu rumah tangga sbg
salah satu transaksi ekonomi biasa. Bisa2 GNP kita jadi dua atau tiga kali
lipat yang sekarang. Tiba2 kita jadi jauh lebih kaya.

Yg jelas, kesimpulan saya pribadi, istilah 'kaya' dan 'sejahtera' cuma
masalah pencatatan. Kita ini negara 'miskin', tapi mungkin 'sejahtera'
karena banyaknya aktivitas ekonomi tersembunyi/informal. Mungkin ini bisa
sedikit menjelaskan kenapa kita nggak ambruk2 amat waktu krisis ekonomi
kemaren.

Sebenarnya, secara lebih general, kita bisa milih 3f (fun, friends, and
family), over 3p (pay, profit, productivity). Mestinya kita mengakui bahwa
3f itu juga punya nilai ekonomi (spt kasus Dewi "Surf" dengan 'family
activities'-nya).

Ada yg 'share' feeling saya bahwa orang Indonesia itu sebenarnya lebih
'kaya' daripada orang Jepang? Justifikasinya mungkin bisa diperoleh kalo
kita mau menghitung 3f itu sebagai sebuah nilai ekonomi juga.

Apalagi kalo kita terima bahwa 'kebahagiaan' juga punya model unik bagi tiap
individu atau bangsa. 'Perceived value' sebuah produk atau jasa atau konsep
(dlm pengertian seluas-luasnya) mestinya tidak digeneralisir. Dalam skala
global, generalisasi itu tampak dalam penerimaan kita atas konsep2 seperti
'laju pertumbuhan', 'tingkat inflasi', 'tingkat konsumsi', 'produktivitas',
dll, yg di dalamnya kita mati2an mengikuti standar2 asing dan cara2
pencatatan mereka.

Tidak begitu terasa memang, tapi saya 'curiga' sikap 'konsumtivisme ilmiah'
dlm bentuk penerimaan teori2 ekonomi (makro) asing - lah yg justru
bertanggung jawab atas permasalahan nasional kita.

Termasuk konsep 'hidden economy' ini.
Hehehe.

Salam,
Ferli



Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia

2000-04-21 Terurut Topik Dody Ruliawan

Masalah "subsidi" ini memang perlu penjelasan...
Ceritanya sejak pertengahan tahun 1998 banyak sekali lines telpon yang
dikembalikan oleh pelaku bisnis, terutama dikota-kota besar. Jumlah lines
yang nganggur itu diperkirakan sekitar 2 juta sambungan. Sambungan yang
dikembalikan ini diperkirakan tidak akan terserap kembali karena
perekonomian belum pulih seperti sebelum krisis. Memang PT Telkom juga sudah
berupaya untuk memasarkan lines yang nganggur ini dengan menawarkan
sambungan kedua bagi pelanggan rumah tangga dengan biaya penyambungan gratis
namun saya perkirakan tidak banyak menolong. Nah, sambungan ini yang
nganggur ini yang saya usulkan untuk dipakai oleh Warung Internet (dan
nantinya pelanggan rumah tangga untuk sambungan telpon kedua) dengan tarif
khusus.

Poin positif yang didapat dari penerapan tarif khusus ini diantaranya :
1. Telkom mendapat keuntungan (sedikit, tetapi lebih baik daripada tidak
untung) dari penggunaan pulsa / leased lines,
2. Memperbesar kesempatan kerja karena bisnis WarNet ini toh pasti
memerlukan karyawan,
3. Menggairahkan ekonomi untuk nambah-nambah government spending yang minjam
dari IMF itu.,
4. Agar Indonesia tidak terlalu ketinggalan dalam ecommerce,

dll

Jadi tidak ada "subsidi" disini.yang ada adalah pemanfaatan lines
nganggur agar PT Telkom mendapatkan income dari lines itu tetapi tidak
"untung besar".jadi ya..win-win lahTelkom dapat income, bisnis
internetpun jalan
Saya termasuk orang yang tidak setuju dengan subsidi-subsidiankecuali
untuk JPS (untuk rakyat miskin, bukan seperti JPS untuk program Departemen
Kehakiman itu...) kalau ini digolongkan sebagai subsidi juga.

Salam,
Dody


-Original Message-
From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
Behalf Of Alexander Hutapea
Sent: Friday, April 21, 2000 10:43 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia


On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote:

|o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan
|o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp
|o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk
|o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke
ISP).
|o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di
lokal
|o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti
pelanggan
|o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan
|o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam
|o|ecommerce dan penggunaan internet.

Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi oleh orang yg tidak main
internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah)

salam,
Alex

_
NetZero - Defenders of the Free World
Click here for FREE Internet Access and Email
http://www.netzero.net/download/index.html



Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia

2000-04-21 Terurut Topik Dody Ruliawan

Hallo bung Alex,

Mengenai "subsidi" ini memang perlu penjelasan...
jadi ceritanya sekarang ini (mulai pertengahan tahun
1998)kan banyak lines yang tidak terpakai. Jumlahnya
sekitar 2 juta lines, itu belum termasuk telpon yang
"tidur". Yang lebih buruk lagi, lines yang
dikembalikan oleh pelaku bisnis di kota-kota besar
juga belum diserap kembali, bisa dimaklumi karena
ekonomi belum pulih seperti sebelum krisis.
PT Telkom sebenarnya sudah berusaha keras untuk
menjual lines nganggur ini dengan menawarkan sambungan
telpon kedua kepada rumah tangga dengan biaya
pemasangan gratis (terutama di Jakarta) tetapi saya
ragu apakah daya serap kelompok pelanggan rumah tangga
ini cukup besar.

Jadi tidak ada "subsidi" karena PT Telkom toh punya
banyak lines nganggur. Walaupun diterapkan tarif
khusus untuk Warung Internet (tahap pertama)
sebenarnya Telkom juga masih punya banyak stok
sambungan.

Point positif yang didapat dari penerapan tarif khusus
ini ada beberapa hal :
1. Memanfaatkan lines nganggur sehingga Telkom
mendapat untung (sedikit) dari pemakaian pulsa ini,
2. Memperluas kesempatan kerja karena WarNet itu kan
butuh karyawan,
3. Menggairahkan ekonomi dengan tambahan transaksi
dari sektor rumah tanggaya untuk nambah-nambah
government spending yang minjam dari IMF itu
4. Mengejar ketinggalan dalam ecommerce,

dll...jadi masih lumayan daripada tidak ada tarif
khusus...

Salam,
Dody


--- Alexander Hutapea <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote:
>
> |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif
> "leased line" diturunkan
> |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet,
> misalnya per bulan Rp
> |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah
> ini bisa diterapkan untuk
> |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap
> terbatas untuk nyambung ke ISP).
> |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer
> tertentu milik ISP di lokal
> |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan
> harga pulsa seperti pelanggan
> |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan
> transaksi lewat internet akan
> |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak
> terlalu tertinggal dalam
> |o|ecommerce dan penggunaan internet.
>
> Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi
> oleh orang yg tidak main
> internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah)
>
> salam,
> Alex
>

=
draddtx

__
Do You Yahoo!?
Send online invitations with Yahoo! Invites.
http://invites.yahoo.com



SUARAPUBLIKA: Mahasiswa Jaga Aspirasi Rakyat (Re:Permias Gate)

2000-04-21 Terurut Topik Arya Indrathama

Kadang kadang saya pribadi suka malu juga kalau sering berposting posting di
milis.
Takutnya dikira suka mengirim junk dan ngga ada kerjaan. Padahal seperti anda
semua, kerjaan saya juga bertumpuk. Tapi saya pagi ini menemukan tulisan dari
SuaraPublika mengenai Mahasiswa dan mungkin masih dapat direlasikan dengan
kasus permias gate dan demo permias DC kemarin. Sayang kalau saya tidak
menyebarluaskannya kepada anda anda semua. Semoga tulisan yang saya posting
ini ada manfaatnya.

Arya


MAHASISWA
Jaga Aspirasi Rakyat

Mahasiswa akan selalu memegang peranan penting dalam setiap perubahan yang
terjadi dalam bernegara. Kekuatan idealisme yang mereka miliki menjadi modal
utama dalam mengkritisi segala kebijakan pemerintah dan apa yang terjadi di
masyarakat. Tetapi idealisme tersebut adalah barang bagus yang dapat menarik
perhatian kekuatan politik (misalnya partai politik) untuk dijadikan komoditi
politik mereka. Sehingga nyaris mustahil membedakan antara sebuah idealisme
dengan gerakan politik. Artinya, mahasiswa memerlukan proses belajar dalam
mempertajam dan menyalurkan idealisme yang mereka miliki. Sementara gerakan
politik mengikuti trend politik yang sedang berkembang dan menjadi isu yang
dilontarkan oleh pers pelaku politik. Pada titik inilah keduanya bertemu
sehingga dapat saling melengkapi.

Satu sisi yang harus dipertahankan oleh mahasiswa adalah posisi tawar (baca:
bargaining position) yang kuat terhadap isu politik yang bersentuhan secara
langsung dengan kepentingan masyarakat banyak, khususnya kalangan bawah.
Pemberdayaan masyarakat berstatus sosial bawah dapat diteriakkan oleh siapa
saja, tetapi apabila mahasiswa yang melakukan hal tersebut akanlah sangat
membantu citra positif mahasiswa di mata masyarakat.

Mahasiswa hendaklah berupaya agar selalu melihat suatu permasalahan dari
kacamata masyarakat walaupun dengan nuansa yang berbeda. Simpati masyarakat
lemah akan lahir terhadap mahasiswa selama rambu-rambu di atas selalu
diperhatikan. Isu bertema politik tingkat tinggi menjadi kontraproduktif
terhadap perubahan yang sedang diupayakan karena hanya akan menimbulkan
konflik berkepanjangan tanpa arah dan tentu saja hanya sebatas wacana tanpa
realitas.

Perbedaan sudut pandang dan nuasan antara mahasiswa dengan masyarakat di
dalam menyikapi suatu permasalahan tentunya akan terjadi, tetapi idealnya
tidak sekadar mahasiswa harus tampil beda. Masyarakat akan dapat dengan mudah
menilai mana kelompok mahasiswa yang mementingkan isu titipan dan kekuatan
politik tertentu, dimana biasanya telah membuat aliansi dengan cara
terbuka/resmi maupun tersembunyi, dan mana kelompok yang menyuarakan aspirasi
mereka dengan penuh tanggung jawab serta menggalang kekuatan dengan tujuan
kepentingan masyarakat banyak. Semoga intelektual muda kita menyadarinya.

Sapto Sugiharto, S.Pd
Jl Merak Blok C/55 Perum Duta Kranji
Kranji, Bekasi Barat 17135



Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia

2000-04-21 Terurut Topik Alexander Hutapea

On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote:

|o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan
|o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp
|o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk
|o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke ISP).
|o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di lokal
|o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti pelanggan
|o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan
|o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam
|o|ecommerce dan penggunaan internet.

Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi oleh orang yg tidak main
internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah)

salam,
Alex



Presiden RI, Matematika, dan Internet

2000-04-21 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Dody Ruliawan <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, April 21, 2000 11:23
Subject: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia



Hallo Bung Dody

*Kalau betul, usul saya bung Nasrul bisa banyak-banyak kirim surat / ide
ke Gus Dur dan Menteri Perhubungan
(yang membawahi urusan telekomunikasi) supaya di Indonesia diadakan tarif
khusus untuk pemakai internet.

#Persoalan tarif internet di Indonesia berkaitan dengan variabel yang
sangat banyak, yang hubungan korelasi satu sama lainnya yang bervariasi
juga. Ini kan berkaitan dengan "minimalisasi" dan "maksimalisasi", dua
istilah yang sangat kental dalam pengambilan keputusan, yang dalam
pelaksanannya banyak melibatkan perhitungan.
 Memang ada keinginan saya ingin ketemu beliau. Tetapi mau mulai dari
mana nih? Saya kira Bung Yohanes Sulaeman bisa memberikan masukan seputar
"komunikasi".
 Kalau pun ada channel untuk ketemu beliau, saya tidak akan ngotot
mempersoalkan tarif khusus untuk pemakain internet. Tetapi meminta beliau
untuk menegaskan kepada seluruh bangsa Indonesia bahwa dengan mempelajari
"MATEMATIKA" secara tuntas, detail, dan integratif, harga berbagai kebutuhan
akan murah, termasuk biaya pulsa telepon.
  Saya juga akan mengusulkan akan, agar beliau membuat akronim baru,
yakni IPMATEK , serta
mengucapkannya setiap kali ada kesempatan. Saya rasa usulan ini sangat
realistis.
 Soalnya untuk tiga presiden terakhir ini, saya hampir nggak pernah
mendengar kata "MATEMATIKA" yang terucapkan oleh mereka .

*Saya sudah mencoba menyampaikan gagasan ini ke Pak Onno W. Purbo
sayangnya kami tidak sepakat mengenai bagaimana caranya mendorong
pengurangan tarif pulsa telpon ini.

#Saya nggak tahulah soal itu. Yang respek bagi saya adalah bagaimana
memobilisasi masyarakat telekomunikasi, khususnya internet, untuk menurunkan
biaya pulsa telepon secara mandiri. Caranya? Antara lain dengan memberikan
berbagai resep penghematan pulsa telepon kepada mereka. Itu untuk jangka
pendek.
 Sedangkan untuk jangka panjang adalah mengapresiasikan berbagai model
Matematika yang bisa diaplikasikan pada dunia telekomunikasi. Karena itulah,
kemarin saya mengajukan pertanyaan "Menentukan Diagonal Terpanjang/Terpendek
dalam Segi N Sembarang" . Kalau
berhasil menciptakan diskusi serta solusi maka sedikit-banyak bisa
memberikan prospek bagi terciptanya pola berpikir jaringan pada masyarakat
internet, yang gilirannya akan bermuara pada kemampuan mereka dalam mencari
terobosan efisien terbaik  di antara sejumlah
alternatif efisiensi yang ada.

*Gosip sementara, nanti di tahun 2001 akan berlaku UU yang memungkinkan
investor baru untuk masuk ke sektor telekomunikasi dan menjadi pesaing PT
Telkom. Dengan begitu diharapkan harga pulsa akan bersaing (turun,
diharapkan turun drastis) dan pada gilirannya akan menggairahkan pemakaian
internet.
#Apa pun yang terjadi pada tahun 2001, investor asing maupun investor
dalam negeri tidak akan mampu menetapkan harga "GORENG PISANG" seenak
mungkin kepada konsumen. Mengapa? Soalnya 
model Matematika yang terkait "GORENG PISANG" sudah mengkristal pada
masyarakat. Mengerti kan maksud saya? Coba esensi ini diterapkan dalam
masalah biaya telekomunikasi.

*Kalau perlu bung Nasrul mengadakan seminar tentang Warung Internet dan
membentuk asosiasi penyelengara Warung Internet. Jangan
tanggung-tanggung...sekaligus jadi ketuanya..

#Wah, jadi ketua sih nggak mampu.
  Kalau saya jadi peserta seminar ini, yang saya usulkan adalah
bagaimana pengelola Warnet melakukan "kreativitas dan implementasi", jangan
hanya mengandalkan pola2 yang sudah umum.

 Demikianlah. Terima kasih.


Salam,



Nasrullah Idris
--
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu



Acara Permias Denver Minggu ini

2000-04-21 Terurut Topik Arya Indrathama

Kepada teman teman sekalian,

Pertama tama saya ucapkan terimakasih kepada Mas Henra dan Hananta, atas
bantuannya kita telah mendapatkan tempat untuk melaksanakan acara pergantian
pengurus permias. Selanjutnya kegiatan kita minggu ini adalah:

Festival of Nation di Richie Center, DU
Hari Sabtu, tanggal 22 jam 10:30 pagi sampai jam 5:00 sore

Acara pergantian pengurus permias
Hari Minggu, tanggal 23 jam 1 siang sampai jam 4 sore.
Bertempat di International House, DU
2200 S. Josephine (corner antara S.Josephine ama E.Warren)

Bagi yang masih berminat menjual cendera mata atau berjualan makanan,
silahkan bergabung di meja Permias di Festival of Nation hari Sabtu ini.
Untuk acara pergantian pengurus permias, kita mengharapkan partisipasi
seluruh mahasiswa/i dan warga Denver untuk hadir. Kita sangat mengharapkan
wajah wajah baru yang bisa meneruskan organisasi Permias-Denver ini. Mohon
berita ini untuk dapat disebarluaskan kepada teman teman lainnya.


Arya



Re: Sajarah Permias@ (Re: Mari Berdiskusi; [Was: Tanggapan buat mas Priyo dan mas Faran]

2000-04-21 Terurut Topik Okki Soebagio

On Thu, 20 Apr 2000, A. Syamil wrote:

> Okki cukup banyak bekerja untuk PERMIAS. Akan tetapi, setahu saya yang
> mendirikan PERMIAS@ mailing list ini bukan Okki di DC tapi rekan-rekan
> PERMIAS di Syracuse, NY misalnya mas Al Ghozie Usman.

Benar.  Saya lihat, yang mas Sukarman maksud adalah bincang@, which is
mailing list PERMIAS di Washington, DC.  Terima kasih atas pelurusannya
mas Syamil.

Salam dari DC,
[EMAIL PROTECTED]



Sajarah Permias@ (Re: Mari Berdiskusi; [Was: Tanggapan buat mas Priyo dan mas Faran]

2000-04-21 Terurut Topik A. Syamil

Salam Permias,

> On Thu, 20 Apr 2000, sukarman danuputro wrote:

> > Bahasan saya pada masalah-masalah yang ada pada PERMIAS adalah dengan
> > maksud baik untuk mengajak rekan-rekan PERMIAS yang lainnya untuk
> > berlajar berdiskusi yang sehat. Jalur mailing list adalah jalur
> > terbaik karena rekan-rekan yang berminat akan dapat membaca tanpa
> > harus membalas. Dan ini salah satu tujuan didirikannya mailing list
> > PERMIAS (silahkan tanyakan kalau tidak salah saudara Oki yang
> > mendirikan mailing list ini) adalah untuk berdiskusi.

Okki cukup banyak bekerja untuk PERMIAS. Akan tetapi, setahu saya yang
mendirikan PERMIAS@ mailing list ini bukan Okki di DC tapi rekan-rekan
PERMIAS di Syracuse, NY misalnya mas Al Ghozie Usman.

Pelurusan ini tidak bermaksud untuk mengurangi salut saya atas kerja keras
Okki selama ini.

Jabat erat,


Ahmad Syamil
Toledo, OH



Re: [bincang] Channel (was Bravo Cim Bom!

2000-04-21 Terurut Topik Ramadhan Pohan

In a message dated 4/21/00 1:18:26 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

<< ngomong2 nonton bolanya di ESPN ato ada channel2 gratisnya nggak sih ?
 bola di Indonesia sendiri ada yang tahu perkembangannya nggak tuh.
 terakhir denger sih makin seru.. seru berantemmnya.. :)

 faran
  >>

Saya nontonnya di Sky Sport, pakai DC Cable, kalau di DC channel 401. Memang
per bulannya lumayan gede juga sih. Enak juga, dapat  Liga Chile, Liga
Argentina, Liga Brasil, Liga Kolombia, Liga Jerman. Tapi yang paling saya
suka Liga Brasil, Liga Inggris dan Liga Italia-- semua disiarin tiap hari,
jamnya juga dua kali. Ketika  Indonesia menyikat Kamboja 8-2 (?) lalu saya
juga nontonnya di Sky Sport (FOX Sport World).

Liga Asia yang mereka putar biasanya Jepang dan Korea. Sesekali masuk
Malaysia dan Singapura, dan Indonesia.

Katanya, selain Cable, ada yang jauh lebih murah. Misalnya, beli antena
parabola yang, lagi-lagi nih, katanya di NY murah. Mungkin ada pembaca yg
tahu info lebih lengkapnya, Okki, Oceng, Indra atau siapalah.

salam,
rp