Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
Bung Nasrul, Selama ini saya perhatikan bung punya banyak sekali ide. Semoga saya tidak salah, bung Nasrul tinggal di Bandung? Kalau betul, usul saya bung Nasrul bisa banyak-banyak kirim surat / ide ke Gus Dur dan Menteri Perhubungan (yang membawahi urusan telekomunikasi) supaya di Indonesia diadakan tarif khusus untuk pemakai internet. Saya sudah mencoba menyampaikan gagasan ini ke Pak Onno W. Purbo sayangnya kami tidak sepakat mengenai bagaimana caranya mendorong pengurangan tarif pulsa telpon ini. Gosip sementara, nanti di tahun 2001 akan berlaku UU yang memungkinkan investor baru untuk masuk ke sektor telekomunikasi dan menjadi pesaing PT Telkom. Dengan begitu diharapkan harga pulsa akan bersaing (turun, diharapkan turun drastis) dan pada gilirannya akan menggairahkan pemakaian internet. Menurut saya, kalau mengandalkan UU ini akan terlalu lama dan belum tentu harga pulsa telpon menjadi murah. Bayangkan saja, UU itu baru berlaku tahun 2001, kemudian investor baru mulai membangun jaringan dsb. sehingga mungkin baru akan siap bersaing dengan PT Telkom 3 tahun lagi. Seperti biasanya kalau perusahaan baru (di Indonesia) kan biasanya akan memasang harga yang cukup tinggi agar investasinya lebih cepat balik dan mendapat untung. Lagipula ngapain perusahaan ini mesti memasang harga rendah kalau bisa "main mata" dengan PT Telkom. Saya sih tidak yakin kalau oligopolis ini tidak akan membentuk kartel dalam menetapkan harga pulsa telpon. Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp 150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke ISP). Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di lokal / kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti pelanggan biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam ecommerce dan penggunaan internet. Kalau perlu bung Nasrul mengadakan seminar tentang Warung Internet dan membentuk asosiasi penyelengara Warung Internet. Jangan tanggung-tanggung...sekaligus jadi ketuanya.. Bagaimana bung Nasrul? Salam, Dody -Original Message- From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of Nasrullah Idris Sent: Thursday, April 20, 2000 7:42 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Model Matematika untuk Menghemat Pulsa Telepon DESCRIPTION if subject containand to containand from contain then if subject containand to containand from contain then if subject contain and to contain and from contain then = Catatan : Ini adalah "inbox Assistan. di sebelah kanannya ada tombol Move Up, Move Down, dan Apply To. Saya ambil dari software "Outlook Express" Saya pernah mengatakan bahwa memperbincangkan masalah Matematika dalam "dunia internet" antara lain bisa menghemat pulsa telepon. Ya memang betul kok. Salah satunya dengan mengolah sarana filter email seperti inbox assistant. Saya mohon kepada anda untuk mencari model Matematika untuk "inbox assistan" ini agar mudah dalam mengolah sarana filter email ini. Wah ... bisa dibayangkan, berapa banyak pulsa bisa dihemat kalau kita model Matematika untuk ini bisa mengapresiasi/merakyat pada MASTEL . Kabarnya pengguna internet di Indonesia sudah 1 juta orang. Taroklah dengan kemampuan mengolah inbox asistant ini mereka rata-rata mampu menghemat sampai 3 pulsa per hari. Berarti semuanya 3 juta pulsa Taroklah harga setiap pulsa adalah Rp. 165. Maka penghematan per hari adalah Rp. 495 juta. Berarti per bulan = Rp. 14,85 Milyar. Karena itu ... demi kepentingan orang banyak mari kita diskusikan masalah ini Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu _ NetZero - Defenders of the Free World Click here for FREE Internet Access and Email http://www.netzero.net/download/index.html
Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote: |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke ISP). |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di lokal |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti pelanggan |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam |o|ecommerce dan penggunaan internet. Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi oleh orang yg tidak main internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah) salam, Alex
Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
Hallo bung Alex, Mengenai "subsidi" ini memang perlu penjelasan... jadi ceritanya sekarang ini (mulai pertengahan tahun 1998)kan banyak lines yang tidak terpakai. Jumlahnya sekitar 2 juta lines, itu belum termasuk telpon yang "tidur". Yang lebih buruk lagi, lines yang dikembalikan oleh pelaku bisnis di kota-kota besar juga belum diserap kembali, bisa dimaklumi karena ekonomi belum pulih seperti sebelum krisis. PT Telkom sebenarnya sudah berusaha keras untuk menjual lines nganggur ini dengan menawarkan sambungan telpon kedua kepada rumah tangga dengan biaya pemasangan gratis (terutama di Jakarta) tetapi saya ragu apakah daya serap kelompok pelanggan rumah tangga ini cukup besar. Jadi tidak ada "subsidi" karena PT Telkom toh punya banyak lines nganggur. Walaupun diterapkan tarif khusus untuk Warung Internet (tahap pertama) sebenarnya Telkom juga masih punya banyak stok sambungan. Point positif yang didapat dari penerapan tarif khusus ini ada beberapa hal : 1. Memanfaatkan lines nganggur sehingga Telkom mendapat untung (sedikit) dari pemakaian pulsa ini, 2. Memperluas kesempatan kerja karena WarNet itu kan butuh karyawan, 3. Menggairahkan ekonomi dengan tambahan transaksi dari sektor rumah tanggaya untuk nambah-nambah government spending yang minjam dari IMF itu 4. Mengejar ketinggalan dalam ecommerce, dll...jadi masih lumayan daripada tidak ada tarif khusus... Salam, Dody --- Alexander Hutapea <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote: > > |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif > "leased line" diturunkan > |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, > misalnya per bulan Rp > |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah > ini bisa diterapkan untuk > |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap > terbatas untuk nyambung ke ISP). > |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer > tertentu milik ISP di lokal > |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan > harga pulsa seperti pelanggan > |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan > transaksi lewat internet akan > |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak > terlalu tertinggal dalam > |o|ecommerce dan penggunaan internet. > > Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi > oleh orang yg tidak main > internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah) > > salam, > Alex > = draddtx __ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. http://invites.yahoo.com
Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia
Masalah "subsidi" ini memang perlu penjelasan... Ceritanya sejak pertengahan tahun 1998 banyak sekali lines telpon yang dikembalikan oleh pelaku bisnis, terutama dikota-kota besar. Jumlah lines yang nganggur itu diperkirakan sekitar 2 juta sambungan. Sambungan yang dikembalikan ini diperkirakan tidak akan terserap kembali karena perekonomian belum pulih seperti sebelum krisis. Memang PT Telkom juga sudah berupaya untuk memasarkan lines yang nganggur ini dengan menawarkan sambungan kedua bagi pelanggan rumah tangga dengan biaya penyambungan gratis namun saya perkirakan tidak banyak menolong. Nah, sambungan ini yang nganggur ini yang saya usulkan untuk dipakai oleh Warung Internet (dan nantinya pelanggan rumah tangga untuk sambungan telpon kedua) dengan tarif khusus. Poin positif yang didapat dari penerapan tarif khusus ini diantaranya : 1. Telkom mendapat keuntungan (sedikit, tetapi lebih baik daripada tidak untung) dari penggunaan pulsa / leased lines, 2. Memperbesar kesempatan kerja karena bisnis WarNet ini toh pasti memerlukan karyawan, 3. Menggairahkan ekonomi untuk nambah-nambah government spending yang minjam dari IMF itu., 4. Agar Indonesia tidak terlalu ketinggalan dalam ecommerce, dll Jadi tidak ada "subsidi" disini.yang ada adalah pemanfaatan lines nganggur agar PT Telkom mendapatkan income dari lines itu tetapi tidak "untung besar".jadi ya..win-win lahTelkom dapat income, bisnis internetpun jalan Saya termasuk orang yang tidak setuju dengan subsidi-subsidiankecuali untuk JPS (untuk rakyat miskin, bukan seperti JPS untuk program Departemen Kehakiman itu...) kalau ini digolongkan sebagai subsidi juga. Salam, Dody -Original Message- From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of Alexander Hutapea Sent: Friday, April 21, 2000 10:43 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bung Nasrullah Idris dan Pulsa Telpon di Indonesia On Thu, 20 Apr 2000, Dody Ruliawan wrote: |o|Usul saya sederhana saja. Pertama-tama tarif "leased line" diturunkan |o|serendah mungkin khusus untuk Warung Internet, misalnya per bulan Rp |o|150.000,- (nantinya "leased line" harga rendah ini bisa diterapkan untuk |o|pemilik telpon rumah tangga, tetapi tetap terbatas untuk nyambung ke ISP). |o|Jadi line ini hanya bisa nyambung ke nomer-nomer tertentu milik ISP di lokal |o|/ kota itu. Kalau disalahgunakan ya dikenakan harga pulsa seperti pelanggan |o|biasa. Dengan cara seperti ini diharapkan transaksi lewat internet akan |o|semakin berkembang dan Indonesia menjadi tidak terlalu tertinggal dalam |o|ecommerce dan penggunaan internet. Berarti orang yg main internet pulsanya disubsidi oleh orang yg tidak main internet? (yg biasanya taraf hidupnya lebih rendah) salam, Alex _ NetZero - Defenders of the Free World Click here for FREE Internet Access and Email http://www.netzero.net/download/index.html