[al-its] Fwd: [kdpnet-id] KdP: Jeffrey Winters tentang Gerakan Reformasi 1998

1998-12-27 Terurut Topik alex

From: Antonius Subarkah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [al-its] Fwd: [kdpnet-id] KdP: Jeffrey Winters tentang Gerakan
Reformasi 1998

Renungan menghadapi akhir tahun 1998.

Selamat Hari Natal bagi yang merayakan.
dan Selamat Tahun Baru 1999
AW Subarkah

note: forwarded msg attached.




Return-Path: [EMAIL PROTECTED]
Received: from pijar.net ([192.41.16.224]) by www.indomedia.com
  (Netscape Mail Server v2.0) with SMTP id AAA20094;
  Tue, 22 Dec 1998 17:35:25 -0700
Received: from localhost (pijar@localhost) by pijar.net (8.8.5) id
AAA10212; Tue, 22 Dec 1998 00:17:25 -0700 (MST)
Received: by pijar.net (bulk_mailer v1.9); Tue, 22 Dec 1998 00:11:51 -0700
Received: (pijar@localhost) by pijar.net (8.8.5) id AAA09294; Tue, 22 Dec
1998 00:11:41 -0700 (MST)
X-Authentication-Warning: pijar.net: Host jupiter.centrin.net.id
[202.146.255.3] claimed to be mail.centrin.net.id
From: "KdP Net" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [kdpnet-id] KdP: Jeffrey Winters tentang Gerakan Reformasi 1998
Date: Tue, 22 Dec 1998 14:06:55 +0700
Message-ID: 000c01be2d79$a8e31660$a1f992ca@admin
MIME-Version: 1.0
Content-Type: text/plain;
   charset="iso-8859-1"
Content-Transfer-Encoding: 7bit
X-Priority: 3 (Normal)
X-MSMail-Priority: Normal
X-Mailer: Microsoft Outlook 8.5, Build 4.71.2173.0
X-MimeOLE: Produced By Microsoft MimeOLE V5.00.0518.4
Sender: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: "KdP Net" [EMAIL PROTECTED]
Content-Length: 17355

Kabar dari PIJAR


From: [EMAIL PROTECTED]
Date: Fri, 18 Dec 1998 12:17:25 -0600


"Jeffrey Winters Tentang Gerakan Reformasi 1998"
Interview 14 December 1998, Chicago

Jeffrey Winters mengamati dari dekat gerakan reformasi
selama tahun 1998. Menjelang tutup tahun ini kami minta
catatannya. Menurut dia, "Berdasarkan bukti-bukti yang
saya lihat, gerakan reformasi di Indonesia pada tahun
1998 ini masih semacam pertarungan antara dua kelompok
elite: elite pro status quo dan elite yang pro reformasi.
Rakyatnya sendiri masih disingkirkan." Apa persoalan
paling penting yang dia amati, "Bagaimana menggalang
People Power yang kuat dan meluas, dengan aksi-aksi
damai? Menurut saya itulah persoalan paling penting yang
harus dipikirkan oleh aktivis gerakan reformasi."

KONSTITUSIONAL

T: Ketika Habibie ditunjuk Suharto sebagai presiden ada
debat tentang apakah pemerintahan Habibie itu "konstitusional."

J: Sebenarnya apa yang dimaksud dengan "konstitusional"
itu? Apakah artinya harus sesuai dengan konstitusi? Kita tahu
bahwa konstitusi itu bukan hanya sekedar tata cara yang harus
diikuti. Yang lebih penting lagi konstitusi itu mengandung suatu
amanat. Dan salah satu amanat yang paling penting dalam
konstitusi bangsa Indonesia ada dalam pasal-1 UUD-45,
"Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR." Kalau amanat paling penting ini sudah diinjak-
injak maka tidak ada tata cara dan juga lembaga yang dibangun
diatasnya itu bisa dianggap "sesuai dengan konstitusi."

Kalau kita tanya apakah MPR Orba itu "konstitusional"
kalau lembaga itu dibentuk dengan setengah anggotanya
ditunjuk Suharto dan setengahnya lagi "dipilih" dalam pemilu
yang curang. Jawabnya jelas, tidak. MPR Orba itu sama
sekali tidak bisa dianggap lembaga yang sah untuk
menjalankan kedaulatan rakyat, yaitu amanat UUD-45.
Kalau MPRnya sudah tidak sah atau sudah "cacat hukum,"
apakah presiden dan wapres yang "dipilih" itu konstitusional?
Tentu saja tidak. MPR Orba itu lembaga boneka, dan produk-
produk yang dihasilkan lembaga itu memang banyolan.

Satu lagi amanat yang sangat penting dalam konstitusi
Anda, "Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum,
tidak berdasar atas kekuasaan belaka." Itu gamblang sekali
dicantumkan dalam penjelasan UUD-45. Selama jaman Orba
kita semua tahu bahwa Indonesia itu negara kekuasaan, bukan
negara hukum. Selama 30 tahun lebih negara Orde Baru itu
bisa berdiri berdasarkan kekuasaan. Sama sekali bertentangan
dengan konstitusi Anda. Negara Orde Baru itu tidak banyak
berbeda dengan negara Hindia Belanda. Tidak banyak
berbeda dengan negara yang ada di jaman Jepang. Dasarnya
cuma kekuasaan. Yang berbeda pendapat, gebug. Pers yang
kritis, bredel. Masyarakatnya diawasi, dikontrol, dibina,
diancam, dengan kekuasaan.

T: Banyak tokoh oposisi yang betul-betul bisa dianggap
mewakili suara rakyat itu kuatir kalau tindakan politik mereka
akan melanggar tata cara atau prosedur yang ada dalam konstitusi.

J: Mau menghormati konstitusi itu baik. Tapi dalam masa
peralihan sekarang ini -- ketika masyarakat Indonesia mau
bergerak dari negara kekuasaan menuju negara hukum --
yang masih tetap berkuasa adalah sisa-sisa dari Orde Baru.
Adalah sangat naif kalau menganggap mereka itu pemerintah
yang "konstitusional." MPR Orba itu tidak konstitusional.
Pemerintahan yang dihasilkan oleh MPR itu juga bukan
pemerintahan yang kon

[al-its] Fwd: [kdpnet-id] KdP: Jeffrey Winters tentang Gerakan Reformasi 1998

1998-12-26 Terurut Topik alex

From: Antonius Subarkah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [al-its] Fwd: [kdpnet-id] KdP: Jeffrey Winters tentang Gerakan
Reformasi 1998

Renungan menghadapi akhir tahun 1998.

Selamat Hari Natal bagi yang merayakan.
dan Selamat Tahun Baru 1999
AW Subarkah

note: forwarded msg attached.



More trinkets than the 1996 Olympics. Fewer lines than the Goodwill Games
ESPN gear, SportsCenter gear, NBA NHL MLB NCAA NFL gear, Memorabilia
http://offers.egroups.com/click/173/0

by pijar.net (8.8.5) id AAA09294; Tue, 22 Dec 1998 00:11:41 -0700 (MST)
X-Authentication-Warning: pijar.net: Host jupiter.centrin.net.id
[202.146.255.3] claimed to be mail.centrin.net.id
From: "KdP Net" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [kdpnet-id] KdP: Jeffrey Winters tentang Gerakan Reformasi 1998
Date: Tue, 22 Dec 1998 14:06:55 +0700
Message-ID: 000c01be2d79$a8e31660$a1f992ca@admin
MIME-Version: 1.0
Content-Type: text/plain;
   charset="iso-8859-1"
Content-Transfer-Encoding: 7bit
X-Priority: 3 (Normal)
X-MSMail-Priority: Normal
X-Mailer: Microsoft Outlook 8.5, Build 4.71.2173.0
X-MimeOLE: Produced By Microsoft MimeOLE V5.00.0518.4
Sender: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: "KdP Net" [EMAIL PROTECTED]
Content-Length: 17355

Kabar dari PIJAR


From: [EMAIL PROTECTED]
Date: Fri, 18 Dec 1998 12:17:25 -0600


"Jeffrey Winters Tentang Gerakan Reformasi 1998"
Interview 14 December 1998, Chicago

Jeffrey Winters mengamati dari dekat gerakan reformasi
selama tahun 1998. Menjelang tutup tahun ini kami minta
catatannya. Menurut dia, "Berdasarkan bukti-bukti yang
saya lihat, gerakan reformasi di Indonesia pada tahun
1998 ini masih semacam pertarungan antara dua kelompok
elite: elite pro status quo dan elite yang pro reformasi.
Rakyatnya sendiri masih disingkirkan." Apa persoalan
paling penting yang dia amati, "Bagaimana menggalang
People Power yang kuat dan meluas, dengan aksi-aksi
damai? Menurut saya itulah persoalan paling penting yang
harus dipikirkan oleh aktivis gerakan reformasi."

KONSTITUSIONAL

T: Ketika Habibie ditunjuk Suharto sebagai presiden ada
debat tentang apakah pemerintahan Habibie itu "konstitusional."

J: Sebenarnya apa yang dimaksud dengan "konstitusional"
itu? Apakah artinya harus sesuai dengan konstitusi? Kita tahu
bahwa konstitusi itu bukan hanya sekedar tata cara yang harus
diikuti. Yang lebih penting lagi konstitusi itu mengandung suatu
amanat. Dan salah satu amanat yang paling penting dalam
konstitusi bangsa Indonesia ada dalam pasal-1 UUD-45,
"Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR." Kalau amanat paling penting ini sudah diinjak-
injak maka tidak ada tata cara dan juga lembaga yang dibangun
diatasnya itu bisa dianggap "sesuai dengan konstitusi."

Kalau kita tanya apakah MPR Orba itu "konstitusional"
kalau lembaga itu dibentuk dengan setengah anggotanya
ditunjuk Suharto dan setengahnya lagi "dipilih" dalam pemilu
yang curang. Jawabnya jelas, tidak. MPR Orba itu sama
sekali tidak bisa dianggap lembaga yang sah untuk
menjalankan kedaulatan rakyat, yaitu amanat UUD-45.
Kalau MPRnya sudah tidak sah atau sudah "cacat hukum,"
apakah presiden dan wapres yang "dipilih" itu konstitusional?
Tentu saja tidak. MPR Orba itu lembaga boneka, dan produk-
produk yang dihasilkan lembaga itu memang banyolan.

Satu lagi amanat yang sangat penting dalam konstitusi
Anda, "Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum,
tidak berdasar atas kekuasaan belaka." Itu gamblang sekali
dicantumkan dalam penjelasan UUD-45. Selama jaman Orba
kita semua tahu bahwa Indonesia itu negara kekuasaan, bukan
negara hukum. Selama 30 tahun lebih negara Orde Baru itu
bisa berdiri berdasarkan kekuasaan. Sama sekali bertentangan
dengan konstitusi Anda. Negara Orde Baru itu tidak banyak
berbeda dengan negara Hindia Belanda. Tidak banyak
berbeda dengan negara yang ada di jaman Jepang. Dasarnya
cuma kekuasaan. Yang berbeda pendapat, gebug. Pers yang
kritis, bredel. Masyarakatnya diawasi, dikontrol, dibina,
diancam, dengan kekuasaan.

T: Banyak tokoh oposisi yang betul-betul bisa dianggap
mewakili suara rakyat itu kuatir kalau tindakan politik mereka
akan melanggar tata cara atau prosedur yang ada dalam konstitusi.

J: Mau menghormati konstitusi itu baik. Tapi dalam masa
peralihan sekarang ini -- ketika masyarakat Indonesia mau
bergerak dari negara kekuasaan menuju negara hukum --
yang masih tetap berkuasa adalah sisa-sisa dari Orde Baru.
Adalah sangat naif kalau menganggap mereka itu pemerintah
yang "konstitusional." MPR Orba itu tidak konstitusional.
Pemerintahan yang dihasilkan oleh MPR itu juga bukan
pemerintahan yang konstitusional. Kalau tokoh-tokoh oposisi
percaya dengan dongeng bahwa pemerintahan Habibie ini
"konstitusional" maka mereka hanya ikut "membantu" s