SKENARIO ADI SASONO UNTUK DUKUNG HABIBIE JAKARTA (SiaR,5/4/99), Skenario dukungan terhadap Habibie makin transparan dan terkuak akibat tersebarnya bocoran surat Syahganda untuk Adi Sasono. Dalam surat itu terlihat bagaimana Adi Sasono bermain di dua kaki dengan memanfaatkan Habibie lewat GOLKAR dan Partai Daulat Rakyat (PDR) lewat para operator kepercayaannya seperti Syahganda Nainggolan , Mochammad Jumhur Hidayat dan Eggy Sudjana. Menurut sumber SiaR di PDR, organisasi PDR (baik Partai atau Persatuannya ) mempunyai Dewan Daulat Rakyat yang beranggotakan Syahganda, Jumhur, Eggy Sudjana dan Burzah Zyarnubi. Dewan ini membawahi dua wadah yaitu Partai Daulat Rakyat sebagai organisasi politik yang bergerak secara legal di panggung politik, sementara itu wadah Persatuan Daulat Rakyat di bawah Cacuk Sudariyanto , yang juga Ketua Ikatan Alumni-ITB bertugas melakukan kegiatan pembinaan koperasi dan masyarakat dengan dana dari Departeman Koperasi. Dan memang tak bisa dipungkiri jika kegiatan penyaluran dana ini juga berfungsi sebagai kegiatan perluasan basis pendukung Partai Daulat Rakyat. Hariman Siregar yang dalam surat bocoran tersebut dituduh operator politik Habibie bahkan belakangan diangkat menjadi anggota Panitia Pengawas Pelaksanaan Pusat (Panwaslakpus) , menurut beberapa sumber perannya ini didapat agar bisa menekan Golkar kelompok Akbar Tanjung dan menggolkan Habibie sebagai calon tunggal presiden dari Golkar. Konon saat rakernas Golkar di Hotel Indonesia Hariman Siregar sempat bersitegang dengan Akbar Tanjung hingga mantan aktivis ini menggedor-gedor pintu kamar Akbar. Penyebabnya, usulan Habibie sebagai calon tunggal ditolak dengan diumumkannya 5 nama oleh Akbar. Kebenaran bocoran surat itu mulai terbukti saat Minggu (4/4) Barisan Daulat Rakyat (BADAR) dideklarasikan di Gedung Olah Raga Jakarta Timur. BADAR yang terdiri atas para Jawara silat ini diambil dari daerah sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi sebagai tindak lanjut persiapan PDR menghadapi Pemilu Juni 99 mendatang. Beberapa sumber yang berhasil dihubungi SiaR mengatakan memang sudah ada instruksi dari PDR pusat untuk memobilisasi massa pesilat untuk mengamankan kepentingan PDR menjelang Pemilu, agaknya Mas Adi dan para operatornya sudah mempersiapkan 'pasukan' swasta menjelang Pemilu.***