[ppiindia] Fitrah karakter

2009-05-26 Terurut Topik muhamad agus syafii
Fitrah karakter

By: agussyafii

Senin kemaren dikantor saya kedatangan tamu. Kami biasa berdiskusi tentang 
kehidupan sehari-hari. Menarik sekali untuk disimak. 'Apa yang mendasari 
perbuatan dari apa yang kita lakukan?' Saya menjawabnya, 'Bahwa karakterlah 
yang berperan dalam perbuatan kita sehari-hari.'

Untuk menilai kualitas tingkah laku manusia, harus dibedakan apakah tingkah 
laku itu  bersifat temperamental atau bersumber dari karakter kepribadiannya. 
Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangkasan yang 
datang dari lingkungan dan dari dalam dirinya sendiri. Temperamental 
berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, sehingga sulit untuk 
berubah. Temperamen bersifat netral terhadap penilaian baik buruk.

Adapun karakter, ia berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku 
seseorang, yang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut 
masyarakatnya. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh 
karena itu ia dapat berubah, sejalan dengan bagaimana ia menilai pengalaman 
itu. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justru 
selalu menjadi obyek penilaian etis. Seseorang boleh jadi memiliki temperamen 
yang berbeda dengan karakternya. 

Ada orang yang temperamennya buruk (negatif) tetapi karakternya baik, 
sebaliknya ada orang yang karakternya buruk, tetapi temperamennya baik. 
Seseorang yang karakternya buruk akan semakin buruk jika ia juga memiliki 
temperamen buruk. Sedangkan orang yang karakternya baik tetapi  temperamennya 
buruk biasanya ia segera menyesali dan merasa malu atas tingkah laku buruknya, 
meskipun hal itu selalu terulang kembali.
    
Maka pengendalian tingkah laku hanya dimungkinkan pada tingkah laku yang 
bersumber dari karakter, sedangkan tingakh laku yang bersumer dari temperamen 
pengendaliannya terbatas hanya pada meminimalkan, bukan pada perubahan. Tetapi 
yang pasti, manusia mempunyai kebebasan untuk memutuskan apakah ia beriman atau 
ingkar seperti dijelaskan dalam surat al-Kahfi / 18:29.

Ukuran kualitas tingkah laku mausia juga bisa dilihat dari apakah perbuatannya 
itu bersumber dari fitrahnya atau perbuatan yang sifatnya diusahakan 
(al-muktasab). Tingkah laku fitrah adalah perbuatan yang sumbernya dari naluri 
fitrahnya, yakni yang berhubungan dengan sistem biopsikologi dan sifat-sifat 
hereditas dan bawaan sejak lahir. Contoh tingkah laku fitrah adalah cara 
mengisap susu ibu yang dilakukan oleh bayi, cara bernafas manusia, gerakan 
refleks seseorang dan tingkah laku lainnya yang sejenis itu. Dalam hal tingkah 
laku fitrah, manusia berbuat secara spontan tanpa mempertimbangkan untung rugi 
maupun tujuan. 

Meskipun manusia dilahirkan di tempat-tempat yang berjauhan dan berbeda zaman, 
tetapi tingkah laku fitrahnya sama karena fitrah itu berasal dari Alloh SWT dan 
bersifat baku. Menurut al-Qur’an fitrah manusia itu bersifat menetap, seperti 
yang tertera dalam surat al-Rum / 30:30. Sedangkan tingkah laku yang 
diusahakan, al-muktasab, adalah perbuatan yang bersumber dari gabungan 
pengetahuan dan pengalaman yang dipenjara manusia sejak lahir dan kemudian 
dijadikan kebiasaan. Dalam melakukan perbuatan ini manusia memperhitungkan 
untung rugi, baik untung rugi yang bersifat dekat, duniawi, maupun untung rugi 
yang bersifat jauh ke belakang, ukhrawi, pahala dan dosa.

Menurut al-Qur'an, tingkah laku yang diusahakan ini bisa saja diilhami oleh 
cara berpikir yang keliru atau jalan yang sesat seperti yang disebut dalam 
surat al-Baqarah ayat 102 atau Karena merindukan ridla Allah dan keteguhan jiwa 
seperti yang disebut dalam surat al-Baqarah  / 2:265.

Al-Qur'an juga mengisyaratkan adanya tingkah laku yang tidak disadari akibat 
dari tingkah laku yang tidak terkendali. Tingkah laku yang didasari, adalah 
perbuatan yang dilakukan seseorang di mana pelaku memiliki kemampuan untuk 
berpikir dan mengendalikan dirinya serta mampu memilih jenis perbuatan apa yang 
di pandang terbaik dan tepat dan mana yang tidak tepat untuk dirinya. Sedangkan 
tingkah laku yang tidak disadari adalah perbuatan seseorang yang berbeda 
dibawah pengaruh sesuatu yang menyebabkannya kehilangan kesadaran, seperti 
pengaruh minuman keras obat-obat terlarang. 

Meskipun orang mabuk tidak menyadari perbuatannya, tetapi meminum-meminum keras 
atau menghirup obat-obat terlarang merupakan perbuatan yang disadari, oleh 
karena itu berbeda dengan gerakan reflek yang bersifat fitrah, al-Qur'an sudah 
mengingatkan akibat-akibat dari minuman-minuman keras itu menurut al-Qur'an 
dapat mengakibatkan seseorang, tanpa disadari melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. melakukan perbuatan keji seperti yang termaktub dalam surat al-Ma'idah / 
5:90.

b. melakukan permusuhan dan kebencian seperti yang tersebut dalam surat 
al-Ma'idah / 5:91,

c. tidak menyadari apa yang dikatakan seperti yang diisyaratkan surat al-Nisa / 
4:43.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad, 

Re: [ppiindia] RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???

2009-05-26 Terurut Topik sunny
Apa yang Anda katakan itu hanya pengusaha bisnis kecil, karena modalnya tak 
seberapa, bila dibandingkan dengan pengusaha berkaliber besar.  Umumnya 
pengusaha kecil itu tidak mempunyai kesempatan besar untuk berkembang meluas 
menjadi besar, karena dihalangi oleh birokrasi pemerintah dan nepotisme, 
kekurangan modal dan network  untuk bergerak luas. Pendapatan pengusaha kecil 
kebanyakan dipakai untuk makan (extended family) dan sebahagian dipakai untuk 
melakukan ibadah,  sisa untuk menyimpan dan reinvestasi agaknya tidak seberapa 
mampu untuk ditabung di luarnegeri seperti pengusaha besar. 

Persahaan multinasional itu agak lain selain modal kuat mereka juga mendapat 
keluasan bebas pajak  dalam x tahan serta bebas transfer keuntungan ke 
luarnegeri  (UUPMA).  Jangan dilupakan bahwa  sesuai UN StAR mantan presiden 
NKRI Muhammad Soeharto menyimpal kekayaan di berbagai pelosok dunia sebesar 
antara US$ 30- 50 milyar. Tommy Soeharto saja bisa simpan US$ 400 juta di Isle 
of Man. Uang ini rumpanya pemerintah kalah dalam persidang pengadilan untuk 
dapat ditarik ke Indonesia.  

 


  - Original Message - 
  From: A Nizami 
  To: l...@yahoogroups.com ; ekonomi-nasio...@yahoogroups.com ; 
ppiindia@yahoogroups.com ; sab...@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 26, 2009 5:16 AM
  Subject: [ppiindia] RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???






  Mas Bambang,
  Kalau pengusaha lokal itu paling uangnya tetap berada di Indonesia.
  Dia beli rumah, rumahnya di Indonesia, uangnya balik ke Indonesia..
  Dia beli mobil, paling tidak belinya di indonesia. Jadi tetap membuka 
lapangan kerja.

  Nah kalau perusahaan asing, itu uangnya lari ke negara asing.

  Berapa uang yang lari ke luar negeri oleh perusahaan minyak asing. Yang jelas 
7 perusahaan terkaya dari Forbes 500 itu adalah perusahaan migas yang di 
antaranya beroperasi di Indonesia seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb.

  Silahkan baca data2 sbb:
  
http://infoindonesia.wordpress.com/2009/03/18/parpol-dgn-ekonomi-rakyat-vs-kapitalis-neoliberalis-gerindra-ajukan-sosialisme/

  6 dari 10 perusahaan dengan pendapatan terbesar versi majalah Forbes adalah 
perusahaan Migas yang di antaranya beroperasi di Indonesia. (contoh pendapatan 
Exxon Mobil tahun 2007 US$ 452 milyar / Rp 5.420 Trilyun) Perusahaan Migas 
tersebut jadi perusahaan terkaya sementara rakyat Indonesia hidup dalam 
kemiskinan karena migas yang sebetulnya milik rakyat Indonesia sebagian besar 
diambil mereka.

  Rp 5.420 trilyun itu baru dari Exxon, belum dari perusahaan migas lainnya. 
Jika 10 perusahaan termasuk Tambang seperti Freeport, bisa jadi pendapatan 
mereka Rp 50.000 trilyun di mana rp 2000-5000 trilyun/tahun dari kekayaan alam 
Indonesia.

  Dengan uang sebesar itu, mereka bisa menggelontorkan receh kecil sekitar rp 
20 trilyun untuk antek2 mereka di sini guna membela kepentingan mereka.

  Mengenai pajak, saya sempat baca di Media bahwa pajak yang dibayarkan BUMN 
sebesar rp 200 trilyun/tahun. Jadi kalau cuma mengharap pajak, tidak perlu 
menyerahkan kekayaan alam ini ke perusahaan asing. Semua rakyat Indonesia juga 
bayar pajak (mis: PPN dan PPH) termasuk BUMN.

  Kita butuh orang2 yang membela kepentingan rakyat. Bukan antek asing yang 
membela kepentingan asing...

  ===
  Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
  http://media-islam.or.id

  --- Pada Sen, 25/5/09, bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id menulis:

   Dari: bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id
   Topik: RE: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
   Kepada: l...@yahoogroups.com
   Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 8:06 PM
   Mas, multinasional asing umumnya jauh
   lebih baik dalam membayar royalti, pajak dsb dibandingkan
   konglomerat lokal seperti Sinar Mas, RAPP dsb.
   Powered by Telkomsel BlackBerry®
   
   -Original Message-
   From: Achmad Huzairin achmadhuzai...@yahoo.com
   
   Date: Tue, 26 May 2009 10:46:34 
   To: l...@yahoogroups.com
   Subject: [LISI] TEMPO PUNYA DATA???
   
   
   Dear Mas bambang,,,
   
   
   
   apakah TEMPO punya data atau hasil investigasi :
   
   
   
   1. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di ekspoitasi dan di
   boyong keluar oleh FREEPORT selama 35 tahun terakhir ?
   
   
   
   2. Jumlah Emas dan Tembaga yang telah di eksploitasi dan di
   boyong keluar oleh NEWMONT Nusa Tenggara 15 tahun
   terakhir
   
   
   
   3. Jumlah gas dan minyak bumi yang telah di boyong oleh
   CEVRON, BP
   
   Petroleum, Exxon Mobile, Conoco Philips, ARCO, Shell dsb
   dalam kurun
   
   waktu 35 tahun  terakhir ?
   
   
   
   4. Jumlah  mineral tambang lainnya, seperti batubara,
   timah, nikel,
   
   biji besi, cromate dll yang telah di eksploitasi dalam
   kurun waktu 35
   
   tahun terakhir
   
   
   
   DARI HASIL TERSEBUT BERAPA YANG KEMBALI SEBAGAI PENERIMAAN
   NEGARA UNTUK KESEJAHTARAAN RAKYAT
   
   
   
   BANDINGKAN DENGAN:
   
   
   
   BERAPA BESAR HUTANG KITA DAN BERAPA BESAR SISA CADANGAN
   SUMBER DAYA ALAM YANG AKAN DIWARISKAN KE PADA ANAK CUCU
   

Re: [ppiindia] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT

2009-05-26 Terurut Topik sunny
Sebahagian besar cicilan hutang adalah pembayaran bunganya. Jadi pada umumnya 
jumlah hutang tetap tidak berkurang .

  - Original Message - 
  From: A Nizami 
  To: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com ; ppiindia@yahoogroups.com ; lisi 
  Sent: Tuesday, May 26, 2009 4:33 AM
  Subject: [ppiindia] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT





  Sebetulnya kalau mau sederhana kita bandingkan dengan belanja negara kita, 
yaitu APBN yang saat ini jumlahnya sekitar Rp 1.000 trilyun.

  Nah saat ini hutang LN kita sekitar Rp 1.600 trilyun dengan cicilan sekitar 
Rp 250 trilyun/tahun (CMIIW). Nah itu sebetulnya sudah cukup mengganggu. 
Apalagi jika hutang luar negeri ini dipakai untuk mendikte bangsa Indonesia 
seperti harus menjual BUMN, harus mencabut subsidi BBM, air, listrik, dsb 
sehingga tarif2 kebutuhan rakyat jadi melonjak tajam. Belum lagi penyerahan 
kekayaan alam sebesar rp 2000 trilyun/tahun yang masuk ke kantong asing.

  Harusnya pemerintah Indonesia meniru pemerintah Arab Saudi yang 
menasionalisasi perusahaan migas ARAMCO sehingga pendapatannya meningkat dan 
bisa mensejahterakan rakyat kita. Kalau itu dijalankan dan rp 2000 
trilyun/tahun bisa dinikmati rakyat Indonesia, maka para pejabat bisa hidup 
mewah tanpa harus korupsi dan diperiksa KPK dgn rp 1000 trilyun yang sudah kita 
nikmati sekarang, sementara rakyat jadi sejahtera dengan dana Rp 2000 
trilyun/tahun tsb.

  Dengan APBN rp 1000 trilyun dan hasil kekayaan alam rp 2000 trilyun/tahun 
seharusnya Indonesia tidak perlu pakai ngutang dan menunggu investor asing.

  Saat ini saya lihat para pejabat kita hanya mampu fokus pada berhutang dan 
menunggu investor asing. Kasarnya cuma bisa ngutang/tukang ngutang...

  ===

  Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

  http://media-islam.or.id

  --- Pada Sen, 25/5/09, IrwanK irwank...@gmail.com menulis:

  Dari: IrwanK irwank...@gmail.com
  Topik: [ekonomi-nasional] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT
  Kepada: Forum Kompas forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
  Tanggal: Senin, 25 Mei, 2009, 5:53 PM

  Dear All,

  Penguasa RI sekarang dan tim sukses-nya (sekaligus sebagai capres 2009),

  sering

  berkampanye soal turunnya rasio hutang dibanding pdb (nominal).. Saya

  sendiri bukan

  ahli di bidang ekonomi. Mungkin yang lebih paham dapat bantu jelaskan soal

  ini lebih rinci, karena di bawah ada istilah pdb nominal dan riil.

  Membaca diskusi di bawah, IMHO, ada baiknya yg dijadikan patokan bukan pdb

  namun

  rasio hutang dibanding cadangan devisa negara. Ini jauh lebih mudah

  dipahami. Karena

  cadangan devisa negara merupakan 'dana standby' yang nyata. Dan harus

  diatur, dana

  standby ini sedapat mungkin bukan didapat dari hutang - seperti yang sudah

  (dari IMF

  dll).. Karena percuma saja, hutang hanya menjadi 'dana mati'.. sementara

  bunga dan

  kewajiban membayar sudah jelas di depan mata..

  CMIIW..

  --

  Wassalam,

  Irwan.K

  Better team works could lead us to better results

  http://irwank. blogspot. com

  -- Pesan terusan --

  Dari: bungaran no_re...@yahoogroup s.com

  Tanggal: 26 Mei 2009 05:18

  Subjek: Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT

  Silahkan baca referensi :

  http://kau.or. id/content/ view/105/ 2/

  http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/24/0642591/ rupiah.jeblok. 
utang.ri. nambah.

  2335.miliar. dollar.as

  Rasio cadangan devisa dengan utang bisa menimbulkan banyak persepsi seperti

  krisis likuiditas, dll. Benar total utang yang telah jatuh tempo tersebut,

  tidak seluruhnya harus langsung dibayarkan. Sebab, beberapa dari utang-utang

  tersebut masih bisa diperpanjang sesuai dengan struktur pinjamannya.

  Tapi ingat Rasio utang terhadap Cadangan devisa (debt to reserve ratio).

  Rasio utang terhadap cadangan devisa masih tinggi, Jika terjadi penurunan

  cadangan devisa dan jumlah utang semakin membengkak tentu rasio utang

  terhadap cadangan devisa semakin tinggi. Apalagi dalam krisis global ini,

  penurunan cadangan devisa bisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan

  oleh BI untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah.

  Untuk menurunkan rasio utang terhadap cadangan devisa,(Mungkin) pemerintah

  menempuh berbagai cara di antaranya dengan memanfaatkan pinjaman bilateral

  atau fasilitas bilateral swap arrangement.

  Krisis bisa terjadi, yang dapat mengancam ketahanan sektor keuangan(Cadangan

  Devisa) karena utang luar negeri atau modal asing yang masuk banyak yang

  ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (yang

  jumlahnya cenderung terus meningkat) ditarik pada saat bersamaan. Jika ini

  terjadi tentu kita akan lebih sulit membayar utang pada saat jatuh tempo..

  http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ xml/2009/ 03/29/12561892/ 
tahun..ini. utang.sw

  \asta.jatuh. tempo.35. miliar.dollar. as

  Tahun ini utang swasta yang jatuh tempo mencapai US$35 miliar, atau lebih

  separuh dari total cadangan devisa yang cuma US$ 51 miliar.

  Bagaimana jika tahun ini modal 

[ppiindia] (OOT) Peluncuran Buku Total Success oleh Anand Krishna

2009-05-26 Terurut Topik yudha renesanto
Mohon Maaf kalau OOT
Some might think *Money* is *Success*..
Others think *Power *is *Success*..
But what is *Success *?

Wanna know more about *Success*, moreover *TOTAL Success* ?
Gramedia Pustaka Utama, TB Gramedia Matraman and Anand Ashram Foundation
present you,
*TOTAL SUCCESS* *Book Launch *!

*Friday, May 29th 2009
4.30 PM to 6.00 PM (WIB)
TB Gramedia Matraman Lt 2 (Function Room)

RSVP : Aisya (081510361540)

Be there and get 10% discount for ALL Anand Krishna books !*


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Berani Malu - Tukar Nasib

2009-05-26 Terurut Topik mangucup88
Mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun melakukan bunuh diri pada hari Jumat 
yang  lampau dengan terjun bebas ke bawah jurang. Begitu juga dengan Mr Merckle 
konglomerat yang pernah memiliki predikat sebagai orang terkaya no 34 di kolong 
langit ini melakukan bunuh diri juga pada bulan Januari yang lampau. Mereka 
berdua memiliki problem yang sama  ialah Takut Malu, mereka takut harus hidup 
sebagai wong miskin, sehingga dicibirkan oleh para tetangga atau handai 
taulannya.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa pada masa krisis ekonomi sekarang ini banyak 
sekali orang yang kehilangan mata pencariannya, entah karena di PHK atau karena 
usahanya bangkrut. Hal ini membuat orang jadi stress berat, betapa tidak yang 
biasanya belanja di Care Four, sekarang harus ngantri agar bisa dapat raskin 
(beras untuk orang miskin). Yang setiap harinya lunch di Mall, mulai sekarang 
harus makan di Warteg. Yang biasanya naik mobil BMW sekarang harus naik Bajay! 
Mereka boro-boro memiliki harta, pekerjaan saja Ora Ono, yang mereka miliki 
hanya hutang yang berjibun. 

Apabila hal tersebut diatas hanya sekedar intermeso atau Just For Fun Only 
selama tiga hari seperti dalam acara reality show Tukar Nasib di SCTV tentu 
tidak jadi masalah, tetapi tanyalah apakah anda siap untuk Tukar Nasib 
selamanya dari seorang yang memiliki jabatan menjadi seorang pengangguran, dari 
wong kaya jadi wong kere? Hal inilah yang membuat banyak sekali orang takut. 
Takut harus belajar merendahkan diri, terlebih lagi takut malu disebut wong 
miskin.

Pertanyaan saya, apakah mereka yang kehilangan pekerjaan ataupun status 
sosialnnya harus menjadi malu karenanya? Apakah harga diri mereka jadi 
berkurang? Saya yakin tidak. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan 
orang hanya menilai diri seseorang itu dari verpacking atau bungkusnya saja; 
misalnya pakaian, mobil, rumah ataupun jabatan. Tetapi dilain pihak apakah kita 
harus cuek atau ambil pusing dengan segala penilaian orang? Tidak, karena kita 
memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga ialah Hidup Kita.

Mungkin dimata orang lain martabat kita ini sudah turun ambles menjadi Mr 
Nobody, tetapi dihadapan Sang Pencipta kita tetap adalah VVIP alias manusia 
yang paling hebat tiada keduanya di kolong langit ini. Setiap manusia 
diciptakan secara unik; hal inilah yang mendorong Tuhan untuk mengurus dan 
merawat sendiri ciptaan-Nya. Hanya sayangnya kebanyakan manusia itu sendiri 
tidak bisa menilai maupun menghargai dirinya sendiri !

Untuk mengetahui berapa nilainya diri Anda, tanyalah sama diri sendiri apabila 
Anda sakit; sebesar atau setinggi apapun biaya Dr maupun Rumah Sakit, selama 
anda mampu PASTI akan anda bayar. Maka tidaklah heran, banyak orang yang 
bersedia menghabiskan uang miliaran Rp, walaupun untuk ini harus ngutang 
kiri-kanan sekalipun tidak jadi masalah yang penting Gw bisa sehat kembali !

Maka dari itu menurut pendapat mang Ucup, walaupun anda kehilangan jabatan 
maupun harta sekalipun, tidak ada alasan untuk membeli tali rafia buat gantung 
diri di bawah pohong pisang, ataupun minum Es Campur dengan baygon. Bahkan hal 
kebalikannya yang anda harus lakukan ialah memelihara dan meningkatkan 
kesehatan Anda. Dimana sekarang kita memiliki lebih banyak waktu; apa salahnya 
lebih sering melakukan olahraga lari pagi untuk ini tidak diperlukan biaya. 
Hindari makan junk food seperti Hamburger dsb, melainkan diusahakan untuk lebih 
banyak makan lalaban yang jauh lebih sehat dan juga lebih murah.

Disamping itu ada cara lain lagi dimana kita bisa meningkatkan nilai diri kita 
ialah dengan membantu orang-orang disekitar kita. Bantuan tidak perlu selalu 
harus dengan uang; melainkan dengan tenaga atau waktupun bisa. Misalnya 
membantu mengajar menjadi guru, ataupun mengunjungi orang sakit atau orang yang 
sedang membutuhkan hiburan maupun bantuan tenaga kita. Aktif memperbaiki 
lingkungan hidup dsb-nya

Kita juga bisa lebih mendekatkan diri dan lebih banyak meluangkan waktu untuk 
Sang Pencipta, mulai dengan lebih banyak berdoa maupun membaca Alkitab. Pada 
saat liburan akhir pekan, tidak perlu pergi liburan keluar kota melainkan 
digunakan untuk berkujung kerumah ibadah yang menurut pendapat saya ada jauh 
lebih bermanfaat untuk kehidupan duniawi maupun surgawi kita.

Mang Ucup
Email: mang.ucupatgmail.com
Homepage: www.mangucup.org
Facebook








[ppiindia] maap, segepok sajaknya heri latief nongol di layar kacamu

2009-05-26 Terurut Topik heri latief


Sajak Kowloon Park

baca sajak di kowloon park
syair buruh migran teriak
ayo bela persamaan hak

merantau jauh derita kaum buruh
primadona devisa indonesia
di kampungnya diperas calo ganas

negara bisanya nikmati uang pajak
buruh migran tetap termajinalkan
dicari pemimpin rakyat yang peduli

berani bela bangsanya dan mandiri
demi keadilan buat buruh migran
solidaritas atas nama kemanusiaan

Amsterdam, 23 Mei 2009

ps: sajak ini buat buruh migran indonesia di seluruh dunia. tetap smangat!


 

---

 

Refleksi Sejarahmu

 

puluhan tahun yang lalu

di radio pemimpin besar berpidato

tolak bantuan asing yang menjajah!

 

begitu kenyataan jaman dulu

sipatnya tegas dan tekadnya keras

anti nekolim dan makelarnya

 

di masa itu rakyat memuja kemandirian

gotongroyong membangun kekuatan

mana lagi sekarang sisa kesadaran?

 

keberhasilan minjam hutang dibanggakan

upah buruh dan jaminan sosial diminimalkan

yang kaya makin genit memamerkan harta

yang miskin boleh sirik tapi jangan ngamuk?

 

oya?!

 

puluhan tahun tertindas sepatu lars

sepanjang jalan kenangan berdarah

siapa mampu nolak refleksi sejarah?

 

Amsterdam,
06/05/2009

 



 Sajak Buat Diunk

 

jaman taon jebot tujuhpuluhan

dalam mimpinya tinejer ngejeger

musiknya nge-rock en roll beybeh!

gayanya ngehippie banget deh

hidup ini patut dinikmati

dalam tanda kutip emosi

siapa dia generasi bunga?

terbaca dari sajak dan emosinya

nyanyian rindunya anak jalanan

perdamaian dan keadilan buat semuanya

dalam syair puisi yang berlawan?

 

Amasterdam, 03/05/2005

 

---

 

Puisi Dua

 

dualisme dalam demokrasimu

musuh kemarin teman sejalan

kemana kawan hilang muka?

kapan janji pemilu dibuktikan

lupa memori pahitnya kenyataan?

sampah kampanye berserakan

maling curang tikus berpesta

tanya setan nyari jawaban?

bangsa miskin tanahnya kaya

dikuras demi pensiun pemodal

bangsa miskin koruptornya kayorayo bah!

tragedi kemanusiaan tanpa batasan

anak-anak lapar keliaran di jalanan

terpaku kita pada facebookmu?

 

Amsterdam,
03/05/2009

 

-

 

Dibalik Wajah Politik

 

Ketika hujan adalah banjir

Uang sebagai alat berkuasa

Manusia mau jadi budaknya

Materi dibalut madunya duka

 

Katalepsi tesis orang termajinalkan

Tak ada yang tau kemana angin merayu

 

Membebek swara dari atas

Terjebak keajaiban tukang sulap

 

Merindu sajak yang berlawan

Dibakar dendam sejarah berpolitik

 

Pertarungan siasat dan sejuta intrik

Merubah janji wajah munafik

 

Dibatas senja merah menyala

Sisa kopi dan sebaris puisi

Bisikan dari akar rumput liar

Kataklisme menebar bau persaingan

 

Berdoalah agar tak terjadi frustasi

Siapa mampu bermimpi revolusi?

 

Amsterdam,
11/04/2009

 

-

 



Libas Phobias!

 

golput itu katanya partaiphobia

gayanya suka banget berpolitik

kayak cinta campur benci politik

 

bukan demokrasi tanpa diawasi

mestinya ide bertarung di gelanggang

supaya perubahan terjadi lagi

 

jangan apatis mandang masa depan

belajar bersaing di jalan yang benar

berani memilih suatu keyakinan

masa depan itu harus diperjuangkan

 

proses demokrasi tetap berjalan

walau pun berbeda kita sodara

sebangsa sebahasa setanah air

dalam semangat syair

: yang berlawan!

 

Amsterdam,
6 april 2009

 

---

 

Puisi di antara Dua
Benua

 

di sini

tanah seberang lautan ide

demi langit merah menyala, api

membakar pahitnya duka

 

kami punya sejarah terluka

luka dibawanya ke muara, cinta

tanah air mata air kehidupan

mengembara di dunia maya, terbang

bersama debu dan mimpi-mimpinya

 

nyanyian jejak puisinya?

meminimalis ilusinya

tanah air mata air cintanya!

 

Amsterdam,
2005

 

--

 

BUNGA

 

selamat datang di dunia maya

cintamu habis dirayu waktu

 

demi musiknya dewi malam

lagu kenangan anak jalanan

 

sajak dimimpi pemuja cinta

wanginya kopi koalisi air api

 

bisikan daun dibelai rindu

musim semi bunga bernapsu



  


Amsterdam,
02/04/2009

 

---

 

Jangan Sampai Otakmu
Tercuci

 

ketika otakmu asik dicuci

cintamu hanya pada ayat suci

demi sorga bidadari menanti

lupa indonesia
tanah airmu?

 

biarkan segala warna dan ideologi

jangan kau paksa munafik lagi

budaya kita adalah nusantara

dari sabang sampai merauke

 

kemana tujuan kemerdekaan?

itulah yang mestinya dikerjakan

bukan cuma ngitung pahala dan dosa

persatuan bangsa penting adanya

 

ayo jangan mau tercuci otakmu

belajar bicara dari hati nurani

siapa yang punya urat malu

pasti tau arti cuci otakmu

 

Amsterdam,
27/03/2009

 



-

 

Jakarta Kita

 

kampungnya urbanisasi

tanah air semua perantau

harapan pendatang berkilauan

terjebak cinta macet di jalanan

terasing ide kemanusiaan

dirayu jilatan anak setan

 

jakarta
itu biang kerok

pabriknya kasak kusuk busuk

langganan banjir isu

jual pahala beli dosa


[ppiindia] The Edict that Never Was

2009-05-26 Terurut Topik sunny
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=1892Itemid=202



  The Edict that Never Was  
  Written by Terry Lacey   

 
  Tuesday, 26 May 2009  
  The press conflates a Facebook crisis in Indonesia 




  There has been a spate of coverage in the Indonesian press about Muslim 
clerics. Facebook, mobile phones and the dangers of sex. The only thing missing 
is violence, otherwise it would make a good movie. 

  The Indonesian language Indra Harsaputra reported that 1,700 clerics of 
Nahdlatul Ulama (NU), the country's largest Muslim organization, had issued an 
edict banning communication between sexes using mobile phones and online social 
networks such as Facebook, according to the Jakarta Post on May 23. 

  An Ulama spokesman, Abdul Muid Shohib, reportedly said communication 
using mobile phones was prone to adultery. Indonesian Ulema Council East Java 
Chairman Abdussomad Buchori acknowledged he had no idea about online social 
networking but would support an edict if it prevented adultery. However, Shohib 
went on to say that The MUI would never ban internet use provided it is for 
learning or information seeking purposes. 

  There is a famous line in the classic novel (and movie) The Third Man 
where the hero, Holly Martin, is confronted in an army education class literary 
discussion in occupied post-war Vienna by a gangster who does not want him to 
finish a book about a fatal accident. Because it was not an accident and the 
man who died in it was not dead, but trying to escape the police. The gangster 
asked Martin, who had said he did not yet know the ending of his book, Is it 
not dangerous to mix fact and fiction?  

  While the best novels are often based at least partly on fact, despite 
the disclaimer that they are fiction, hard newspaper news is supposed to be 
based on fact, and not partly on fiction. So if we go back one day to The 
Jakarta Post of May 22, we see the front-page headline Indonesian clerics want 
rules for Facebook and a byline to Associated Press. Here we read that 700 
clerics were considering guidelines that might forbid their followers to go 
online to flirt or engage in practices they believe could encourage 
extramarital affairs. 

  A much more reasonable scenario, pointing out that 4 percent of global 
Facebook users are in Indonesia, the biggest user after the US, the UK, France 
and Italy, with 831,000 Indonesian users. 

  But by the Saturday 23rd May the 700 clerics of the NU had become 1,700 
and they had issued an edict. 

  However lo and behold by Monday 25th May the weekend was over and the 
game was up. The edict was shot down, but the damage was done. 

  Irawaty Wardany now reported in The Jakarta Post that the Chairman of the 
Indonesian Ulema Council, Amidhan, keeps an eye on his grandchildren's´ 
Facebook accounts. However whilst he respects the views of the East Java NU 
Ulemas and says it would be valid to ban pornographic content, he regards 
Facebook itself as a neutral media. 

  Nabil Haroen of the Lirboyo Islamic boarding school which hosted the 
meeting of clerics said the results were recommendations. Halim Mahfudz of 
the NU says the meeting was to look at possible regulations and NU would 
consider its results. 

  The Monday Jakarta Post report then confirmed Religious edicts, even 
from the MUI, are not legally binding. So when is an edict not an edict? An 
edict is not an edict when you admit those accused of issuing one had no right 
to do so, and never claimed it. 

  This was the story of the edict that never was. This will not help bridge 
the gap between clerics and society, but widen it. The Muslim mass 
organizations in Indonesia are weakened by party politics and by rapid economic 
and social change around them, to which they must adapt. They need to rethink 
their role in modern society. The press must surely defend the freedoms of 
society. But it must also be fair to its stakeholders, including clerics, and 
not misrepresent them, but encourage a real dialogue. 

  Terry Lacey is a development economist who writes from Jakarta on 
modernization in the Muslim world, investment and trade relations with the EU 
and Islamic banking. © Copyright Cooperation for Development (Europe) 
www.c4d-info.org 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Vice test nails Indonesian politicians

2009-05-26 Terurut Topik sunny
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/KE27Ae01.html

May 27, 2009 


Vice test nails Indonesian politicians 
By Gary LaMoshi 


DENPASAR, Bali - It's been just 10 years since Indonesia held its first open 
elections after more than 30 years of president Suharto's authoritarian rule. 
In that short time, the nation's 175 million voters have matured, making the 
world's third-largest democracy a model for Asia and the Muslim world. 

Unfortunately, Indonesia's politicians haven't progressed as much as its 
voters. Flailing following last month's legislative elections illustrated just 
how immature Indonesia's politicians remain. After weeks of meetings to build 
coalitions strictly focused on the interests of politicians, rather than 
governing, voters will have the choice of three seriously flawed presidential 
tickets in the July presidential vote. 

Former president Megawati Sukarnoputri holds what is likely a unique 
distinction in the history of democracy. As party leader, Megawati has led her 
PDI-P (Indonesian Democratic Party of Struggle) into three legislative votes, 
capturing a lower percentage of votes every time. Yet she has remained party 
leader, and she's now making her third run for the presidency. That would just 
be folly on the part of Megawati and her party if it ended there. But it gets 
worse. 

Fingered by fate
Through little fault of her own, Megawati ushered in the reformasi movement 
that ousted Suharto's New Order regime. In 1993, she was elected leader of the 
Indonesian Democratic Party (PDI), one of two officially sanctioned New Order 
opposition parties. PDI became mildly critical of the government under 
Megawati, daughter of Sukarno, Indonesia's first president, who was, 
coincidentally, overthrown by Suharto. 

The empire struck back in 1966, orchestrating a party coup to restore PDI's 
former chairman Suryadi at a party congress that excluded Megawati and her 
backers. Megawati's faction didn't recognize the result and occupied PDI's 
headquarters in Jakarta. The situation escalated when Megawati's side began 
staging a series of what it termed democracy forum meetings, the biggest 
public display of opposition to Suharto in decades. 

On July 27, 1996, thugs officially identified as Suryadi supporters - but 
widely believed to have been military personnel - evicted Megawati's faction 
from PDI headquarters. More than 200 Megawati supporters were arrested and 
dozens are believed to have been killed in what's now known as Black Saturday. 
The incident made Megawati the symbolic leader of the reformasi movement, 
leading to her presidency. Yet even during Megawati's administration, there was 
never an investigation of Black Saturday to determine what actually happened, 
identify the dead or hold any of the perpetrators responsible. 

Few doubt the military, under orders from Suharto, was behind the 1996 attack. 
The specialist in these kinds of black operations, and implicated in just about 
every category of abuse that reformasi aimed to end, was General Prabowo 
Subianto, Suharto's one-time son-in-law and heir apparent. Now the retired 
general and admitted kidnapper is Megawati's running mate. 

Heartbeat away
Never mind the potential danger of giving this brand of human-rights abuser 
renewed access to the levers of power, nor the stupidity of putting such a 
nefarious figure a heartbeat away from the presidency, particularly when it's 
your very own heartbeat in his way. His presence under the PDI-P banner goes 
well beyond the usual Indonesian political habit of ignoring ideology and 
policy to create incoherent coalitions. Running with Prabowo, Megawati is 
telling her 1996 supporters that they were fools, defecating on the unmarked 
graves of Black Saturday victims and rubbing their families' faces in her mess. 

As horrifying as Megawati's choice is, her presidential opponents have done 
something more despicable. Megawati has merely insulted her supporters and 
martyrs whose blood set the stage for reforming Indonesia. 

The electoral shenanigans of President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) and Vice 
President Jusuf Kalla pose a greater danger to the country. For all the evil 
that the Megawati-Prabowo ticket represents, it has little chance of being 
elected. Yudhoyono and Kalla have already done their damage. 

The quick count results of legislative voting showed SBY is very likely to be 
reelected. Official results released two weeks ago confirmed SBY's Democratic 
Party won 20.9% of the vote, up from 7.5% in 2004. Kalla's Golkar party, 
founded as Suharto's ruling vehicle, received 14.5%, down from 21.6% five years 
ago. 

Kalla's folly
To most observers it appeared that Kalla's plan to run for president was 
hopeless and that his best option was to remain as SBY's vice president. (See 
Indonesia's Kalla faces toughest test, Asia Times Online, April 15) Even though 
Golkar under Kalla's leadership had lost popularity, the vote was a clear 
endorsement of 

[ppiindia] Neoliberalisme dan Budiono + Neoliberalisme di Indonesia

2009-05-26 Terurut Topik sunny
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/05/26/084553/1137097/471/neoliberalisme-dan-budiono

Selasa, 26/05/2009 08:45 WIB



Neoliberalisme dan Budiono 
Mukhamad Najib - suaraPembaca





Jakarta - Calon Wakil Presiden Budiono berkali-kali mengklarifikasi berbagai 
tuduhan terhadap dirinya yang dianggap sebagai agen kebijakan ekonomi liberal 
di Indonesia. Menurutnya pasar harus diberi kebebasan agar kreatifitas 
berkembang. 

Namun, peran negara tidak boleh dilupakan. Bahkan, yang menarik beliau 
mengatakan bahwa Neoliberalisme sesungguhnya tidak pernah diterapkan di 
Indonesia. 

Pernyataan terakhir Budiono tersebut tentu membuat mereka yang mengerti ekonomi 
tertawa. Karena, hal itu sama saja dengan misalnya Obama hari ini mengatakan 
Amerika Serikat (AS) tidak pernah menerapkan ekonomi liberal. 

Karena memang pada kenyataannya para ahli ekonomi sepakat bahwa saat ini tidak 
ada negara yang menerapkan ekonomi pasar murni. Sebagaimana juga tidak ada 
Negara yang menerapkan ekonomi sosialis murni. Masing-masing bergerak dalam 
sebuah spektrum. Tinggal condongnya ke mana.

Neoliberal sebenarnya merupakan versi liberalisme klasik yang dimodernisasi. 
Dengan tema-tema utamanya adalah: pasar bebas, peran negara yang terbatas, dan 
individualism (Adams, 2004). 

Liberalisme sendiri telah diterapkan di Barat sejak akhir abad ke-19
(Ebenstein  Fogelman, 1994). Slogannya adalah laissez faire, yang didukung 
Adam Smith dalam bukunya, The Wealth of Nations (1776). 

Slogan berbahasa Prancis itu Inggrisnya adalah leave us alone. Artinya, 
Biarkan kami (pengusaha) sendiri, tanpa intervensi pemerintah. Walhasil, 
peran negara sangat terbatas, karena semuanya diserahkan pada mekanisme pasar. 

Kapitalisme liberal ini terbukti gagal. Ketika tahun 1929-1939 terjadi 'Depresi 
Besar' (Great Depression) di AS akibat keruntuhan pasar modal di Wall Street 
tahun 1929. 

Saat ini, di Negara-negara Barat seperti AS, peran negara sama sekali tidak 
mati. Negara selalu melakukan intervensi dalam praktek-praktek ekonomi. 

Proteksi berupa subsidi dan quota yang dilakukan AS terhadap petaninya, subsidi 
(baik kepada petani maupun masyarakat lainnya) yang dilakukan oleh Jepang, juga 
model negara kesejahteraan yang diterapkan Jerman, adalah contoh di mana negara 
memiliki peran dalam ekonomi.

Ketika Budiono mengatakan negara harus intervensi sesugguhnya hal tersebut 
bukanlah sebuah klarifikasi yang utuh atas dugaan bahwa dirinya bukan agen 
Neolib. Tidak ada negara di dunia ini yang sama sekali tidak melakukan 
intervensi dalam ekonomi.

Persoalannya bukan terletak hanya pada perlunya intervensi negara dalam 
ekonomi. Melainkan kepada kelompok masyarakat mana kebijakan intervensi itu 
diarahkan.

Kita tentu masih ingat bagaimana intervensi negara begitu hebat dalam 
menghadapi kebangkrutan bank-bank di Indonesia pada era krisis yang terjadi di 
negeri ini. Pada tahun 1996-1998, ketika Boediono menjabat sebagai Direktur I 
BI urusan analisa kredit, terkucurlah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 
sebesar Rp 400 triliun.

Kemudian ketika Boediono menjadi Kepala Bappenas. Dalam masa itu terkucurlah 
dana rekap perbankan Rp 600 triliun. Ironisnya, para obligor BLBI justru 
diberikan Release and Discharge alias dibebaskan dari masalah hukum. 

Kita juga tidak lupa. Tahun 2001-2004 ketika Boediono menjadi Menteri Keuangan. 
Keluarlah kebijakan privatisasi dan divestasi yang ugal-ugalan. Banyak aset 
strategis yang dilego: Indosat, BCA, dan lain-lain. 

Seperti dikatakan sebelumnya. Tidak hanya di Indonesia intervensi negara dalam 
ekonomi ini terjadi. Di AS, Obama menyetujui bailout terhadap bank-bank 
bermasalah dengan mengucurkan dana lebih dari US $ 700 miliar. 

Pertanyaannya adalah siapa yang diuntungkan dalam intervensi negara yang 
semacam ini? Dari ratusan triliun yang dikeluarkan untuk BLBI sebagai bentuk 
intervensi negara siapa yang diuntungkan. 

Munculnya isu Neolib di balik pencalonan Budiono tidak lain karena selama ini 
rakyat melihat adanya ketimpangan dalam kebijakan intervensi yang dilakukan 
negara dalam bidang ekonomi. Kepentingan rakyat sering kali dikesampingkan 
dalam agenda-agenda kebijakan. 

Bantuan Langsung Tunai yang menjadi andalan SBY-Budiono sama sekali tidak 
sebanding dengan pengambilalihan beban negara pada konglomerat yang bankrupt. 
Yang diinginkan adalah intervensi negara yang mampu melindungi dan 
mensejahterakan rakyat kecil, petani-petani kecil, nelayan-nelayan kecil, serta 
pengusaha-pengusaha kecil. 

Yang diinginkan adalah intervensi negara yang mampu membangun kemandirian 
ekonomi bangsa. Bukan ekonomi yang bengantung pada hutang luar negeri atau 
investasi asing yang tidak adil. 

Memberikan kemudahan kepada perusahaan-perusahaan asing untuk mengeksploitasi 
sumber-sumber kekayaan alam kita tanpa memperhatikan dampak kesejahteraan 
langsung terhadap penduduk sekitar merupakan bagian dari kebijakan ekonomi 
liberal yang harus ditolak. 

Semoga Budiono dapat membuktikan dirinya 

[ppiindia] Paradigma Baru Pengentasan Kemiskinan + Kemiskinan Hanya Sebagai Obyek Kepentingan

2009-05-26 Terurut Topik sunny
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/05/20/185753/1134903/471/paradigma-baru-pengentasan-kemiskinan

Rabu, 20/05/2009 18:57 WIB



Paradigma Baru Pengentasan Kemiskinan
Irfan Syauqi Beik - suaraPembaca




Jakarta - Setelah melalui proses negosiasi yang panjang dan melelahkan serta 
sempat menimbulkan ketidakpastian politik akhirnya tiga pasangan calon presiden 
(capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah menyatakan diri akan 
bertanding di Pemilihan Presiden 2009 mendatang. Ketiganya adalah SBY Boediono, 
JK-Wiranto, dan Mega-Prabowo. 

Kombinasi pasangan yang sesungguhnya merupakan muka-muka lama di jagad politik 
nasional. Dengan mayoritas mereka telah berusia di atas 60 tahun. Di tangan 
merekalah arah perjalanan bangsa lima tahun ke depan akan ditentukan. Apakah 
akan semakin baik atau justru semakin memburuk. 

Di antara isu sentral yang dihadapi oleh bangsa ini adalah isu ekonomi dan
kemiskinan. Tentu saja situasi ini membutuhkan solusi pengelolaan yang tepat 
dan efektif sehingga bangsa Indonesia dapat keluar dari persoalan kemiskinan 
yang membelitnya. 

Kebijakan pembangunan yang selama ini mengutamakan konsep grow first then
redistribute ternyata mengalami kegagalan. Menurut Mudrajad Kuncoro (2007), 40 
persen kelompok termiskin semakin tersisih karena share pertumbuhan ekonomi 
yang mereka nikmati mengalami menurun. Dari 20,92% pada tahun 2000 menjadi 
19,2% pada 2006. Artinya, 20% kelompok terkaya dan 40% kelompok menengahlah 
yang lebih banyak menikmati kue pertumbuhan ekonomi. 

Sebagai bukti, 20% kelompok terkaya Indonesia menikmati share 45,72% pada 2006, 
naik dari 42,19% pada tahun 2000, meski di sisi lain data BPS menunjukkan 
adanya penurunan angka kemiskinan. Fakta ini sejalan dengan kondisi global 
sebagaimana yang terangkum dalam World of Work Report 2008 yang diterbitkan ILO 
(International Labor Organization). 

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa employment opportunity atau kesempatan 
kerja dalam kurun waktu 1990-2007 mengalami peningkatan sebesar 30%. Namun 
demikian kondisi itu ternyata bertolak belakang dengan kesejahteraan buruh 
berpendapatan rendah yang justru mengalami penurunan kondisi hidup. 

Hal tersebut ditunjukkan oleh fakta bahwa kontribusi kelompok buruh miskin ini 
terhadap GDP mengalami penurunan masing-masing sebesar 13% di Amerika Latin dan 
Karibia, 10% di Asia Pasifik, dan 9% di negara-negara maju. Sedangkan para CEO 
memperoleh pendapatan yang berlipat-lipat dibandingkan pekerja biasa. 

Sebagai contoh, CEO 15 perusahaan terbesar di AS mendapat pendapatan 500 kali 
lebih besar dibanding pekerjanya pada tahun 2007. Naik dari 360 kali lipat pada 
tahun 2003. Demikian pula di negara-negara maju lainnya yang rata-rata lebih 
dari 100 kali lipat. 

Ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional telah gagal. Jika Indonesia masih 
terjebak pada paradigma lama pengentasan kemiskinan maka bisa dipastikan bahwa 
upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan pendapatan akan 
mengalami kesulitan. 

Saatnya kita mengubah paradigma kebijakan ekonomi dengan melepaskan diri
dari ketergantungan terhadap textbook Barat. Meskipun APBN 2009 telah 
menegaskan arah kebijakan pembangunan yang pro growth, pro job, dan pro poor, 
namun jika instrumen yang digunakannya masih bersifat konvensional, maka upaya 
tersebut akan memiliki progres yang lambat. 

Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah optimalisasi ekonomi syariah 
sebagai dasar kebijakan ekonomi negara. Hal ini sejalan pula dengan temuan KA 
Ishaq (2003) yang menyatakan bahwa di antara penyebab utama kegagalan 
lembaga-lembaga internasional dalam memerangi kemiskinan global adalah 
dikarenakan diabaikannya penggunaan instrumen-instrumen berbasis agama dan 
budaya lokal.

Ekonomi Syariah 
Sesungguhnya ada banyak instrumen ekonomi syariah yang dapat digunakan. Antara 
lain zakat, infak, dan sedekah (ZIS), wakaf termasuk wakaf tunai, perbankan 
syariah (BUS, UUS, dan BPRS), BMT, dan koperasi syariah, serta instrumen di 
pasar modal syariah seperti sukuk. Zakat sebagai contoh, jika dimanfaatkan dan 
dikelola dengan baik dan amanah, akan memberikan dampak positif terhadap 
mustahik (kelompok penerima zakat).

Penelitian Beik (2009) menunjukkan bahwa zakat yang digunakan untuk modal usaha 
produktif mustahik, mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar 7,5% di 
Jakarta. Masih menurut Beik (2009), program kesehatan dan rumah sakit gratis 
berbasis zakat mampu mengurangi kemiskinan mustahik sebesar 10%.  

Dengan potensi zakat puluhan triliun setiap tahunnya maka instrumen ini 
sesungguhnya menawarkan alternatif solusi yang lebih baik daripada utang luar 
negeri, yang jelas-jelas hanya memerangkap bangsa ini di bawah ketiak bangsa 
asing.

Demikian pula dengan wakaf, yang luas tanah wakaf di Indonesia saja dua kali 
lipat wilayah Singapura, dengan nilai aset lebih dari 600 triliun rupiah. Belum 
lagi ditambah dengan potensi wakaf tunai yang sangat luar biasa. Sejarah 
membuktikan bahwa wakaf tunai 

[ppiindia] Pemerintah Tak Peduli Lingkungan Hidup

2009-05-26 Terurut Topik sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=7843

2009-05-05 
Pemerintah Tak Peduli Lingkungan Hidup 



[JAKARTA] Pemerintah yang berkuasa saat ini dinilai tidak peduli dengan 
kualitas lingkungan hidup yang semakin lama semakin memburuk. Hal ini terlihat 
dari makin banyaknya peraturan-peraturan yang tidak bersahabat dengan 
lingkungan telah dan akan diterbitkan oleh pemerintah.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sonny Keraf, seusai rapat kerja 
dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, di Jakarta, Senin (4/5). Sonny 
mengatakan, rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Usaha Pertambangan Tertutup 
di Kawasan Hutan Lindung yang dalam waktu dekat akan ditandatangani Presiden 
menunjukkan betapa kurangnya komitmen pemerintah untuk memperbaiki lingkungan 
hidup.


Pukulan Telak

Seperti diketahui, sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang 
lingkungan hidup mengecam dan melancarkan aksi protes terhadap rencana 
pemerintah mengeluarkan Perpres tentang Usaha Pertambangan Tertutup di Kawasan 
Hutan Lindung. Menurut mereka, Perpres yang rancangannya dikabarkan sebentar 
lagi akan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, menjadi pukulan 
telak kedua bagi penggiat lingkungan setelah terbitnya Peraturan Pemerintah 
(PP) 2/2008 tentang Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada 
perusahaan tambang terbuka yang melakukan kegiatan usahanya di areal hutan 
produksi dan hutan lindung.

Juru Bicara Jaringan Advokasi Tambang, Luluk Uliyah, bahkan mengatakan, bakal 
ditandatanganinya Perpres tersebut, menunjukkan pemerintahan saat ini mulai 
kehilangan akal sehat. Selama ini, kata Luluk, alih fungsi hutan telah 
berkontribusi nyata terhadap meningkatnya intensitas dan kualitas bencana 
ekologis di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Kepala Departemen Advokasi dan Jaringan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia 
(Walhi) Teguh Surya mengatakan, penambangan tertutup tetap akan berdampak 
terhadap permukaan tanah kawasan hutan seperti terjadinya kelangkaan air tanah, 
perusakan daya dukung tanah terhadap vegetasi hutan, polusi air, serta 
pencemaran udara. 

Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menanggapi protes tersebut 
dengan mengatakan, pihaknya mendukung terbitnya Perpres Usaha Pertambangan 
Tertutup di Kawasan Hutan Lindung karena berdasarkan pembahasan-pembahasan yang 
dilakukan, proses pertambangannya tidak akan merusak lingkungan. [E-7]




[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005

2009-05-26 Terurut Topik A Nizami

Mari kita segarkan ingatan kita pada orang2 yang mendukung kenaikan harga BBM 
tahun 2005 yang naik sampai 125%.

Kalau orang yang mendukung kenaikan harga BBM bisa disebut Neoliberalis, maka 
orang2 ini, termasuk Chatib Basri adalah orang Neoliberalis.

Salam

http://capresindonesia.wordpress.com/2008/07/24/daftar-nama-pendukung-kenaikan-harga-bbm-tahun-2005/
Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005


Berikut nama-nama pendukung kenaikan harga BBM tahun 2005 yang mencapai 125%. 
Mereka memasang iklan dukungan kenaikan harga BBM di berbagai media massa. 
Bahkan LPEM FEUI membuat “studi Ilmiah” yang menyatakan kemiskinan berkurang 
jika harga BBM dinaikkan.

Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang berulangkali menaikan harga BBM ternyata 
di zaman Megawati juga menaikan harga BBM.

Semoga intelektual kita lebih memihak kepada rakyat. Berikan BBM dengan harga 
yang terjangkau kepada rakyat. Bukan harga Internasional.

Dukung Pemerintah

36 Tokoh Iklan Kenaikan Harga BBM

Jakarta 8/3/2005: Sebanyak 36 tokoh diiklankan Freedom Institute sebagai 
pendukung pemerintah mengurangi subsidi BBM (menaikkan harga BBM). Sebagian 
mereka mempertaruhkan kredibilitas yang sebelumnya sudah sangat diakui oleh 
masyarakat sebagai tokoh intelektual yang berpihak kepada kepentingan umum 
dalam profesinya masing-masing.

Mereka di antaranya berprofesi sebagai akademisi, peneliti, pemerhati sosial, 
rohaniwan, seniman, pengusaha, advokat, ekonom, politisi dan wartawan. 
Tampilnya nama-nama sebagian tokoh diiklan Freedom Institute ini menjadi 
sorotan publik yang dinilai sebagai kurang pantas dilakukan oleh tokoh 
intelektual yang tadinya dianggap berpihak kepada kepentingan umum. Namun 
rupanya, para tokoh itu mempunyai alasan sendiri bersedia ditampilkan sebagai 
tokoh iklan kenaikan harga BBM itu.

Iklan untuk mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM itu diterbitkan 
di media massa tanggal 26 Februari 2005, beberapa hari sebelum pemerintah 
menaikkan harga BBM dalam negeri rata-rata 29 persen tanggal 1 Maret 2005. 
Kebijakan menaikkan harga BBM ini mendapat penolakan dari berbagai pihak yang 
dampaknya dirasakan sangat memberatkan rakyat kecil.

Nama-nama tokoh yang tampil sebagai bintang iklan pendukung kenaikan harga BBM 
bersama-sama dengan Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng dan Dino Patti 
Djalal, itu antara lain rohaniwan Franz Magnis Suseno, tokoh pers dan pendiri 
Tempo Gunawan Muhammad dan Fikri Jufrie, pengacara kondang pembela hak-hak 
asasi manusia Todung Mulya Lubis, dan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil 
Abshar-Abdalla.

Nama-nama lain yang menjadi bintang iklan Freedom Institute, itu adalah Agus 
Sudibyo, Anggito Abimanyu (ekonom), Anton Gunawan, Ayu Utami (senimawati), Bimo 
Nugroho (praktisi televisi), Dana Iswara (praktisi televisi), Dodi Anbardi, 
Hadi Soesastro (ekonom), Hamid Basyaib, Ichsan Loulembah (anggota DPD dari 
Sulawesi Tengah), dan Jeffrie Geovanie (Direktur Kampanye Calon Presiden HM 
Amien Rais).

Juga Jeannette Sdjunadi, Lin Che Wei (ekonom), Luthfi Assyaukenie, M. Chatib 
Basri (ekonom), M Ikhsan (ekonom), M Sadli (ekonom), Mohammad S Hidayat 
(pengusaha, Ketua Kadin 2004-2008), Nirwan Dewanto (pengusaha), Nong Darol 
Mahmada, Nono Anwar Makarim (advokat senior), Raden Pardede (ekonom), Rahman 
Tolleng (politisi Golkar dari Bandung), Rizal Mallarangeng (adik Juru Bicara 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Andi Mallarangeng), Rustam F Mandayun, Saiful 
Mujani (peneliti pada sejumlah polling-polling), Sofyan Wanandi (pengusaha), 
Sugiarto Chandra dan Thee Kian Wie.

Iklan full-colour satu halaman penuh itu memuat data, bahwa dengan harga minyak 
dunia saat ini, subsidi BBM akan mencapai Rp 70 trilyun. Artinya, negara harus 
menghabiskan Rp 200 miliar setiap hari hanya untuk menyangga harga BBM.

ôBerapa sekolah dan puskesmas yang dapat kita bangun setiap hari, setiap 
minggu, atau setiap bulan, dengan dana sebesar itu?,ö petikan iklan Freedom 
Institute, institusi yang disebut independen dan pendiriannya diprakarsai 
Aburizal Bakrie itu.

Ditampilkan pula grafik hasil perhitungan LPEM-FEUI, yang jika diiringi dengan 
program kompensasi tertentu pengurangan subsidi BBM justru mengurangi jumlah 
kaum miskin.. Menurut LPEM-FEUI itu, dampak kenaikan BBM dari jumlah penduduk 
miskin Indonesia kondisi awal adalah sejumlah 16,25%, dengan kenaikan BBM 30% 
jumlah penduduk miskin Indonesia menjadi 16,43%. Dan sesudah kompensasi jumlah 
penduduk miskin menurut LPEM-FEUI akan turun menjadi hanya 13,87%.

Program kompensasi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti beasiswa 
pendidikan, perbaikan sarana kesehatan, dan bantuan beras murah. ôKita harus 
berani memilih: bersembunyi dibalik kekeliruan masa lalu, atau menghadapi 
persoalan sekarang untuk menyiapkan masa depan bersama yang lebih baik,ö 
demikian bunyi terakhir iklan yang akhirnya menuai beragam kontroversi di 
masyarakat, bahkan mempertanyakan ketokohan para bintang iklan yang selama ini 
kredibiltasnya 

[ppiindia] Mengapa Prabowo Lebih Memilih Megawati Ketimbang SBY?

2009-05-26 Terurut Topik A Nizami

Berikut adalah foto/gambar yang menjelaskan kenapa Prabowo lebih memilih 
Megawati ketimbang SBY untuk maju dalam Pilpres 2009 di Indonesia.

Silahkan lihat gambarnya di:
http://capresindonesia.wordpress.com



===
Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id


  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/



[ppiindia] TEMPO MEMELA RAKYAT? RE: [LISI] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005

2009-05-26 Terurut Topik A Nizami
Mas Bambang ini mungkin tidak pernah dekat dgn rakyat ya?
Kalau harga BBM naik, bukan cuma harga BBM saja yang naik. Semua harga barang 
seperti beras, gula, telur, dsb juga naik karena semua itu didistribusikan 
dengan kendaraan yang pakai BBM. Bukan digendong Jadi menyengsarakan seluruh 
rakyat.

Harga angkot, bis juga pada naik. Rakyat itu ke kantor, ke pasar juga naik 
angkot/bis. Itu pakai BBM. Jarang ada yang jalan kaki. 90% pengguna BBM itu 
adalah rakyat kecil.

Kalau mau mengembalikan subsidi BBM dari orang kaya, kenakan saja pajak 
kekayaan sampai 70% bagi orang kaya yang penghasilannya lebih dari rp 200 
juta/tahun.

Kenaikan harga BBM itu menguntungkan para pengusaha minyak asing yang mengelola 
90% minyak negeri ini.

Saya lihat anda sebagai orang Tempo sangat pro rakyat ya...???

Silahkan baca:
http://infoindonesia.wordpress.com/2008/06/16/penyapu-jalan-tewas-kelaparan/
Penyapu Jalan Tewas Kelaparan  
Rabu 4 Juni 2008, Jam: 8:18:00  
BOGOR
(Pos Kota) – Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak seiring
kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) memunculkan beragam kisah pilu.
Seorang penyapu jalan tewas di pinggir jalan Sukasari, Bogor Timur,
Selasa (3/6) siang.
 
Diduga,
Adin, 46, petugas kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
(DLHK) Kota Bogor, itu meninggal dunia karena kelaparan. Ia hanya makan
satu kali sehari karena harus berbagi dengan ketiga anaknya.

LIPI: Kenaikan BBM Picu Kriminalitas
Diarsipkan di bawah:  BBM, Keamanan, Kejahatan, Kemiskinan — nizaminz @ 
4:45 am Sunting Ini
Tags: BBM, Kejahatan, Kriminalitas



Laporan wartawan Persda Network Hasanuddin Aco
Kompas.com,
28-5-2008 – Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) memperkirakan
angka kriminalitas akan meningkat sebagai dampak kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM).
 
“Kenaikan
harga BBM hampir pasti akan menyebabkan semakin sempitnya lapangan
kerja baru akibatkan pengangguran bertambah, dan yang jelas akan memicu
angka kriminalitas,” kata Peneliti P2E LIPI Dr Wijaya Adi di Jakarta,
Rabu (28/5)
http://infoindonesia.wordpress.com/2008/05/29/lipi-kenaikan-bbm-picu-kriminalitas/

Dampak
kenaikan harga BBM bagi ekonomi dan masyarakat kecil merupakan bencana
yang tidak akan teratasi dengan BLT-Plus. Biaya hidup dan ongkos usaha
kecil yang naik berlipat-lipat akan menurunkan daya beli dan kemampuan
produksi mereka. Dikhawatirkan ini akan menjadi bentuk pemiskinan
permanen.
 
Kenapa
untuk menarik subsidi yang salah sasaran harus lewat penaikan harga
BBM? Ini justru melanjutkan tradisi pengorbanan rakyat yang terus
berlangsung. Perpajakan progressif bagi penghasilan orang-orang kaya
dan kekayaannya adalah satu cara langsung diantara mekanisme lainnya
yang bisa dilakukan. Bukankan data diatas seolah bisa menunjukkan mana
golongan kaya itu secara definitif. Banyak cara lain untuk
menyelamatkan keadaan. Namun tim pemerintah ingin menyelesaikan
persoalan urgen ini dalam suatu setting di belakang meja 
semata.http://infoindonesia.wordpress.com/2008/08/04/subsidi-bbm-dinikmati-orang-kaya-apa-makna-sebenarnya/


===

Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

--- Pada Sel, 26/5/09, bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id menulis:

Dari: bamb...@tempo.co.id bamb...@tempo.co.id
Topik: RE: [LISI] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005
Kepada: l...@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 26 Mei, 2009, 9:36 PM
















  
  Menurut saya yang tidak mendukung kenaikan itu yang perlu dipertanyakan 
keberpihakannya kepada rakyat karena mendukung kebijakan subsidi negara sampai 
13


Triliun padahal lebih dari 80 persen subsidi ini dinikmati tak sampai 5 persen 
warga terkaya Indonesia


Powered by Telkomsel BlackBerry®





-Original Message-


From: A Nizami nizam...@yahoo. com





Date: Wed, 27 May 2009 10:27:00 


To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com; 
lisil...@yahoogroups. com; sab...@yahoogroups. com


Subject: [LISI] Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005











Mari kita segarkan ingatan kita pada orang2 yang mendukung kenaikan harga BBM 
tahun 2005 yang naik sampai 125%.





Kalau orang yang mendukung kenaikan harga BBM bisa disebut Neoliberalis, maka 
orang2 ini, termasuk Chatib Basri adalah orang Neoliberalis.





Salam





http://capresindone sia.wordpress. com/2008/ 07/24/daftar- nama-pendukung- 
kenaikan- harga-bbm- tahun-2005/


Daftar Nama Pendukung Kenaikan Harga BBM tahun 2005








Berikut nama-nama pendukung kenaikan harga BBM tahun 2005 yang mencapai 125%. 
Mereka memasang iklan dukungan kenaikan harga BBM di berbagai media massa. 
Bahkan LPEM FEUI membuat “studi Ilmiah” yang menyatakan kemiskinan berkurang 
jika harga BBM dinaikkan.





Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang berulangkali menaikan harga BBM ternyata 
di zaman Megawati juga menaikan harga BBM.





Semoga intelektual kita lebih memihak kepada rakyat. Berikan BBM dengan harga 
yang