http://www.detikfinance.com/read/2010/04/28/162814/1347228/4/boediono-kesejahteraan-ri-tak-buruk-dibandingkan-negara-lain

Rabu, 28/04/2010 16:28 WIB

Boediono: Kesejahteraan RI Tak Buruk Dibandingkan Negara Lain

Suhendra - detikFinance

Jakarta - Wapres Boediono mengungkapkan indikator-indikator kesejahteraan 
Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain tidak terlalu buruk. Dari 
sisi persentase penduduk kurang gizi maupun angka harapan hidup, posisi 
Indonesia tidak mengecewakan.

"Indonesia ini telah mencapai sasaran-sasaran indikator kesejahteraan yang bisa 
dibandingkan dengan negara-negara lain yang sebenarnya tidak terlalu buruk, 
tetapi masih bisa diperbaiki lagi. Jadi Kalau kita yang terburuk dengan negara 
sebanding tidak benar juga," kata Boediono dalam pemaparannya di acara 
Musrenbangnas di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/4/2010).

Boediono mengungkapkan berdasarkan hasil riset Profesor peneliti dari Korea, 
disebutkan persentasi penduduk kurang gizi Indonesia pada tahun 1971 masih 
mencapai 47%, lalu pada tahun 1992 sudah turun mencapai 9% dan pada tahun 2004 
melandai di angka 6%.

"Penurunan kita harapkan terus, jangan sampai mendatar," jelasnya.

Sementara perbandingan penduduk kurang gizi di China pada tahun 1971 mencapai 
46%, lalu pada tahun 2004 turun 12%. Negara India tahun 1971 mencapai 39% lalu 
tahun 2004 hanya 20%, Negara Brazil tahun 1971 mencapai 23% kemudian tahun 2004 
turun 7%.

Sedangkan untuk negara Malaysia penduduk kurang gizinya pada tahun 2005 hanya 
sebesar 5%, sementara Meksiko tahun 1971 sebesar 12,% kemudian tahun 2004 hanya 
5%. Untuk Thailand pada tahun 2005 mencapai 17%, dan Filipina sebesar 16% pada 
tahun 2005.

"Dibandingkan dengan Malaysia 5%, jadi kita masih kalah," ucapnya.

Meskipun Boediono mengungkapkan, Indonesia relatif lebih baik dengan China 
untuk soal urusan penduduk kurang gizi. China yang dianggap sebagai negara yang 
maju luar bisa di bidang ekonom justru masih juga belum bisa menurunkan 
persentase penduduk kurang gizi di bawah 10%.

"Jangan kita berpandangan serba lebih buruk dari China, tidak benar," katanya.

Jika dibandingkan dengan angka harapan hidup, pada  tahun 1960 Indonesia 
menempati posisi masih rendah yaitu 41,5%, lalu kemudian pada tahun 2006 
mencapai 68,2%.

Sementara Meksiko pada tahun 2006 mencapai 74,5%, Nigeria pada tahun yang sama 
46,8%, China 72%, dan India 64,5%. Sementara Malaysia pada tahun 1960 mencapai 
54,3%, dan pada tahun 2006 mencapai 74% atau lebih tinggi dari Indonesia.

"Angka ini kita bisa terima, sedikit reservasi tidak bisa bandingkan 
hitam-putih secara eksak antar negara karena kondisinya macam-macam, tapi ini 
menunjukkan  Indonesia tidak terlalu buruk, syukur lebih baik lagi," jelas 
Boediono.

(hen/dnl) 



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to