saya merasa akrab dengan tulisan ini.
apakah anwar ibrahim penulisnya?
maaf jika salah.
di antara intelektual malaysia, anwar sering
mengutip voltaire, dan filsuf barat lainnya.
dan dia paling jernih mengatakan ada
kompatibilitas antara demokrasi dan islam.
At 09:11 AM 7/25/2008 +, Lina Dahlan wrote:
Terdahulu, kita kasihan melihat Eropah. Kekecewaan mereka terhadap
agama Kristen yang penuh kekacauan dan bertentangan dengan asas akal
manusia, ramai orang berlari meninggalkan agama.
Tetapi ini tidak bermakna mereka lari meninggalkan Tuhan. Berbekalkan
keyakinan kepada Tuhan, mereka masih terus mencoba mengenal pasti
kehendak-Nya, tanpa agama. Lantas muncullah para saintis seperti
Newton dan terutamanya François-Marie Arouet atau lebih dikenali
dengan nama penanya Voltaire.
Tentu saja jika diukur pada soal hablun minallah, maka mereka tidak
teratur malah tidak tentu arah dalam mencoba untuk
menjustifikasikannya. Tetapi intinya dibalik itu semua masih ada.
Faham Deism, yang di simpulkan sebagai berTuhan tanpa agama, sudah
cukup untuk memberikan arti kepada kita mengapa tanpa Risalah
Kenabian dan Syariat yang jelas, Eropah masih bisa bangkit sebagai
sebuah masyarakat yang sistematik dan bertamadun.
CETUSAN SEBUAH REVOLUSI
Liberty
pembebasan
Equality
kesama rataan
Fraternity
persaudaraan
Slogan itu adalah intisari Revolusi Perancis. Ia berperanan besar
dalam mendefinisikan kembali apakah itu keadilan bagi sebuah
pemerintahan. Keadilan yang menjadi subjek tertinggi turunnya Syariat
dari Pencipta alam kepada penghuni alam. Berlaku adil dan kehidupan,
dan pemerintahan.
Tetapi sadarkah kita bahwa ketiga-tiga elemen itu, merupakan khasiat
sebenar-benarnya Tauhid dan Syahadah (Janji) kita kepada Allah?
Wassalam,
[Non-text portions of this message have been removed]