Re: [ppiindia] Bukan Berjuang untuk Islam - Re: Wanita Pemberani dari Indonesia: Dr Siti Musdah Mulya
Weleh..weleh... Nizami Boy... La wong kamu ini diskusi saja nyolong-nyolong.. masih berani ngomong Islam segalaMinta ampun dulu sama Allah supaya kebiasaan nyolong bisa hilang.. Mengenai Empok Siti, belon apa-apa elu udah nuduh Mpok Siti gak belain perempuan berjilbab ... weleh-weleh.. La wong Empok Siti aja juga berjilbab ketat... Sukanya maling dan nuduh orang sak enaknya gini berani -beraninya ngomong Islam... weleh..weleh.. - Original Message From: A Nizami [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; ppiindia@yahoogroups.com; sabili [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 2, 2007 11:17:01 AM Subject: [ppiindia] Bukan Berjuang untuk Islam - Re: Wanita Pemberani dari Indonesia: Dr Siti Musdah Mulya Sejujurnya sangat keliru jika dikatakan Musdah itu berjuang untuk Islam, kemudian AS memberikannya penghargaan untuk itu Sejak kapan sih AS ingin memperjuangkan Islam? Apalagi syari'at Islam? Bukankah justru ingin melenyapkannya dan menggantinya dgn ideologi AS? Apa Musdah membela wanita2 berjilbab yang dikucilkan di sekolah atau di kantor seperti presenter Sandrina Malakkiano yang dikucilkan di MetroTV? Tidak bukan? Jadi tulisan AS memberi penghargaan kepada Musdah karena memperjuangkan Islam membuat saya tersenyum geli:) --- Muhammad Ilham ilham_saenong@ yahoo.com wrote: Slamat buat bu Musda, pandangan saya sebelumnya bahwa keturunan kyai pasti akan terjebak lagi ke dalam kenyamanan konservatisme dan feodalisme yang mereka warisi semakin terhapus. Jauh sebelum dia membebaskan kaumnya, ia berhasil memebaskan dirinya dalam arti yg sebenarnya.. . --- Ikranagara [EMAIL PROTECTED] net wrote: Anugerah Woman of Courage untuk Wanita Indonesia (Siti Musdah Mulia Berjuang untuk Islam dan Hak-hak Kaum Wanita) 12 Maret 2007 Oleh: Jane Morse Washington -- Siti Musdah Mulia berjuang baik untuk Islam maupun hak- hak kaum wanita, sebuah perjuangan yang telah menyulut kecaman dari kelompok Islam konservatif dan ancaman dari kelompok radikal Islam yang akan membunuhnya. Pada 1997, dia menjadi wanita pertama yang meraih gelar doktor bidang pemikiran politik Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta . Pada 1999, dia menjadi wanita pertama yang ditunjuk sebagai profesor riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada 2004, Mulia dan sebuah tim beranggotakan 11 ahli menuntaskan sebuah proyek perdana ? Counter Legal Draft (CLD) ? yang bertujuan merevisi kitab undang-undang hukum Islam Indonesia. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Washington File, Mulia menjelaskan bahwa di antara revisi yang direkomendasikan adalah larangan poligami dan kawin paksa, serta menaikkan usia yang sah bagi wanita untuk menikah dari 16 menjadi 19 tahun. Menurut dia, revisi ini akan membantu mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan penyiksaan terhadap anak. Rekomendasi yang diajukannya ini juga menghimbau diberikannya hak yang setara bagi suami dan istri. Mulia mengusulkan agar revisi CLD ini segera dibahas dan disahkan oleh parlemen Indonesia . Namun, tentangan dan protes keras memaksa Menteri Agama RI membatalkan pembahasannya. Namun badai protes tersebut tidak menyurutkan semangat Mulia mengemban misinya untuk memberikan pencerahan kepada kaum wanita. Banyak wanita tidak menyadari hak-hak mereka, katanya. Kegigihan Mulia memperoleh pengakuan dari Amerika Serikat: Pada 7 Maret ia dianugerahi the International Women of Courage Award. Penghargaan baru ini merupakan buah dari keinginan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice untuk memberikan apresiasi kepada wanita di seluruh dunia yang menunjukkan keberanian dan kepemimpinan luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak serta kemajuan wanita. Mulia bersama sembilan wanita lainnya menerima penghargaan ini dalam sebuah upacara khusus di Departemen Luar Negeri A.S. Penerima penghargaan lainnya yang berasal dari Afghanistan, Argentina, Iraq, Latvia, Maladewa, Saudi Arabia dan Zimbabwe, dipilih dari 82 nominator yang diajukan oleh kedutaan besar A.S. di seluruh dunia. Mulia mengakui bahwa penghargaan yang diterimanya dari Pemerintah A.S. bisa menyulut kecaman dari kelompok Islam bahwa ia terlalu kebarat-baratan . Tetapi ia menambahkan bahwa tradisi Islam mengakar dalam dirinya dan keluarganya ? Ia bersekolah di Pesantren dan ayah serta ayah mertuanya adalah kiai. Ia mengatakan bahwa dengan memperoleh penghargaan dari A.S. ia punya kesempatan untuk menjelaskan kepada kelompok Islam dan masyarakat internasional mengenai perjuangannya untuk hak asasi manusia bagi kaum wanita. Di Indonesia, Mulia menggapai kaum wanita dengan menerjemahkan tulisan-tulisannya kedalam 300 lebih bahasa daerah yang umum dipakai
musdah memang mulia Re: [ppiindia] Bukan Berjuang untuk Islam - Re: Wanita Pemberani dari Indonesia: Dr Siti Musdah Mulya
musdah memang mulia. dia sudah amalkan ajaran nabi tentang menghormati perempuan. At 09:20 AM 4/4/2007, you wrote: Weleh..weleh... Nizami Boy... La wong kamu ini diskusi saja nyolong-nyolong.. masih berani ngomong Islam segala Minta ampun dulu sama Allah supaya kebiasaan nyolong bisa hilang.. Mengenai Empok Siti, belon apa-apa elu udah nuduh Mpok Siti gak belain perempuan berjilbab ... weleh-weleh.. La wong Empok Siti aja juga berjilbab ketat... Sukanya maling dan nuduh orang sak enaknya gini berani -beraninya ngomong Islam... weleh..weleh.. - Original Message From: A Nizami mailto:nizaminz%40yahoo.com[EMAIL PROTECTED] To: mailto:LISI%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]; mailto:ppiindia%40yahoogroups.comppiindia@yahoogroups.com; sabili mailto:sabili%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 2, 2007 11:17:01 AM Subject: [ppiindia] Bukan Berjuang untuk Islam - Re: Wanita Pemberani dari Indonesia: Dr Siti Musdah Mulya Sejujurnya sangat keliru jika dikatakan Musdah itu berjuang untuk Islam, kemudian AS memberikannya penghargaan untuk itu Sejak kapan sih AS ingin memperjuangkan Islam? Apalagi syari'at Islam? Bukankah justru ingin melenyapkannya dan menggantinya dgn ideologi AS? Apa Musdah membela wanita2 berjilbab yang dikucilkan di sekolah atau di kantor seperti presenter Sandrina Malakkiano yang dikucilkan di MetroTV? Tidak bukan? Jadi tulisan AS memberi penghargaan kepada Musdah karena memperjuangkan Islam membuat saya tersenyum geli:) --- Muhammad Ilham ilham_saenong@ yahoo.com wrote: Slamat buat bu Musda, pandangan saya sebelumnya bahwa keturunan kyai pasti akan terjebak lagi ke dalam kenyamanan konservatisme dan feodalisme yang mereka warisi semakin terhapus. Jauh sebelum dia membebaskan kaumnya, ia berhasil memebaskan dirinya dalam arti yg sebenarnya.. . --- Ikranagara [EMAIL PROTECTED] net wrote: Anugerah Woman of Courage untuk Wanita Indonesia (Siti Musdah Mulia Berjuang untuk Islam dan Hak-hak Kaum Wanita) 12 Maret 2007 Oleh: Jane Morse Washington -- Siti Musdah Mulia berjuang baik untuk Islam maupun hak- hak kaum wanita, sebuah perjuangan yang telah menyulut kecaman dari kelompok Islam konservatif dan ancaman dari kelompok radikal Islam yang akan membunuhnya. Pada 1997, dia menjadi wanita pertama yang meraih gelar doktor bidang pemikiran politik Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta . Pada 1999, dia menjadi wanita pertama yang ditunjuk sebagai profesor riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada 2004, Mulia dan sebuah tim beranggotakan 11 ahli menuntaskan sebuah proyek perdana ? Counter Legal Draft (CLD) ? yang bertujuan merevisi kitab undang-undang hukum Islam Indonesia. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Washington File, Mulia menjelaskan bahwa di antara revisi yang direkomendasikan adalah larangan poligami dan kawin paksa, serta menaikkan usia yang sah bagi wanita untuk menikah dari 16 menjadi 19 tahun. Menurut dia, revisi ini akan membantu mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan penyiksaan terhadap anak. Rekomendasi yang diajukannya ini juga menghimbau diberikannya hak yang setara bagi suami dan istri. Mulia mengusulkan agar revisi CLD ini segera dibahas dan disahkan oleh parlemen Indonesia . Namun, tentangan dan protes keras memaksa Menteri Agama RI membatalkan pembahasannya. Namun badai protes tersebut tidak menyurutkan semangat Mulia mengemban misinya untuk memberikan pencerahan kepada kaum wanita. Banyak wanita tidak menyadari hak-hak mereka, katanya. Kegigihan Mulia memperoleh pengakuan dari Amerika Serikat: Pada 7 Maret ia dianugerahi the International Women of Courage Award. Penghargaan baru ini merupakan buah dari keinginan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice untuk memberikan apresiasi kepada wanita di seluruh dunia yang menunjukkan keberanian dan kepemimpinan luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak serta kemajuan wanita. Mulia bersama sembilan wanita lainnya menerima penghargaan ini dalam sebuah upacara khusus di Departemen Luar Negeri A.S. Penerima penghargaan lainnya yang berasal dari Afghanistan, Argentina, Iraq, Latvia, Maladewa, Saudi Arabia dan Zimbabwe, dipilih dari 82 nominator yang diajukan oleh kedutaan besar A.S. di seluruh dunia. Mulia mengakui bahwa penghargaan yang diterimanya dari Pemerintah A.S. bisa menyulut kecaman dari kelompok Islam bahwa ia terlalu kebarat-baratan . Tetapi ia menambahkan bahwa tradisi Islam mengakar dalam dirinya dan keluarganya ? Ia bersekolah di Pesantren dan ayah serta ayah mertuanya adalah kiai. Ia mengatakan bahwa dengan memperoleh penghargaan dari A.S. ia punya kesempatan
[ppiindia] Bukan Berjuang untuk Islam - Re: Wanita Pemberani dari Indonesia: Dr Siti Musdah Mulya
Sejujurnya sangat keliru jika dikatakan Musdah itu berjuang untuk Islam, kemudian AS memberikannya penghargaan untuk itu Sejak kapan sih AS ingin memperjuangkan Islam? Apalagi syari'at Islam? Bukankah justru ingin melenyapkannya dan menggantinya dgn ideologi AS? Apa Musdah membela wanita2 berjilbab yang dikucilkan di sekolah atau di kantor seperti presenter Sandrina Malakkiano yang dikucilkan di MetroTV? Tidak bukan? Jadi tulisan AS memberi penghargaan kepada Musdah karena memperjuangkan Islam membuat saya tersenyum geli:) --- Muhammad Ilham [EMAIL PROTECTED] wrote: Slamat buat bu Musda, pandangan saya sebelumnya bahwa keturunan kyai pasti akan terjebak lagi ke dalam kenyamanan konservatisme dan feodalisme yang mereka warisi semakin terhapus. Jauh sebelum dia membebaskan kaumnya, ia berhasil memebaskan dirinya dalam arti yg sebenarnya... --- Ikranagara [EMAIL PROTECTED] wrote: Anugerah Woman of Courage untuk Wanita Indonesia (Siti Musdah Mulia Berjuang untuk Islam dan Hak-hak Kaum Wanita) 12 Maret 2007 Oleh: Jane Morse Washington -- Siti Musdah Mulia berjuang baik untuk Islam maupun hak- hak kaum wanita, sebuah perjuangan yang telah menyulut kecaman dari kelompok Islam konservatif dan ancaman dari kelompok radikal Islam yang akan membunuhnya. Pada 1997, dia menjadi wanita pertama yang meraih gelar doktor bidang pemikiran politik Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta . Pada 1999, dia menjadi wanita pertama yang ditunjuk sebagai profesor riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada 2004, Mulia dan sebuah tim beranggotakan 11 ahli menuntaskan sebuah proyek perdana ? Counter Legal Draft (CLD) ? yang bertujuan merevisi kitab undang-undang hukum Islam Indonesia. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Washington File, Mulia menjelaskan bahwa di antara revisi yang direkomendasikan adalah larangan poligami dan kawin paksa, serta menaikkan usia yang sah bagi wanita untuk menikah dari 16 menjadi 19 tahun. Menurut dia, revisi ini akan membantu mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan penyiksaan terhadap anak. Rekomendasi yang diajukannya ini juga menghimbau diberikannya hak yang setara bagi suami dan istri. Mulia mengusulkan agar revisi CLD ini segera dibahas dan disahkan oleh parlemen Indonesia . Namun, tentangan dan protes keras memaksa Menteri Agama RI membatalkan pembahasannya. Namun badai protes tersebut tidak menyurutkan semangat Mulia mengemban misinya untuk memberikan pencerahan kepada kaum wanita. Banyak wanita tidak menyadari hak-hak mereka, katanya. Kegigihan Mulia memperoleh pengakuan dari Amerika Serikat: Pada 7 Maret ia dianugerahi the International Women of Courage Award. Penghargaan baru ini merupakan buah dari keinginan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice untuk memberikan apresiasi kepada wanita di seluruh dunia yang menunjukkan keberanian dan kepemimpinan luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak serta kemajuan wanita. Mulia bersama sembilan wanita lainnya menerima penghargaan ini dalam sebuah upacara khusus di Departemen Luar Negeri A.S. Penerima penghargaan lainnya yang berasal dari Afghanistan, Argentina, Iraq, Latvia, Maladewa, Saudi Arabia dan Zimbabwe, dipilih dari 82 nominator yang diajukan oleh kedutaan besar A.S. di seluruh dunia. Mulia mengakui bahwa penghargaan yang diterimanya dari Pemerintah A.S. bisa menyulut kecaman dari kelompok Islam bahwa ia terlalu kebarat-baratan. Tetapi ia menambahkan bahwa tradisi Islam mengakar dalam dirinya dan keluarganya ? Ia bersekolah di Pesantren dan ayah serta ayah mertuanya adalah kiai. Ia mengatakan bahwa dengan memperoleh penghargaan dari A.S. ia punya kesempatan untuk menjelaskan kepada kelompok Islam dan masyarakat internasional mengenai perjuangannya untuk hak asasi manusia bagi kaum wanita. Di Indonesia, Mulia menggapai kaum wanita dengan menerjemahkan tulisan-tulisannya kedalam 300 lebih bahasa daerah yang umum dipakai di pulau-pulau di Indonesia, dan ia juga muncul di berbagai acara talk show di Indoensia serta di hadapan berbagai organisasi wanita. Mulia, seorang cendekiawati terpandang, adalah ketua Muslimat Nahdlatul Ullama (Muslimat NU), yang beranggotakan lebih dari 40 juta orang dan merupakan organissai sosial Islam terbesar di Indonesia. Untuk informasi lebih jauh mengenai kebijakan A.S., lihat Women in the Global Community (http://usinfo.state.gov/dhr/human_rights/women.html) . It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.