Re: [ppiindia] FW: Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran

2005-05-01 Terurut Topik Samudjo
It is the beginning of the end..
samudjo
- Original Message -
From: "Mohammad-Riyadi Tampubolon" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "indoshepherd" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, May 02, 2005 8:53 AM
Subject: [ppiindia] FW: Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran


-Original Message-
From: pt
Subject: Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran


Beramai-ramai Menghujat al-Quran
Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran adalah
penghujatan Al-Qur'an. Seorang dosen IAIN bahkan
menulis "Edisi Kritis al-Quran." Baca CAP

Umat Islam Indonesia sekarang memasuki babak baru yang
sangat menentukan masa depannya. Arus sekularisasi dan
liberalisasi yang kini diusung dan digelindingkan
sendiri oleh sejumlah tokoh, kampus, dan organisasi
Islam, telah menemukan bentuknya yang mendekati apa
yang terjadi di dunia Kristen. Gagasan liberalisasi
yang ratusan tahun lalu digelindingkan di dunia Yahudi
dan Kristen kini dipaksakan kepada Islam. Maka, apa
yang selama ini tidak pernah terpikirkan oleh umat
Islam, sekarang sudah mulai harus dipikirkan.

Salah satu isu penting yang digelindingkan kaum
liberal adalah masalah isu otentisitas al-Quran. Kaum
Liberal - yang menganut paham pluralisme agama -
tampaknya tidak rela, kalau kaum Muslim masih saja
mengklaim, hanya agamanya saja yang benar, dan hanya
Kitab Sucinya (al-Quran) saja yang benar. Sesuai paham
pluralisme agama, maka semua agama harus didudukkan
pada posisi yang sejajar, sederajat, tidak boleh ada
yang mengklaim lebih tinggi, lebih benar, atau paling
benar sendiri. Begitu juga dengan pemahaman tentang
Kitab Suci. Tidak boleh ada kelompok agama yang
mengklaim hanya kitab sucinya saja yang suci.

Maka, proyek liberalisasi Islam tidak akan lengkap
jika tidak menyentuh aspek kesucian al-Quran. Mereka
berusaha keras untuk meruntuhkan keyakinan kaum
Muslim, bahwa al-Quran adalah Kalamullah, bahwa
al-Quran adalah satu-satunya Kitab Suci yang suci,
bebas dari kesalahan. Mereka mengabaikan bukti-bukti
al-Quran yang menjelaskan tentang otentisitas
al-Quran, dan kekeliruan dari kitab-kitab agama lain.

Kata seorang yang aktif menjadi penyebar paham liberal
di Indonesia: "Tapi, bagi saya, all scriptures are
miracles, semua kitab suci adalah mukjizat. (Jawa Pos,
11 Jan. 2004).

Jadi, orang tersebut tidak mau mengakui bahwa al-Quran
adalah satu-satunya Mukjizat yang masih tersisa di
zaman akhir ini, yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Padahal, begitu banyak ayat al-Quran yang menjelaskan
tentang otentisitas al-Quran dan tindakan kaum Yahudi
dan Kristen yang telah mengubah kitab sucinya sendiri,
sehingga menurut al-Quran, kitab suci mereka itu
sekarang menjadi tidak suci lagi. Misalnya, Allah SWT
berfirman: "Sebagian dari orang-orang Yahudi mengubah
kalimat-kalimat dari tempatnya." (An Nisa: 46)

Juga firman-Nya: "Maka apakah kamu ingin sekali supaya
mereka beriman karena seruanmu, padahal sebagian
mereka ada yang mendengar firman Allah, lalu
mengubahnya sesudah mereka memahaminya, sedangkan
mereka mengetahuinya." (al-Baqarah:75)

Dan firman-Nya: "Sungguh celakalah orang-orang yang
menulis al-kitab dengan tangan mereka, lalu mereka
katakan: "Ini adalah dari Allah." (mereka lakukan itu)
untuk mencari keuntungan sedikit. Sungguh celakalah
mereka karena aktivitas mereka menulis kitab-kitab
(yang mereka katakan dari Allah itu), dan sungguh
celakalah mereka akibat tindakan mereka.
(al-Baqarah:79)

Itulah penjelasan al-Quran tentang kitab-kitab kaum
Yahudi dan Kristen. Semestinya, sebagai orang yang
mengaku Muslim, tentu ayat-ayat al-Quran itu menjadi
pegangan hidup dan pedoman berpikirnya. Sebab,
al-Quran adalah landasan utama keimanan seorang
Muslim. Jika tidak mau mengakui kebenaran al-Quran,
untuk apa mengaku Muslim! Konsistensi berpikir semacam
ini sangat penting, sehingga tidak memunculkan
kerancuan dan ketidakjujuran dalam beragama. Bagi kaum
Kristen yang percaya Injil, tentu akan menolak
al-Quran. Itu sudah normal dan wajar. Aneh, kalau
seorang tetap mengaku Kristen, tetapi pada saat yang
sama juga mengaku percaya kepada kenabian Muhammad saw
dan kebenaran al-Quran.

Maka, adalah aneh dan keluar dari logika normal, kalau
ada yang mengaku Muslim tetapi mengingkari kesucian
al-Quran dan sekaligus juga mengimani kesucian
kitab-kitab agama lain saat ini, yang sudah
jelas-jelas banyak bagiannya bertentangan dengan
al-Quran. Apalagi menyatakan bahwa semua kitab suci
agama-agama lain adalah mukjizat. Sungguh pernyataan
yang tidak masuk akal. Apakah Kitab Suci aliran
kebatinan Darmo Gandul dan Gatholoco juga mukjizat?

Tetapi, rupanya, para penyebar dan pengasong ide-ide
liberalisme di kalangan kaum Muslim, tidak berhenti
sampai di situ. Mereka kini aktif menulis berbagai
buku dan artikel yang mencoba menggoyahkan keyakinan
kaum Muslim terhadap kesucian al-Quran. Seorang dosen
Ulumul Quran di satu IAIN di Indonesia menulis satu
makalah berjudul &

[ppiindia] FW: Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran

2005-05-01 Terurut Topik Mohammad-Riyadi Tampubolon
-Original Message-
From: pt
Subject: Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran


Beramai-ramai Menghujat al-Quran
Babak baru perkembangan liberalisme pemikiran adalah
penghujatan Al-Qur'an. Seorang dosen IAIN bahkan
menulis "Edisi Kritis al-Quran." Baca CAP

Umat Islam Indonesia sekarang memasuki babak baru yang
sangat menentukan masa depannya. Arus sekularisasi dan
liberalisasi yang kini diusung dan digelindingkan
sendiri oleh sejumlah tokoh, kampus, dan organisasi
Islam, telah menemukan bentuknya yang mendekati apa
yang terjadi di dunia Kristen. Gagasan liberalisasi
yang ratusan tahun lalu digelindingkan di dunia Yahudi
dan Kristen kini dipaksakan kepada Islam. Maka, apa
yang selama ini tidak pernah terpikirkan oleh umat
Islam, sekarang sudah mulai harus dipikirkan.

Salah satu isu penting yang digelindingkan kaum
liberal adalah masalah isu otentisitas al-Quran. Kaum
Liberal – yang menganut paham pluralisme agama –
tampaknya tidak rela, kalau kaum Muslim masih saja
mengklaim, hanya agamanya saja yang benar, dan hanya
Kitab Sucinya (al-Quran) saja yang benar. Sesuai paham
pluralisme agama, maka semua agama harus didudukkan
pada posisi yang sejajar, sederajat, tidak boleh ada
yang mengklaim lebih tinggi, lebih benar, atau paling
benar sendiri. Begitu juga dengan pemahaman tentang
Kitab Suci. Tidak boleh ada kelompok agama yang
mengklaim hanya kitab sucinya saja yang suci.

Maka, proyek liberalisasi Islam tidak akan lengkap
jika tidak menyentuh aspek kesucian al-Quran. Mereka
berusaha keras untuk meruntuhkan keyakinan kaum
Muslim, bahwa al-Quran adalah Kalamullah, bahwa
al-Quran adalah satu-satunya Kitab Suci yang suci,
bebas dari kesalahan. Mereka mengabaikan bukti-bukti
al-Quran yang menjelaskan tentang otentisitas
al-Quran, dan kekeliruan dari kitab-kitab agama lain.

Kata seorang yang aktif menjadi penyebar paham liberal
di Indonesia: "Tapi, bagi saya, all scriptures are
miracles, semua kitab suci adalah mukjizat. (Jawa Pos,
11 Jan. 2004).

Jadi, orang tersebut tidak mau mengakui bahwa al-Quran
adalah satu-satunya Mukjizat yang masih tersisa di
zaman akhir ini, yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Padahal, begitu banyak ayat al-Quran yang menjelaskan
tentang otentisitas al-Quran dan tindakan kaum Yahudi
dan Kristen yang telah mengubah kitab sucinya sendiri,
sehingga menurut al-Quran, kitab suci mereka itu
sekarang menjadi tidak suci lagi. Misalnya, Allah SWT
berfirman: "Sebagian dari orang-orang Yahudi mengubah
kalimat-kalimat dari tempatnya." (An Nisa: 46)

Juga firman-Nya: "Maka apakah kamu ingin sekali supaya
mereka beriman karena seruanmu, padahal sebagian
mereka ada yang mendengar firman Allah, lalu
mengubahnya sesudah mereka memahaminya, sedangkan
mereka mengetahuinya." (al-Baqarah:75)

Dan firman-Nya: "Sungguh celakalah orang-orang yang
menulis al-kitab dengan tangan mereka, lalu mereka
katakan: "Ini adalah dari Allah." (mereka lakukan itu)
untuk mencari keuntungan sedikit. Sungguh celakalah
mereka karena aktivitas mereka menulis kitab-kitab
(yang mereka katakan dari Allah itu), dan sungguh
celakalah mereka akibat tindakan mereka.
(al-Baqarah:79)

Itulah penjelasan al-Quran tentang kitab-kitab kaum
Yahudi dan Kristen. Semestinya, sebagai orang yang
mengaku Muslim, tentu ayat-ayat al-Quran itu menjadi
pegangan hidup dan pedoman berpikirnya. Sebab,
al-Quran adalah landasan utama keimanan seorang
Muslim. Jika tidak mau mengakui kebenaran al-Quran,
untuk apa mengaku Muslim! Konsistensi berpikir semacam
ini sangat penting, sehingga tidak memunculkan
kerancuan dan ketidakjujuran dalam beragama. Bagi kaum
Kristen yang percaya Injil, tentu akan menolak
al-Quran. Itu sudah normal dan wajar. Aneh, kalau
seorang tetap mengaku Kristen, tetapi pada saat yang
sama juga mengaku percaya kepada kenabian Muhammad saw
dan kebenaran al-Quran.

Maka, adalah aneh dan keluar dari logika normal, kalau
ada yang mengaku Muslim tetapi mengingkari kesucian
al-Quran dan sekaligus juga mengimani kesucian
kitab-kitab agama lain saat ini, yang sudah
jelas-jelas banyak bagiannya bertentangan dengan
al-Quran. Apalagi menyatakan bahwa semua kitab suci
agama-agama lain adalah mukjizat. Sungguh pernyataan
yang tidak masuk akal. Apakah Kitab Suci aliran
kebatinan Darmo Gandul dan Gatholoco juga mukjizat?

Tetapi, rupanya, para penyebar dan pengasong ide-ide
liberalisme di kalangan kaum Muslim, tidak berhenti
sampai di situ. Mereka kini aktif menulis berbagai
buku dan artikel yang mencoba menggoyahkan keyakinan
kaum Muslim terhadap kesucian al-Quran. Seorang dosen
Ulumul Quran di satu IAIN di Indonesia menulis satu
makalah berjudul "Edisi Kritis al-Quran", yang isinya
menyatakan: "Uraian dalam paragraf-paragraf berikut
mencoba mengungkapkan secara ringkas proses pemantapan
teks dan bacaan al-Qur'an, sembari menegaskan bahwa
proses tersebut masih meninggalkan sejumlah masalah
mendasar, baik dalam ortografi teks maupun pemilihan
bacaannya, yang kita warisi dalam mushaf tercetak
dewasa ini. Karena itu, tulisan ini juga akan
me