Mau nih entar saya yang sit-up bung
Brawisatu...dua...tigaayo semua...pinggulnya digoyan
satu..dua..tiga...biar kekarheheheh.kekar apanya???
On Mon, 1 Mar 1999, FNU Brawijaya wrote:
Sangat mengherankan bila suara pembaruan tidak menurunkan berita ini.
Harian Kompas menurunkan berita yg tidak masuk akal. Masak aparat menembak
mati orang-orang yg dari namanyapun ketahuan muslim di sekitar masjid.
Sungguh jauh dari logika kalau orang-orang ini yg hendak macam-macam.
Kalau dibilang menyerang polisi jelas alasan yg konyol. Orang yg sedang
sembayang kok dibilang menyerang. Berarti benar kalau polisi ini yg menyerang
masjid. Mestinya ABRI menindak tegas para aparat ini, yg bukannya melindungi
warga malah menembaki. Yang lebih mengherankan pangkat mereka 1 orang
kapten, 2 letda, 2 serma. Sangat mengherankan bila perwira menengah
dapat melakukan kekejian ini. Hukuman tembak di lapangan terbuka mungkin
cukup adil.
Di masa mendatang pihak ABRI harus bertindak tegas. Bila perlu tembak di tempat
bagi setiap pelaku kerusuhan, tidak perduli dari pihak manapun. Sangat mengherankan
bila upaya penyerbuan masjid yg sedang sholat subuh tidak terendus orang
intelejen. Saat ini sudah bukan masanya menuduh provokator lagi. ini sudah
chaos yg menuntut tindakan tegas aparat keamanan. Bila ada oknum, maka
oknum tersebut harus di-dor untuk menunjukkan niat netral aparat sekaligus
menunjukkan kesungguhan aparat keamanan.
Saat ini ABRI tidak perlu gojak-gajik salah tingkah (kalau memang iya) dalam
bertindak. Tindakan keras untuk kerusuhan yg terlalu banyak menyita korban
seperti ini tidak dapat dikaitkan lagi dengan tindakan melanggar HAM karena
kerusuhan inilah pelanggaran HAM yg sejati. Tentu saja ABRI tidak dapat
menggunakan perlunya tindakan tegas sebagai alasan untuk dapat bermain
dalam kancah politik lagi. Jangan-jangan karena ABRI sudah terlalu lama
bermain di luar bidang HANKAM sehingga di bidangnya sendiri malahan
tidak mempunyai kompetensi lagi. Bila kekawatiran saya ini benar adanya,
waduh kasihan bener kita-kita ini. Ya sudah kita tukaran saja, orang sipil dikasih
senjata, lalu orang militer dikasih pena, cangkul dll? Yuk mulai latihan sit up
Monggo,
Eyang Troy, kuli.
Jawapos (2 Maret 1999)
.. Korban yang tewas itu, kabarnya, adalah jamaah yang sedang melakukan
salat subuh di sebuah masjid.
Detik (2 Maret 1999)
.. Presiden B. J. Habibie telah mengetahui adanya kasus penembakan
jamaah sholat Subuh di Ambon Senin (1/3/1999).
NRC-Handelsblad (1 Maret 1999) http://www.nrc.nl/
.. Negen moslims op Ambon doodgeschoten
AMBON - Een groep mannen bidt bij de lichamen van negen moslims die
vanochtend in Ambon werden doodgeschoten door Indonesische soldaten toen
zij uit een moskee kwamen. Uit Ambon komen ook nieuwe berichten over
christenen en moslims die elkaars woningen en gebedshuizen in brand steken.
De regering in Jakarta heeft versterkingen gestuurd.(Foto Reuters)
Suara Merdeka (2 Maret 1999)
.. Sebuah peristiwa memilukan terjadi kemarin, sekitar pukul 05.00 WIT,
ketika umat Islam menjalankan salat subuh di Masjid Al Fatah, kawasan Auhura.
Media Indonesia (2 Maret 1999)
.. BJ Habibie telah menerima laporan menyedihkan tentang penembakan
yang dilakukan sejumlah oknum Polri terhadap jemaah yang sedang melakukan
Salat Subuh di sebuah masjid di Auhara, Ambon, Senin pagi.
Waspada (2 Maret 1999)
.. Umat Islam di Ambon semakin tersiksa. Beberapa orang bersenjata,
diduga polisi, memberondong jamaah shalat subuh dengan tembakan Senin (1/3)
sekitar pukul 05:00 WIT.
Kompas (2 Maret 1999)
.. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
ibadah Dusun Ahuru.
Balipost (1 Maret 1999)
.. peristiwa penembakan terhadap jamaah shalat subuh di sebuah masjid
di kawasan Auhura Ambon, Senin (1/3) kemarin yang mengakibatkan empat orang
tewas.