[ppiindia] Fitrah karakter
Fitrah karakter By: agussyafii Senin kemaren dikantor saya kedatangan tamu. Kami biasa berdiskusi tentang kehidupan sehari-hari. Menarik sekali untuk disimak. 'Apa yang mendasari perbuatan dari apa yang kita lakukan?' Saya menjawabnya, 'Bahwa karakterlah yang berperan dalam perbuatan kita sehari-hari.' Untuk menilai kualitas tingkah laku manusia, harus dibedakan apakah tingkah laku itu bersifat temperamental atau bersumber dari karakter kepribadiannya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangkasan yang datang dari lingkungan dan dari dalam dirinya sendiri. Temperamental berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, sehingga sulit untuk berubah. Temperamen bersifat netral terhadap penilaian baik buruk. Adapun karakter, ia berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang, yang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakatnya. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu ia dapat berubah, sejalan dengan bagaimana ia menilai pengalaman itu. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justru selalu menjadi obyek penilaian etis. Seseorang boleh jadi memiliki temperamen yang berbeda dengan karakternya. Ada orang yang temperamennya buruk (negatif) tetapi karakternya baik, sebaliknya ada orang yang karakternya buruk, tetapi temperamennya baik. Seseorang yang karakternya buruk akan semakin buruk jika ia juga memiliki temperamen buruk. Sedangkan orang yang karakternya baik tetapi temperamennya buruk biasanya ia segera menyesali dan merasa malu atas tingkah laku buruknya, meskipun hal itu selalu terulang kembali. Maka pengendalian tingkah laku hanya dimungkinkan pada tingkah laku yang bersumber dari karakter, sedangkan tingakh laku yang bersumer dari temperamen pengendaliannya terbatas hanya pada meminimalkan, bukan pada perubahan. Tetapi yang pasti, manusia mempunyai kebebasan untuk memutuskan apakah ia beriman atau ingkar seperti dijelaskan dalam surat al-Kahfi / 18:29. Ukuran kualitas tingkah laku mausia juga bisa dilihat dari apakah perbuatannya itu bersumber dari fitrahnya atau perbuatan yang sifatnya diusahakan (al-muktasab). Tingkah laku fitrah adalah perbuatan yang sumbernya dari naluri fitrahnya, yakni yang berhubungan dengan sistem biopsikologi dan sifat-sifat hereditas dan bawaan sejak lahir. Contoh tingkah laku fitrah adalah cara mengisap susu ibu yang dilakukan oleh bayi, cara bernafas manusia, gerakan refleks seseorang dan tingkah laku lainnya yang sejenis itu. Dalam hal tingkah laku fitrah, manusia berbuat secara spontan tanpa mempertimbangkan untung rugi maupun tujuan. Meskipun manusia dilahirkan di tempat-tempat yang berjauhan dan berbeda zaman, tetapi tingkah laku fitrahnya sama karena fitrah itu berasal dari Alloh SWT dan bersifat baku. Menurut al-Qur’an fitrah manusia itu bersifat menetap, seperti yang tertera dalam surat al-Rum / 30:30. Sedangkan tingkah laku yang diusahakan, al-muktasab, adalah perbuatan yang bersumber dari gabungan pengetahuan dan pengalaman yang dipenjara manusia sejak lahir dan kemudian dijadikan kebiasaan. Dalam melakukan perbuatan ini manusia memperhitungkan untung rugi, baik untung rugi yang bersifat dekat, duniawi, maupun untung rugi yang bersifat jauh ke belakang, ukhrawi, pahala dan dosa. Menurut al-Qur'an, tingkah laku yang diusahakan ini bisa saja diilhami oleh cara berpikir yang keliru atau jalan yang sesat seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah ayat 102 atau Karena merindukan ridla Allah dan keteguhan jiwa seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah / 2:265. Al-Qur'an juga mengisyaratkan adanya tingkah laku yang tidak disadari akibat dari tingkah laku yang tidak terkendali. Tingkah laku yang didasari, adalah perbuatan yang dilakukan seseorang di mana pelaku memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengendalikan dirinya serta mampu memilih jenis perbuatan apa yang di pandang terbaik dan tepat dan mana yang tidak tepat untuk dirinya. Sedangkan tingkah laku yang tidak disadari adalah perbuatan seseorang yang berbeda dibawah pengaruh sesuatu yang menyebabkannya kehilangan kesadaran, seperti pengaruh minuman keras obat-obat terlarang. Meskipun orang mabuk tidak menyadari perbuatannya, tetapi meminum-meminum keras atau menghirup obat-obat terlarang merupakan perbuatan yang disadari, oleh karena itu berbeda dengan gerakan reflek yang bersifat fitrah, al-Qur'an sudah mengingatkan akibat-akibat dari minuman-minuman keras itu menurut al-Qur'an dapat mengakibatkan seseorang, tanpa disadari melakukan hal-hal sebagai berikut: a. melakukan perbuatan keji seperti yang termaktub dalam surat al-Ma'idah / 5:90. b. melakukan permusuhan dan kebencian seperti yang tersebut dalam surat al-Ma'idah / 5:91, c. tidak menyadari apa yang dikatakan seperti yang diisyaratkan surat al-Nisa / 4:43. Wassalam, agussyafii -- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad,
Re: [ppiindia] RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
Apa yang Anda katakan itu hanya pengusaha bisnis kecil, karena modalnya tak seberapa, bila dibandingkan dengan pengusaha berkaliber besar. Umumnya pengusaha kecil itu tidak mempunyai kesempatan besar untuk berkembang meluas menjadi besar, karena dihalangi oleh birokrasi pemerintah dan nepotisme, kekurangan modal dan network untuk bergerak luas. Pendapatan pengusaha kecil kebanyakan dipakai untuk makan (extended family) dan sebahagian dipakai untuk melakukan ibadah, sisa untuk menyimpan dan reinvestasi agaknya tidak seberapa mampu untuk ditabung di luarnegeri seperti pengusaha besar. Persahaan multinasional itu agak lain selain modal kuat mereka juga mendapat keluasan bebas pajak dalam x tahan serta bebas transfer keuntungan ke luarnegeri (UUPMA). Jangan dilupakan bahwa sesuai UN StAR mantan presiden NKRI Muhammad Soeharto menyimpal kekayaan di berbagai pelosok dunia sebesar antara US$ 30- 50 milyar. Tommy Soeharto saja bisa simpan US$ 400 juta di Isle of Man. Uang ini rumpanya pemerintah kalah dalam persidang pengadilan untuk dapat ditarik ke Indonesia. - Original Message - From: A Nizami To: l...@yahoogroups.com ; ekonomi-nasio...@yahoogroups.com ; ppiindia@yahoogroups.com ; sab...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 26, 2009 5:16 AM Subject: [ppiindia] RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Mas Bambang, Kalau pengusaha lokal itu paling uangnya tetap berada di Indonesia. Dia beli rumah, rumahnya di Indonesia, uangnya balik ke Indonesia.. Dia beli mobil, paling tidak belinya di indonesia. Jadi tetap membuka lapangan kerja. Nah kalau perusahaan asing, itu uangnya lari ke negara asing. Berapa uang yang lari ke luar negeri oleh perusahaan minyak asing. Yang jelas 7 perusahaan terkaya dari Forbes 500 itu adalah perusahaan migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb. Silahkan baca data2 sbb: http://infoindonesia.wordpress.com/2009/03/18/parpol-dgn-ekonomi-rakyat-vs-kapitalis-neoliberalis-gerindra-ajukan-sosialisme/ 6 dari 10 perusahaan dengan pendapatan terbesar versi majalah Forbes adalah perusahaan Migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia. (contoh pendapatan Exxon Mobil tahun 2007 US$ 452 milyar / Rp 5.420 Trilyun) Perusahaan Migas tersebut jadi perusahaan terkaya sementara rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan karena migas yang sebetulnya milik rakyat Indonesia sebagian besar diambil mereka. Rp 5.420 trilyun itu baru dari Exxon, belum dari perusahaan migas lainnya. Jika 10 perusahaan termasuk Tambang seperti Freeport, bisa jadi pendapatan mereka Rp 50.000 trilyun di mana rp 2000-5000 trilyun/tahun dari kekayaan alam Indonesia. Dengan uang sebesar itu, mereka bisa menggelontorkan receh kecil sekitar rp 20 trilyun untuk antek2 mereka di sini guna membela kepentingan mereka. Mengenai pajak, saya sempat baca di Media bahwa pajak yang dibayarkan BUMN sebesar rp 200 trilyun/tahun. Jadi kalau cuma mengharap pajak, tidak perlu menyerahkan kekayaan alam ini ke perusahaan asing. Semua rakyat Indonesia juga bayar pajak (mis: PPN dan PPH) termasuk BUMN. Kita butuh orang2 yang membela kepentingan rakyat. Bukan antek asing yang membela kepentingan asing... === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id menulis: Dari: bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id Topik: RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Kepada: l...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 8:06 PM Mas, multinasional asing umumnya jauh lebih baik dalam membayar royalti, pajak dsb dibandingkan konglomerat lokal seperti Sinar Mas, RAPP dsb. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Achmad Huzairin achmadhuzai...@yahoo.com Date: Tue, 26 May 2009 10:46:34 To: l...@yahoogroups.com Subject: [LISI] TEMPO PUNYA DATA??? Dear Mas bambang,,, apakah TEMPO punya data atau hasil investigasi : 1. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di ekspoitasi dan di boyong keluar oleh FREEPORT selama 35 tahun terakhir ? 2. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di eksploitasi dan di boyong keluar oleh NEWMONT Nusa Tenggara 15 tahun terakhir 3. Jumlah gas dan minyak bumi yang telah di boyong oleh CEVRON, BP Petroleum, Exxon Mobile, Conoco Philips, ARCO, Shell dsb dalam kurun waktu 35 tahun terakhir ? 4. Jumlah mineral tambang lainnya, seperti batubara, timah, nikel, biji besi, cromate dll yang telah di eksploitasi dalam kurun waktu 35 tahun terakhir DARI HASIL TERSEBUT BERAPA YANG KEMBALI SEBAGAI PENERIMAAN NEGARA UNTUK KESEJAHTARAAN RAKYAT BANDINGKAN DENGAN: BERAPA BESAR HUTANG KITA DAN BERAPA BESAR SISA CADANGAN SUMBER DAYA ALAM YANG AKAN DIWARISKAN KE PADA ANAK CUCU
Re: [ppiindia] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT
Sebahagian besar cicilan hutang adalah pembayaran bunganya. Jadi pada umumnya jumlah hutang tetap tidak berkurang . - Original Message - From: A Nizami To: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com ; ppiindia@yahoogroups.com ; lisi Sent: Tuesday, May 26, 2009 4:33 AM Subject: [ppiindia] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Sebetulnya kalau mau sederhana kita bandingkan dengan belanja negara kita, yaitu APBN yang saat ini jumlahnya sekitar Rp 1.000 trilyun. Nah saat ini hutang LN kita sekitar Rp 1.600 trilyun dengan cicilan sekitar Rp 250 trilyun/tahun (CMIIW). Nah itu sebetulnya sudah cukup mengganggu. Apalagi jika hutang luar negeri ini dipakai untuk mendikte bangsa Indonesia seperti harus menjual BUMN, harus mencabut subsidi BBM, air, listrik, dsb sehingga tarif2 kebutuhan rakyat jadi melonjak tajam. Belum lagi penyerahan kekayaan alam sebesar rp 2000 trilyun/tahun yang masuk ke kantong asing. Harusnya pemerintah Indonesia meniru pemerintah Arab Saudi yang menasionalisasi perusahaan migas ARAMCO sehingga pendapatannya meningkat dan bisa mensejahterakan rakyat kita. Kalau itu dijalankan dan rp 2000 trilyun/tahun bisa dinikmati rakyat Indonesia, maka para pejabat bisa hidup mewah tanpa harus korupsi dan diperiksa KPK dgn rp 1000 trilyun yang sudah kita nikmati sekarang, sementara rakyat jadi sejahtera dengan dana Rp 2000 trilyun/tahun tsb. Dengan APBN rp 1000 trilyun dan hasil kekayaan alam rp 2000 trilyun/tahun seharusnya Indonesia tidak perlu pakai ngutang dan menunggu investor asing. Saat ini saya lihat para pejabat kita hanya mampu fokus pada berhutang dan menunggu investor asing. Kasarnya cuma bisa ngutang/tukang ngutang... === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sen, 25/5/09, IrwanK irwank...@gmail.com menulis: Dari: IrwanK irwank...@gmail.com Topik: [ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Kepada: Forum Kompas forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:53 PM Dear All, Penguasa RI sekarang dan tim sukses-nya (sekaligus sebagai capres 2009), sering berkampanye soal turunnya rasio hutang dibanding pdb (nominal).. Saya sendiri bukan ahli di bidang ekonomi. Mungkin yang lebih paham dapat bantu jelaskan soal ini lebih rinci, karena di bawah ada istilah pdb nominal dan riil. Membaca diskusi di bawah, IMHO, ada baiknya yg dijadikan patokan bukan pdb namun rasio hutang dibanding cadangan devisa negara. Ini jauh lebih mudah dipahami. Karena cadangan devisa negara merupakan 'dana standby' yang nyata. Dan harus diatur, dana standby ini sedapat mungkin bukan didapat dari hutang - seperti yang sudah (dari IMF dll).. Karena percuma saja, hutang hanya menjadi 'dana mati'.. sementara bunga dan kewajiban membayar sudah jelas di depan mata.. CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank. blogspot. com -- Pesan terusan -- Dari: bungaran no_re...@yahoogroup s.com Tanggal: 26 Mei 2009 05:18 Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT Silahkan baca referensi : http://kau.or. id/content/ view/105/ 2/ http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/24/0642591/ rupiah.jeblok. utang.ri. nambah. 2335.miliar. dollar.as Rasio cadangan devisa dengan utang bisa menimbulkan banyak persepsi seperti krisis likuiditas, dll. Benar total utang yang telah jatuh tempo tersebut, tidak seluruhnya harus langsung dibayarkan. Sebab, beberapa dari utang-utang tersebut masih bisa diperpanjang sesuai dengan struktur pinjamannya. Tapi ingat Rasio utang terhadap Cadangan devisa (debt to reserve ratio). Rasio utang terhadap cadangan devisa masih tinggi, Jika terjadi penurunan cadangan devisa dan jumlah utang semakin membengkak tentu rasio utang terhadap cadangan devisa semakin tinggi. Apalagi dalam krisis global ini, penurunan cadangan devisa bisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan oleh BI untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah. Untuk menurunkan rasio utang terhadap cadangan devisa,(Mungkin) pemerintah menempuh berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan pinjaman bilateral atau fasilitas bilateral swap arrangement. Krisis bisa terjadi, yang dapat mengancam ketahanan sektor keuangan(Cadangan Devisa) karena utang luar negeri atau modal asing yang masuk banyak yang ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (yang jumlahnya cenderung terus meningkat) ditarik pada saat bersamaan. Jika ini terjadi tentu kita akan lebih sulit membayar utang pada saat jatuh tempo.. http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ xml/2009/ 03/29/12561892/ tahun..ini. utang.sw \asta.jatuh. tempo.35. miliar.dollar. as Tahun ini utang swasta yang jatuh tempo mencapai US$35 miliar, atau lebih separuh dari total cadangan devisa yang cuma US$ 51 miliar. Bagaimana jika tahun ini modal
[ppiindia] (OOT) Peluncuran Buku Total Success oleh Anand Krishna
Mohon Maaf kalau OOT Some might think *Money* is *Success*.. Others think *Power *is *Success*.. But what is *Success *? Wanna know more about *Success*, moreover *TOTAL Success* ? Gramedia Pustaka Utama, TB Gramedia Matraman and Anand Ashram Foundation present you, *TOTAL SUCCESS* *Book Launch *! *Friday, May 29th 2009 4.30 PM to 6.00 PM (WIB) TB Gramedia Matraman Lt 2 (Function Room) RSVP : Aisya (081510361540) Be there and get 10% discount for ALL Anand Krishna books !* [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Berani Malu - Tukar Nasib
Mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun melakukan bunuh diri pada hari Jumat yang lampau dengan terjun bebas ke bawah jurang. Begitu juga dengan Mr Merckle konglomerat yang pernah memiliki predikat sebagai orang terkaya no 34 di kolong langit ini melakukan bunuh diri juga pada bulan Januari yang lampau. Mereka berdua memiliki problem yang sama ialah Takut Malu, mereka takut harus hidup sebagai wong miskin, sehingga dicibirkan oleh para tetangga atau handai taulannya. Tidak bisa dipungkiri, bahwa pada masa krisis ekonomi sekarang ini banyak sekali orang yang kehilangan mata pencariannya, entah karena di PHK atau karena usahanya bangkrut. Hal ini membuat orang jadi stress berat, betapa tidak yang biasanya belanja di Care Four, sekarang harus ngantri agar bisa dapat raskin (beras untuk orang miskin). Yang setiap harinya lunch di Mall, mulai sekarang harus makan di Warteg. Yang biasanya naik mobil BMW sekarang harus naik Bajay! Mereka boro-boro memiliki harta, pekerjaan saja Ora Ono, yang mereka miliki hanya hutang yang berjibun. Apabila hal tersebut diatas hanya sekedar intermeso atau Just For Fun Only selama tiga hari seperti dalam acara reality show Tukar Nasib di SCTV tentu tidak jadi masalah, tetapi tanyalah apakah anda siap untuk Tukar Nasib selamanya dari seorang yang memiliki jabatan menjadi seorang pengangguran, dari wong kaya jadi wong kere? Hal inilah yang membuat banyak sekali orang takut. Takut harus belajar merendahkan diri, terlebih lagi takut malu disebut wong miskin. Pertanyaan saya, apakah mereka yang kehilangan pekerjaan ataupun status sosialnnya harus menjadi malu karenanya? Apakah harga diri mereka jadi berkurang? Saya yakin tidak. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan orang hanya menilai diri seseorang itu dari verpacking atau bungkusnya saja; misalnya pakaian, mobil, rumah ataupun jabatan. Tetapi dilain pihak apakah kita harus cuek atau ambil pusing dengan segala penilaian orang? Tidak, karena kita memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga ialah Hidup Kita. Mungkin dimata orang lain martabat kita ini sudah turun ambles menjadi Mr Nobody, tetapi dihadapan Sang Pencipta kita tetap adalah VVIP alias manusia yang paling hebat tiada keduanya di kolong langit ini. Setiap manusia diciptakan secara unik; hal inilah yang mendorong Tuhan untuk mengurus dan merawat sendiri ciptaan-Nya. Hanya sayangnya kebanyakan manusia itu sendiri tidak bisa menilai maupun menghargai dirinya sendiri ! Untuk mengetahui berapa nilainya diri Anda, tanyalah sama diri sendiri apabila Anda sakit; sebesar atau setinggi apapun biaya Dr maupun Rumah Sakit, selama anda mampu PASTI akan anda bayar. Maka tidaklah heran, banyak orang yang bersedia menghabiskan uang miliaran Rp, walaupun untuk ini harus ngutang kiri-kanan sekalipun tidak jadi masalah yang penting Gw bisa sehat kembali ! Maka dari itu menurut pendapat mang Ucup, walaupun anda kehilangan jabatan maupun harta sekalipun, tidak ada alasan untuk membeli tali rafia buat gantung diri di bawah pohong pisang, ataupun minum Es Campur dengan baygon. Bahkan hal kebalikannya yang anda harus lakukan ialah memelihara dan meningkatkan kesehatan Anda. Dimana sekarang kita memiliki lebih banyak waktu; apa salahnya lebih sering melakukan olahraga lari pagi untuk ini tidak diperlukan biaya. Hindari makan junk food seperti Hamburger dsb, melainkan diusahakan untuk lebih banyak makan lalaban yang jauh lebih sehat dan juga lebih murah. Disamping itu ada cara lain lagi dimana kita bisa meningkatkan nilai diri kita ialah dengan membantu orang-orang disekitar kita. Bantuan tidak perlu selalu harus dengan uang; melainkan dengan tenaga atau waktupun bisa. Misalnya membantu mengajar menjadi guru, ataupun mengunjungi orang sakit atau orang yang sedang membutuhkan hiburan maupun bantuan tenaga kita. Aktif memperbaiki lingkungan hidup dsb-nya Kita juga bisa lebih mendekatkan diri dan lebih banyak meluangkan waktu untuk Sang Pencipta, mulai dengan lebih banyak berdoa maupun membaca Alkitab. Pada saat liburan akhir pekan, tidak perlu pergi liburan keluar kota melainkan digunakan untuk berkujung kerumah ibadah yang menurut pendapat saya ada jauh lebih bermanfaat untuk kehidupan duniawi maupun surgawi kita. Mang Ucup Email: mang.ucupatgmail.com Homepage: www.mangucup.org Facebook
[ppiindia] maap, segepok sajaknya heri latief nongol di layar kacamu
Sajak Kowloon Park baca sajak di kowloon park syair buruh migran teriak ayo bela persamaan hak merantau jauh derita kaum buruh primadona devisa indonesia di kampungnya diperas calo ganas negara bisanya nikmati uang pajak buruh migran tetap termajinalkan dicari pemimpin rakyat yang peduli berani bela bangsanya dan mandiri demi keadilan buat buruh migran solidaritas atas nama kemanusiaan Amsterdam, 23 Mei 2009 ps: sajak ini buat buruh migran indonesia di seluruh dunia. tetap smangat! --- Refleksi Sejarahmu puluhan tahun yang lalu di radio pemimpin besar berpidato tolak bantuan asing yang menjajah! begitu kenyataan jaman dulu sipatnya tegas dan tekadnya keras anti nekolim dan makelarnya di masa itu rakyat memuja kemandirian gotongroyong membangun kekuatan mana lagi sekarang sisa kesadaran? keberhasilan minjam hutang dibanggakan upah buruh dan jaminan sosial diminimalkan yang kaya makin genit memamerkan harta yang miskin boleh sirik tapi jangan ngamuk? oya?! puluhan tahun tertindas sepatu lars sepanjang jalan kenangan berdarah siapa mampu nolak refleksi sejarah? Amsterdam, 06/05/2009 Sajak Buat Diunk jaman taon jebot tujuhpuluhan dalam mimpinya tinejer ngejeger musiknya nge-rock en roll beybeh! gayanya ngehippie banget deh hidup ini patut dinikmati dalam tanda kutip emosi siapa dia generasi bunga? terbaca dari sajak dan emosinya nyanyian rindunya anak jalanan perdamaian dan keadilan buat semuanya dalam syair puisi yang berlawan? Amasterdam, 03/05/2005 --- Puisi Dua dualisme dalam demokrasimu musuh kemarin teman sejalan kemana kawan hilang muka? kapan janji pemilu dibuktikan lupa memori pahitnya kenyataan? sampah kampanye berserakan maling curang tikus berpesta tanya setan nyari jawaban? bangsa miskin tanahnya kaya dikuras demi pensiun pemodal bangsa miskin koruptornya kayorayo bah! tragedi kemanusiaan tanpa batasan anak-anak lapar keliaran di jalanan terpaku kita pada facebookmu? Amsterdam, 03/05/2009 - Dibalik Wajah Politik Ketika hujan adalah banjir Uang sebagai alat berkuasa Manusia mau jadi budaknya Materi dibalut madunya duka Katalepsi tesis orang termajinalkan Tak ada yang tau kemana angin merayu Membebek swara dari atas Terjebak keajaiban tukang sulap Merindu sajak yang berlawan Dibakar dendam sejarah berpolitik Pertarungan siasat dan sejuta intrik Merubah janji wajah munafik Dibatas senja merah menyala Sisa kopi dan sebaris puisi Bisikan dari akar rumput liar Kataklisme menebar bau persaingan Berdoalah agar tak terjadi frustasi Siapa mampu bermimpi revolusi? Amsterdam, 11/04/2009 - Libas Phobias! golput itu katanya partaiphobia gayanya suka banget berpolitik kayak cinta campur benci politik bukan demokrasi tanpa diawasi mestinya ide bertarung di gelanggang supaya perubahan terjadi lagi jangan apatis mandang masa depan belajar bersaing di jalan yang benar berani memilih suatu keyakinan masa depan itu harus diperjuangkan proses demokrasi tetap berjalan walau pun berbeda kita sodara sebangsa sebahasa setanah air dalam semangat syair : yang berlawan! Amsterdam, 6 april 2009 --- Puisi di antara Dua Benua di sini tanah seberang lautan ide demi langit merah menyala, api membakar pahitnya duka kami punya sejarah terluka luka dibawanya ke muara, cinta tanah air mata air kehidupan mengembara di dunia maya, terbang bersama debu dan mimpi-mimpinya nyanyian jejak puisinya? meminimalis ilusinya tanah air mata air cintanya! Amsterdam, 2005 -- BUNGA selamat datang di dunia maya cintamu habis dirayu waktu demi musiknya dewi malam lagu kenangan anak jalanan sajak dimimpi pemuja cinta wanginya kopi koalisi air api bisikan daun dibelai rindu musim semi bunga bernapsu Amsterdam, 02/04/2009 --- Jangan Sampai Otakmu Tercuci ketika otakmu asik dicuci cintamu hanya pada ayat suci demi sorga bidadari menanti lupa indonesia tanah airmu? biarkan segala warna dan ideologi jangan kau paksa munafik lagi budaya kita adalah nusantara dari sabang sampai merauke kemana tujuan kemerdekaan? itulah yang mestinya dikerjakan bukan cuma ngitung pahala dan dosa persatuan bangsa penting adanya ayo jangan mau tercuci otakmu belajar bicara dari hati nurani siapa yang punya urat malu pasti tau arti cuci otakmu Amsterdam, 27/03/2009 - Jakarta Kita kampungnya urbanisasi tanah air semua perantau harapan pendatang berkilauan terjebak cinta macet di jalanan terasing ide kemanusiaan dirayu jilatan anak setan jakarta itu biang kerok pabriknya kasak kusuk busuk langganan banjir isu jual pahala beli dosa
[ppiindia] The Edict that Never Was
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=1892Itemid=202 The Edict that Never Was Written by Terry Lacey Tuesday, 26 May 2009 The press conflates a Facebook crisis in Indonesia There has been a spate of coverage in the Indonesian press about Muslim clerics. Facebook, mobile phones and the dangers of sex. The only thing missing is violence, otherwise it would make a good movie. The Indonesian language Indra Harsaputra reported that 1,700 clerics of Nahdlatul Ulama (NU), the country's largest Muslim organization, had issued an edict banning communication between sexes using mobile phones and online social networks such as Facebook, according to the Jakarta Post on May 23. An Ulama spokesman, Abdul Muid Shohib, reportedly said communication using mobile phones was prone to adultery. Indonesian Ulema Council East Java Chairman Abdussomad Buchori acknowledged he had no idea about online social networking but would support an edict if it prevented adultery. However, Shohib went on to say that The MUI would never ban internet use provided it is for learning or information seeking purposes. There is a famous line in the classic novel (and movie) The Third Man where the hero, Holly Martin, is confronted in an army education class literary discussion in occupied post-war Vienna by a gangster who does not want him to finish a book about a fatal accident. Because it was not an accident and the man who died in it was not dead, but trying to escape the police. The gangster asked Martin, who had said he did not yet know the ending of his book, Is it not dangerous to mix fact and fiction? While the best novels are often based at least partly on fact, despite the disclaimer that they are fiction, hard newspaper news is supposed to be based on fact, and not partly on fiction. So if we go back one day to The Jakarta Post of May 22, we see the front-page headline Indonesian clerics want rules for Facebook and a byline to Associated Press. Here we read that 700 clerics were considering guidelines that might forbid their followers to go online to flirt or engage in practices they believe could encourage extramarital affairs. A much more reasonable scenario, pointing out that 4 percent of global Facebook users are in Indonesia, the biggest user after the US, the UK, France and Italy, with 831,000 Indonesian users. But by the Saturday 23rd May the 700 clerics of the NU had become 1,700 and they had issued an edict. However lo and behold by Monday 25th May the weekend was over and the game was up. The edict was shot down, but the damage was done. Irawaty Wardany now reported in The Jakarta Post that the Chairman of the Indonesian Ulema Council, Amidhan, keeps an eye on his grandchildren's´ Facebook accounts. However whilst he respects the views of the East Java NU Ulemas and says it would be valid to ban pornographic content, he regards Facebook itself as a neutral media. Nabil Haroen of the Lirboyo Islamic boarding school which hosted the meeting of clerics said the results were recommendations. Halim Mahfudz of the NU says the meeting was to look at possible regulations and NU would consider its results. The Monday Jakarta Post report then confirmed Religious edicts, even from the MUI, are not legally binding. So when is an edict not an edict? An edict is not an edict when you admit those accused of issuing one had no right to do so, and never claimed it. This was the story of the edict that never was. This will not help bridge the gap between clerics and society, but widen it. The Muslim mass organizations in Indonesia are weakened by party politics and by rapid economic and social change around them, to which they must adapt. They need to rethink their role in modern society. The press must surely defend the freedoms of society. But it must also be fair to its stakeholders, including clerics, and not misrepresent them, but encourage a real dialogue. Terry Lacey is a development economist who writes from Jakarta on modernization in the Muslim world, investment and trade relations with the EU and Islamic banking. © Copyright Cooperation for Development (Europe) www.c4d-info.org [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Vice test nails Indonesian politicians
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/KE27Ae01.html May 27, 2009 Vice test nails Indonesian politicians By Gary LaMoshi DENPASAR, Bali - It's been just 10 years since Indonesia held its first open elections after more than 30 years of president Suharto's authoritarian rule. In that short time, the nation's 175 million voters have matured, making the world's third-largest democracy a model for Asia and the Muslim world. Unfortunately, Indonesia's politicians haven't progressed as much as its voters. Flailing following last month's legislative elections illustrated just how immature Indonesia's politicians remain. After weeks of meetings to build coalitions strictly focused on the interests of politicians, rather than governing, voters will have the choice of three seriously flawed presidential tickets in the July presidential vote. Former president Megawati Sukarnoputri holds what is likely a unique distinction in the history of democracy. As party leader, Megawati has led her PDI-P (Indonesian Democratic Party of Struggle) into three legislative votes, capturing a lower percentage of votes every time. Yet she has remained party leader, and she's now making her third run for the presidency. That would just be folly on the part of Megawati and her party if it ended there. But it gets worse. Fingered by fate Through little fault of her own, Megawati ushered in the reformasi movement that ousted Suharto's New Order regime. In 1993, she was elected leader of the Indonesian Democratic Party (PDI), one of two officially sanctioned New Order opposition parties. PDI became mildly critical of the government under Megawati, daughter of Sukarno, Indonesia's first president, who was, coincidentally, overthrown by Suharto. The empire struck back in 1966, orchestrating a party coup to restore PDI's former chairman Suryadi at a party congress that excluded Megawati and her backers. Megawati's faction didn't recognize the result and occupied PDI's headquarters in Jakarta. The situation escalated when Megawati's side began staging a series of what it termed democracy forum meetings, the biggest public display of opposition to Suharto in decades. On July 27, 1996, thugs officially identified as Suryadi supporters - but widely believed to have been military personnel - evicted Megawati's faction from PDI headquarters. More than 200 Megawati supporters were arrested and dozens are believed to have been killed in what's now known as Black Saturday. The incident made Megawati the symbolic leader of the reformasi movement, leading to her presidency. Yet even during Megawati's administration, there was never an investigation of Black Saturday to determine what actually happened, identify the dead or hold any of the perpetrators responsible. Few doubt the military, under orders from Suharto, was behind the 1996 attack. The specialist in these kinds of black operations, and implicated in just about every category of abuse that reformasi aimed to end, was General Prabowo Subianto, Suharto's one-time son-in-law and heir apparent. Now the retired general and admitted kidnapper is Megawati's running mate. Heartbeat away Never mind the potential danger of giving this brand of human-rights abuser renewed access to the levers of power, nor the stupidity of putting such a nefarious figure a heartbeat away from the presidency, particularly when it's your very own heartbeat in his way. His presence under the PDI-P banner goes well beyond the usual Indonesian political habit of ignoring ideology and policy to create incoherent coalitions. Running with Prabowo, Megawati is telling her 1996 supporters that they were fools, defecating on the unmarked graves of Black Saturday victims and rubbing their families' faces in her mess. As horrifying as Megawati's choice is, her presidential opponents have done something more despicable. Megawati has merely insulted her supporters and martyrs whose blood set the stage for reforming Indonesia. The electoral shenanigans of President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) and Vice President Jusuf Kalla pose a greater danger to the country. For all the evil that the Megawati-Prabowo ticket represents, it has little chance of being elected. Yudhoyono and Kalla have already done their damage. The quick count results of legislative voting showed SBY is very likely to be reelected. Official results released two weeks ago confirmed SBY's Democratic Party won 20.9% of the vote, up from 7.5% in 2004. Kalla's Golkar party, founded as Suharto's ruling vehicle, received 14.5%, down from 21.6% five years ago. Kalla's folly To most observers it appeared that Kalla's plan to run for president was hopeless and that his best option was to remain as SBY's vice president. (See Indonesia's Kalla faces toughest test, Asia Times Online, April 15) Even though Golkar under Kalla's leadership had lost popularity, the vote was a clear endorsement of
[ppiindia] Neoliberalisme dan Budiono + Neoliberalisme di Indonesia
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/05/26/084553/1137097/471/neoliberalisme-dan-budiono Selasa, 26/05/2009 08:45 WIB Neoliberalisme dan Budiono Mukhamad Najib - suaraPembaca Jakarta - Calon Wakil Presiden Budiono berkali-kali mengklarifikasi berbagai tuduhan terhadap dirinya yang dianggap sebagai agen kebijakan ekonomi liberal di Indonesia. Menurutnya pasar harus diberi kebebasan agar kreatifitas berkembang. Namun, peran negara tidak boleh dilupakan. Bahkan, yang menarik beliau mengatakan bahwa Neoliberalisme sesungguhnya tidak pernah diterapkan di Indonesia. Pernyataan terakhir Budiono tersebut tentu membuat mereka yang mengerti ekonomi tertawa. Karena, hal itu sama saja dengan misalnya Obama hari ini mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak pernah menerapkan ekonomi liberal. Karena memang pada kenyataannya para ahli ekonomi sepakat bahwa saat ini tidak ada negara yang menerapkan ekonomi pasar murni. Sebagaimana juga tidak ada Negara yang menerapkan ekonomi sosialis murni. Masing-masing bergerak dalam sebuah spektrum. Tinggal condongnya ke mana. Neoliberal sebenarnya merupakan versi liberalisme klasik yang dimodernisasi. Dengan tema-tema utamanya adalah: pasar bebas, peran negara yang terbatas, dan individualism (Adams, 2004). Liberalisme sendiri telah diterapkan di Barat sejak akhir abad ke-19 (Ebenstein Fogelman, 1994). Slogannya adalah laissez faire, yang didukung Adam Smith dalam bukunya, The Wealth of Nations (1776). Slogan berbahasa Prancis itu Inggrisnya adalah leave us alone. Artinya, Biarkan kami (pengusaha) sendiri, tanpa intervensi pemerintah. Walhasil, peran negara sangat terbatas, karena semuanya diserahkan pada mekanisme pasar. Kapitalisme liberal ini terbukti gagal. Ketika tahun 1929-1939 terjadi 'Depresi Besar' (Great Depression) di AS akibat keruntuhan pasar modal di Wall Street tahun 1929. Saat ini, di Negara-negara Barat seperti AS, peran negara sama sekali tidak mati. Negara selalu melakukan intervensi dalam praktek-praktek ekonomi. Proteksi berupa subsidi dan quota yang dilakukan AS terhadap petaninya, subsidi (baik kepada petani maupun masyarakat lainnya) yang dilakukan oleh Jepang, juga model negara kesejahteraan yang diterapkan Jerman, adalah contoh di mana negara memiliki peran dalam ekonomi. Ketika Budiono mengatakan negara harus intervensi sesugguhnya hal tersebut bukanlah sebuah klarifikasi yang utuh atas dugaan bahwa dirinya bukan agen Neolib. Tidak ada negara di dunia ini yang sama sekali tidak melakukan intervensi dalam ekonomi. Persoalannya bukan terletak hanya pada perlunya intervensi negara dalam ekonomi. Melainkan kepada kelompok masyarakat mana kebijakan intervensi itu diarahkan. Kita tentu masih ingat bagaimana intervensi negara begitu hebat dalam menghadapi kebangkrutan bank-bank di Indonesia pada era krisis yang terjadi di negeri ini. Pada tahun 1996-1998, ketika Boediono menjabat sebagai Direktur I BI urusan analisa kredit, terkucurlah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 400 triliun. Kemudian ketika Boediono menjadi Kepala Bappenas. Dalam masa itu terkucurlah dana rekap perbankan Rp 600 triliun. Ironisnya, para obligor BLBI justru diberikan Release and Discharge alias dibebaskan dari masalah hukum. Kita juga tidak lupa. Tahun 2001-2004 ketika Boediono menjadi Menteri Keuangan. Keluarlah kebijakan privatisasi dan divestasi yang ugal-ugalan. Banyak aset strategis yang dilego: Indosat, BCA, dan lain-lain. Seperti dikatakan sebelumnya. Tidak hanya di Indonesia intervensi negara dalam ekonomi ini terjadi. Di AS, Obama menyetujui bailout terhadap bank-bank bermasalah dengan mengucurkan dana lebih dari US $ 700 miliar. Pertanyaannya adalah siapa yang diuntungkan dalam intervensi negara yang semacam ini? Dari ratusan triliun yang dikeluarkan untuk BLBI sebagai bentuk intervensi negara siapa yang diuntungkan. Munculnya isu Neolib di balik pencalonan Budiono tidak lain karena selama ini rakyat melihat adanya ketimpangan dalam kebijakan intervensi yang dilakukan negara dalam bidang ekonomi. Kepentingan rakyat sering kali dikesampingkan dalam agenda-agenda kebijakan. Bantuan Langsung Tunai yang menjadi andalan SBY-Budiono sama sekali tidak sebanding dengan pengambilalihan beban negara pada konglomerat yang bankrupt. Yang diinginkan adalah intervensi negara yang mampu melindungi dan mensejahterakan rakyat kecil, petani-petani kecil, nelayan-nelayan kecil, serta pengusaha-pengusaha kecil. Yang diinginkan adalah intervensi negara yang mampu membangun kemandirian ekonomi bangsa. Bukan ekonomi yang bengantung pada hutang luar negeri atau investasi asing yang tidak adil. Memberikan kemudahan kepada perusahaan-perusahaan asing untuk mengeksploitasi sumber-sumber kekayaan alam kita tanpa memperhatikan dampak kesejahteraan langsung terhadap penduduk sekitar merupakan bagian dari kebijakan ekonomi liberal yang harus ditolak. Semoga Budiono dapat membuktikan dirinya
[ppiindia] Paradigma Baru Pengentasan Kemiskinan + Kemiskinan Hanya Sebagai Obyek Kepentingan
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/05/20/185753/1134903/471/paradigma-baru-pengentasan-kemiskinan Rabu, 20/05/2009 18:57 WIB Paradigma Baru Pengentasan Kemiskinan Irfan Syauqi Beik - suaraPembaca Jakarta - Setelah melalui proses negosiasi yang panjang dan melelahkan serta sempat menimbulkan ketidakpastian politik akhirnya tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah menyatakan diri akan bertanding di Pemilihan Presiden 2009 mendatang. Ketiganya adalah SBY Boediono, JK-Wiranto, dan Mega-Prabowo. Kombinasi pasangan yang sesungguhnya merupakan muka-muka lama di jagad politik nasional. Dengan mayoritas mereka telah berusia di atas 60 tahun. Di tangan merekalah arah perjalanan bangsa lima tahun ke depan akan ditentukan. Apakah akan semakin baik atau justru semakin memburuk. Di antara isu sentral yang dihadapi oleh bangsa ini adalah isu ekonomi dan kemiskinan. Tentu saja situasi ini membutuhkan solusi pengelolaan yang tepat dan efektif sehingga bangsa Indonesia dapat keluar dari persoalan kemiskinan yang membelitnya. Kebijakan pembangunan yang selama ini mengutamakan konsep grow first then redistribute ternyata mengalami kegagalan. Menurut Mudrajad Kuncoro (2007), 40 persen kelompok termiskin semakin tersisih karena share pertumbuhan ekonomi yang mereka nikmati mengalami menurun. Dari 20,92% pada tahun 2000 menjadi 19,2% pada 2006. Artinya, 20% kelompok terkaya dan 40% kelompok menengahlah yang lebih banyak menikmati kue pertumbuhan ekonomi. Sebagai bukti, 20% kelompok terkaya Indonesia menikmati share 45,72% pada 2006, naik dari 42,19% pada tahun 2000, meski di sisi lain data BPS menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan. Fakta ini sejalan dengan kondisi global sebagaimana yang terangkum dalam World of Work Report 2008 yang diterbitkan ILO (International Labor Organization). Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa employment opportunity atau kesempatan kerja dalam kurun waktu 1990-2007 mengalami peningkatan sebesar 30%. Namun demikian kondisi itu ternyata bertolak belakang dengan kesejahteraan buruh berpendapatan rendah yang justru mengalami penurunan kondisi hidup. Hal tersebut ditunjukkan oleh fakta bahwa kontribusi kelompok buruh miskin ini terhadap GDP mengalami penurunan masing-masing sebesar 13% di Amerika Latin dan Karibia, 10% di Asia Pasifik, dan 9% di negara-negara maju. Sedangkan para CEO memperoleh pendapatan yang berlipat-lipat dibandingkan pekerja biasa. Sebagai contoh, CEO 15 perusahaan terbesar di AS mendapat pendapatan 500 kali lebih besar dibanding pekerjanya pada tahun 2007. Naik dari 360 kali lipat pada tahun 2003. Demikian pula di negara-negara maju lainnya yang rata-rata lebih dari 100 kali lipat. Ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional telah gagal. Jika Indonesia masih terjebak pada paradigma lama pengentasan kemiskinan maka bisa dipastikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan pendapatan akan mengalami kesulitan. Saatnya kita mengubah paradigma kebijakan ekonomi dengan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap textbook Barat. Meskipun APBN 2009 telah menegaskan arah kebijakan pembangunan yang pro growth, pro job, dan pro poor, namun jika instrumen yang digunakannya masih bersifat konvensional, maka upaya tersebut akan memiliki progres yang lambat. Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah optimalisasi ekonomi syariah sebagai dasar kebijakan ekonomi negara. Hal ini sejalan pula dengan temuan KA Ishaq (2003) yang menyatakan bahwa di antara penyebab utama kegagalan lembaga-lembaga internasional dalam memerangi kemiskinan global adalah dikarenakan diabaikannya penggunaan instrumen-instrumen berbasis agama dan budaya lokal. Ekonomi Syariah Sesungguhnya ada banyak instrumen ekonomi syariah yang dapat digunakan. Antara lain zakat, infak, dan sedekah (ZIS), wakaf termasuk wakaf tunai, perbankan syariah (BUS, UUS, dan BPRS), BMT, dan koperasi syariah, serta instrumen di pasar modal syariah seperti sukuk. Zakat sebagai contoh, jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik dan amanah, akan memberikan dampak positif terhadap mustahik (kelompok penerima zakat). Penelitian Beik (2009) menunjukkan bahwa zakat yang digunakan untuk modal usaha produktif mustahik, mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar 7,5% di Jakarta. Masih menurut Beik (2009), program kesehatan dan rumah sakit gratis berbasis zakat mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar 10%. Dengan potensi zakat puluhan triliun setiap tahunnya maka instrumen ini sesungguhnya menawarkan alternatif solusi yang lebih baik daripada utang luar negeri, yang jelas-jelas hanya memerangkap bangsa ini di bawah ketiak bangsa asing. Demikian pula dengan wakaf, yang luas tanah wakaf di Indonesia saja dua kali lipat wilayah Singapura, dengan nilai aset lebih dari 600 triliun rupiah. Belum lagi ditambah dengan potensi wakaf tunai yang sangat luar biasa. Sejarah membuktikan bahwa wakaf tunai
[ppiindia] Pemerintah Tak Peduli Lingkungan Hidup
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=7843 2009-05-05 Pemerintah Tak Peduli Lingkungan Hidup [JAKARTA] Pemerintah yang berkuasa saat ini dinilai tidak peduli dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin lama semakin memburuk. Hal ini terlihat dari makin banyaknya peraturan-peraturan yang tidak bersahabat dengan lingkungan telah dan akan diterbitkan oleh pemerintah. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sonny Keraf, seusai rapat kerja dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, di Jakarta, Senin (4/5). Sonny mengatakan, rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan Hutan Lindung yang dalam waktu dekat akan ditandatangani Presiden menunjukkan betapa kurangnya komitmen pemerintah untuk memperbaiki lingkungan hidup. Pukulan Telak Seperti diketahui, sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup mengecam dan melancarkan aksi protes terhadap rencana pemerintah mengeluarkan Perpres tentang Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan Hutan Lindung. Menurut mereka, Perpres yang rancangannya dikabarkan sebentar lagi akan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, menjadi pukulan telak kedua bagi penggiat lingkungan setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) 2/2008 tentang Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada perusahaan tambang terbuka yang melakukan kegiatan usahanya di areal hutan produksi dan hutan lindung. Juru Bicara Jaringan Advokasi Tambang, Luluk Uliyah, bahkan mengatakan, bakal ditandatanganinya Perpres tersebut, menunjukkan pemerintahan saat ini mulai kehilangan akal sehat. Selama ini, kata Luluk, alih fungsi hutan telah berkontribusi nyata terhadap meningkatnya intensitas dan kualitas bencana ekologis di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Kepala Departemen Advokasi dan Jaringan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Teguh Surya mengatakan, penambangan tertutup tetap akan berdampak terhadap permukaan tanah kawasan hutan seperti terjadinya kelangkaan air tanah, perusakan daya dukung tanah terhadap vegetasi hutan, polusi air, serta pencemaran udara. Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menanggapi protes tersebut dengan mengatakan, pihaknya mendukung terbitnya Perpres Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan Hutan Lindung karena berdasarkan pembahasan-pembahasan yang dilakukan, proses pertambangannya tidak akan merusak lingkungan. [E-7] [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005
Mari kita segarkan ingatan kita pada orang2 yang mendukung kenaikan harga BBM tahun 2005 yang naik sampai 125%. Kalau orang yang mendukung kenaikan harga BBM bisa disebut Neoliberalis, maka orang2 ini, termasuk Chatib Basri adalah orang Neoliberalis. Salam http://capresindonesia.wordpress.com/2008/07/24/daftar-nama-pendukung-kenaikan-harga-bbm-tahun-2005/ Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005 Berikut nama-nama pendukung kenaikan harga BBM tahun 2005 yang mencapai 125%. Mereka memasang iklan dukungan kenaikan harga BBM di berbagai media massa. Bahkan LPEM FEUI membuat “studi Ilmiah” yang menyatakan kemiskinan berkurang jika harga BBM dinaikkan. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang berulangkali menaikan harga BBM ternyata di zaman Megawati juga menaikan harga BBM. Semoga intelektual kita lebih memihak kepada rakyat. Berikan BBM dengan harga yang terjangkau kepada rakyat. Bukan harga Internasional. Dukung Pemerintah 36 Tokoh Iklan Kenaikan Harga BBM Jakarta 8/3/2005: Sebanyak 36 tokoh diiklankan Freedom Institute sebagai pendukung pemerintah mengurangi subsidi BBM (menaikkan harga BBM). Sebagian mereka mempertaruhkan kredibilitas yang sebelumnya sudah sangat diakui oleh masyarakat sebagai tokoh intelektual yang berpihak kepada kepentingan umum dalam profesinya masing-masing. Mereka di antaranya berprofesi sebagai akademisi, peneliti, pemerhati sosial, rohaniwan, seniman, pengusaha, advokat, ekonom, politisi dan wartawan. Tampilnya nama-nama sebagian tokoh diiklan Freedom Institute ini menjadi sorotan publik yang dinilai sebagai kurang pantas dilakukan oleh tokoh intelektual yang tadinya dianggap berpihak kepada kepentingan umum. Namun rupanya, para tokoh itu mempunyai alasan sendiri bersedia ditampilkan sebagai tokoh iklan kenaikan harga BBM itu. Iklan untuk mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM itu diterbitkan di media massa tanggal 26 Februari 2005, beberapa hari sebelum pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri rata-rata 29 persen tanggal 1 Maret 2005. Kebijakan menaikkan harga BBM ini mendapat penolakan dari berbagai pihak yang dampaknya dirasakan sangat memberatkan rakyat kecil. Nama-nama tokoh yang tampil sebagai bintang iklan pendukung kenaikan harga BBM bersama-sama dengan Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal, itu antara lain rohaniwan Franz Magnis Suseno, tokoh pers dan pendiri Tempo Gunawan Muhammad dan Fikri Jufrie, pengacara kondang pembela hak-hak asasi manusia Todung Mulya Lubis, dan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar-Abdalla. Nama-nama lain yang menjadi bintang iklan Freedom Institute, itu adalah Agus Sudibyo, Anggito Abimanyu (ekonom), Anton Gunawan, Ayu Utami (senimawati), Bimo Nugroho (praktisi televisi), Dana Iswara (praktisi televisi), Dodi Anbardi, Hadi Soesastro (ekonom), Hamid Basyaib, Ichsan Loulembah (anggota DPD dari Sulawesi Tengah), dan Jeffrie Geovanie (Direktur Kampanye Calon Presiden HM Amien Rais). Juga Jeannette Sdjunadi, Lin Che Wei (ekonom), Luthfi Assyaukenie, M. Chatib Basri (ekonom), M Ikhsan (ekonom), M Sadli (ekonom), Mohammad S Hidayat (pengusaha, Ketua Kadin 2004-2008), Nirwan Dewanto (pengusaha), Nong Darol Mahmada, Nono Anwar Makarim (advokat senior), Raden Pardede (ekonom), Rahman Tolleng (politisi Golkar dari Bandung), Rizal Mallarangeng (adik Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Andi Mallarangeng), Rustam F Mandayun, Saiful Mujani (peneliti pada sejumlah polling-polling), Sofyan Wanandi (pengusaha), Sugiarto Chandra dan Thee Kian Wie. Iklan full-colour satu halaman penuh itu memuat data, bahwa dengan harga minyak dunia saat ini, subsidi BBM akan mencapai Rp 70 trilyun. Artinya, negara harus menghabiskan Rp 200 miliar setiap hari hanya untuk menyangga harga BBM. ôBerapa sekolah dan puskesmas yang dapat kita bangun setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan, dengan dana sebesar itu?,ö petikan iklan Freedom Institute, institusi yang disebut independen dan pendiriannya diprakarsai Aburizal Bakrie itu. Ditampilkan pula grafik hasil perhitungan LPEM-FEUI, yang jika diiringi dengan program kompensasi tertentu pengurangan subsidi BBM justru mengurangi jumlah kaum miskin.. Menurut LPEM-FEUI itu, dampak kenaikan BBM dari jumlah penduduk miskin Indonesia kondisi awal adalah sejumlah 16,25%, dengan kenaikan BBM 30% jumlah penduduk miskin Indonesia menjadi 16,43%. Dan sesudah kompensasi jumlah penduduk miskin menurut LPEM-FEUI akan turun menjadi hanya 13,87%. Program kompensasi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti beasiswa pendidikan, perbaikan sarana kesehatan, dan bantuan beras murah. ôKita harus berani memilih: bersembunyi dibalik kekeliruan masa lalu, atau menghadapi persoalan sekarang untuk menyiapkan masa depan bersama yang lebih baik,ö demikian bunyi terakhir iklan yang akhirnya menuai beragam kontroversi di masyarakat, bahkan mempertanyakan ketokohan para bintang iklan yang selama ini kredibiltasnya
[ppiindia] Mengapa Prabowo Lebih Memilih Megawati Ketimbang SBY?
Berikut adalah foto/gambar yang menjelaskan kenapa Prabowo lebih memilih Megawati ketimbang SBY untuk maju dalam Pilpres 2009 di Indonesia. Silahkan lihat gambarnya di: http://capresindonesia.wordpress.com === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ppiindia] TEMPO MEMELA RAKYAT? RE: [LISI] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005
Mas Bambang ini mungkin tidak pernah dekat dgn rakyat ya? Kalau harga BBM naik, bukan cuma harga BBM saja yang naik. Semua harga barang seperti beras, gula, telur, dsb juga naik karena semua itu didistribusikan dengan kendaraan yang pakai BBM. Bukan digendong Jadi menyengsarakan seluruh rakyat. Harga angkot, bis juga pada naik. Rakyat itu ke kantor, ke pasar juga naik angkot/bis. Itu pakai BBM. Jarang ada yang jalan kaki. 90% pengguna BBM itu adalah rakyat kecil. Kalau mau mengembalikan subsidi BBM dari orang kaya, kenakan saja pajak kekayaan sampai 70% bagi orang kaya yang penghasilannya lebih dari rp 200 juta/tahun. Kenaikan harga BBM itu menguntungkan para pengusaha minyak asing yang mengelola 90% minyak negeri ini. Saya lihat anda sebagai orang Tempo sangat pro rakyat ya...??? Silahkan baca: http://infoindonesia.wordpress.com/2008/06/16/penyapu-jalan-tewas-kelaparan/ Penyapu Jalan Tewas Kelaparan Rabu 4 Juni 2008, Jam: 8:18:00 BOGOR (Pos Kota) – Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak seiring kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) memunculkan beragam kisah pilu. Seorang penyapu jalan tewas di pinggir jalan Sukasari, Bogor Timur, Selasa (3/6) siang. Diduga, Adin, 46, petugas kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor, itu meninggal dunia karena kelaparan. Ia hanya makan satu kali sehari karena harus berbagi dengan ketiga anaknya. LIPI: Kenaikan BBM Picu Kriminalitas Diarsipkan di bawah: BBM, Keamanan, Kejahatan, Kemiskinan — nizaminz @ 4:45 am Sunting Ini Tags: BBM, Kejahatan, Kriminalitas Laporan wartawan Persda Network Hasanuddin Aco Kompas.com, 28-5-2008 – Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) memperkirakan angka kriminalitas akan meningkat sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). “Kenaikan harga BBM hampir pasti akan menyebabkan semakin sempitnya lapangan kerja baru akibatkan pengangguran bertambah, dan yang jelas akan memicu angka kriminalitas,” kata Peneliti P2E LIPI Dr Wijaya Adi di Jakarta, Rabu (28/5) http://infoindonesia.wordpress.com/2008/05/29/lipi-kenaikan-bbm-picu-kriminalitas/ Dampak kenaikan harga BBM bagi ekonomi dan masyarakat kecil merupakan bencana yang tidak akan teratasi dengan BLT-Plus. Biaya hidup dan ongkos usaha kecil yang naik berlipat-lipat akan menurunkan daya beli dan kemampuan produksi mereka. Dikhawatirkan ini akan menjadi bentuk pemiskinan permanen. Kenapa untuk menarik subsidi yang salah sasaran harus lewat penaikan harga BBM? Ini justru melanjutkan tradisi pengorbanan rakyat yang terus berlangsung. Perpajakan progressif bagi penghasilan orang-orang kaya dan kekayaannya adalah satu cara langsung diantara mekanisme lainnya yang bisa dilakukan. Bukankan data diatas seolah bisa menunjukkan mana golongan kaya itu secara definitif. Banyak cara lain untuk menyelamatkan keadaan. Namun tim pemerintah ingin menyelesaikan persoalan urgen ini dalam suatu setting di belakang meja semata.http://infoindonesia.wordpress.com/2008/08/04/subsidi-bbm-dinikmati-orang-kaya-apa-makna-sebenarnya/ === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sel, 26/5/09, bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id menulis: Dari: bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id Topik: RE: [LISI] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005 Kepada: l...@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 26 Mei, 2009, 9:36 PM Menurut saya yang tidak mendukung kenaikan itu yang perlu dipertanyakan keberpihakannya kepada rakyat karena mendukung kebijakan subsidi negara sampai 13 Triliun padahal lebih dari 80 persen subsidi ini dinikmati tak sampai 5 persen warga terkaya Indonesia Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: A Nizami nizam...@yahoo. com Date: Wed, 27 May 2009 10:27:00 To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com; lisil...@yahoogroups. com; sab...@yahoogroups. com Subject: [LISI] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005 Mari kita segarkan ingatan kita pada orang2 yang mendukung kenaikan harga BBM tahun 2005 yang naik sampai 125%. Kalau orang yang mendukung kenaikan harga BBM bisa disebut Neoliberalis, maka orang2 ini, termasuk Chatib Basri adalah orang Neoliberalis. Salam http://capresindone sia.wordpress. com/2008/ 07/24/daftar- nama-pendukung- kenaikan- harga-bbm- tahun-2005/ Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005 Berikut nama-nama pendukung kenaikan harga BBM tahun 2005 yang mencapai 125%. Mereka memasang iklan dukungan kenaikan harga BBM di berbagai media massa. Bahkan LPEM FEUI membuat “studi Ilmiah” yang menyatakan kemiskinan berkurang jika harga BBM dinaikkan. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang berulangkali menaikan harga BBM ternyata di zaman Megawati juga menaikan harga BBM. Semoga intelektual kita lebih memihak kepada rakyat. Berikan BBM dengan harga yang