Re: Tanggapan terhadap pernyataan Kelompok Madani.
Hallo Bung Irwan dan rekan Permias@ yg laen, Saya sendiri tadinya cuma membaca sekilas saja pernyataan Kelompok Madani tersebut. Kalau tahu gitu saya justru akan menjadi orang yang pertama sign up mendukung pernyataan kelompok Madani itu. Dasar dari dukungan tentu saja karena pertarungan politik yang makin tidak sehat dari elite politik baru yg ada sekarang ini. Setelah muncul gabungan kekuatan yang tadinya kecil-kecil dan ternyata menjadi besar tersebut, maka sudah pantas kalau kelompok yg baru emerge ini menyodorkan alternatif pemimpin. Rasanya sudah berkali-kali kita berdebat masalah status pemenang ini. Ini terjadi waktu kita bicara masalah mayoritas perolehan suara. PDIP sebagai peraih suara terbanyak yaitu 34-35% suara jelas merupakan pemenang, tetapi bukan satu-satunya pemenang. Jadi tentu saja bukan satu-satunya pula partai yg dapat mengklaim bahwa calon prez dari partai bersangkutan harus menjadi presiden definitif. Mengapa demikian? Kan jelas mesti dapat dukungan suara mayoritas di dalam SU MPR nanti. Ini memang merupakan konsekuensi dari sistem pemilu tidak langsung yg dianut Indonesia. Jadi justru krn anda ingin mengklaim bahwa MS harus menjadi presiden sbg caprez dari partai dengan perolehan suara terbanyak, yg juga merupakan ciri dari sistem pemilu langsung (yg memungkinkan suara terbanyak dari pencoblos langsung menentukan presiden), ya mestinya dukunglah pihak-pihak yg ingin mengamandemen UUD45. Anda benar mengenai perlunya penegakan demokrasi. Justru itu kita mesti tahu demokrasi macam apa yg perlu ditegakkan. Kan ada demokrasi model AS, demokrasi pancasila model suharto, demokrasi terpimpin model sukarno Bila kita ingin meniadakan pergolakan-pergolakan politik di masa depan, ya mumpung situasi masih memungkinkan, lakukanlah perbaikan-perbaikan yg sifatnya essential, bukan tambal sulam saja. Jadi lakukan identifikasi kesalahan- kesalahan yang terjadi di masa lalu. Apa yg menjadi kesalahan di masa lalu baik di jaman orba dan di jaman orla? Lha rak masalah kekuasaan prez yg terlalu besar tho? Apa yg menyebabkan kekuasaan prez terlalu besar? Rak UUD45 tho? Nah, jadinya perlu perbaikan-perbaikan struktural dari sistem ketatanegaan a.l. UUD45 itu. Hal lain dari identifikasi masalah adalah ketidak- profesionalan TNI, ya sudah perlu dibuat TNI yg profesional. Bukan sekedar TNI saja yg tidak profesional tho? Apa? Ya identifikasi sendiri lah Nah, jadi jangan karena merasa memperoleh suara terbanyak yg cuma 35% lalu merasa mendapat mandat rakyat dong? Kan ada suara sebanyak 65% yang lain. Ini yang perlu anda perhatikan juga. Jadi jangan memaksakan kehendak gitu. Kan yang 65% ini juga rakyat, bukan timbunan pasir tho? Nah, upaya pemaksaan kehendak ini dapat kita lihat tercermin dari ucapan Aberson yg menginnginkan pemilu ulang bila MS tidak jadi presiden. Lho...kan sudah tahu konsekuensi sistem perwakilan kan? Saya sendiri bisa saja setuju dengan ucapan Aberson bila pemilu ulang yg diinginkan itu sekaligus didasari oleh sistem pemilihan langsung. Jadi perlu dirombak total dulu institusinya Nah, bila ini yg memang diinginkan Aberson tadi, wah, aku mau deh teken sebagai orang pertama yg mendukung. Pokoke saya sih mendukung semua upaya-upaya menuju perbaikan sistem di Indonesia deh, dan ingin bebas dari pemujaan berlebihan kepada individu atau andi-padu. Nah gitu dulu ah... Buat Bung Irwan, sesuai dengan harapan Bung Irwan yg tidak ingin memberaki demokrasi, janganlah Bung Irwan sendiri memberaki demokrasi yg masih compang- camping tetapi disetujui bersama ini dengan memaksakan kehendak sendiri. Biarkan saja wakil-wakil rakyat itu yg menentukan ke siapa suara mereka akan diberikan, mau ke MS, BJH, atau GD atau siapapun yg mau diajukan? Jangan seperti Suharto yang ingin selalu menjadi calon tunggal dong ah. Padahal dia lewat Golkar mencapai suara lebih dari 50+1 persen saja masih berjingkrak-jingkrak kebakaran jenggot waktu ada yg mau mendaftarkan diri sebagai caprez dalam SU-MPR. Lha lalu apa perbaikan sistem yg anda kehendaki kalau anda ingin muncul caprez tunggal di dalam SU-MPR, dengan modal suara 35% itu. Kan ini yg bakal menjadi konsekuensi logis dari pemikiran anda itu. Buat kelompok Madani via Bung Priyo, ada endak yg perlu diteken secara tertulis? Hehehe Salam, Jaya '--- Irwan Ariston Napitupulu wrote: catatan: tulisan di bawah ini sudah lebih dari 2 hari mendem di mailbox saya karena mikir2 apa diposting apa ngga ya? Moga2 belum basi karena memang ngga pake bahan pengawet. Selamat menikmati. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu ---tulisan tanpa bahan pengawet- Saya pada dasarnya tidak ada masalah bila Gus Dur jadi presiden mengingat dia termasuk dalam daftar orang hebat di saya:) Dia tuh tipe orang yg rela ngorbanin dirinya sendiri demi melindungi umatnya pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Yang menjadi masalah sekarang adalah memilih capres diluar pemenang pemilu. Bagi saya, memilih capres yg
Re: Tanggapan terhadap pernyataan Kelompok Madani.
Salam demokrasi! Mohon maaf kalau kelompok Madani lebih memilih diam, dan lebih mementingkan konsolidasi ke dalam, hehee;-)), dengan melakukan "lobby-lobby" politik (tingkat tinggi;-)) -- maksudnya menyebar-luaskan gagasan2 kelompok Madani ke pihak2 yang berkepentingan dan concern dengan persatuan kesatuan bangsa di tanah air, dan juga dengan kelompok2 di luar negeri. Rasanya segala ide, gagasan pemikiran sudah kami tuangkan secara terperinci dalam rekomendasi politik yang kami keluarkan 13 Agustus 1999 lalu. Nggak akan ditambah2, dikurangi, atau dijelaskan panjang lebar lagi. Kalaupun ada yang nggak setuju, biasa toh -- itu tetap kami hargaijangankan cuma Rekomendasi yang didukung (awalnya) oleh sekitar 75 orang, lha wong UUD 1945 aja masih banyak bolongnya kok. Tapi, satu yang perlu diingat: Kelompok Madani sangat concern dengan tetap bersatunya seluruh bangsa Indonesia untuk melaksanakan reformasi murni yang sudah menumpahkan banyak darah, jiwa harta. Dengan segala respect yang ada, kami tetap berpendapat sosok figur Gus Dur adalah alternatif terbaik sebagai pemersatu "common denominator" seluruh komponen bangsa. Percayalah, kelompok Madani nggak punya interes atau kepentingan politik apapun. Kami cuma melakukan apa yang jadi hak kami sebagai warganegara: kebebasan berekspresi dalam bentuk tulisan, yang kebetulan dan -- Insya Allah -- bola yang kami lemparkan sudah dan akan terus bergulir. Harapan kami sih jadi 'snow balling effect" bagi terbentuknya pemerintahan baru yang paling optimal terbaik buat semua (win-win solution). Maklumlah, Indonesia bukan cuma merah saja, ada hijaunya, ada abu-abu, ada loreng2, dsb. Eh, begitu saja dulu. Yang lain-lain, kami mengucapkan terimakasih buat Bung Jaya Bung Irwan. Ulasan yang Bung Jaya tulis -- kurang lebih -- sesuai dengan pendapat kelompok Madani. Mari kita lihat permasalahan bangsa kita secara lebih obyektif, terbuka, dan dewasa. Bung Jaya dkk., "dukungan" bagi kelompok Madani cukup dikirimkan ke [EMAIL PROTECTED] dengan subject: Setuju atau Mendukung. Alhamdulillah, dukungan terus mengalir dari berbagai kelompok dari dalam luar negeri, meski tujuan Madani sebenarnya hanyalah "moral-force" bagi tegaknya kembali reformasi murni demi kebaikan kepentingan bersama bagi seluruh bangsa Indonesia, tanpa kecuali. Sekian Merdeka (dalam arti sesungguhnya)! Hormat kami, a/n Jubir Kelompok Madani --- FNU Brawijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo Bung Irwan dan rekan Permias@ yg laen, Saya sendiri tadinya cuma membaca sekilas saja pernyataan Kelompok Madani tersebut. Kalau tahu gitu saya justru akan menjadi orang yang pertama sign up mendukung pernyataan kelompok Madani itu. Dasar dari dukungan tentu saja karena pertarungan politik yang makin tidak sehat dari elite politik baru yg ada sekarang ini. Setelah muncul gabungan kekuatan yang tadinya kecil-kecil dan ternyata menjadi besar tersebut, maka sudah pantas kalau kelompok yg baru emerge ini menyodorkan alternatif pemimpin. Rasanya sudah berkali-kali kita berdebat masalah status pemenang ini. Ini terjadi waktu kita bicara masalah mayoritas perolehan suara. PDIP sebagai peraih suara terbanyak yaitu 34-35% suara jelas merupakan pemenang, tetapi bukan satu-satunya pemenang. Jadi tentu saja bukan satu-satunya pula partai yg dapat mengklaim bahwa calon prez dari partai bersangkutan harus menjadi presiden definitif. Mengapa demikian? Kan jelas mesti dapat dukungan suara mayoritas di dalam SU MPR nanti. Ini memang merupakan konsekuensi dari sistem pemilu tidak langsung yg dianut Indonesia. Jadi justru krn anda ingin mengklaim bahwa MS harus menjadi presiden sbg caprez dari partai dengan perolehan suara terbanyak, yg juga merupakan ciri dari sistem pemilu langsung (yg memungkinkan suara terbanyak dari pencoblos langsung menentukan presiden), ya mestinya dukunglah pihak-pihak yg ingin mengamandemen UUD45. Anda benar mengenai perlunya penegakan demokrasi. Justru itu kita mesti tahu demokrasi macam apa yg perlu ditegakkan. Kan ada demokrasi model AS, demokrasi pancasila model suharto, demokrasi terpimpin model sukarno Bila kita ingin meniadakan pergolakan-pergolakan politik di masa depan, ya mumpung situasi masih memungkinkan, lakukanlah perbaikan-perbaikan yg sifatnya essential, bukan tambal sulam saja. Jadi lakukan identifikasi kesalahan- kesalahan yang terjadi di masa lalu. Apa yg menjadi kesalahan di masa lalu baik di jaman orba dan di jaman orla? Lha rak masalah kekuasaan prez yg terlalu besar tho? Apa yg menyebabkan kekuasaan prez terlalu besar? Rak UUD45 tho? Nah, jadinya perlu perbaikan-perbaikan struktural dari sistem ketatanegaan a.l. UUD45 itu. Hal lain dari identifikasi masalah adalah ketidak- profesionalan TNI, ya sudah perlu dibuat TNI yg profesional. Bukan sekedar TNI saja yg tidak profesional tho? Apa? Ya identifikasi sendiri lah Nah, jadi jangan karena merasa memperoleh suara terbanyak yg cuma 35% lalu merasa