[ppiindia] kabar puasa

2010-06-08 Terurut Topik Elviraflis Evi
KEUTAMAAN RAMADHAN
 
HADITS KE-1
Dari Salman r.a., ia berkata,” Pada akhir bulan Sya’ban, rasulullah saw 
berkhutbah kepada kami. Beliau bersabda,” Wahai manusia, telah dekat kepada mu 
bulan yang agung lagi penuh berkah, Bulannya didalannya terdapat satu malam 
yang lebih baik dari pada seri bulan.  Bulan yang didalamnya Allah menjadikan 
puasa sebagai fardhu dan bangun malam sebagai sunnah. Barang siapa mendekatkan 
diri didalamnya dengan beramal sunnah maka, (pahalanya ) seperti orang yang 
beramal fardhu pada bulanlainnya. Dan barang siapa beramal fardhu didalamnya, 
maka pahalanya seperti orang yang beramal tujuh puluh amalan fardhu pada bulan 
lainnya. Inilah bulan kesabaran, dan pahala sabar adalah surga. Inilah bulan 
kasih saying, bulan saat rezeki seorang mukmin ditambah. Barang siapa memberi 
makanan berbuaka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi 
dosa-dosanya, dan mendapat pahala yang sama tanpa mengurangi pahala orang itu 
sedikitpun.’ Mereka berkata,” Ya
 Rasulullah, tidak setiap kami memiliki untuk diberikan kepada orang yang 
berbuka puasa.’ Beliau bersabda,” Allah memberi pahala kepada orang yang 
menberi makanan untuk orang yang berbuka puasa; meskipun sebutir kurma, seteguk 
air, atau sesisip susu. Inilah bulan yang awalnya penuh rahmat, tengahnya penuh 
ampunan, dan akhirnya kebebasan dari api neraka. Barang siapa meringankan beban 
hamba- hamba sahayanya pada bulan itu, maka Allah akan menggampuninya dan 
membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah empat amalan pada bulan itu. Dua 
diantaranya menyenangkan tuhannya, dan dua lainnya kamu pasti memerlukannya.
Adapun dua perkara yang dengannya kamu menyenangkan Tuhanmu adalah: bersaksi 
bahwa tiada tuhan selain Allah, dan kamu memohon ampunan kepada-Nya. Dan dua 
perkara yang pasti kamu memerlukannya adalah: kamu memohon surga kepada Allah 
dan kamu berlindung kepada-Nya dari api neraka. Barang siapa memberi minum 
kepada orang yang berpuasa, maka Allah akan memeberinya seteguk minum dari 
telagaku yang ia tidak akan haus hingga  ia masuk surga. “ ( Ibnu Khuzaimah, 
Baihaqi, Ibnu Hibban ). 
 
FAEDAH
 
Hadits diatas dibahas oleh sebahagian ahli hadits karena kelemahannya. Namun 
karena hadits ini mengenai Fadhilah amal, maka kelemahan seperti itu masih 
dapat diterima. Juga karena hadits banyak dikuat kan oleh hadits- hadits 
lainnya, maka hadits ini dapat diterima. 
Ada beberapa hal yang dapat kita ketahui dari hadits diatas. Pertama, betapa 
besar perhatian Nabi saw, sehingga secara khusus beliau berkhutbah pada akhir 
bulan sya,ban,menasehati dan memperingatkan manusia agar jangan melalaikan 
bulan Ramadhan walaupun hanya satu detik. Dalam nasihatnya, beliau menjelaskan 
dengan panjang lebar keutaman bulan Ramadhan kemudian memberikan beberapa 
petunjuk yang penting untuk diperhatiakan. Pertama, hakikat Lailatul, Qadar 
sebagai malam yang sangat penting. Penjelasan  akan dipaparkan dalam pasal 
kedua risalah ini   ( BERSAMBUNG )    


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] berhutang demi cinta.....................

2010-03-07 Terurut Topik Elviraflis Evi
Kisah Bilal R.a. Berutang kepada Seorang Musrik untuk Berkhidmat kepada Nabi 
saw.
 
  Pada suatu ketika Bilal r.a. di Tanya ”Bagaimanakah biaya keperluan 
Nabi saw.?” Jawabnya. “Beliau saw. Tidak pernah menyimpan sesuatu untuk esok 
hari. Akulah yang mengurusnya. Sudah menjadi kebiasaan Nabi saw., Jika beliau 
didatangi seseorang yang kelaparan, maka bila tidak ada biaya, beliau akan 
berkata kepadaku,”Pinjamlah dari siapa saja agar dapat memberi makan orang 
itu.”Lalu kan kupenuhi keperluan orang itu dengan berutang. Jika ada orang 
dating tanpa pakaian, maka beliau saw. Akan berkata,”Pinjamlah dari siapa saja 
agar dapat membelikan baju untuk orang itu.”Lalu aku carikan pakaian untuknya 
dengan berutang. Inilah kebiasaan Rasulullah saw. Pada suatu hari, seorang 
musyrik dating menemuiku. Ia berkata,”Aku telah memperoleh banyak rezeki. Jika 
kamu perlu uang, jangan meminjam dari orang lain, pinjamlah dariku.”Aku senang 
dengan tawaran itu, aku pun meminjam uangnya untuk keperluan Nabi saw.
  Suatu ketika, setelah aku berwudhu untuk adzan, tiba-tiba datanglah 
orang musyrik itu dengan kelompoknya. Ia berteriak,”Hai orang Habsyi!” Aku pun 
menoleh lalu menjumpainya. Ia langsung memaki dan berkata kasar kepadaku. 
Katanya,”Tinggal berapa hari lagi bulan ini?” Jawabku,”Sudah hamper habis.” Ia 
berkata,”Bulan ini tinggal empat hari lagi. Jika kamu tidk membayar utangm 
dalam empat hari ini, maka aku akan menjadikan dirimu sebagai budakku dan kamu 
harus mengembalakan kambing seperti dahulu.”Setelah berkata demikian, ia pun 
pergi meninggalkanku.
  Sepanjang hari aku sangat sedih memikirkan hl itu. Setelah shalat 
Isya, aku mendekati Nabi saw. Kuceritakan seluruh kejadian tersebut kepada 
beliau. Aku berkta,”Ya Rasulullah, sekarang engkau tidak memiliki apapun untuk 
melunasi utangku. Aku juga tidak memiliki apa-apa untuk membayarnya. Si musyrik 
itu pasti akan menghinaku lagi. Oleh karena itu, Jika diizinkan, aku akan pergi 
dari sini sampai mendapatkan uang untuk membayar utang itu. Jika engkau 
memanggilku, aku akan segera dating.”Setelah kuucapkan hal tersebut kepada 
beliau saw., aku segera pulang. Kupersiapkan pedang, perisai, sepatu, dan 
barang-barang lainnya untuk keberangkatan esok harinya.
  Ketika Shubuh hampir tiba, datanglah seseorang dan berkata,”Cepatlah, 
Nabi ingin menjumpaimu.” Aku segera pergi. Setibanya disana, kulihat ada empat 
ekor unta penuh muatan sedang duduk. Nabi saw. Bersabda,”Ada kabar gembira 
untukmu, wahai Bilal. Allah memberikan karunia-Nya untuk membayar utangmu. 
Ambillah unta-unta itu beserta muatannya, barang ini telah dikirim sebagai 
hadiah untukku dari pemimpin kaum Fadak atas nazarnya.”Aku pun mengucapkan rasa 
syukur kepada Allah swt., lalu segera aku bayar semua utangku. Pada saat itu, 
Nabi saw. Masih menunggu di masjid. Aku kemnbali ke mesjid menjumpai Nabi saw. 
Aku berkata,”Alhamdulillah, dengan berkah engkau utangku dapat terbayar, ya 
Rasulullah. Dan sekarang tidak ada lagi utang yang tersisa.”Beliau saw. 
Bertanya,”Apakah masih tersisa barang-barang itu?”Sahutku,Ya” ada sedikit 
tersisa.”Nabi saw. Berkata,”Sisa barang-barang itu pun harus kamu bagikan 
sampai habis,
 sehingga aku dapat tenang. Aku tidak akan pulang sebelum barang itu habis 
dibagikan.” Kemudian aku pergi untuk membagi-bagikan barang tersebut. Setelah 
shalat Isya, Nabi saw. Bertanya kepadaku,”Apakah masih ada sisa dari yang 
kukatakan tadi?” Jawabku,” Ada sedikit sisa, belum dating yang 
memerlukannya.”Maka nabi saw. Kembali beristirahat di masjid. Keesokan harinya, 
setelah shalat Isya, Nabi saw. Bertanya lagi,”Apakah masih ada sisa barang dari 
yang kukatakan kemarin?” Jawabku,” Allah telah memberkati engkau dengan 
ketentraman jiwa. Semua barang-barang itu telah habis dibagikan.”Mendengar 
kabar tersebut, beliau saw. Memuji dan bersyukur kepada Allah swt. Rasulullah 
saw. Sangat takut jika nyawa beliau dicabut, sedangkan masih ada sisa harta 
yang menjadi miliknya. Barulah pada malam itu Nabi saw. Kembali ke rumanya 
menemui istri-istri beliau. (Badzlul-Majhud).


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] bagai daun berguguran...............

2010-03-02 Terurut Topik Elviraflis Evi
Hadits ke-2 sholat
 
Dari Abu Dzar r.a. , sesungguhnya Rasulullah saw. Pernah keluar dari rumahnya 
ketika musim dingin dan daun-daun berguguran. Beliau mengambil setangkai 
ranting pohon, sehingga daun-daunnya mulai berguguran. Beliau mengambil 
setangkai ranting pohon, sehingga daun-daunnya mulai berguguran. Beliau 
bersabda,”wahai Abu Dzar!” Abu Dazar menyahut,”labbaik ya Rasululah!” Sabda 
beliau,”Sesungguhnya seorang muslim yang menunaikan shalatnya semata-mata 
karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran darinya sebagaimana daun-daun 
ini gugur dari rantingnya.”(Ahmad-At-Targhib).
 
Pada musim dingin, biasanya daaun-daun berguguran dari pohonnya, sehingga ada 
sebagian pohon yang daun-daunnya tidak tersisa sedikitpun. Itulah perumpamaan 
hasil sholat yang dilakukan dengan ikhlas, yakni segala dosa akan diampuni 
tanpa satu dosa pun yang tertinggal. Menurut sebagian ulama, dosa-dosa kecil 
saja yang dapat diampuni melalui sholat, sedangkan dosa-dosa besar tidak dapat 
diampuni tanpa bertaubat. Oleh karena itu, disamping mengerjakan sholat, 
hendaknya kita selalu  bertaubat dan beristigfar, jangan sampai kita 
melalaikannya. Sedangkan jika Allah mengampuni dosa-dosa besar karena 
kemurahan-Nya, itu adalah perkara lain.
 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]