Multi Level Marketing itu terkadang tampak seperti "Deret Kali" . Taroklah sebuah perusahaan MLM "X" didirikan oleh tiga orang. Itu berarti N pertamanya adalah 3. Taroklah setiap orang harus merekrut tiga orang. Hasil rekrutannya masing-masing diharapkan untuk merekrut tiga orang lagi. Jadi targetnya ya memang deret kali, yaitu 3 orang , 9 orang, 27 orang, 81 orang,. 243 orang, 729 orang, 2.187 orang, 6.561 orang, 19.683 orang, 59.049 orang, 177.147 orang, 531.441 orang, dan 1.594.323 orang Taroklah saya di Indonesia memproduksi buku dalam Bahasa Nigeria tentang "Beragam Masakan Tradisional Nigeria". Ongkos produksi per eksemplarnya hanya 1 US dollar. Yang tercetak sekitar 1 Juta eksemplar. Lalu saya di Nigeria membuat perusahaan MLM "Nasrullah Idris". Pertimbangan saya memilih Nigeria antara lain : 1) negara kaya. 2) tingkat apresiasi kalkulasi Matematikanya sangat rendah. 3) Penduduknya sangat banyak. 4) Tingkat pendidikannya relarif rendah. Tentu saja saya tidak mengemukakan keempat alasan ini kepada konsumen di sana. Karena bisa jadi bumerang. Selanjutnya saya melakukan kampanye dengan berbagai bentuk "manis2 mulut". Meskipun secara normal harga buku dijual dengan harga 11 US dollar per eksemplar (dari apsek Tehnik Industri, ini mungkin saja), namun perusahaan hanya memperoleh bagian 2,5 US dollar saja. Itu pun belum bersih, Sebanyak 0,5 US dollar dipakau untuk segala keperluan selama berada di Nigeria, seperti ongkos penginapan, transportasi, makan, dan lain-lain. Jadi bersihnya hanya memperoleh untung 1 US dollar. Sisanya sebesar 8,5 US Dollar pergi ke mana? Ya tentu saja kepada para perekrut langganan secara berantai itu. Sisa 8,5 US dollar ini kan bisa didistribusikan berdasarkan deret kali tersebut. Memang dengan jumlah peserta 1.594.323 tentu secara tidak langsung sudah memberi pekerjaan kepada warga Nigeria. Tetapi ya saya berarti telah menguras kekayaan "Nigeria" sekitar 1,5 juta US dollar untuk dibawa pulang ke tanah air. Itu baru satu jenis produk. Bagaimana kalau saya memproduksi 1000 jenis barang. Bisa diperkirakan akan kekayaan Nigeria yang terkuras oleh saya untuk dibawa ke tanah air. Itu baru saru perusahaan asing seperti perusahaan milik saya itu. Bagaimana kalau ada 50 perusahaan asing. Bisa kita hitung pula, bukan? Salam, Nasrullah Idris