Gus Dur kembali "berkelit" menyoal dukungannya kepada Mega untuk Capres.
Kemarin Gus Dur bilang bahwa ia mendukung Mega bukan berarti proses
pencalonannya sampai terpilih menjadi presiden. Padahal, kata Gus Dur, ia
"mendukung" Mega dalam artian menerima keabsahan Mega sebagai Capres.
Lha kalau begini cara berkelitnya kok kelihatan banget klasnya Gus Dur. Saya
juga sudah pasti menerima keabsahan pencalonan Wisnu Ali Martono sebagai
Capres selama ada anggota MPR yang mencalonkannya dan WAM sendiri mau
dicalonkan. Apa bedanya dengan ini? Lha wong siapa saja sah menjadi capres
selama ada yang mencalonkan dan yang dicalonkan bersedia (kecuali calonnya
memang orang gila atau bukan WNI).
Gus Dur mungkin bingung dengan istilah "setuju" dan "mendukung". Tidak
jarang saya kalah voting dalam berpendapat waktu aktif di organisasi. Walau
saya yakini pendapat saya benar namun ternyata saya kalah voting. Saya
memang tidak setuju dengan keputusan itu, namun saya mendukungnya. "Tidak
setuju tapi mendukung" jarang diucapkan (walau sekadar lips service) oleh
politisi Indonesia. Umumnya mereka machiavelis, oportunis, dan primitif.
                                Wassalam,
                                Efron

Reply via email to