Re: [ppiindia] Buat Mbak Fau:Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani di Lombok

2005-09-20 Thread H.eledri.
ini tanda2 indonesia bakal terpecah2..
menjadi beberapa bagian..sudah kelihatan
Dengan isu2 dalam negeri orang2 luar berusaha mengangkat jadi isu 
internasional.
Wah bakal kacau negara kita,..setelah kasus HAM di Abepura..sekarang nambah 
lagi kasusHAM petani..di NTB

 On 9/20/05, zalwa setiyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> 
> Mohon solidaritas anda. Terima kasih.
> 
> salam
> andreas isw
> 
> 
> La Via Campesina
> International farmers movement
> 
> Movimiento campesino internacional
> 
> Mouvement paysan international
> Jl. Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta 12790 Indonesia
> Phone/fax 62-21-799 1890 email:
> 
> [EMAIL PROTECTED]
> PRESS RELEASE
> Mataram, 18 September 2005
> 
> Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani di Lombok
> 37 Petani Ditembak dan Luka-Luka
> 
> Pada tanggal 18 September delegasi internasional yang
> terdiri dari 15
> orang pemimpin petani La Via Campesina dari India,
> Bangladesh, Korea
> Selatan, Eropa, USA, Brazil, Nicaragua, Mexico,
> Mozambique, Republik
> Dominika, Kuba dengan didampingi oleh 50 orang petani
> anggota FSPI dan
> perwakilan dari beberapa LSM Internasional mengunjungi
> provinsi Nusa
> Tenggara Barat (NTB).
> Delegasi internasional akan melaksanakan misi
> melakukan verifikasi
> sehubungan dengan pelanggaran hak asasi petani yang
> terjadi karena
> petani berusaha melindung tanah pertaniannya,
> pelanggaran hak asasi
> petani dilakukan oleh pemerintah daerah, polisi, dan
> preman setempat.
> Delegasi telah menerima izin resmi dari MABES POLRI di
> Jakarta untuk
> melakukan kunjungan lapangan kedaerah tersebut. Izin
> resmi ini mendadak
> di cabut tanpa ada keterangan yang melibatkan kedua
> belah pihak.
> Pada pukul 08.00 WITA tanggal 18 September polisi NTB
> melakukan
> intervensi dan mengancam akan membubarkan rapat umum
> yang dihadiri 700 -
> 1000 petani yang sedang menunggu kedatangan rombongan
> petani La Via
> Campesina. Pada pertemuan tersebut petani bermaksud
> menyampaikan situasi
> yang mereka hadapi termasuk pelanggaran HAM yang sudah
> mereka alami
> sejak tahun 1995, tapi polisi menghalang-halangi
> ketibaan delegasi
> internasional dan membubarkan secara paksa rapat umum
> petani tersebut.
> Perwakilan petani bermaksud membacakan deklarasi
> public, tapi pihak
> kepolisian tidak mengizinkannya, tiba-tiba tanpa ada
> peringatan polisi
> menembak kearah kerumunan massa. Sampai pukul 16.00
> WITA, diketahui 37
> petani ditembak dan luka-luka, beberapa petani
> krisis.
> Delagasi internasional dilarang memasuki daerah rapat
> umum. Tapi
> delegasi internasional berkesempatan menyampaikan
> kecaman mereka
> berkaitan dengan kekerasan yang dihadapi petani, serta
> mendukung
> perjuangan petani guna memenuhi kebutuhan hidupnya
> dengan melakukan aksi
> didepan POLDA NTB. Delegasi Internasional berbicara
> atas nama petani
> dunia dalam aksi tersebut. Paul Nicholson petani dari
> Eropa berkata, "
> Kami terkejut melihat kenyataan bahwa petani Indonesia
> tidak memiliki
> hak untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari rasa
> takut, Sebagai
> gerakan petani Internasional La Via Campesina kami
> memprotes keras
> kejadian ini dan berjanji akan memberikan dukungan
> internasional dan
> solideritas kepada petani-petani Lombok. Kami akan
> membawa isu ini ke
> negara kami dan menuntut pemerintah Indonesia untuk
> menghukum pelaku dan
> menjamin dilindunginya hak-hak azasi petani. Jika
> pemerintah Indonesia
> gagal melaksanakan ini, kami akan membawa kasus in ke
> Komisi Tinggi Hak
> Azasi Manusia PBB"
> Juana Ferrer petani perempuan dari Republik Dominika
> berkata, " Suatu
> hal yang memalukan pemerintah mengusir petani dari
> tanahnya, merusak
> produksi pangan mereka di Lombok sementara pada saat
> yang sama daerah
> ini mengalami rawan pangan yang kebanyakan di derita
> oleh petani-petani
> tak bertanah (gurem).
> Henry Saragih, Koordinator Internasional La Via
> Campesina dan sekjen
> FSPI berkata, "kami tidak dapat menerima tindakan
> kriminal yang
> dilakukan oleh pemerintah daerah dan polisi, yang
> dengan tanpa sebab
> menembaki petani dan melarang petani melakukan rapat
> umum guna menyambut
> kedatangan delegasi petani Internasional dari La Via
> Campesina"
> Delegasi La Via Campesina telah mempelajari situasi
> ini dan akan
> melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
> - Dalam beberapa hari ini delegasi
> internasional akan memberikan
> dukungan dengan melakukan aksi-aksi bersama dan
> melakukan pertemuan
> dengan media internasional.
> - Menuntut pihak kepolisian agar menarik
> aparat dari tanah-tanah
> petani.
> - Membuka akses bagi petani untuk memasuki
> tanah pertanian
> mereka dan memindahkan blockade polisi, sehingga
> petani-petani dari
> serikat tani yang lain, FSPI, dan La Via Campesina
> bias dengan bebas
> memasuki lokasi rapat umum.
> - Mulai melakukan kampanye internasional untuk
> menghukum pelaku
> penembakan petani.
> - Mendesak pemerintah Indonesia untuk
> menghor

Re: [ppiindia] Buat Mbak Fau:Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani di Lombok

2005-09-20 Thread Yustam

itu karena tindakan indonesia yang keblinger  ...  siapa yang menanam
dia lah yang menuai     ini moto dari petani,  tuai dan menuai   






ini tanda2 indonesia bakal terpecah2..
menjadi beberapa bagian..sudah kelihatan
Dengan isu2 dalam negeri orang2 luar berusaha mengangkat jadi isu
internasional.
Wah bakal kacau negara kita,..setelah kasus HAM di Abepura..sekarang nambah

lagi kasusHAM petani..di NTB

 On 9/20/05, zalwa setiyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Mohon solidaritas anda. Terima kasih.
>
> salam
> andreas isw
>
>
> La Via Campesina
> International farmers movement
>
> Movimiento campesino internacional
>
> Mouvement paysan international
> Jl. Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta 12790 Indonesia
> Phone/fax 62-21-799 1890 email:
> 
> [EMAIL PROTECTED]
> PRESS RELEASE
> Mataram, 18 September 2005
>
> Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani di Lombok
> 37 Petani Ditembak dan Luka-Luka
>
> Pada tanggal 18 September delegasi internasional yang
> terdiri dari 15
> orang pemimpin petani La Via Campesina dari India,
> Bangladesh, Korea
> Selatan, Eropa, USA, Brazil, Nicaragua, Mexico,
> Mozambique, Republik
> Dominika, Kuba dengan didampingi oleh 50 orang petani
> anggota FSPI dan
> perwakilan dari beberapa LSM Internasional mengunjungi
> provinsi Nusa
> Tenggara Barat (NTB).
> Delegasi internasional akan melaksanakan misi
> melakukan verifikasi
> sehubungan dengan pelanggaran hak asasi petani yang
> terjadi karena
> petani berusaha melindung tanah pertaniannya,
> pelanggaran hak asasi
> petani dilakukan oleh pemerintah daerah, polisi, dan
> preman setempat.
> Delegasi telah menerima izin resmi dari MABES POLRI di
> Jakarta untuk
> melakukan kunjungan lapangan kedaerah tersebut. Izin
> resmi ini mendadak
> di cabut tanpa ada keterangan yang melibatkan kedua
> belah pihak.
> Pada pukul 08.00 WITA tanggal 18 September polisi NTB
> melakukan
> intervensi dan mengancam akan membubarkan rapat umum
> yang dihadiri 700 -
> 1000 petani yang sedang menunggu kedatangan rombongan
> petani La Via
> Campesina. Pada pertemuan tersebut petani bermaksud
> menyampaikan situasi
> yang mereka hadapi termasuk pelanggaran HAM yang sudah
> mereka alami
> sejak tahun 1995, tapi polisi menghalang-halangi
> ketibaan delegasi
> internasional dan membubarkan secara paksa rapat umum
> petani tersebut.
> Perwakilan petani bermaksud membacakan deklarasi
> public, tapi pihak
> kepolisian tidak mengizinkannya, tiba-tiba tanpa ada
> peringatan polisi
> menembak kearah kerumunan massa. Sampai pukul 16.00
> WITA, diketahui 37
> petani ditembak dan luka-luka, beberapa petani
> krisis.
> Delagasi internasional dilarang memasuki daerah rapat
> umum. Tapi
> delegasi internasional berkesempatan menyampaikan
> kecaman mereka
> berkaitan dengan kekerasan yang dihadapi petani, serta
> mendukung
> perjuangan petani guna memenuhi kebutuhan hidupnya
> dengan melakukan aksi
> didepan POLDA NTB. Delegasi Internasional berbicara
> atas nama petani
> dunia dalam aksi tersebut. Paul Nicholson petani dari
> Eropa berkata, "
> Kami terkejut melihat kenyataan bahwa petani Indonesia
> tidak memiliki
> hak untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari rasa
> takut, Sebagai
> gerakan petani Internasional La Via Campesina kami
> memprotes keras
> kejadian ini dan berjanji akan memberikan dukungan
> internasional dan
> solideritas kepada petani-petani Lombok. Kami akan
> membawa isu ini ke
> negara kami dan menuntut pemerintah Indonesia untuk
> menghukum pelaku dan
> menjamin dilindunginya hak-hak azasi petani. Jika
> pemerintah Indonesia
> gagal melaksanakan ini, kami akan membawa kasus in ke
> Komisi Tinggi Hak
> Azasi Manusia PBB"
> Juana Ferrer petani perempuan dari Republik Dominika
> berkata, " Suatu
> hal yang memalukan pemerintah mengusir petani dari
> tanahnya, merusak
> produksi pangan mereka di Lombok sementara pada saat
> yang sama daerah
> ini mengalami rawan pangan yang kebanyakan di derita
> oleh petani-petani
> tak bertanah (gurem).
> Henry Saragih, Koordinator Internasional La Via
> Campesina dan sekjen
> FSPI berkata, "kami tidak dapat menerima tindakan
> kriminal yang
> dilakukan oleh pemerintah daerah dan polisi, yang
> dengan tanpa sebab
> menembaki petani dan melarang petani melakukan rapat
> umum guna menyambut
> kedatangan delegasi petani Internasional dari La Via
> Campesina"
> Delegasi La Via Campesina telah mempelajari situasi
> ini dan akan
> melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
> - Dalam beberapa hari ini delegasi
> internasional akan memberikan
> dukungan dengan melakukan aksi-aksi bersama dan
> melakukan pertemuan
> dengan media internasional.
> - Menuntut pihak kepolisian agar menarik
> aparat dari tanah-tanah
> petani.
> - Membuka akses bagi petani untuk memasuki
> tanah pertanian
> mereka dan memindahkan blockade polisi, sehingga
> petani-petani dari
> serikat tani yang lain, FSPI, dan La Via Campesina
> bias dengan bebas
> memasuki lokasi rapat umum

Re: [ppiindia] Buat Mbak Fau:Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani di Lombok

2005-09-20 Thread Samudjo
Segala macam perwira Polisi dan TNI harus dimasukkan ke LEMHANAS lagi,
diajarin supaya tahu bahwa zaman sudah berubah
Perubahan itu pasti, pastikan hal itu terjadi dengan inisiatif sendiri
dimana anda masih bisa memilih jalan mana yang terbaik untuk anda.
Kalo diserahkan sama UNHCR atau WHO urusannya jadi HAM.
Itu saja,
Samudjo
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, September 21, 2005 9:51 AM
Subject: Re: [ppiindia] Buat Mbak Fau:Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani
di Lombok


>
> itu karena tindakan indonesia yang keblinger  ...  siapa yang menanam
> dia lah yang menuai     ini moto dari petani,  tuai dan menuai   
>
>
>
>
>
>
> ini tanda2 indonesia bakal terpecah2..
> menjadi beberapa bagian..sudah kelihatan
> Dengan isu2 dalam negeri orang2 luar berusaha mengangkat jadi isu
> internasional.
> Wah bakal kacau negara kita,..setelah kasus HAM di Abepura..sekarang
nambah
>
> lagi kasusHAM petani..di NTB
>
>  On 9/20/05, zalwa setiyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Mohon solidaritas anda. Terima kasih.
> >
> > salam
> > andreas isw
> >
> >
> > La Via Campesina
> > International farmers movement
> >
> > Movimiento campesino internacional
> >
> > Mouvement paysan international
> > Jl. Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta 12790 Indonesia
> > Phone/fax 62-21-799 1890 email:
> > <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > [EMAIL PROTECTED]
> > PRESS RELEASE
> > Mataram, 18 September 2005
> >
> > Polisi Membubarkan Rapat Umum Petani di Lombok
> > 37 Petani Ditembak dan Luka-Luka
> >
> > Pada tanggal 18 September delegasi internasional yang
> > terdiri dari 15
> > orang pemimpin petani La Via Campesina dari India,
> > Bangladesh, Korea
> > Selatan, Eropa, USA, Brazil, Nicaragua, Mexico,
> > Mozambique, Republik
> > Dominika, Kuba dengan didampingi oleh 50 orang petani
> > anggota FSPI dan
> > perwakilan dari beberapa LSM Internasional mengunjungi
> > provinsi Nusa
> > Tenggara Barat (NTB).
> > Delegasi internasional akan melaksanakan misi
> > melakukan verifikasi
> > sehubungan dengan pelanggaran hak asasi petani yang
> > terjadi karena
> > petani berusaha melindung tanah pertaniannya,
> > pelanggaran hak asasi
> > petani dilakukan oleh pemerintah daerah, polisi, dan
> > preman setempat.
> > Delegasi telah menerima izin resmi dari MABES POLRI di
> > Jakarta untuk
> > melakukan kunjungan lapangan kedaerah tersebut. Izin
> > resmi ini mendadak
> > di cabut tanpa ada keterangan yang melibatkan kedua
> > belah pihak.
> > Pada pukul 08.00 WITA tanggal 18 September polisi NTB
> > melakukan
> > intervensi dan mengancam akan membubarkan rapat umum
> > yang dihadiri 700 -
> > 1000 petani yang sedang menunggu kedatangan rombongan
> > petani La Via
> > Campesina. Pada pertemuan tersebut petani bermaksud
> > menyampaikan situasi
> > yang mereka hadapi termasuk pelanggaran HAM yang sudah
> > mereka alami
> > sejak tahun 1995, tapi polisi menghalang-halangi
> > ketibaan delegasi
> > internasional dan membubarkan secara paksa rapat umum
> > petani tersebut.
> > Perwakilan petani bermaksud membacakan deklarasi
> > public, tapi pihak
> > kepolisian tidak mengizinkannya, tiba-tiba tanpa ada
> > peringatan polisi
> > menembak kearah kerumunan massa. Sampai pukul 16.00
> > WITA, diketahui 37
> > petani ditembak dan luka-luka, beberapa petani
> > krisis.
> > Delagasi internasional dilarang memasuki daerah rapat
> > umum. Tapi
> > delegasi internasional berkesempatan menyampaikan
> > kecaman mereka
> > berkaitan dengan kekerasan yang dihadapi petani, serta
> > mendukung
> > perjuangan petani guna memenuhi kebutuhan hidupnya
> > dengan melakukan aksi
> > didepan POLDA NTB. Delegasi Internasional berbicara
> > atas nama petani
> > dunia dalam aksi tersebut. Paul Nicholson petani dari
> > Eropa berkata, "
> > Kami terkejut melihat kenyataan bahwa petani Indonesia
> > tidak memiliki
> > hak untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari rasa
> > takut, Sebagai
> > gerakan petani Internasional La Via Campesina kami
> > memprotes keras
> > kejadian ini dan berjanji akan memberikan dukungan
> > internasional dan
> > solideritas kepada petani-petani Lombok. Kami akan
> > membawa isu ini ke
> > negara kami dan menuntut pemerintah Indonesia untuk
> > menghukum pelaku dan
> > menjamin dilindunginya hak-hak azasi petani. Jika
>