[ppiindia] Majelis Mujahidin: Penggerebekan di Jatiasih Rekayasa Pemerintah

2009-08-20 Thread Satrio Arismunandar
Majelis Mujahidin: Penggerebekan di Jatiasih Rekayasa Pemerintah
Rabu, 19 Agustus 2009 | 15:25 WIB
TEMPO Interaktif, Yogyakarta -  Drama penggerebegan rumah yang diduga sarang 
teroris di Perumahan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat pada 7 Agustus 2009 lalu 
dinilai Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) sebagai bentuk rekayasa pemerintah. 
MMI juga menegaskan, bahwa dua orang yang diduga residivis teroris asal Solo, 
yakni Air Setiawan dan Eko merupakan korban salah bunuh. Pasalnya, hingga saat 
ini belum ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa temuan ratusan kilogram 
bahan peledak di Jatiasih digunakan untuk melakukan pengeboman di kediaman 
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor.

“Penggerebegan itu rekayasa pemerintah karena paranoid dengan teroris. Yang 
terjadi justru salah tangkap, salah tembak, dan salah bunuh,” kata Ketua MMI 
Irfan S. Awwas di kantor MMI di Yogyakarta, Rabu (19/8).

Menurut Irfan, pernyataan Kapolri bahwa rumah presiden sebagai sasaran 
pengeboman berikutnya terlalu mengada-ada, karena penjagaan keamanan di sana 
semestinya superketat. Bahkan yang dikabarkan akan melakukan adalah Air dan Eko 
yang notabene adalah anak-anak muda. Keanehan lainnya, posisi Air dan Eko pada 
Jumat pagi masih berada di rumahnya di Solo, tapi pada Jumat sore dikabarkan 
polisi telah berada di Jatiasih. “Air dan Eko ini korban,” kata Irfan lagi.

Akibatnya saat ini, menurut Irfan adalah munculnya keresahan masyarakat 
lantaran isu-isu terorisme dikait-kaitkan dengan isu agama, dalam hal ini 
Islam, sehingga pemerintah terlihat bersikap diskriminatif. Seperti pernyataan 
Pangdam IV Diponegoro Mayjen Haryadi Soetanto (Senin, 17/8) yang dinilai 
bernada SARA karena mengatakan, bahwa jika ada orang asing yang memakai sorban, 
jubah, dan berjenggot, maka masyarakat diminta melaporkan kepada pihak 
keamanan. Juga sikap Detasemen Khusus Antiteror 88 yang melarang anak-anak 
untuk mengikuti pengajian karena dikhawatirkan menjadi obyek rekruitmen 
teroris. “Densus 88 sudah over acting!” tandas Irfan.

Semestinya, isi pidato Presiden SBY pada 15 Agustus 2009 yang mengatakan, bahwa 
akar terorisme adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakadilan itu 
ditegaskan dengan keseriusan pemerintah untuk menanggulangi ketiga persoalan 
itu. Bukan malah menjadikan agama sebagai isu terorisme. MMI menilai perilaku 
teroris di Indonesia masih dilatarbelakangi oleh kebencian mereka terhadap 
Amerika Serikat. “Janganlah kinerja lima tahun SBY ini diawali dengan kinerja 
pemerintahannya yang diskriminatif,” tandas Irfan.

Terkait upaya pemerintahan SBY untuk memberantas terorisme yang dinilai MMI 
gagal, maka MMI menuntut DPR RI untuk memanggil Presiden dan Kapolri untuk 
mempertanggungjawabkannya. MMI juga menantang diadakannya debat terbuka antara 
pemerintah dan para petinggi intelijen terkait terorisme. Pasalnya, isu-isu 
tersebut selama ini hanya ditanggapi secara sepihak dari pemerintah. “MMI sudah 
mengirim surat ke Hendropriyono (mantan Kepala BIN) untuk mengajak debat,” kata 
Irfan.
 


 
















  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] SBY Kirim Salam ke Abu Bakar Ba'asyir

2009-08-20 Thread Satrio Arismunandar
Kamis, 20/08/2009 17:44 WIB
SBY Kirim Salam ke Abu Bakar Ba'asyir
Luhur Hertanto - detikNews

Jakarta - Setelah sempat terlibat salah paham, DPP Majelis Dzikir SBY 
Nurussalam bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al Mu'min, Ngruki, Solo. 
Sekaligus, majelis dzikir tersebut menyampaikan salam dari Presiden SBY kepada 
Ustad Abu Bakar Ba'asyir.

Pertemuan berlangsung tertutup siang hari ini, Kamis (20/8/2009). Rombongan 
pihak DPP Majelis Dzikir SBY Nurussalam dipimpin ketua umum mereka, H. Haris 
Thahir.

"Presiden SBY, yang juga pembina Majelis Dzikir juga mengirim salam untuk Ustad 
(Baasyir)", kata Haris, dalam surat elektronik yang detikcom terima.

Di dalam surat elektronik itu dijelaskan maksud kunjungan untuk silaturahmi 
terkait datangnya bulan suci Ramadan. Pertemuan berlangsung akrab dan 
konstruktif serta ada kesepakatan membuka peluang dialog bila ada masalah di 
masa mendatang.

"Kedua belah pihak membuka pintu dialog intensif untuk mencari titik temu dari 
setiap permasalahan, jangan sampai umat Islam dipecah belah pihak-pihak 
tertentu," ujar Haris.

Di dalam surat elektronik itu juga disebutkan bahwa Ustadz Ba'asyir 
mengingatkan agar Pemerintah RI agar bersikap tegas kepada Israel yang 
menurutnya masih menjajah bangsa Palestina. Dia mendesak Presiden SBY segera 
mencabut SK pembukaan Kantor Dagang Israel di Jakarta yang dikeluarkan 
Pemerintah RI pada 2001.

"Jangan justru membangun hubungan dagang atau dalam bentuk apa pun dengan 
Israel. Sebab, hal itu menyakiti hati umat Islam secara khusus dan masyarakat 
dunia pada umumnya," kata Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Ustadz 
Wahyudin, mengenai tanggapan Ustadz Ba'asyir atas pertemuan silahturahmi DPP 
Majelis Dzikir SBY Nurussalam.

(lh/anw) 



 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Hidayat Nur Wahid: Jangan Sederhanakan Teroris dengan Janggut dan Cadar

2009-08-20 Thread Satrio Arismunandar
Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengimbau seluruh pihak termasuk pemerintah 
untuk tidak membuat stigma teroris yang dibenturkan dengan simbol-simbol 
keislaman seperti cadar dan janggut, sehingga tidak timbul saling curiga dan 
menuduh.

"Jangan sederhanakan penanganan masalah terorisme sekadar dengan formalitas 
jilbab, janggut dan aktifis masjid," kata Hidayat seusai penandatanganan serah 
terima pengembalian aset Sekjen MPR RI dan aset pemerintahan Pemprov Jabar, di 
Gedung Sate, Kamis (20/8/2009)

"Karena teroris bisa berlaku dengan wajah apapun," sambung Hidayat.

Ia menambahkan, dengan cara seperti itu justru akan makin membuat teroris 
menang karena merasa berhasil memecah belah bangsa, sehingga saling memunculkan 
rasa curiga dan menuduh di antara masyarakat.

"Kemudian buat orang takut ke Masjid dan anak mudanya memilih untuk tidak ke 
masjid daripada dicap teroris dan memilih hidup hedonis," ia mencontohkan.

Hidayat mengatakan, aparat dan seluruh pihak diimbau untuk lebih berhati-hati 
dalam penanganan masalah teroris agar tidak muncul kecurigaan dan saling 
menuduh.
 
 
 
(dikutip dari Facebook)





Satrio Arismunandar 
Executive Producer
News Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4034,  Fax: 79184558, 79184627
 
http://satrioarismunandar6.blogspot.com
http://satrioarismunandar.multiply.com  
 
Verba volant scripta manent...
(yang terucap akan lenyap, yang tertulis akan abadi...)

--- On Thu, 8/20/09, Wahyu Dhyatmika  wrote:


From: Wahyu Dhyatmika 
Subject: [ajisaja] Undangan Sharing Veby dan Ratna
To: "pengurus_ajijak" , 
ajis...@yahoogroups.com, jurnalis_jaka...@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 20, 2009, 6:18 PM


  



Kawan2 pengurus dan anggota AJI Jakarta,
Sebagaimana tradisi kita selama ini, pengurus AJI Jakarta selalu 
memfasilitasi sebuah forum sharing dengan kawan anggota/pengurus yang 
baru datang dari training/seminar di luar negeri. Kali ini, ada dua 
pengurus AJI Jakarta yang baru pulang dari luar Indonesia: Veby Mega 
(Jurnal Nasional) baru pulang dari training soal jurnalisme lingkungan 
di Berlin, Jerman dan Ratna Arianti (Bisnis Indonesia) baru pulang dari 
summer course soal kebudayaan Eropa di Amsterdam, Belanda.

Keduanya akan sharing soal pengalaman dan ilmu yang diperolehnya, pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2009
Waktu : Pukul 19.00 wib
Tempat : Sekretariat AJI Jakarta, Jl. prof. Soepomo 1A, 
Kompleks BIER, Menteng Dalam, Jakpus.

Kehadiran semua anggota AJI Jakarta amat diharapkan. Terimakasih.

Salam,
Komang
















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ppiindia] Hidayat Nur Wahid: Jangan Sederhanakan Teroris dengan Janggut dan Cadar

2009-08-20 Thread mas dimas
Komentar terkini  - dari detik.com Bandung :

JOVAN; Tapi faktanya emang semua teroris kebanyakan pake cadar dan
janggut kan, bapak hidayat nur wahid juga harus terima faktanya dong,
emang pemerintah asal ngomong aja, liat aja pelaku bom bali 1 dan bom
bali 2, imam samudra dll, sepertinya mereka merasa bangga bisa
menteror dan sampe dihukum mati pun masih bangga sebagai teroris..
ajaran yg aneh kan ? harusnya mui mengharamkan kegiatan teroris tuh..

MALMSTEEN, Ngak apa2xlah kan kalau jenggot dipotong kan kelihatan
lebih muda...ok

DENI : Terus gimana .selama ini tuan teroris itu berjangut dan
bercadar .na lo.gak bisa dilepas merk itu
kaan...

JAIM : Memang tidak sesederhana itu... Namun kewaspadaan polisi juga
harus diapresiasi.. Kita ketahui bersama, penggunaan cadar oleh
teroris dijadikan cara yang aman untuk penyamaran.. Oleh sebab itu,
wajar jika polisi menyikapi dengan high alert atas karakter pakaian
tersebut.. Tanpa bermaksud menghina agama, langkah yang dilakukan
polisi sudah sangat tepat.. Yaitu pemeriksaan yang selektif saja..
Lagian, cadar itu bukan budaya indonesia toh.. dia impor dari timur
tengah dan bukan juga berakar dari budaya islam...

BUDI : yah! tetapi biasanya teroris itu berjanggut dan istrinya
bercadar, coba tanya siapa yang suaminya tertangkap tetapi istrinya
tida bercadar.
  furqon, emangnya itu simbol islam? itu simbol ARAB dan TERORIS!
  robert, Benar Pak, tapi kenapa Selama ini bapak diam saja...?
  anti khawarij, emang betul,orang jadi takut ikut ngaji di masjid
hanya gara-gara jamaahnya katoknya cingkrang,jenggotnya
panjang,jidatnya belang dan akhwatnya cadaran. Ya Allah,berilah
ketabahan kepada saudara2ku yg terfitnah gara2 teroris khowarij itu !

ABU OBONG BASTARD : Waspadai jenggotan, jidat bermerek, celana
komprang kedodoran, kepala bersorban ubel2 dan perempuannya berpakaian
ala hantu keblak. Mereka penganut faham wahabi dan ihwanul mukminin,
di Timur tengah juga di-kejar2 aparat. Kalau perlu usir dari Indonesia
!!! Merdek!!!
  Sampeyan, HNW selama ini kemana ? Makanya jangan ngurusin
Pornografi aja !!! Payah sih kalo orang mencapai kekuasan mengunakan
agama sebagai kendaraan politik. Agama cuam dijadikan simbol dan
dijadikan tameng untuk berlindung.

DIMDIM :  Ini mah lagi lamaaa..! kaset rusak...Jangan disudutkan,
..jangan distigmakan,.. jangan dipojokkan...Tapi pelakunya dia-dia
juga - temannya juga - gerombolannya juga..Gimana seeh... Boss .?!
Jangan aparat dong yang disalahain ..emang dia kewajibanne..
Teroris-teroris bejenggot perusuh masyarakat, ormas bringas, anarkis,
yang berjenggot kok kagak pernah disalaihin sama ente. Jadinya pada
mangkak dah..merasa dilindungi..merasa punya teman...tindakannya
dibenarkan...

MBAH KARTO MISUN, Sampai tua bangka begini saya tidak pernah paham
kenapa jenggot dan daster dikait-kaitkan sama lambang Islam. Setahu
saya jenggoit dan daster pakaian orang Arab di jazirah Arab. Mereka
yang di Siria, Mesir, Jordania, Iraq nggak semuanya jenggotan dan
pakai daster. Itu bukan lambang Islam, itu lambang WAHABI bodoh tukang
bunuh.

AL FURQON : sayang sekali komentar bapak tidak pernah menghujat
teroris, kalau terjadi ledakan bom yang memakan korban, bapak selalu
diam seribu bahasa, tidak pernah mengutuk seolah olah takut mengutuk
karena faktor kesamaan agama dengan si teroris, tetapi kalau rakyat
sudah marah dan mulai bergerak memerangi kaum extremist itu, kemudian
bapak malah baru berkomentar yang isinya minta orang orang dengan gaya
arab dan jenggotan tidak di amuk massa. tetapi tidakkah bapak
menyadari bahwa terrorist itu semuanya bergaya demikian, rakyat juga
tidak salah kalau ngamuk.

KLATEN : Tetapi biasanya teroris itu berjanggut dan istrinya bercadar,
coba tanya siapa yang suaminya tertangkap tetapi istrinya tida
bercadar...(Maaf orang Indonesia asli tidak bercadar) Emangnya itu
simbol islam? itu simbol ARAB dan TERORIS Maaf Pak Hidayat dari
Klaten sebab istri sampeyan sekarang bukan turunan orang jawa
tooo ??? karena turunan Arab, jadi wajar membela orang Arab he he

CALON TERORIS : Betul Pak belum tentu teroris bercadar dan berjanggut
saya senang kalau dilarang nanti saya susah ngumpetnya karena semua
terbuka kelihatan wajah aslinya mendingkan bercadar dan bertopeng
diharuskan jadi biar semua gelap gak ketahuan laki dan perempuan saya
setuju banget

BUDI : yah! tetapi biasanya teroris itu berjanggut dan istrinya
bercadar, coba tanya siapa yang suaminya tertangkap tetapi istrinya
tida bercadar.

FURQON : emangnya itu simbol islam? itu simbol ARAB dan TERORIS!

ROBERT : Benar Pak, tapi kenapa Selama ini bapak diam saja...?

ANTI KHAWARI : emang betul,orang jadi takut ikut ngaji di masjid hanya
gara-gara jamaahnya katoknya cingkrang,jenggotnya panjang,jidatnya
belang dan akhwatnya cadaran. Ya Allah,berilah ketabahan kepada
saudara2ku yg terfitnah gara2 teroris khowarij itu !

http://bandung.detik.com/commentpaging/2009/08/20/141311/1186401/486/2/hiday

[ppiindia] Re: [nasional-list] Majelis Mujahidin: Penggerebekan di Jatiasih Rekayasa Pemerintah

2009-08-20 Thread sunny
Beberapa tahun lalu (2003?) anggota MMI pernah terlibat penyerangan pos polisi 
di sebuah desa dekat kota Piru di pulau Ceram. 5 orang polisi  asal Kalimantan 
mati ditembak waktu sedang tidur.  

Sejalan dengan  kejadian ini bataljon gabungan TNI  melakukan pengeledakan pada 
STAIN di Karang Panjang di kota Ambon. Pengeledakan ini dilakukan karena salah 
seorang MMI yang terlibat dalam penyerangan di Piru itu tertangkap. Dalam 
pengeledakan terbukti salah satu ruang bangunan STAIN adalah gudang senjata 
MMI. 

Buru-buru rektor STAIN  bernama Atamimi minggat ke Jakarta, mungkin untuk 
konsultasi dengan penguasa tertinggi. Atamini tidak ditahan karena ruang gedung 
sekolah dipakai untuk gudang senjata. Begitu pula para pelaku pembunuhan polisi 
tidak terdengar kabar  apapun apakah mereka  diajukan ke pengadilan dan dihukum.

Banyak contoh terorisme di Indonesia yang kalau dilihat seperti adanya 
permainan antara kaum berkuasa. Mereka bermain sambil sembunyi tangan. Anak 
buah mereka bertugas serdadu serdadu lapangan  dengan bendera agama untuk 
melakukan pekerjaan kotor.  




  - Original Message - 
  From: Satrio Arismunandar 
  To: news Trans TV ; kampus tiga ; aipi_poli...@yahoogroups.com ; 
is...@yahoogroups.com ; HMI Kahmi Pro Network ; ppiindia ; nasional list ; 
jurnalisme ; sastra pembebasan ; Syiar Islam 
  Sent: Thursday, August 20, 2009 11:33 AM
  Subject: [nasional-list] Majelis Mujahidin: Penggerebekan di Jatiasih 
Rekayasa Pemerintah


Majelis Mujahidin: Penggerebekan di Jatiasih Rekayasa Pemerintah
Rabu, 19 Agustus 2009 | 15:25 WIB 

TEMPO Interaktif, Yogyakarta -  Drama penggerebegan rumah yang diduga 
sarang teroris di Perumahan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat pada 7 Agustus 2009 
lalu dinilai Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) sebagai bentuk rekayasa 
pemerintah. MMI juga menegaskan, bahwa dua orang yang diduga residivis teroris 
asal Solo, yakni Air Setiawan dan Eko merupakan korban salah bunuh. Pasalnya, 
hingga saat ini belum ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa temuan 
ratusan kilogram bahan peledak di Jatiasih digunakan untuk melakukan pengeboman 
di kediaman Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor.

“Penggerebegan itu rekayasa pemerintah karena paranoid dengan teroris. 
Yang terjadi justru salah tangkap, salah tembak, dan salah bunuh,” kata Ketua 
MMI Irfan S. Awwas di kantor MMI di Yogyakarta, Rabu (19/8).

Menurut Irfan, pernyataan Kapolri bahwa rumah presiden sebagai sasaran 
pengeboman berikutnya terlalu mengada-ada, karena penjagaan keamanan di sana 
semestinya superketat. Bahkan yang dikabarkan akan melakukan adalah Air dan Eko 
yang notabene adalah anak-anak muda. Keanehan lainnya, posisi Air dan Eko pada 
Jumat pagi masih berada di rumahnya di Solo, tapi pada Jumat sore dikabarkan 
polisi telah berada di Jatiasih. “Air dan Eko ini korban,” kata Irfan lagi.

Akibatnya saat ini, menurut Irfan adalah munculnya keresahan masyarakat 
lantaran isu-isu terorisme dikait-kaitkan dengan isu agama, dalam hal ini 
Islam, sehingga pemerintah terlihat bersikap diskriminatif. Seperti pernyataan 
Pangdam IV Diponegoro Mayjen Haryadi Soetanto (Senin, 17/8) yang dinilai 
bernada SARA karena mengatakan, bahwa jika ada orang asing yang memakai sorban, 
jubah, dan berjenggot, maka masyarakat diminta melaporkan kepada pihak 
keamanan. Juga sikap Detasemen Khusus Antiteror 88 yang melarang anak-anak 
untuk mengikuti pengajian karena dikhawatirkan menjadi obyek rekruitmen 
teroris. “Densus 88 sudah over acting!” tandas Irfan.

Semestinya, isi pidato Presiden SBY pada 15 Agustus 2009 yang 
mengatakan, bahwa akar terorisme adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan 
ketidakadilan itu ditegaskan dengan keseriusan pemerintah untuk menanggulangi 
ketiga persoalan itu. Bukan malah menjadikan agama sebagai isu terorisme. MMI 
menilai perilaku teroris di Indonesia masih dilatarbelakangi oleh kebencian 
mereka terhadap Amerika Serikat. “Janganlah kinerja lima tahun SBY ini diawali 
dengan kinerja pemerintahannya yang diskriminatif,” tandas Irfan.

Terkait upaya pemerintahan SBY untuk memberantas terorisme yang dinilai 
MMI gagal, maka MMI menuntut DPR RI untuk memanggil Presiden dan Kapolri untuk 
mempertanggungjawabkannya. MMI juga menantang diadakannya debat terbuka antara 
pemerintah dan para petinggi intelijen terkait terorisme. Pasalnya, isu-isu 
tersebut selama ini hanya ditanggapi secara sepihak dari pemerintah. “MMI sudah 
mengirim surat ke Hendropriyono (mantan Kepala BIN) untuk mengajak debat,” kata 
Irfan. 




   
   



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Aneka berita Noordin M Top ( 6)

2009-08-20 Thread Umar Said
ahkan anaknya juga
di Pesantren Lukmanul Hakim, Malaysia, dan kembali berjumpa dengan ketiga
gembong teroris itu. "Saya bertemu mereka saat menjemput anak saya dan
setiap membayar biaya pendidikan yang setiap bulan besarnya 157 ringgit
Malaysia," kata dia.

Dia mengatakan, sama sekali tidak terlibat dengan jaringan ketiga gembong
teroris itu, karena tidak memiliki kesamaan pandangan tentang hal yang sama,
yaitu jihad.  "Saya ke Indonesia karena alasan keamanan," kata dia.

Selama di Indonesia, dia pernah tinggal di  Tanjung Batu, Riau pada Maret
2003 dan sempat berpindah-pindah bersama anak istrinya, mulai dari Jambi,
Tulung Agung, hingga ke Malang, dan pada tahun 2006, bersama salah satu anak
laki-lakinya tinggal di Bandarlampung.

Syamsul ditangkap oleh Densus 88 Anti teror Mabes Polri pada 22 Juni 2009,
dengan tuduhan terlibat jaringan teroris Slamet kastari, namun hal tersebut
tidak dapat dibuktikan polisi, sehingga dia hanya dijerat dengan
Undang-undang keimigrasian. (Ant/OL-03)



* * *


Inilah Kisah Pernikahan Buron Densus 88
Rabu, 19 Agustus 2009

TEMPO Interaktif, Cirebon - Pernikahan Saefudin Juhri alias Saefudin
Jaelani, teroris yang menjadi buronan polisi, dengan Kholifah Sari, warga
Kelurahan Perbutulan, Sumber,  Kabupaten Cirebon, tercatat di di Kantor
Urusan Agama Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Ketua KUA Sumber, Diki Fahrudin, memperlihatkan arsip catatan pernikahan
Saefudin dengan Kholifah. Menurut dia, pernikahan tersebut terjadi pada
tanggal 25 Juli 2000.
Dalam arsip tertulis pernikahan atas nama Saefudin Juhri dengan alamat Dusun
Kliwon RT 28/10, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Alamat tersebut sama persis dengan alamat Ibrohim, teroris yang tewas dalam
penyergapan jajaran Detasemen Khusus 88 di Tumenggung, Jawa Tengah, beberapa
waktu lalu.  "Tercatat di sini Saefudin Juhri menikah saat berusia 22 tahun
dengan pekerjaan masih sebagai mahasiswa," kata Diki.

Namun, Diki tidak mengetahui bagaimana prosesi pernikahan tersebut, karena
waktu itu dia belum menjabat sebagai kepala KUA dan berdasarkan yang
tercatat di arsip, yang menikahkan keduanya adalah Kepala KUA Iyun Mahsyuni.

Sedangkan yang menjadi wakil wali keluarga pihak keluarga Kholifah waktu itu
Abdul Jalil.  "Saya sempat menanyakan soal ini ke Ustadz Jalil, katanya
Saefudin waktu itu masih kuliah di Timur Tengah," lanjutnya.

Abdul Jalil, yang ditemui di pondok pesantren asuhannya Al-Ikhlas tak jauh
dari rumah Kholifah, membenarkan pernah menjadi wakil wali dari keluarga
Kholifah. Dari perbincangan dengan keluarga Kholifah waktu itu diketahui
Saefudin merupakan mahasiswa Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.

"Waktu resepsi pernikahan Saefudin mengenakan busana yang beda dari
pengantin pada umumnya. Dia memakai jubah dan penutup kepala seperti pakaian
Timur Tengah," kata Abdul.

Abdul Jalil meyakini Kholifah hanya sebagai korban dari perbuatan Saefuddin,
yang diduga sebagai teroris.  Menurut Abdul, dirinya selama mengajar mengaji
tidak pernah mengarahkan santrinya untuk berjihad seperti yang dilakukan
para teroris.

"Saya menyayangkan salah satu santri saya menjadi korban akibat perbuatan
teroris tersebut. Yang saya tahu Kholifah sekarang punya dua anak yang masih
kecil-kecil. Ia  stres berat," ujarnya.

Sementara itu, Kholifah yang baru beberapa hari pulang dari kontrakkannya di
Bogor, hingga saat ini masih menutup diri.  Berdasarkan penuturan ketua RT
setempat, Abdul Wahid, Kholifah kondisinya masih syok atas musibah ini. Hal
ini terlihat dari gelagatnya yang seperti orang linglung dengan pandangan
kosong, dan sulit diajak bicara.

Rumah yang ditempati Kholifah sekarang bersama orang tuanya di RT 08/3 Blok
Kleben, Keluarahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, tampak
tertutup rapat.




__ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature
database 4351 (20090820) __

The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.

http://www.eset.com




[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Kasih Sayang Anak

2009-08-20 Thread muhamad agus syafii
Kasih Sayang Anak

By: agussyafii

Tadi sore saya sengaja pulang lebih cepat karena malam hendak menghadiri 
undangan. Pawai sekolahnya Hana diikuti oleh teman-temannya. Hana kelihatan 
dengan senyum cerianya. Bila pagi saya mengantar ke sekolah, saya suka 
mendengarkan Hana berdoa. Suara terdengar paling keras diantara teman-temannya.

Setelah selesai pawai Hana sempat bertanya pada saya,  'Ayah, hewan apa yang 
bersaudara yah?' Mendengar pertanyaan Hana, saya sempat berpikir lama. 'Apa 
ya?' saya berpikir agak lama. 'Nyerah yah?' tanya Hana.  'Iya deh ayah nyerah,' 
jawab saya. 'hewan yang bersaudara itu adalah katak beradik..yah,' kata Hana 
dengan bangga sebab ayahnya tidak tahu jawabannya. Hana merasa lebih pintar 
dari ayahnya.

Begitulah kasih sayang seorang anak pada ayahnya, selalu saja punya pertanyaan 
baru, cerita baru dan ide-ide baru yang senantiasa ingin berbagi kepada kita 
sebagai orang tua. Pertanyaan yang dilontarkan memang sederhana namun memiliki 
muatan psikologis yang teramat dalam yang berkaitan dengan kosep diri sang 
anak. 

Bila pertanyaa, cerita atau ide sang anak, kita bisa menghargainya maka anak 
akan tumbuh dengan kepercayaan diri dan memiliki rasa optimis dalam menyikapi 
dalam permasalahan hidup. Hubungan anak dengan orang tua apabila hangat dan 
penuh cinta kasih maka anak juga memperlakukan orang dengan hangat dan cinta 
kasih namun jika anak diperlakukan dengan kebencian maka anak juga akan 
memperlakukan orang lain penuh kecurigaan dan kebencian.

Sekecil apapun bentuk kasih sayang anak kepada kita sebagai orang tua berarti 
memberikan dorongan dan motivasi bagi anak-anak kita. tadi sebelum saya 
berangkat, saya melihat Hana dengan penuh semangatnya menabuh drumnya bersama 
teman-temannya sambil melambaikan tangannya ke arah saya. Itulah kasih sayang 
anak kepada kita, sungguh indahnya.


 Rasulullah mencium Hasan atau Husain (cucu beliau) maka abshar Al-Aqra' bin 
Habis berkata: 'Sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak, namun tidak ada 
seorang pun yang pernah aku cium.' Maka berkata Rasulullah. 'Sesungguhnya 
barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi.' (Hadits Riwayat 
At-Tirmidzi)

Wassalam,
agussyafii

---
Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, 
berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program 'Senyum Amalia.' Kegiatan 
program 'Senyum Amalia' adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa 
Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari Ahad, 30 
Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda di 
http://agussyafii.blogspot.com atau http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 
di 087 8777 12431




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] 30 Hari Sebelum Ajal Tiba (Bag. 17 – 30)

2009-08-20 Thread mangucup88
ISTIRAHATLAH SEJENAK
Jawablah sendiri: "Apakah Anda tidak merasa lelah dan capek dengan gaya hidup 
yang seperti sekarang ini?" Bahkan kalau kita jujur kehidupan kita ini tidak 
beda jauh daripada Kuda yang harus berlari terus menerus tiada hentinya. Pada 
saat kita hendak beristirahat sejenak, langsung kita dicambuk agar berlari 
lagi. Yang memaksa kita berlari adalah Nafsu keinginan kita sendiri agar bisa 
memenuhi semua kebutuhan untuk merubah Sang Aku, mulai dari merubah status 
karir, uang tabungan di bank, rumah maupun penampilan.

Lucunya bagaimana cepatnya sekalipun Anda berlari, Anda tidak akan pernah bisa 
mencapai tujuan Anda, sebab  begitu Anda dapat meraih sesuatu, langsung timbul 
tujuan dan keinginan baru lainnya. Pada saat kita dapat meraih gelar S1 
langsung timbul keinginan untuk mendapatkan gelar S2. Pada saat kita  melunasi 
cicilan rumah kita, langsung timbul keinginan untuk beli rumah baru yang lebih 
besar dan lebih indah lagi. Pada saat kita dapat melunasi angsuran mobil Kijang 
langsung timbul keinginan untuk beli BMW.

Masalahnya tidak akan mungkin kita bisa memenuhi dan memuaskan semua keinginan 
kita. Hal inilah yang memaksakan kita untuk berputar dan berlari terus-menerus 
tiada hentinya. Bahkan ketika  sudah lari cukup cepat sekalipun, bagi jutaan 
orang masih saja terasa lambat. Untuk inilah mereka mengunjungi berbagai macam 
seminar ataupun membaca puluhan buku agar  dapat  belajar melangkah dengan 
lebih cepat dan lebih besar lagi seperti layaknya langkah sang raksasa (The 
Giant Step). 

Mampukah Anda mematikan sejenak saja HP Anda ? Boro-boro bisa mematikan, bahkan 
kita ingin mencari HP yang lebih canggih lagi, agar bisa selalu ON 24 jam, 
bukan hanya sekedar untuk SMS saja, tapi Email, internet, chatting, sehingga 
mau atau tidak; Anda sudah diperbudak oleh Blackberry Anda. Kagak percaya, 
lihat saja apa reaksi Anda apabila tidak ada sinyal di BB anda ?

Hal ini pulalah yang membuat banyak orang menjadi sakit, stress dan dalam 
hidupnya  Sebagai akibat dari kecepatan perputaran gaya hidup ini, sehingga 
orang-orang yang kita kasihi tertinggal jauh dibelakang kita. Mereka tidak bisa 
lagi, mengikuti kecepatannya jalan hidup kita, walaupun mereka sudah menjerit 
berulang kali; dimana mereka memohon beristirahatlah sejenak, tunggulah kami 
dan sediakanlah waktu untuk kami ! Hanya sayangnya jeritan kasih dari mereka 
itu tidak terdengar, bahkan tidak dihiraukan oleh kita. Dan jawablah dengan 
jujur, HASIL apakah yang dapat Anda banggakan; setelah Anda berlari dengan 
sedemikian cepatnya tanpa mengenal rasa lelah selama puluhan tahun ini?

Disamping itu tanyalah sama diri sendiri apakah dengan harta yang berjibun dan 
jabatan sebagai Direktur telah mampu merubah diri Anda ? Yang kita dapatkan 
mulai dari pakaian bermerek hingga segala macam asesoriesnya yang serba mahal; 
semuanya itu tidak lain hanya sekedar Topeng, seperti juga layaknya  Pemeran 
Dagelan yang mau manggung agar bisa kelihatan sebagai Wong Kaya, Wong Pinter 
atau Wong Cakep, tetapi sebenarnuya diri pribadi Anda sendiri tetap tidak 
berubah.

Perubahan nyata yang bisa kita lihat misalnya dari ulat yang menjijikan berubah 
menjadi kupu-kupu yang indah. Dari ulat yang melata dapat rubah jadi kupu-kupu 
yang bisa terbang. Manusia juga dapat berubah, tetapi bukan dari luarnya 
melainkan dari dalam. Misalnya dari seorang yang kasar dan egoist bisa menjadi 
seorang yang sabar, penuh dengan rasa kasih dan pengertian.

Perubahan dari ulat menjadi kupu-kupu bukannya dengan bergerak kian-kemari 
melainkan dengan diam menutup diri dalam kepongpong. Begitu juga dengan diri 
Anda, apabila Anda ingin berubah, mulai istirahatlah sejenak dengan lebih 
banyak "DIAM",  bahkan menyendiri. Maka tidaklah heran apabila para tokoh 
spiritual entah dari aliran agama apapun juga, mereka bisa berubah menjadi 
manusia yang lebih bijaksana setelah mereka diam mengucilkan diri (bertapa) 
untuk sesaat lamanya.

Tanyalah apabila masa hidup Anda hanya tinggal beberapa saat lagi, apakah tidak 
lebih baik waktu ini digunakan untuk beristirahat dan diam/hening sejenak 
daripada untuk berlari terus-menerus? Apakah Anda tidak pernah merasa mual 
ataupun lelah dengan kecepatan gaya hidup anda sekarang ini ? Istirahatlah 
sejenak bukan saja ini baik bagi kesehatan anda, tetapi juga sangat bermanfaat 
bagi mereka yang Anda kasihi.

Mang Ucup
Email: mang.ucupgmail.com
Homepage: www.mangucup.org
Facebook




[ppiindia] "Teroris" itu ternyata agen intelijen Turki (Terorisme sebagai Proyek Intel)

2009-08-20 Thread Satrio Arismunandar
Manufacturing Consent For The "War On Terror"

Terror Plot Emerges as Secret Service Game

By Julio Godoy

August 20, 2009 -- BERLIN, Aug 20 ( IPS) - It was announced as a terror plot 
busted. German police had captured three young Muslim men in the small village 
Medebach-Oberschledor, some 450 km southwest of Berlin Sep. 4 in 2007. The 
police declared they had seized 730 kilograms of hydrogen peroxide, enough to 
make 550 kg of explosives.

The three men, and a fourth, who was captured a year later in Turkey, wanted to 
bomb U.S. military and other facilities in Germany, and to kill "as many U.S. 
soldiers as possible," one of the accused later confessed.

The four men told court their plans were in retaliation against the U.S. war on 
'Islamic terrorism', especially the abuse of hundreds of Muslims detained at 
Guantanamo prison. German authorities and the media dubbed the four men 'the 
Sauerland group', in reference to the region where they were captured.

The Sauerland group were declared to be members of the Islamic Jihad Union, an 
alleged terrorist organisation based in Uzbekistan.

Almost two years later, the case is before the higher regional court in 
Duesseldorf, some 460 km southwest of Berlin, and should come to a close early 
2010.

But now, the case has ceased to be "the serious terrorist threat" it was 
called. It is now a mysterious puzzle of secret service games, prosecutors' 
alarmism spread by the media, and basic failures of justice.

The supposedly dangerous group members have emerged as no more than some 
muddle-heads. They had no links whatsoever to international Islamic terror 
groups.

"No Islamic chief villain...in Pakistan or somewhere else influenced the 
group," says Hans Leyendecker, one of Germany's top investigative journalists. 
"Its members are dumb, narrow-minded young men who hate the U.S."

Moreover, the fifth member of the group, yet to be captured, has been described 
as a Turkish national known only as Mevlut K. He now appears as an informer of 
the Turkish national intelligence organisation (MIT, after its Turkish name). 
He was the key figure in the plot, according to confessions by other members of 
the Sauerland group.

"Without Mevlut, we would not have been able to go as far with the preparations 
as we did," Attila Selek, one of the accused, told the court. 'K' had procured 
26 fuses for the bombs the group was supposed to make, Selek said. Only, the 
fuses were useless. German police investigations showed that all but two were 
too humid to work.

Fritz Gelowicz, another member of the terrorist group, said the four men were 
informed of K's links with the MIT. "We knew that Mevlut had links with several 
secret services," Gelowicz told the court. "We though that these links were 
good for us."

K apparently did not hide his links to the Turkish secret service. On at least 
one occasion K told the group they were being monitored by the German security 
agencies. "Then he told me he was stealing this information from secret 
services," Selek told the court.

Despite warnings that the German police were constantly informed of their 
actions, the four men continued their preparations until they were captured.

Numerous sources have confirmed that the German foreign intelligence service 
Bundesnachrichtendienst (BND) knew in 2004 that Mevlut K worked for the MIT. 
That year, the sources said, the MIT proposed to the BND that K be infiltrated 
into Islam movements in Germany. The BND reportedly rejected the Turkish plan.

Despite the confessions about K's involvement, German justice failed to order 
his capture for a long time. Mevlut K. is believed to be living in Turkey.

German authorities only issued an international warrant against Mevlut K. Aug. 
13, several weeks after depositions by the other four members of the group had 
been widely circulated.

The Sauerland group could have been "an orchestration to make believe that a 
huge terrorist threat" was looming over U.S. military facilities in Germany, 
says Rene Hellig, leading commentator with the Neues Deutschland daily.

Former British ambassador to Uzbekistan Craig Murray calls it a fake case 
orchestrated by Uzbek security services.

"I should make plain that regrettably it is a fact that there are those who 
commit violence, motivated by a fanatic version of their faith," Murray wrote 
in his personal blog. "Sadly the appalling aggression of the U.S. government 
and allied war policy has made such reaction much more frequent. They may or 
may not have been planning to commit explosions. But if they were, the question 
is who was really pulling their strings, and why?"

Murray says there is no evidence of the existence of Islamic Jihad Union, 
alleged to have been directing the Sauerland group, other than that given by 
Uzbek security services. "There are, for example, no communications intercepts 
between senior terrorists referring to themselves as the Islamic Jihad Union," 
he said.

Murray said t

[ppiindia] "Pak Presiden, dengar Kami..."

2009-08-20 Thread suhana suhana











KOMPAS/RIZA FATHONI
Nelayan
yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia, yang
beroperasi di wilayah Teluk Jakarta, menggelar aksi unjuk rasa di depan
Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (20/8). Mereka
menuntut pemerintah menghentikan rencana pemberlakuan hak pengusahaan
perairan pesisir (HP3) dan kluster perikanan tangkap.






NASIB NELAYAN
"Pak Presiden, dengar Kami..."


 

 
  





Jumat, 21 Agustus 2009 | 03:46 WIB

BM Lukita GrahadyariniTerik
matahari, Kamis (20/8) siang itu, mengiringi langkah para nelayan ke
kantor Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Menggotong sebuah
perahu dan jaring sero, mereka meminta Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengurungkan pelaksanaan hak pengusahaan perairan pesisir. Mereka
didampingi mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat, seperti Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan
Perikanan (KIARA). Sebuah spanduk besar warna biru berisi tujuh butir
tuntutan dibacakan oleh perwakilan pengunjuk rasa.”Kami datang
ke DKP yang mengurusi laut, tetapi permintaan kami ditujukan untuk Pak
Presiden,” ujar Tiharom (33), nelayan Marunda, Kecamatan Cilincing,
Jakarta Utara.Rancangan peraturan pemerintah mengenai
pelaksanaan hak pengusahaan perairan pesisir (HP3) rencananya
ditandatangani Presiden paling lambat September 2009. Satu bulan
sebelum penetapan PP tentang HP3 itu, nelayan di sebagian wilayah belum
diberi sosialisasi model pelaksanaannya.Tiharom mengungkapkan,
nelayan yang sehari-hari menggunakan jaring sero untuk menangkap udang
dan rajungan di kawasan pinggiran pantai kini sudah semakin sulit
bergerak.Hasil tangkapan terus merosot akibat pencemaran limbah
industri di perairan utara Jakarta. Di areal itu juga terdapat kawasan
industri yang ”mengapling” perairan dan mengimpit areal tangkap nelayan
kecil.”Pemerintah seharusnya berpihak kepada masyarakat pesisir,
dan nelayan kecil. Nelayan juga punya hak untuk menangkap ikan. Dengan
semakin terancamnya wilayah tangkap, maka tempat tinggal kami juga
terancam,” keluh Tiharom.Hak Pengusahaan Perairan Pesisir diatur
dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Penerbitan HP3 memberikan hak bagi
orang, kelompok masyarakat, atau pengusaha untuk memanfaatkan sumber
daya perairan pada areal tepi laut hingga jarak 12 mil dari pantai.Selama ini, 
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil bersifat perizinan sehingga 
peran negara sangat dominan.Peluang privatisasiSekretaris
Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Syamsul Ma’arif pernah
menyatakan, HP3, antara lain, diarahkan untuk kegiatan usaha budidaya
dan wisata bahari yang mendorong pemanfaatan potensi sumber daya
perikanan.”Kebijakan HP3 mendorong optimalisasi pengelolaan
perairan Indonesia yang luas dengan potensi sumber daya yang besar
serta memberikan perlindungan terhadap aktivitas nelayan dan masyarakat
adat,” ujar Syamsul.Namun, yang patut dicermati, HP3 memberi
peluang bagi privatisasi sumber daya pesisir selama 20 tahun, dapat
diperpanjang dan dialihkan. Ketentuan itu dengan mudah menutup akses
dan kontrol nelayan atas wilayah laut dan pesisir.Faktanya, 90
persen dari nelayan di Indonesia merupakan nelayan kecil dan
tradisional dengan kapasitas kapal di bawah 30 gross ton.Sekretaris
Nasional Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Dedy Ramanta
mengungkapkan, pemerintah mendapat mandat dan tanggung jawab melindungi
nelayan tradisional dan masyarakat pesisir yang selama ini dalam posisi
lemah akibat tidak terorganisasi dengan baik.”Penentuan zona
perairan dan HP3 yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat
akan menempatkan nelayan dalam posisi yang lemah. Langkah mundur dalam
pengelolaan sumber daya kelautan,” ujarnya.Pemerintah sudah
saatnya membaca kebutuhan mendasar nelayan kecil yang selama ini selalu
terbelit mahalnya harga bahan bakar minyak, minimnya teknologi
penangkapan, minimnya akses permodalan, dan hasil tangkapan yang kian
tak menentu akibat perubahan iklim.Habibah (45), nelayan Marunda, mengatakan, 
harapan dan kebutuhan nelayan tradisional tidak akan terpenuhi dengan model 
HP3.Di tengah riuhnya unjuk rasa siang di kantor DKP siang itu, Habibah 
berseru: ”Pak Presiden, dengar kami...!”
Sumber : 
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/03465898/pak.presiden.dengar.kami...



  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa

[ppiindia] Selamat Ber-Ramadan

2009-08-20 Thread Ananto
Selamat Ber-Ramadan

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



TIDAK ada momentum paling afdol untuk menyela hari-hari sibuk yang tak
karuan juntrungnya melebihi bulan Ramadan. Sepertinya Allah memang sengaja
menyediakan satu bulan -bulan Ramadan ini - untuk kita. Ia tahu bahwa dalam
bulan-bulan lain, kita begitu sibuk dengan urusan dunia yang tak jelas
benaruntuk apa.



Dan, atas rahmat-Nya kepada makhluk yang istimewa bernama manusia ini, Ia
anugerahkan satu bulan bagi evaluasi diri. Dalam sebelas bulan yang lain,
kita seperti kitiran mengejar entah apa. Ke sana kemari dengan semangat
penuh, seolah-olah besok pagi kiamat.



Pengusaha begitu ngotot ingin menguasai pasar. Penguasa begitu ngotot ingin
menguasai negara. Pegawai begitu ngotot ingin naik pangkat. Eksekutif begitu
ngotot mengejar karier. Sopir ngotot mengejar setoran. Yang miskin ngotot
kepingin kaya. Yang kaya ngotot kepingin lebih kaya lagi. Pendek kata,
hampir setiap orang seperti terkena penyakit lapar yang tak terkenyangkan.



Seandainya tidak ada satu bulan seperti Ramadan, yang memiliki suasana
khasnya sendiri, maka penuhlah 12 bulan suntuk kita sibuk tanpa
berkesempatan mengevaluasi kesibukan kita, seolah-olah semua yang kita
lakukan selama ini memang sudah seharusnya.



Kita tak punya kesempatan untuk menghitung dan memperhitungkan perolehan dan
kehilangan kita dalam kehidupan ini. Untunglah ada Ramadan. Bulan yang
apabila kita bisa mencerdasinya dan memfungsikannya secara optimal, bisa
diharapkan, setelah itu kualitas kemanusiaan kita akan meningkat. Seperti
kita ketahui bulan suci ini memiliki suasana lain dari bulan-bulan yang
lain. Tidak hanya jadwal makan, tetapi gaya hidup dan perilaku orang (muslim
khususnya) seolah-olah berubah drastis dan total.



Mereka yang biasanya hanya bertemu dengan kalangan terbatas, misalnya,
tiba-tiba sering terlihat kumpul-kumpul dengan banyak orang.



Pergaulan dalam keluarga pun tampak begitu akrab sebagaimana mestinya.
Mereka yang biasa brangasan, tiba-tiba menjadi kalem atau agak kalem. Mereka
yang biasanya tak peduli, menjadi sangat atau sedikit ramah. Suasana batini
religi terasa begitu kental mewarnai, bahkan terhadap kegiatan duniawi.
Padahal, biasanya kebersamaan yang indah ibadah kepada Allah Sang Pencipta
yang biasanya lebih terasa sebagai beban, menjadi begitu ringan, kalau tidak
nikmat, kita rasakan.



Walhasil suasana di bulan istimewa ini benar-benar kondusif untuk melakukan
upaya-upaya perbaikan diri. Mengingat kembali jati diri kita sebagai
manusia, atau bahkan meningkatkan kualitas kemanusiaan kita. Manusia yang
tidak hanya terdiri dari daging, tapi juga roh; tidak hanya raga, tapi juga
jiwa. Sebelas bulan kita seperti hanya terus dan selalu memanjakan daging,
melupakan roh; membangun badan dan tak kunjung menyentuh pembangunan jiwa.
Inilah saatnya yang tepat untuk menyempurnakan diri kita sebagai manusia.
Siapa tahu, karena intens kita menghidupi dan menghayati kesucian bulan ini,
kita dapat menyerap kesudiannya bagi kesucian diri.



Siapa tahu, karena penyikapan kita benar terhadap Ramadan yang sering kita
sebut sebagai bulan ampunan ini, juga benar dalam mengisi hari-harinya, kita
kemudian dapat menyikapi bulan-bulan lainnya secara benar pula. Proporsional
melihat diri sendiri. Proporsional melihat kehidupan. Ya, siapa tahu?


Selamat Ber-Ramadhan.


Penulis adalah pemimpin Pondok Pesantren Roudhotut Thalibin, Rembang.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] E-Book Panduan ttg UU Keterbukaan Informasi Publik

2009-08-20 Thread andre andreas
 Untuk memberikan pendidikan publik terkait
isu-isu di seputar UU Keterbukaan Informasi (Undang-Undang No 14/2008) Yayasan
SET telah menerbitkan Panduan Sederhana Penerapan Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik dalam format file elektronik (on-line) yang dapat diunduh
secara bebas. Modul ini meliputi 5 bab yang mencakup Tujuan dan Asas UU KIP,
serta Hak dan Kewajiban dalam UU KIP, Tata Cara Memperoleh Informasi Publik,
Sengketa Informasi dan Cara Penyelesaian, Jenis dan Klasifikasi Informasi dan
Komisi Informasi 



silah kunjung
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/unduh-panduan-penerapan-uu-keterbukaan.html
 

  
 

UU KIP memberikan jaminan kepada SETIAP
WARGA NEGARA untuk memperoleh informasi yang dikuasai oleh BADAN PUBLIK. UU KIP
memberikan acuan yang sangat jelas kepada warga negara tentang tata cara
MEMPEROLEH INFORMASI dari badan publik. UU KIP juga mengatur tentang apa yang
harus dilakukan oleh warga negara (pemohon informasi publik) jika niatnya untuk
memperoleh informasi dari badan publik dihambat oleh pejabat di dalam publik
tersebut. Penyelesaian sengketa permintaan informasi tersebut akan diselesaikan
oleh KOMISI INFORMASI. Melalui UU KIP masyarakat dapat memantau setiap
kebijakan,aktivitas maupun anggaran badan-badan public berkaitan dengan
penyelenggaraan negara maupun yang berkaitan dengan kepentingan publik lainnya.







INFORMASI adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang
dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun non-elektronik.



Dikutip dari pengantar modul (Yayasan SET)



Semoga informasi ini masih relevan dan bermanfaat.



salam hangat

andreas iswinarto
 

  
 

Simak
juga


  
 

Panduan
Untuk Fasilitator Pendidikan Politik


  
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/panduan-untuk-fasilitator-pendidikan.html


  
 

Panduan Pendidikan Popular : Membangun
Kesadaran Kritis
 

  
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-pendidikan-populer.html




Pendidikan Untuk Membangun Kesadaran Kritis Anak-anak


  
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-gratis-anak-anak-membangun.html










  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Diskusi Ramadhan Salihara 2009: Pintu-Pintu Islam

2009-08-20 Thread MGR
Salihara Menyambut Ramadhan 1430 H
Agustus dan September 2009

Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam, Sejarah dan Konsep Waktu
Ismail
Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University
of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat).
Akhmad Sahal
(Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika
Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta)

Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam dan Islamofobia di Eropa
Ulil
Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika
Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag,
Belanda).

Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB
Dua Musik Islami dari Sumatra
Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of 
Wisconsin—Madison, Amerika Serikat).

Sinopsis

Menyambut
Bulan Ramadhan tahun 1430 Hijriyah ini Komunitas Salihara akan
menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan tema “Pintu-Pintu Islam”.
Islam sebagai keyakinan memiliki manifestasi dalam budaya manusia. Tak
hanya ada satu pintu menuju Islam. Keanekaragaman jalur masuk
memberikan pengalaman tersendiri yang merupakan kekayaan bagi Islam. Di
sinilah Islam hadir tidak dalam bentuknya yang monolitik, melainkan
selalu tampak sebagai wujud yang pluralistik. Dalam rangkaian diskusi
ini, akan ditemukan kemajemukan Islam itu melalui sejumlah kajian:
kajian alternatif terhadap sejarah dan konsep tentang waktu, kajian
terhadap praktek Islam di sejumlah kawasan Barat, serta kajian akan
sifat Islami dalam musik.

Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam, Sejarah dan Konsep Waktu
Ismail
Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University
of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat) dan Akhmad Sahal
(Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika
Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta)

Ismail Fajrie
Alatas akan meninjau ulang konsep waktu dalam kajian sejarah di ranah
antropologi sejarah; ia hendak menghadirkan sebuah kajian alternatif
yang terhadap apa yang disebut sebagai modernitas. Fajrie tidak melihat
sejarah sebagai kesatuan-alur-waktu yang teratur-kronologis namun
sebagai fragmen yang terpisah-pisah. Fajrie mengandaikan bila 11 bulan
lainnya yang dominan dalam kehidupan kita sebagai modernitas, maka
bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang menyimpan tawaran, alternatif dan
kritik. Fajrie akan mengulas ide dari Walter Benjamin. 

Sementara
Sahal akan membandingkan kritik Benjamin tentang sejarah dan waktu
modern dengan konsep teologi politik Carl Schmitt dalam
antiliberalismenya. Komparasi ini menarik bukan hanya karena Benjamin
yang Yahudi adalah pengagum Schmitt yang Nazi. Tapi lebih dari itu,
pemikiran Schmitt tentang decisionalism dan klaimnya bahwa konsep
modern adalah teologi yang tersekulerkan—banyak mempengarudi Benjamin. 

Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam dan Islamofobia di Dunia Barat
Ulil
Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika
Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag,
Belanda).

Islam hadir dalam bentuknya yang majemuk karena
perbedaan konteksnya. Melalui studi tentang kehidupan Islam di sejumlah
kawasan akan tampak keunikan Islam itu—Islam yang ada di Timur Tengah,
Asia Selatan dan Tenggara, hingga Islam yang berada di Eropa (Barat).
Kehidupan Islam di wilayah-wilayah itu sering mengundang stereotipe
hingga fobia. Bagaimana sesungguhnya tanggapan masyarakat non-muslim,
misalnya di Belanda dan Amerika Serikat, yang sering memiliki pemahaman
yang keliru terhadap Islam, seperti di Belanda dan Amerika?

Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB
Dua Musik Islami dari Sumatra
Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of 
Wisconsin—Madison, Amerika Serikat).

Nyak
‘Ubiet’ Ina Raseuki baru saja menyelesaikan disertasinya yang berjudul
“Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatra” di
bidang etnomusikologi. Ubiet meneliti dua genre musik, yang satu
bersifat populer dan yang lain “tradisional”, yang disebut sebagai
musik Islami baik oleh pelaku maupun lingkungan masyarakatnya. Melalui
kajian musik ini, Ubiet menemukan kehadiran Islam yang lain. Musik dari
Aceh dan Jambi tersebut menunjukkan kompleksitas hubungan antara sumber
penciptaan, klaim keislaman dan keberlanjutan musik itu sendiri.

Diskusi ini terbuka untuk umum, bagi yang berpuasa akan disediakan buka puasa 
alakadarnya.

http://www.salihara.org/main.php?type=detail&module=news&menu=child&parent_id=5&id=34&item_id=797

http://www.facebook.com/home.php#/event.php?eid=125289979312&ref=ts


__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]