Re: Pencapaian program...
From: FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED] Nah, agenda utamanya PAN kan berantas KKN, tuntut Suharto, federalism. Kalau PBB sami mawon, dan bentuk federalisme diwujudkan dalam sistem parlementer. Bagaimana dengan PDI-P dan PKB? Nah, yang ini agak konservatif. Keduanya lebih menekankan bahwa semua kebrengsekan ORBA adalah akibat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh partai (d/h golkar) dan pejabat, yang bermuara di Suharto. Secara umum programnya di masa lalu sudah bagus. Dengan berbagai pertimbangan, PDI-P lebih memilih bentuk NKRI (negara kesatuan RI), dan yang saya tangkap dari PKB juga demikian. Nggak tahu kalau salah nangkep yang ketangkep ayam tetangga Ini point yang sangat penting. Kita perlu mengetahui filosofi dan program partai seperti apa yang kita butuhkan pada sebuah partai kalo kita memang benar-benar perduli dengan welfare negara yang bernama Indonesia itu. Seperti aku sebutkan dalam email aku bbrp minggu yang lalu (dan nampaknya nggak ada yang berminat menanggapi), yang aku kira penting dalam program ekonomi sebuah partai adalah: * desentralisasi penuh * pemangkasan kekuasaan pemerintah dalam bisnis * adopsi sistem ekonomi pasar (competitive capitalism) Kecuali kita hanya sekedar fans. Seperti fans Persebaya, kualitas Persebaya mau gimana pun, mereka tetap akan dukung Persebaya :) Tentu perlu dibahas satu per satu, mengapa ketiga hal di atas perlu. Sebagai pemanasan, aku kopiin email aku ttg desentralisasi-penuh di mailing list lain dengan sedikit modifikasi. Date: Sun, 02 May 1999 22:20:25 -0400 From: Rasyad A Parinduri [EMAIL PROTECTED] Subject: Paksa Birokrasi Berkompetisi Gimana bikin pemerintah lebih efisien? (Micro)economics punya resep jitu: Paksa mereka berkompetisi satu sama lain! Di sini lah desentralisasi-penuh comes into play. Dengan desentralisasi penuh, pemerintah negara bagian, atau bahkan pemerintah kota, dipaksa saling kompetisi satu sama lain. Saling adu rendah pajak; adu tinggi kualitas keamanan; adu kuat narik investor; adu sedikit ngatur-ngatur warganegara; adu bagus nyedian public goods and services. Intinya, mereka akan lebih dipaksa kerja keras menyenangkan warganegara dibandingkan dengan pemerintah terpusat seperti Indonesia sekarang ini :) Belum lagi kita bicara masalah transparansi dan accountability yang akan jauh lebih baik. Dengan desentralisasi penuh, birokrat jaman sekarang akan jadi barang langka. Bisa karena dia nggak kepilih lagi, atau karena penduduk kota pada migrasi ke kota lain yang melayani warganya lebih baik. Mungkin hanya dengan desentralisasi penuh lah akhirnya rakyat bisa benar-benar berdaulat -- sebagaimana dia seharusnya. Masalahnya terpulang pada kita, mau berdaulat apa nggak. Komentar? Salam, Rasyad A Parinduri [EMAIL PROTECTED] ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com
Re: Pencapaian program...
Setuju bung Rasyad. Negara ini perlu kompetisi, tetapi kompetisi yang sehat. Misalkan, jika perusahaan terlalu besar dan mengganggu produktivitas yang lain, perlu dituruni speednya melalui UU anti-monopoli atau anti-trust. Kompetisi seperti sekarang perlu dihapus, sudah menjadi kebiasaan pengusaha berkompetisi untuk mendekati puncak kekuasaan untuk mendapatkan tender. Ini juga tidak produktif, hal ini hanya menghancurkan bangsa jika dilihat dari faktor learning curve, transfer technology, dan business environment. Saya kira banyak program partai masih berupa blue print dan belum detail. Partai-partai yang ada sekarang lebih memfokuskan diri pada penggalangan massa dan kemenangan partai. Secara bertahap, input-input yang baik pasti akan dilaksanakan oleh partai yang memang menginginkan negara ini menjadi lebih baik. Orang tua tidak akan bisa mengalahkan waktu. Yang muda akan muncul, karena itu ide yang segar dan berguna untuk rakyat pasti akan dilaksanakan. Rasyad A Parinduri wrote: From: FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED] Nah, agenda utamanya PAN kan berantas KKN, tuntut Suharto, federalism. Kalau PBB sami mawon, dan bentuk federalisme diwujudkan dalam sistem parlementer. Bagaimana dengan PDI-P dan PKB? Nah, yang ini agak konservatif. Keduanya lebih menekankan bahwa semua kebrengsekan ORBA adalah akibat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh partai (d/h golkar) dan pejabat, yang bermuara di Suharto. Secara umum programnya di masa lalu sudah bagus. Dengan berbagai pertimbangan, PDI-P lebih memilih bentuk NKRI (negara kesatuan RI), dan yang saya tangkap dari PKB juga demikian. Nggak tahu kalau salah nangkep yang ketangkep ayam tetangga Ini point yang sangat penting. Kita perlu mengetahui filosofi dan program partai seperti apa yang kita butuhkan pada sebuah partai kalo kita memang benar-benar perduli dengan welfare negara yang bernama Indonesia itu. Seperti aku sebutkan dalam email aku bbrp minggu yang lalu (dan nampaknya nggak ada yang berminat menanggapi), yang aku kira penting dalam program ekonomi sebuah partai adalah: * desentralisasi penuh * pemangkasan kekuasaan pemerintah dalam bisnis * adopsi sistem ekonomi pasar (competitive capitalism) Kecuali kita hanya sekedar fans. Seperti fans Persebaya, kualitas Persebaya mau gimana pun, mereka tetap akan dukung Persebaya :) Tentu perlu dibahas satu per satu, mengapa ketiga hal di atas perlu. Sebagai pemanasan, aku kopiin email aku ttg desentralisasi-penuh di mailing list lain dengan sedikit modifikasi. Date: Sun, 02 May 1999 22:20:25 -0400 From: Rasyad A Parinduri [EMAIL PROTECTED] Subject: Paksa Birokrasi Berkompetisi Gimana bikin pemerintah lebih efisien? (Micro)economics punya resep jitu: Paksa mereka berkompetisi satu sama lain! Di sini lah desentralisasi-penuh comes into play. Dengan desentralisasi penuh, pemerintah negara bagian, atau bahkan pemerintah kota, dipaksa saling kompetisi satu sama lain. Saling adu rendah pajak; adu tinggi kualitas keamanan; adu kuat narik investor; adu sedikit ngatur-ngatur warganegara; adu bagus nyedian public goods and services. Intinya, mereka akan lebih dipaksa kerja keras menyenangkan warganegara dibandingkan dengan pemerintah terpusat seperti Indonesia sekarang ini :) Belum lagi kita bicara masalah transparansi dan accountability yang akan jauh lebih baik. Dengan desentralisasi penuh, birokrat jaman sekarang akan jadi barang langka. Bisa karena dia nggak kepilih lagi, atau karena penduduk kota pada migrasi ke kota lain yang melayani warganya lebih baik. Mungkin hanya dengan desentralisasi penuh lah akhirnya rakyat bisa benar-benar berdaulat -- sebagaimana dia seharusnya. Masalahnya terpulang pada kita, mau berdaulat apa nggak. Komentar? Salam, Rasyad A Parinduri [EMAIL PROTECTED] ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com
Pencapaian program...
Wah, keasyikan nggangguin mbak Ida malah terganggu dengan kemunculan si abang helson yang cemburuan. Padahal kan kita cuman nggangguin dikit ajahehehe.. Kok ya ributnya sampe melebar kemana-mana. Ampun deh.. mbak Ida itu serasa Sarajevo, jadi asal muasal perang dunia.hehehe. tobat...tobat Sebetulnya acara muter-muter saya sejak seminggu lepas ini ada apa sih? Sebetulnya kan kita ingin berbicara tentang bagaimana untuk menjalankan program. Kalau identifikasi masalahnya sih sudah ada, dan semua sudah ditampung oleh masing-masing partai. Bagaimana dengan cita-cita atau arahan dari partai? Ya sudah jelas juga. Buat yg punya masing-masing booklet dari tiap partai sih enak. Bisa langsung baca dan mengerti. Saya kira banyak dari kita yang tidak mempunyai kemewahan untuk memahami program partai. Cuman kira-kira sih tidak atau belum mendalam bagaimana untuk mencapai cita-cita partai yang sudah pasti sangat ideal ituya namanya lagi jualan Nah, kebetulan saya punya pendapat bahwa kesenjangan sosial perlu diberantas terlebih dahulu. Benar tidaknya itu yang mesti dikaji. Bukan lalu pada sibuk membicarakan bahwa yang dituju adalah negara yang ramah tamah, toleransi tinggi, hukum berjalan dengan benar... Weleh...kalau yg itu sih semua partai juga punya. Cuman carane itu gimana tho? Nah, agenda utamanya PAN kan berantas KKN, tuntut Suharto, federalism. Kalau PBB sami mawon, dan bentuk federalisme diwujudkan dalam sistem parlementer. Bagaimana dengan PDI-P dan PKB? Nah, yang ini agak konservatif. Keduanya lebih menekankan bahwa semua kebrengsekan ORBA adalah akibat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh partai (d/h golkar) dan pejabat, yang bermuara di Suharto. Secara umum programnya di masa lalu sudah bagus. Dengan berbagai pertimbangan, PDI-P lebih memilih bentuk NKRI (negara kesatuan RI), dan yang saya tangkap dari PKB juga demikian. Nggak tahu kalau salah nangkep yang ketangkep ayam tetangga Bagaimana dengan para calon pencoblos? Nah ini dia Faktor utama yang menjadi daya tarik suatu partai kan mestinya program. Baru disusul oleh siapa yang akan jadi sopir truk pemerintahan. Biar jelas: (1) Program partai (2) Calon Presiden. Nah, yang saya lihat, justru sebaliknya. Para calon pencoblos lebih mendasari keputusan memilih partai idaman pada calon presiden yang ditawarkan. Bila calon pemilih ini juga memahami apa yang ditawarkan partai sih bagus. Yang lebih sering terjadi kan bukan begitu. Jadi yang paling kelihatan kan ungkapan seperti "Saya pilih tokoh X karena dia memihak pada rakyat, bebas KKN kalo nyerempet dikit nggak apa-apa, dlsb". Bagaimana caranya si calon presiden (atau partainya) mencapai tujuan ndak mau tahu lagi Nah, inilah bibit dari kultus individu macam 'mati hidup nderek Sukarno', 'merah kata Sukarno, merah pula kata marinir, hitam kata sukarno, hitam pula kata marinir'. Dan banyak lagi jargon semacam yang sudah kita ketahui bersama lah... Sudah siapkah kita berbicara masalah pencapaian program? Apakah kita akan berkutat pada pendefinisian tujuan utama yang sebetulnya sudah selesai itu? -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)