[ppiindia] Awan Gempa

2005-04-11 Thread emabdalaah


Pengantar.
Gempa bumi sampai sekarang tidak bisa ditebak kapan mau datang. Sebab teknologi 
canggih kita belum bisa melihat ke dasar tanah, melihat pergerakan 
lapisan-lapisan tanah. Sebab bumi kita ini masih aktif membentuk 
lapisan-lapisan baru dan lapisan atau lempengan itu terus bergerak ke arah yang 
dia suka.
Kalau menurut pengamatan saya, gempa bumi, sejak di lepas pantai barat Aceh, 26 
Desember 2004, terus bergerak ke arah timur, dan eskalasinya konstan. Setelah 
Aceh, Nias dilewati, dan di susul Padang dan sekitarnya. Bisa jadi nanti samapi 
Singapura dan malaysia. Hiii…

Berikut adalah kiriman dari salah seorang kawan yang berada di Jepun tentang 
gempa bumi dan prediksinya, yang "dibajak" dari TV:



SEMOGA BERMANFAAT. TOLONG SAMPAIKAN KE TEMEN2 YANG LAEN. THANK'S.
 
Gempa...

Lindu...

Earthquake

Jishin

Apapun nyebutnya, yang jelas jenis bencana alam yang satu ini lagi jadi
pembicaraan orang di mana-mana, menyusul berbagai tragedi besar yang
terjadi
akhir-akhir ini akibat gempa. Berdasarkan catatan 6 bulan terakhir ini,
berikut berbagai gempa yang terjadi di Indonesia (tanah tumpah darah) dan
Jepang (tanah tempat tinggal sementara ini):

- 23 Octoboer 2004, gempa di Niigata prefektur, Jepang. Kekuatan 6,8 skala
Richter.
- 12 November 2004, gempa di pulau Alor, NTT, Indonesia. Kekuatan 6 Skala
Richter.
- 26 November 2004, gempa di Nabire, Papua, Indonesia. Kekuatan 6,4 skala
Richter.
- 29 November 2004, gempa di Hokkaido, Jepang. Kekuatan 7,1 skala Richter.
-25 Desember 2003, gempa di Bam, Iran
- 26 December 2004, gempa di Banda Aceh, Indonesia. Kekuatan 8,9 skala
Richter disusul gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 48 meter.
- 20 Maret 2005, gempa di Fukuoka prefektur, Jepang. Kekuatan 7,8 skala
Richter.
- 28 Maret 2005, gempa di pulau Nias, Indonesia. Kekuatan 8,7 skala
Richter.

(negara-negara yang lainnya sori sementara ini nggak kecatet)

Yang jelas juga, gempa-gempa yang terjadi itu mengakibatkan ribuan orang
meninggal dunia, entah berapa banyak yang luka-luka dan entah berapa
rumah/bangunan yang runtuh.

Apakah sekian banyak korban jiwa yang jatuh itu disebabkan karena susahnya
memprediksi kapan datangnya gempa, atau sedikitnya informasi tentang gempa
yang diketahui orang? Bisa jadi dua-duanya. Terus terang, selama gue
tinggal
di Indonesia, gue gak tau sedikit-dikit acan tentang gempa kecuali yang
diajarin di buku Geografi. Lagian di Indonesia sendiri juga relatif jarang
ada gempa. Nggak heran kenapa penduduknya seolah gak pedulian sama bahaya
gempa ini. Pengetahuan gue baru bertambah sejak gue tinggal di Jepang,
negara yang kebetulan posisinya terletak di garis zona pertemuan dua
lempeng
bumi yang sering geser-geser. Disini gempa memang sudah seperti kejadian
"rutin" dan penduduknya sadar banget akan bahaya gempa dan tau banget apa
yang harus dilakukan kalau ada gempa.

Baru-baru ini ada acara yang sangat menarik tentang gempa di Fuji TV.
Disitu
dijelasin gempa itu apa, apa aja impact-nya dan gimana cara penyelamatan
diri darurat yang bisa dilakukan setiap orang jika terjadi gempa. Mungkin
anak-anak Indonesia yang tinggal di Jepang juga sempet nonton acara ini.
Tapi buat yang nggak nonton, nih... gue ceritain yaa...

Kalau gunung mau meletus, masih relatif memungkinkan dilakukan tindakan
antisipasi lebih awal, misalnya mengevakuasi penduduk. Karena aktivitas
perut gunung masih memungkinkan untuk dipantau. Kalau angin typhoon mau
dateng juga masih memungkinkan diketahui kapan datengnya, dibaca pergerakan
arahnya dan malah diukur kecepatannya. Tapi kalo gempa itu lain..
Gempa tidak bisa diprediksi lebih awal.

Nggak ada penelitian yang bisa dengan tepat memperkirakan kapan dan dimana
gempa akan terjadi, serta seberapa besar kekuatannya. Itulah sebabnya
kenapa
gempa itu sangat berbahaya. Tapi biarpun susah diprediksi lebih
awal, ada beberapa fenomena alam yang patut dicermati dan bisa dianggap
sebagai alert tanda akan adanya gempa.

1. Mulai sekarang kalo jalan jangan suka nunduk. Liat-liat dong ke
langit...
Kalo di langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung
atau seperti pohon atau seperti batang... pokoknya bentuknya
berdiri/vertikal... kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut Awan
Gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.

Contohnya seperti ini nih (Kobejishingumo):

Kobejishingumo

ini adalah foto awan yang terlihat di Kobe sebelum gempa besar Kobe,
Januari 1995 kumo1.
http://fibs.blogs.friendster.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/kumo1.jpg

Kumo1(kumo2)

Kumo2(kumo3)

Kumo3_1


Awan berbentuk aneh kayak gitu terjadi karena adanya gelombang
elektromagnetis 

[list_indonesia] [ppiindia] Awan Gempa

2005-04-11 Thread emabdalaah
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Pengantar.
Gempa bumi sampai sekarang tidak bisa ditebak kapan mau datang. Sebab tekno=
logi canggih kita belum bisa melihat ke dasar tanah, melihat pergerakan lap=
isan-lapisan tanah. Sebab bumi kita ini masih aktif membentuk lapisan-lapis=
an baru dan lapisan atau lempengan itu terus bergerak ke arah yang dia suka=
.
Kalau menurut pengamatan saya, gempa bumi, sejak di lepas pantai barat Aceh=
, 26 Desember 2004, terus bergerak ke arah timur, dan eskalasinya konstan. =
Setelah Aceh, Nias dilewati, dan di susul Padang dan sekitarnya. Bisa jadi =
nanti samapi Singapura dan malaysia. Hiii=85

Berikut adalah kiriman dari salah seorang kawan yang berada di Jepun tentan=
g gempa bumi dan prediksinya, yang "dibajak" dari TV:



SEMOGA BERMANFAAT. TOLONG SAMPAIKAN KE TEMEN2 YANG LAEN. THANK'S.
=20
Gempa...

Lindu...

Earthquake

Jishin

Apapun nyebutnya, yang jelas jenis bencana alam yang satu ini lagi jadi
pembicaraan orang di mana-mana, menyusul berbagai tragedi besar yang
terjadi
akhir-akhir ini akibat gempa. Berdasarkan catatan 6 bulan terakhir ini,
berikut berbagai gempa yang terjadi di Indonesia (tanah tumpah darah) dan
Jepang (tanah tempat tinggal sementara ini):

- 23 Octoboer 2004, gempa di Niigata prefektur, Jepang. Kekuatan 6,8 skala
Richter.
- 12 November 2004, gempa di pulau Alor, NTT, Indonesia. Kekuatan 6 Skala
Richter.
- 26 November 2004, gempa di Nabire, Papua, Indonesia. Kekuatan 6,4 skala
Richter.
- 29 November 2004, gempa di Hokkaido, Jepang. Kekuatan 7,1 skala Richter.
-25 Desember 2003, gempa di Bam, Iran
- 26 December 2004, gempa di Banda Aceh, Indonesia. Kekuatan 8,9 skala
Richter disusul gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 48 meter.
- 20 Maret 2005, gempa di Fukuoka prefektur, Jepang. Kekuatan 7,8 skala
Richter.
- 28 Maret 2005, gempa di pulau Nias, Indonesia. Kekuatan 8,7 skala
Richter.

(negara-negara yang lainnya sori sementara ini nggak kecatet)

Yang jelas juga, gempa-gempa yang terjadi itu mengakibatkan ribuan orang
meninggal dunia, entah berapa banyak yang luka-luka dan entah berapa
rumah/bangunan yang runtuh.

Apakah sekian banyak korban jiwa yang jatuh itu disebabkan karena susahnya
memprediksi kapan datangnya gempa, atau sedikitnya informasi tentang gempa
yang diketahui orang? Bisa jadi dua-duanya. Terus terang, selama gue
tinggal
di Indonesia, gue gak tau sedikit-dikit acan tentang gempa kecuali yang
diajarin di buku Geografi. Lagian di Indonesia sendiri juga relatif jarang
ada gempa. Nggak heran kenapa penduduknya seolah gak pedulian sama bahaya
gempa ini. Pengetahuan gue baru bertambah sejak gue tinggal di Jepang,
negara yang kebetulan posisinya terletak di garis zona pertemuan dua
lempeng
bumi yang sering geser-geser. Disini gempa memang sudah seperti kejadian
"rutin" dan penduduknya sadar banget akan bahaya gempa dan tau banget apa
yang harus dilakukan kalau ada gempa.

Baru-baru ini ada acara yang sangat menarik tentang gempa di Fuji TV.
Disitu
dijelasin gempa itu apa, apa aja impact-nya dan gimana cara penyelamatan
diri darurat yang bisa dilakukan setiap orang jika terjadi gempa. Mungkin
anak-anak Indonesia yang tinggal di Jepang juga sempet nonton acara ini.
Tapi buat yang nggak nonton, nih... gue ceritain yaa...

Kalau gunung mau meletus, masih relatif memungkinkan dilakukan tindakan
antisipasi lebih awal, misalnya mengevakuasi penduduk. Karena aktivitas
perut gunung masih memungkinkan untuk dipantau. Kalau angin typhoon mau
dateng juga masih memungkinkan diketahui kapan datengnya, dibaca pergerakan
arahnya dan malah diukur kecepatannya. Tapi kalo gempa itu lain..
Gempa tidak bisa diprediksi lebih awal.

Nggak ada penelitian yang bisa dengan tepat memperkirakan kapan dan dimana
gempa akan terjadi, serta seberapa besar kekuatannya. Itulah sebabnya
kenapa
gempa itu sangat berbahaya. Tapi biarpun susah diprediksi lebih
awal, ada beberapa fenomena alam yang patut dicermati dan bisa dianggap
sebagai alert tanda akan adanya gempa.

1. Mulai sekarang kalo jalan jangan suka nunduk. Liat-liat dong ke
langit...
Kalo di langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung
atau seperti pohon atau seperti batang... pokoknya bentuknya
berdiri/vertikal... kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut Awan
Gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.

Contohnya seperti ini nih (Kobejishingumo):

Kobejishingumo

ini adalah foto awan yang terlihat di Kobe sebelum gempa besar Kobe,
Januari 1995 kumo1.
http://fibs.blogs.friendster.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/k=
umo1.jpg

Kumo1(kumo2)

Kumo2(kumo3)

Kumo3_1


[nasional_list] [ppiindia] Awan Gempa

2005-04-11 Thread emabdalaah
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **


Pengantar.
Gempa bumi sampai sekarang tidak bisa ditebak kapan mau datang. Sebab teknologi 
canggih kita belum bisa melihat ke dasar tanah, melihat pergerakan 
lapisan-lapisan tanah. Sebab bumi kita ini masih aktif membentuk 
lapisan-lapisan baru dan lapisan atau lempengan itu terus bergerak ke arah yang 
dia suka.
Kalau menurut pengamatan saya, gempa bumi, sejak di lepas pantai barat Aceh, 26 
Desember 2004, terus bergerak ke arah timur, dan eskalasinya konstan. Setelah 
Aceh, Nias dilewati, dan di susul Padang dan sekitarnya. Bisa jadi nanti samapi 
Singapura dan malaysia. Hiii…

Berikut adalah kiriman dari salah seorang kawan yang berada di Jepun tentang 
gempa bumi dan prediksinya, yang "dibajak" dari TV:



SEMOGA BERMANFAAT. TOLONG SAMPAIKAN KE TEMEN2 YANG LAEN. THANK'S.
 
Gempa...

Lindu...

Earthquake

Jishin

Apapun nyebutnya, yang jelas jenis bencana alam yang satu ini lagi jadi
pembicaraan orang di mana-mana, menyusul berbagai tragedi besar yang
terjadi
akhir-akhir ini akibat gempa. Berdasarkan catatan 6 bulan terakhir ini,
berikut berbagai gempa yang terjadi di Indonesia (tanah tumpah darah) dan
Jepang (tanah tempat tinggal sementara ini):

- 23 Octoboer 2004, gempa di Niigata prefektur, Jepang. Kekuatan 6,8 skala
Richter.
- 12 November 2004, gempa di pulau Alor, NTT, Indonesia. Kekuatan 6 Skala
Richter.
- 26 November 2004, gempa di Nabire, Papua, Indonesia. Kekuatan 6,4 skala
Richter.
- 29 November 2004, gempa di Hokkaido, Jepang. Kekuatan 7,1 skala Richter.
-25 Desember 2003, gempa di Bam, Iran
- 26 December 2004, gempa di Banda Aceh, Indonesia. Kekuatan 8,9 skala
Richter disusul gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 48 meter.
- 20 Maret 2005, gempa di Fukuoka prefektur, Jepang. Kekuatan 7,8 skala
Richter.
- 28 Maret 2005, gempa di pulau Nias, Indonesia. Kekuatan 8,7 skala
Richter.

(negara-negara yang lainnya sori sementara ini nggak kecatet)

Yang jelas juga, gempa-gempa yang terjadi itu mengakibatkan ribuan orang
meninggal dunia, entah berapa banyak yang luka-luka dan entah berapa
rumah/bangunan yang runtuh.

Apakah sekian banyak korban jiwa yang jatuh itu disebabkan karena susahnya
memprediksi kapan datangnya gempa, atau sedikitnya informasi tentang gempa
yang diketahui orang? Bisa jadi dua-duanya. Terus terang, selama gue
tinggal
di Indonesia, gue gak tau sedikit-dikit acan tentang gempa kecuali yang
diajarin di buku Geografi. Lagian di Indonesia sendiri juga relatif jarang
ada gempa. Nggak heran kenapa penduduknya seolah gak pedulian sama bahaya
gempa ini. Pengetahuan gue baru bertambah sejak gue tinggal di Jepang,
negara yang kebetulan posisinya terletak di garis zona pertemuan dua
lempeng
bumi yang sering geser-geser. Disini gempa memang sudah seperti kejadian
"rutin" dan penduduknya sadar banget akan bahaya gempa dan tau banget apa
yang harus dilakukan kalau ada gempa.

Baru-baru ini ada acara yang sangat menarik tentang gempa di Fuji TV.
Disitu
dijelasin gempa itu apa, apa aja impact-nya dan gimana cara penyelamatan
diri darurat yang bisa dilakukan setiap orang jika terjadi gempa. Mungkin
anak-anak Indonesia yang tinggal di Jepang juga sempet nonton acara ini.
Tapi buat yang nggak nonton, nih... gue ceritain yaa...

Kalau gunung mau meletus, masih relatif memungkinkan dilakukan tindakan
antisipasi lebih awal, misalnya mengevakuasi penduduk. Karena aktivitas
perut gunung masih memungkinkan untuk dipantau. Kalau angin typhoon mau
dateng juga masih memungkinkan diketahui kapan datengnya, dibaca pergerakan
arahnya dan malah diukur kecepatannya. Tapi kalo gempa itu lain..
Gempa tidak bisa diprediksi lebih awal.

Nggak ada penelitian yang bisa dengan tepat memperkirakan kapan dan dimana
gempa akan terjadi, serta seberapa besar kekuatannya. Itulah sebabnya
kenapa
gempa itu sangat berbahaya. Tapi biarpun susah diprediksi lebih
awal, ada beberapa fenomena alam yang patut dicermati dan bisa dianggap
sebagai alert tanda akan adanya gempa.

1. Mulai sekarang kalo jalan jangan suka nunduk. Liat-liat dong ke
langit...
Kalo di langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung
atau seperti pohon atau seperti batang... pokoknya bentuknya
berdiri/vertikal... kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut Awan
Gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.

Contohnya seperti ini nih (Kobejishingumo):

Kobejishingumo

ini adalah foto awan yang terlihat di Kobe sebelum gempa besar Kobe,
Januari 1995 kumo1.
http://fibs.blogs.friendster.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/kumo1.jpg

Kumo1(kumo2)

Kumo2(kumo3)

Kumo3_1


Awan berbentuk aneh kayak

[ppiindia] Awan Gempa, Cuma Kebetulan atau Penanda?

2007-09-21 Thread Sandy Dwiyono
http://www.antara.co.id/arc/2007/9/21/awan-gempa-cuma-kebetulan-atau-penanda/


*Awan Gempa, Cuma Kebetulan atau Penanda?*

Oleh Masduki Attamami

Yogyakarta (ANTARA News) - Awan gempa, yaitu awan yang dianggap sebagai
pertanda akan terjadi gempa, masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.

Sebagian masyarakat awam bahkan masih bingung untuk meyakini bahwa awan yang
biasanya berbentuk seperti garis putih memanjang vertikal maupun melengkung
dan salah satu ujungnya mengarah ke bumi sebagai penanda sebagai bakal
datangnya gempa.

Sebagai gejala alam, kemunculan awan aneh pada setiap menjelang gempa
mungkin bisa dipahami sebagai suatu kebetulan. Tetapi secara logika,
fenomena kebetulan itu sampai saat ini masih diperdebatkan.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tiar Prasetya, mengatakan sebagai fenomena alam
yang beberapa kali kebetulan muncul sebelum gempa mungkin masih bisa
dipahami atau dimengerti.

"Tetapi jika dijadikan tipologi, tentunya harus ada pembuktian secara
empiris maupun keilmuan (ilmiah)," katanya.

Mitos awan gempa tidak mudah dihapus. Memperdebatkan mitos tersebut seperti
tidak ada habisnya, karena mitos itu terus berkembang, seiring sifat manusia
yang selalu ingin mengetahui sesuatu yang menjadi rahasia alam.

Bahkan berbagai penjelasan secara ilmiah semu sering mengikuti berkembangnya
mitos-mitos mengenai gejala alam, termasuk mitos awan gempa.

Seperti isu awan gempa di Jepang tahun 1995. Isu tersebut bermula dari
kejadian gempa di Kobe, Jepang, pada tahun yang sama yang menelan banyak
korban manusia. Awan Kobe kemudian menjadi terkenal sampai sekarang.

Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter (SR) yang mengguncang Kobe tersebut
seperti menjadi titik awal munculnya berbagai isu seputar awan gempa, yang
salah satunya isu mengenai awan lurus.

Isu awan lurus kemudian menyebar secara cepat ke berbagai negara, terutama
melalui media internet.

Sebagian kalangan ahli tidak meyakini bahwa awan Kobe tersebut merupakan
awan pertanda gempa. Menurut mereka, saat itu kebetulan ada awan, dan
kebetulan pula setelah itu terjadi gempa. Jadi, awan tersebut bukan pertanda
gempa.

Pada 12 Juli 2006 sebagian masyarakat di Yogyakarta melihat awan putih
memanjang di langit di atas kota. Lima hari kemudian Pangandaran, Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat, diguncang gempa dan tsunami. Banyak korban manusia
akibat bencana itu.

Sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan bahwa awan putih tersebut
merupakan awan pernanda akan terjadi gempa di Pangandaran waktu itu.

Tiga hari sebelum gempa besar mengguncang wilayah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Klaten (Jawa Tengah) 27 Mei 2006, masyarakat
sekitarnya melihat gejala alam yang aneh.

Beberapa warga melihat awan aneh pada pagi hari (waktunya sama dengan jam
kejadian gempa), bentuknya memanjang dan bergelombang serta besar berjajar
tiga.

Awan itu membujur dari arah timur laut ke selatan, atau seperti mengikuti
jalur patahan Opak. Ketinggian awan tersebut tampak rendah, dan langit
ketika itu cerah.


Terekam Satelit

Fenomena awan putih yang tergolong aneh sebelum gempa terjadi, menurut
peneliti geomagnetik Dr Sarmoko Saroso dari Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) sudah beberapa kali muncul dan terekam satelit
sebelum gempa terjadi.

Kata dia, awan putih tersebut muncul sebelum beberapa gempa terjadi. Awan
itu terekam oleh IndoEx Satellite.

Menurut Sarmoko, awan itu dinamakan awan gempa. Awan gempa berbeda dengan
awan yang terjadi karena proses kondensasi uap air di atmosfer.

Awan yang terbentuk dari proses kondensasi di atmosfer membentuk awan jenis
sirus, stratus, dan cumulus.

Ia mengatakan awan gempa terjadi karena adanya gesekan di sumber gempa
(episentrum), dan gesekan itu makin lama membuat rekahan di dalam bumi serta
menimbulkan panas. Panas ini kemudian mendidihkan air tanah, hingga menguap.


Karena temperatur dan tekanan sangat tinggi, uap air tersebut keluar melalui
celah-celah rekahan ke permukaan bumi. Pada ketinggian tertentu, uap itu
bertemu dengan udara dingin dan terbentuklah awan.

Kata dia, spesifikasi awan gempa munculnya secara tiba-tiba. Semula tidak
ada, tiba-tiba muncul.

Ia menggambarkan awan tersebut seolah-olah keluar dari suatu titik tertentu
yang posisinya tetap.

Dari titik kemunculannya, menurut Sarmoko, awan itu membesar dan memanjang
ke samping, memanjang ke atas seperti asap roket, bergelombang atau
berlipat-lipat seperti lipatan lampion, bahkan terkadang tampak seperti
pijar cahaya.

Menurut dia, sudah cukup lama para ahli memikirkan tentang hubungan antara
awan gempa dan gempa.

China bahkan sudah membicarakan tanda alam itu pada tahun 1622. "Pada 25
Oktober tahun itu terjadi gempa besar berkekuatan 7 SR di Guyuan, Provinsi
Ningxia, China barat. Masyarakat di China barat ketika itu melihat ada awan
aneh sebelum gempa terjadi," katanya.

Pada 1978, yaitu sehari sebelum gempa Kanto di Jepang, Walikota Kyoto Kagida
melihat aw