PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN TARUNA AKABRI

1999-04-23 Thread Andrew G Pattiwael

Mencuat kembali nama, Letnan Jendral Prabowo Subianto dan Kelompok
Asuhannya yang bernama kelompok "Tidar".

*
PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN
TARUNA AKBRI

JAKARTA (SiaR,23/4/99), Aparat menyatakan bahwa Amir alias Edi Ranto,
Ketua Kelompok Angkatan Mujahidin Islam Indonesia (AMIN) adalah tersangka
otak perampokan BCA dikaitkan dengan kasus peledakan Mesjid Istiqlal
(19/4). Sedangkan Gus Dur menduga pembom itu orang bayaran dan oknum
bekas ABRI. Tapi lain lagi dengan temuan SiaR yang menyimpulkan adanya
kemungkinan anak emas Prabowo dari kelompok Tidar.
Hasil investigasi SiaR menunjukkan bahwa pelaku peledakan bom di Masjid
Istiqlal adalah Eddy Prabowo, seorang mantan taruna AKABRI, yang direkrut
Prabowo -mantu mantan Presiden Soehartountuk masuk kelompok Tidar yang
dibentuknya.

Kontroversi siapa pelaku pemboman di Mesjid Istiqlal makin meruncing
setelah POLRI dengan mudahnya melanggar asas praduga tak bersalah, dengan
mengaitkan Amir alias Edi Ranto tersangka pelaku perampokan Bank BCA di
Gang Kancil menjadi tersangka utama satu-satunya pemboman Istiqlal.
Bahkan

Kadispen Polri Brigjen Pol Togar Sianipar, Rabu (21/4) kemarin
menjelaskan, bahwa satu dari 10 saksi, mengaku pernah bertemu dengan 2 di
antara 4 pelaku yang diduga melakukan pemboman di Istiqlal. Saksi ini
ditemukan polisi pada Selasa (20/4) malam.
Dengan demikian, sudah ada 2 saksidi samping para saksi mata yang
diperkirakan bisa membawa polisi melacak jejak pelaku pemboman di
Istiqlal, demikian tuduh Togar Sianipar.

Dari saksi tersebut diperoleh gambaran atau perkiraan wajah pelaku.
Namun hingga kini belum ada pelaku yang ditangkap aparat. Dua saksi yang
memberikan titik terang ini, berasal dari luar Jakarta. Namun, kata
Togar, saksi ini bukan tersangka. Ia berada di Polda Metro Jaya untuk
dimintai keterangan, dan bukan ditangkap. Dari hasil pengembangan kasus
tersebut sudah diketahui sketsa wajah dari 2 pelaku. Namun, hasil
tersebut masih akan diteliti lagi agar dapat dipastikan kebenarannya.
Sedangkan hasil pemeriksaan atas serpihan bom yang ditemukan di lokasi
kejadian, diketahui bom tersebut adalah bom rakitan yang dibuat
orang-orang yang profesional dan benar-benar mengerti tentang bahan
peledak.

Tuduhan bahwa bom rakitan tersebut adalah bom ikan yang banyak dirakit di
Lampung dibantah Kol Syahril Arifin, Wakapolda Lampung (21/4).  Sejumlah
media cetak baik pusat maupun daerah terbitan Rabu (21/4) mensitir
informasi bahwa polisi menduga pemboman perkantoran Masjid Istiqlal itu
memiliki benang merah dengan ledakan di Hayam Wuruk Plaza sebelumnya.
Dalam bantahannya, Syahril Arifin mengatakan jenis bom rakitan sendiri
seperti dari bahan lactosin lalu dicampur mesiu dan diberi detonator,
sebetulnya bisa dibuat siapa saja dan bahannya antara lain ada di apotik,
karena bahan itu biasa digunakan untuk keperluan medis. "Orang apotik
bisa, kita pun semua bisa, tetapi apakah itu, ini yang masih diselidiki,"
katanya.

Bahkan Kapolda Metro Jaya Mayjen (Pol)Noegroho Djajoesman (23/4)
memperkuat dengan mengatakan bahan dasar bom tersebut dari TNT
(Trinitrotuluene) dengan pemicu peledaknya KC103 (kalium chlorat ). Bahan
bahan tersebut hanya dimiliki instansi militer atau perusahaan
pertambangan (yang memiliki ijin khusus) dan tidak beredar di pasaran
bebas. Tentang kemungkinan oknum TNI atau bekas anggota TNI yang diduga
terlibat, Noegroho menyatakan, sebaiknya jangan terlalu dini menuduh
tanpa disertai bukti dan fakta yang kuat.

Namun Sementara itu pengamat politik Prof Dr M Budyatna mendesak aparat
keamanan menindaklanjuti pernyataan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) tentang adanya indikasi konspirasi teroris bayaran dengan orang
profesional dan terlatih untuk membom sejumlah ruangan di Mesjid
Istiqlal.  Statemen yang dikeluarkan Gus Dur "Pelakunya adalah teroris
bayaran pihak tertentu untuk menggagalkan Pemilu 1999. Mereka adalah
orang-orang yang istilahnya massa mengambang. Mereka bekas ABRI yang saat
ini sudah tidak di dalam struktur lagi," kata Gus Dur di Jakarta, Selasa
(20/4).

Pada hari yang sama, televisi swasta SCTV dalam dua kali siaran beritanya
mewawancarai seorang ahli bom, namun tidak disebutkan nama dan
identitasnya demi keselamatan. Ahli bom itu mengungkapkan bahwa pemboman
dilakukan oleh orang-orang profesional. Bahan bom tidak ada di pasaran,
sedangkan perakitannya kemungkinan besar tidak dilakukan oleh orang sipil.
"Ini beda dengan ledakan bom ikan. Berapa sih kekuatan bom ikan?"
katanya. Menurutnya, kemungkinan selain mendapat tawaran untuk membom
tempat tertentu, kelompok ini juga menawarkan jasanya.

Berangkat dari pernyataan Gus Dur dan ahli bom tersebut, sketsa yang
disebarkan aparat keamanan mirip dengan seorang anak buah Prabowo yang
bernama Eddy Prabowo. Menurut sebuah sumber SiaR, Eddy Prabowo adalah
seorang mantan Taruna AKABRI yang dikeluarkan karena terlibat
penganiayaan berat terhadap seniornya. Setelah keluar ia la

Re: PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN TARUNA AKABRI

1999-04-24 Thread Dodo D.

Saya salut dengan berita2 dari SiaR seperti ini, paling tidak cara
menyajikan rentetan berbagai events patut diacungi jempol. Cerita
cerita di rakit dan dijahit secara halus sehingga bisa memberikan
keyakinan kepada pembaca bahwa memang peristiwa2 itu sangat berkaitan
erat satu sama lainnya, dan menyajikan sequence yang cukup enak untuk
dibaca.

Akurasi dari kebenaran individual story dalam "kumpulan cerita" ini
juga patut diacungi jempol, dan saya rasa 80% benar. Contohnya cerita
tentang Edy Prabowo yang mantan taruna AKABRI dengan segala macam
permasalahannya memang mendekati hal yang sebenarnya, dan seperti saya
bilang, 80% benar. Akan tetapi, setelah membaca sampai selesai,
kemudian melihat lagi judulnya, saya kok jadi kurang menangkap
relevansi dari cerita tentang Edy Prabowo ini dengan judul yang
ditawarkan.

Judul berita mengisyaratkan keyakinan dan mungkin bermaksud untuk
membawa pembaca kepada keyakinan bahwa pelaku pengeboman Istiqlal
adalah mantan taruna AKABRI. Kemudian di bagian akhir cerita dibahas
tentang perjalanan hidup seorang mantan taruna AKABRI bernama Edy
Prabowo, dan keterkaitannya dengan kelompok tidar yang diduga berada di
belakang peristiwa2 yang selama ini terjadi. Sayangnya tidak di
jelaskan sejauh mana keterlibatannya pada pemboman Istiqlal tersebut.
Yang menghubungkan peristiwa Istiqlal dengan dugaan keterlibatan Edy
Prabowo hanyalah kemiripan sketsa wajah dari kepolisian dengan wajah si
EP ini.

Kalau melihat latar belakang si EP, pribadinya, dan keahliannya, memang
ada kemungkinan bahwa dia terlibat dalam pemboman Istiqlal. Tetapi
untuk merasa yakin bahwa memang dialah pelakunya, tentu tidak cukup
hanya berdasarkan dugaan. Saya rasa, judul berita itu akan lebih tepat
di kemukakan apabila memang sudah terbukti bahwa si EP ini pelakunya.

Saya ingat sewaktu sedang rame ramenya kerusuhan Ambon dan Gus Dur
menyebut initial Mayjen K sebagai dalangnya. Atas dasar ucapan Gus Dur
itu pula kemudian keluar cerita yang mirip seperti ini. Dengan
kepandaian menjahit cerita secara halus, akhirnya keluarlah nama Kivlan
Zein sebagai 'terdakwa utama' di berita itu, seakan akan memang sudah
terbukti bahwa dia pelakunya. Kemudian si Kivlan uring uringan, dan
mendatangi Gus Dur untuk minta klarifikasi. Ternyata jawaban Gus Dur
apa...? yang dimaksud Mayjen K bukanlah si Kivlan.

Pada cerita kali ini, sebenarnya apa yang di sajikan masih mirip2 dan
berkaitan erat dengan cerita tentang Kivlan Zein dulu, tapi mungkin
karena pernah 'mengeluarkan dakwaan yang salah' terhadap Kivlan,
akhirnya nama itu nggak di singgung2 lagi.

Jadi menurut saya, tidak seharusnya kita menjustify sesuatu atau
seseorang sebelum benar2 di buktikan. Pemberitaan surat kabar atau
press release dari suatu kelompok, seperti biasa, pasti punya tendensi
tertentu yang sering mengakibatkan beritanya bias.

Yang jelas, siapapun pelaku pemboman Istiqlal, harus diungkap secara
tuntas dan setransparan mungkin di jelaskan kepada masyarakat agar
tidak terjadi tuding menuding antar kelompok, apalagi antar agama yang
memang sangat sensitif di negara kita. Jangan sampai pihak berwajib
memanipulasi fakta dan akhirnya menutup-nutupi kelompok tertentu hanya
karena 'merasa sungkan' yang akhirnya akan menghancurkan bangsa
Indonesia secara keseluruhan.

--- Andrew G Pattiwael <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mencuat kembali nama, Letnan Jendral Prabowo Subianto dan Kelompok
> Asuhannya yang bernama kelompok "Tidar".
>
>
*
> PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN
> TARUNA AKBRI
>
> JAKARTA (SiaR,23/4/99), Aparat menyatakan bahwa Amir alias Edi Ranto,
> Ketua Kelompok Angkatan Mujahidin Islam Indonesia (AMIN) adalah
> tersangka
> otak perampokan BCA dikaitkan dengan kasus peledakan Mesjid Istiqlal
> (19/4). Sedangkan Gus Dur menduga pembom itu orang bayaran dan oknum
> bekas ABRI. Tapi lain lagi dengan temuan SiaR yang menyimpulkan
> adanya
> kemungkinan anak emas Prabowo dari kelompok Tidar.
> Hasil investigasi SiaR menunjukkan bahwa pelaku peledakan bom di
> Masjid
> Istiqlal adalah Eddy Prabowo, seorang mantan taruna AKABRI, yang
> direkrut
> Prabowo -mantu mantan Presiden Soehartountuk masuk kelompok Tidar
> yang
> dibentuknya.
>
> Kontroversi siapa pelaku pemboman di Mesjid Istiqlal makin meruncing
> setelah POLRI dengan mudahnya melanggar asas praduga tak bersalah,
> dengan
> mengaitkan Amir alias Edi Ranto tersangka pelaku perampokan Bank BCA
> di
> Gang Kancil menjadi tersangka utama satu-satunya pemboman Istiqlal.
> Bahkan
>
> Kadispen Polri Brigjen Pol Togar Sianipar, Rabu (21/4) kemarin
> menjelaskan, bahwa satu dari 10 saksi, mengaku pernah bertemu dengan
> 2 di
> antara 4 pelaku yang diduga melakukan pemboman di Istiqlal. Saksi ini
> ditemukan polisi pada Selasa (20/4) malam.
> Dengan demikian, sudah ada 2 saksidi samping para saksi mata yang
> diperkirakan bisa membawa polisi melacak jejak pelaku pemboman di
> Istiqlal, demikian tuduh Togar Sianipar.
>
> Dar

Re: PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN TARUNA AKABRI

1999-04-25 Thread Mohammad Rosadi

Assalamualaikum wr.wb

Membaca beberapa berita SiaR yang pernah dipostingkan oleh beberapa
rekan di milis ini, saya melihat adanya suatu "keanehan". Sepertinya
SiaR bukannya menulis berita, melainkan menduga-duga dan menyimpulkan
sendiri peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, serta kemudian
berusaha "menggiring" pembacanya untuk membenarkan kesimpulan tsb.
Kesan asal-asalan dan hasutan sering tampak dalam berita-berita yang
ditulis oleh SiaR.

Saya ambil satu contoh saja. Dalam pemberitaan tentang KISDI dan bapak
Ahmad Soemargono, tampak sekali SiaR  tidak memiliki informasi yang
benar  dan akurat tentang hal ini, sehingga akhirnya lahirlah
tulisan-tulisan yang berisi dugaan-dugaan saja yang sudah tentu
jauh dari kebenaran. Kalau tidak salah dalam berita tersebut KISDI dan
bapak Ahmad Soemargono diibaratkan bagaikan sekumpulan preman yang
kerjanya hanya menteror golongan non-muslim saja, dan selalu bikin
kacau keadaan.Makanya tidak heran beberapa rekan cukup "termakan"
dengan berita ini.

Sebagai orang yang pernah kenal dengan bapak Ahmad Soemargono (bahkan
anak beliau merupakan teman baik saya), saya tau bahwa pemberitaan
SiaR tsb TIDAK BENAR dan FITNAH belaka. Bapak Ahmad Soemargono adalah
orang yang baik, ramah, serta selalu memikirkan dan membela
kepentingan ummat Islam. Setahu saya beliau tidak pernah (baik sebagai
pribadi maupun kelompok) menyerang,menganiaya, atau mengusir golongan
non muslim. Dalam ceramah dan pembicaraannya juga tidak pernah ada
rasa permusuhan kepada golongan non-muslim, sebagaimana yang sering
disangka banyak orang. KISDI sendiri rasanya juga tidak pernah
"tercatat" sebagai pelaku pengrusakan, penganiayaan, atau pengusiran
thd golongan non muslim pada setiap aksinya. Dalam setiap unjuk rasa
yang mereka lakukan-pun, hampir tidak pernah ada bentrokan fisik dan
pengrusakan fasilitas umum, sebagaimana yang biasanya terjadi dalam
suatu unjuk rasa. Malah sebaliknya, nama KISDI cukup harum dan
disegani oleh ummat Islam dalam dan luar negeri, karena perannya yang
cukup berarti dalam membela dan membantu perjuangan umat Islam di
Bosnia.

Ini baru satu contoh saja dari berita yang ditulis SiaR, belum lagi
berita-berita lainnya seperti soal Mayjen K (langsung dikatakan mayjen
KIVLAN) dan pelaku pemboman masjid Istiqlal. Untuk kasus Istiqlal,
setahu saya baru-baru ini kapolda DKI Jakarta telah membantah adanya
keterlibatan kelompok AMIN dalam peristiwa tsb. Bahkan kalau saya
tidak salah kapolda sendiri menyatakan bahwa kelompok AMIN tsb hanya
rekaan wartawan saja alias tidak ada. Yang ada hanyalah kelompok
kriminal biasa (ini juga perlu dibuktikan ).

Saya pribadi sangat menyayangkan berita-berita yang tidak akurat dan
berbagai pemutarbalikan fakta seperti yang dilakukan SiaR ini. Memang
benar bahwa hampir setiap surat kabar atau media massa mempunyai
kepentingan" dalam setiap pemberitaanya. Tapi janganlah sampai
menyebarkan gosip-gosip murahan dan fitnah yang bisa mencelakakan
orang lain. Sebenarnya tidak menjadi soal benar pemihakan suatu surat
kabar atau media massa pada suatu kelompok tertentu, selama berita
yang mereka tulis memang benar dan akurat, bukan fitnah. Jika kita
membaca berita-berita yang ditulis Republika atau Kompas, akan
terlihat jelas perbedaaannya dengan berbagai berita yang ditulis SiaR
Sekalipun Republika maupun Kompas mempunyai kecenderungan kepada
suatu "kelompok" tertentu, namun berita-berita yang mereka sajikan
cukup punya "nilai", dan kebenaran serta keakuratannya-pun dapat
dipertanggungjwabkan.

Ini cuma pendapat saya saja loh

Wassalam,
Mohamad Rosadi
Virginia




>From: "Dodo D." <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: PELAKU PEMBOMAN MASJID ISTIQLAL SEORANG MANTAN TARUNA
AKABRI
>Date: Sat, 24 Apr 1999 21:33:23 -0700
>
>Saya salut dengan berita2 dari SiaR seperti ini, paling tidak cara
>menyajikan rentetan berbagai events patut diacungi jempol. Cerita
>cerita di rakit dan dijahit secara halus sehingga bisa memberikan
>keyakinan kepada pembaca bahwa memang peristiwa2 itu sangat berkaitan
>erat satu sama lainnya, dan menyajikan sequence yang cukup enak untuk
>dibaca.
>
>Akurasi dari kebenaran individual story dalam "kumpulan cerita" ini
>juga patut diacungi jempol, dan saya rasa 80% benar. Contohnya cerita
>tentang Edy Prabowo yang mantan taruna AKABRI dengan segala macam
>permasalahannya memang mendekati hal yang sebenarnya, dan seperti
saya
>bilang, 80% benar. Akan tetapi, setelah membaca sampai selesai,
>kemudian melihat lagi judulnya, saya kok jadi kurang menangkap
>relevansi dari cerita tentang Edy Prabowo ini dengan judul yang
>ditawarkan.
>
>Judul berita mengisyaratkan keyakinan dan mungkin bermaksud untuk
>membawa pembaca kepada keyakinan bahwa pelaku pengeboman Istiqlal
>adalah mantan taruna AKABR