http://www.antaranews.com/berita/1272377912/indonesia-dan-iran-ibarat-kawan-lama

Indonesia dan Iran Ibarat Kawan Lama

Selasa, 27 April 2010 21:18 WIB 

Jakarta (ANTARA News) - Deretan foto tentang Iran dan Indonesia menghiasi 
sekeliling dinding pertemuan dipadu dengan alunan lagu timur tengah membahana 
seisi ruangan dalam acara peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Iran ke-60 
di Gedung Museum Nasional di Jakarta, Selasa (27/4).

Iran bukanlah hal baru bagi Indonesia, berawal dari Iran mengakui keberadaan 
negara Indonesia pada 1950, hingga pertukaran delegasi kedua belah negara serta 
aktif bersama di berbagai organisasi internasional PBB, IAEA, dan OKI.

"Hubungan diplomatik ini sudah terjalin lama, sebagai hubungan antar dua negara 
Islam," kata Pemimpin spiritual bidang hubungan luar negeri Iran, Ali Akbar 
Velayati.

Dalam buku sejarah pun hubungan Indonesia dan Iran sudah terlibat beberapa 
ratus tahun lalu ketika kerajaan Sriwijaya (salah satu kerajaan besar di 
Indonesia) menjalin kerjasama dengan kerajaan Persia Iran hingga perdagangan di 
jalur sutera.

Persamaan budaya terlihat dari beberapa bahasa melayu yang diadopsi dari bahasa 
farsi Iran, hikayat-hikayat rakyat Indonesia yang bernuansa Iran seperti Amir 
Hamzah dan Muhammad Hanafiah dan perayaan asyura yang dilakukah warga di daerah 
Bengkulu dan Padang, Sumatera untuk memperingati gugurnya Husain bin Ali cucu 
Nabi Muhammad SAW di padang Karbala.

"Sebanyak 400 bahasa farsi telah diadoptasi ke bahasa melayu," kata Ketua DPD 
RI Irman Gusman.

Pertemuan bilateal dihadiri Ketua DPD RI Irman Gusman, Pemimpin spiritual 
bidang hubungan luar negeri dan mantan menteri luar negeri Iran (1981-1997) 
Akbar Velayati, Dubes Iran untuk Indonesia Mahmoud Mozaffari, Ketua Bidang 
Sejarah Kementerian Budaya dan Pariwisata Endjat Djaenuderadjat, Kepala Gedung 
Museum Nasional Retno Sulistyowati, dan anggota DPD RI AM Fatwa.

Acara itu dikemas dalam seminar internasional dengan tema Culture, 
Civilization, Literature, and Arts; Religy, Philosophy, Sufism, Trade, and 
Shipping in Historical Ralations; and History of Diplomatic and Politic 
Relations dan memberikan hal positif ke masyarakat.

"Sekitar 300 peserta telah mendaftar seminar dari berbagai kalangan masyarakat 
civitas akademik, masyarakat, wartawan dan dll," kata Endjat yang mewakili Jero 
Wacik, Menteri Budaya dan Pariwisita yang berhalangan karena sedang di Kamboja.

Pertemuan bilateral itu bertema Hubungan Sejarah Dan Kebudayaan Indonesia - 
Iran yang dimulai dengan lagu kebangsaan dua negara, hiburan lagu tradisional 
kedua negara (tari saman Aceh) dilanjutkan dengan beberapa sambutan hingga 
acara puncak pembukaan oleh Irman Gusman dan Ali Akbar Velayati yang ditandai 
dengan memukul rafa (alat kesenian sejenis rebana dari Iran).

"Pertemua ini adalah tempat saling berbagi antara keunggulan dua negara, apa 
yang Indonesia punya dan sebaliknya apa yang Iran punya," kata Mahmoud.

Hubungan Indonesia dan Iran dalam bidang politik tampak dalam kunjungan kedua 
belah kepala Negara ke negara masing-masing sedangkan dalam bidang pendidikan 
dan budaya sudah terbentuk dengan pertukaran mahasiswa dan pelajar, pemberian 
beasiswa dan olimpiade matematika dan kimia.

Dalam bidang Ekonomi pun, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan 
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah menandatangani lima MoU (Memorandum of 
Understanding) salah satunya agreement on cooperation between Indonesia Chamber 
of Commerce and Industry dengan ICCIM.

"Kerjasama ekonomi mengalami peningkatan yang signifikan dari berbagai sektor 
seperti koperasi dan tekhnik," kata Gusman.

Indonesia dan Iran sedang intensif menyelesaikan permasalahan-permasalahan 
seperti terorisme, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, krisis pangan, energi 
dan air.

"Iran telah berhasil meningkatkan pembangunan pertanian sehingga Indonesia bisa 
belajar meningkatkan produtivitas pangan dalam negeri," kata Gusman.

(Adm/S026)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke